Senin, 06 Agustus 2012

Siapa yang menderita dari konsekuensi dosa menurut Quran

Sebelumnya Alquran menyatakan bahwa MASING-MASING ORANG HARUS BERTANGGUNGJAWAB ATAS PERBUATANNYA SENDIRI

[7:13] Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
[17:14] "Bacalah kitabmu, CUKUPLAH DIRIMU SENDIRI PADA WAKTU INI SEBAGAI PENGHISAB TERHADAPMU".
[17:15] Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan SEORANG BERDOSA TIDAK DAPAT MEMIKUL DOSA ORANG LAIN, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.


Qs 53: 38-42
(yaitu) bahwasanya SEORANG BERDOSA TIDAK AKAN MEMIKUL DOSA ORANG LAIN, dan bahwasanya SEORANG MANUSIA TIDAK MEMPEROLEH SELAIN APA YANG TELAH DIUSAHAKANNYA,dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu), 



Quran juga menyatakan bahwa setiap orang yang mengikuti kebiasaan salah dari nenek moyangnya dengan menentang hukum Alloh akan diberikan hukumannya berdasarkan perbuatannya sendiri
Qs Huud
[11:109] Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan DENGAN SECUKUP-CUKUPNYA PEMBALASAN [TERHADAP] MEREKA DENGAN TIDAK DIKURANGI SEDIKITPUN


Namun ironis-nya pernyataan-pernyataan diatas sangat BERTENTANGAN dengan beberapa pernyataan surah berikut ini:

Qs An Nahl
[16:25] (ucapan mereka) menyebabkan mereka MEMIKUL DOSA-DOSA-NYA dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan SEBAHAGIAN DOSA-DOSA ORANG YANG MEREKA SESATKAN yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu.


Qs Al Ankabut
[29:12] Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: "Ikutilah jalan kami, dan nanti KAMI AKAN MEMIKUL DOSA-DOSA-MU", dan MEREKA [SENDIRI] SEDIKITPUN TIDAK [SANGGUP], MEMIKUL DOSA-DOSA MEREKA. Sesungguhnya mereka adalah BENAR-BENAR PENDUSTA.
[29:13] Dan sesungguhnya MEREKA AKAN MEMIKUL BEBAN [DOSA] MEREKA, dan BEBAN-BEBAN [DOSA YANG LAIN] DISAMPING BEBAN-BEBAN MEREKA SENDIRI, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.

Luar biasanya, terdapat 2 kontradiksi didalam 2 ayat yang bersambungan, ayat 12 menyatakan bahwa orang berdosa TIDAK DAPAT menanggung dosa orang beriman, namun sesaat setelah itu, Quran berkata sebaliknya kalau pada hari kebangkitan nanti orang tidak percaya TIDAK HANYA akan menanggung dosanya sendiri namun juga menanggung beban dosa orang lainnya juga.


kontradiksi lainnya bisa kita lihat dari surah ini dimana dikatakan bahwa PENGHUKUMAN TIDAK HANYA DITIMPAKAN KEPADA PELAKU DOSA ITU SAJA NAMUN JUGA BAGI ORANG LAINNYA.

Qs Al Anfaal
[8:24] Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya606 dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
[8:25] Dan peliharalah dirimu dari pada SIKSAAN YANG TIDAK KHUSUS MENIMPA ORANG-ORANG YANG ZALIM SAJA di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.


surah diatas menjelaskan bahwa penghukuman/siksaan/azab tidak hanya ditimpakan kepada pelaku dosa saja melainkan juga orang-orang lainnya yang berada ditengah-tengah mereka, tafsir Jalalain memberikan komentar terhadap Qs 8:25 sebagai berikut

     Dan jagalah dirimu dari siksaan, bila hal itu terjadi, tentu saja siksaan itu TIDAK HANYA jatuh secara eksklusif bagi pelaku kejahatan itu saja, tetapi juga akan mencakup mereka[ yang melakukan dosa] dan beserta orang-orang lainnya disekitarnya, dan cara untuk menjaga diri terhadap siksaan itu adalah dengan menolak yang jahat. dan ketahuilah bahwa Allah amat berat siksaannya, terhadap mereka yang menentang Dia. (Tafsir al-Jalalayn)


Imam Ibnu al-‘Arabi (w. 543 H) dalam Ahkâm al-Qur’ân (IV/228) menjelaskan, pengertian kata fitnah dalam ayat tersebut adalah al-baliyah yang berarti cobaan/ujian (pendapat al-Hasan al-Bashri), atau ada yang mengatakan artinya al-adzab (siksaan). Beliau secara umum menafsirkan ayat di atas dengan mengambil perkataan Ibnu Abbas, yakni bahwa Allah telah memerintahkan orang-orang Mukmin untuk tidak membiarkan kemunkaran yang terjadi di hadapan mereka. Jika tidak, Allah akan meratakan azab kepada mereka. Diriwayatkan, ada sahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa, sedangkan di tengah kami ada orang-orang salih?” Nabi menjawab, “Ya, jika keburukan telah meluas.” (HR Muslim).



Al-Qur'an juga menyalahkan kaum Yahudi di jaman Muhammad untuk setiap dosa-dosa yang telah dilakukan nenek moyang mereka dimasa lalu, saat membuat anak lembu emas:

Qs Al'Baqarah
[2:60] Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
[2:61] Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.


[2:63] Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa".
[2:64] Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmatNya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi.
[2:65] Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu59, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera60 yang hina".
[2:66] Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.



[2:72] Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.
[2:73] Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu !" Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti64.



[2:92] Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mu'jizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya73, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.
[2:93] Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat74 perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).
[2:94] Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah75 kematian(mu), jika kamu memang benar.
[2:95] Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.


Kesimpulan

Kutipan pertama dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada orang yang harus menanggung dosa orang lainnya. Setiap orang hanya bertanggung jawab untuk dosa-dosanya sendiri. Namun dibeberapa versi lain, Al-Qur'an (Allah / Muhammad) menaikan tingkat tuduhan mereka terhadap orang Yahudi di abad ke-7 untuk dosa dari beberapa nenek moyang mereka yang terjadi pada 1400 SM, 2000 tahun sebelumnya. Tuduhan ini jelas bertentangan dengan "prinsip umum" Muslim bahwa tak seorang pun akan menanggung dosa (beban) orang lain.

secara signifikan hal ini tidak hanya terjadi dimasalalu namun juga menjadi konsekuensi yang harus dihadapi orang Yahudi dimasa sekarang. Sampai hari ini, umat Islam masih memfitnah orang Yahudi karena dosa-dosa yang telah diperbuat dari beberapa nenek moyang mereka. Yahudi masih merupakan objek favorit penghinaan Islam berdasarkan kecaman Al-Quran terhadap mereka. Juga orang Kristen masih dituduh dan difitnah turut menanggung resiko akibat terjadinya perang salib 700 tahun sebelumnya.



5 komentar:

  1. Dengan segala kerendahan hati saya berkomentar.
    Punten admin. Didalam islam memang tidak ada dosa investasi/turun temurun. Kita menanggung dosa dan kebaikan kita masing2. Namun didalam islam ada sebuah sistem canggih kita sebut "mlm". Dimana ketika kita mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan kita akan mendapatkan kebaikaan (pahala) tanpa mengurangi kebaikan orang yang melakukan kebaikan. Dan sebaliknya jika kita menunjuki seseorang tentang keburukan maka kita akan mendapatkan keburukan yang sama, yg dilakukan orang tersebut tanpa mengurangi sedikitpun keburukan. Dan kami sebagai muslim sangat menghargai kaum yahudi dan nasrani. Untukmu agamamu, untukku agamaku (surat al-kafirun). Kita bebas ko menjalankan agama kita masing-masing tanpa perlu bermusuhan. :)
    Mereka yang saling bermusuhan hanya orang-orang yang merugi. Mari bersahabat :)

    BalasHapus
  2. ijinkan saya menyampaikan beberapa kritik sederhana:

    1. Segolongan kristen selalu saja bersikap provokatif dengan wacana-wacana yang kerap dipelintir dan menyembunyikan kebenaran yang seharusnya dipahami secara proporsional

    2. masalah yang disampaikan sebenarnya sederhana dan tak canggih. Permasalahan dosa waris di dalam Islam memang tidak dikenal karena sangat tidak rasional jika seorang yang mencuri namun orang lain yang ditahan. Ini tidak menemukan nalar keadilan semenjak di alam pikiran. man amila sholihan fa linafsihi wa man asaa falaha (barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuk dirinya sendiri sedangkan jika berbuat kejahatan juga untuknya sendiri). Dosa nabi adam dan Hawa memang menjadi sebuah pelanggaran namun Allah telah memberikan pengampunan atas dosa yang mereka perbuat.

    3. Jikapun ada imbas yang masih dirasakan hingga sekarang adalah adanya permusuhan namun sebagai sebuah cobaan yang optional untuk manusia

    4. Yang disebut dengan meratakan azab itu adalah tidak dipenuhinya kewajiban kekhalifahan yang diserahkan kepada setiap manusia untuk saling berpesan kepada kebenaran dan kesabaran. kondisi ini membawa pada sebuah keadaan dimana tirani merajalela dan berkuasa

    5. injil juga menegaskan : Yehezkiel 18:4 “Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.”
    Yehezkiel 18:20 Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. ANAK TIDAK TURUT MENANGGUNG KESALAHAN AYAHNYA & AYAH TIDAK TURUT MENANGGUNG KESALAHAN ANAKNYA. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, & kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya


    Matius 16:20 “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan MEMBALAS SETIAP ORANG MENURUT PERBUATANNYA.”

    Ulangan 24:16 Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.

    2 Tawarikh 25:4 Tetapi anak-anak mereka tidak dihukum mati olehnya, melainkan ia bertindak sesuai dengan apa yang tertulis dalam Taurat, yakni kitab Musa, di mana TUHAN telah memberi perintah: "Janganlah ayah mati karena anaknya, janganlah juga anak mati karena ayahnya, melainkan setiap orang harus mati karena dosanya sendiri."

    Mazmur 62:12-13 dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

    Matius 19:14 Tapi Yesus berkata: "Biarkan anak2 itu, jangan halangi mereka datang padaku;sebab orang2 yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."


    INTINYA DOSA WARIS HANYALAH KEBOHONGAN DARI PARA OKNUM KRISTEN PEMALSU AJARAN YESUS

    BalasHapus
  3. Marilah sejenak Kita memikirkan, betapa
    Nabi Muhammad seorang yang buta huruf,
    tidak bisa membaca dan menulis,
    darinya disampaikan wahyu Allah, Tuhan Semesta Alam
    melalui ayat-ayat yang isinya tidak sembarangan
    mengenai alam semesta, yang memiliki garis edarnya sendiri (Orbit), jauh sebelum Teleskop ditemukan, tentang proses yang dilalui manusia saat masih didalam rahim, jauh sebelum radiologi ditemukan, ternyata penelitian pun ikut membenarkan, tentang gunung-gunung, lautan, khususnya pertemuan dua laut, yang ternyata benar-benar ada, tentang malam yang dimasukkan kedalam siang dan siang dimasukkan kedalam malam, coba saudara lihat globe bagaimana gambarannya, bahkan tentang alam dimensi lain, keberadaan makhluk selain manusia, yakni jin, malaikat, dan masih banyak lagi. Sesungguhnya masih banyak yang bisa ditelaah dan di pertimbangkan matang matang. bila anda menemui kendala dalam memahami, itu lah fungsi ilmu Tafsir, tanyakan pada yang lbh berwenang, alih-alih memperdebatkan kepada sesama kalian, yang bisa saja memunculkan kesesatan/kesalah pahaman. terima kasih :)

    BalasHapus
  4. 1. Dimanakah keadilan jika kita terapkan konsep dosa warisan?bukankah orang2 bisa seenaknya berbuat kejahatan karena merasa sudah ada jaminan bebas dosa...hehe...yg ada malah dunia kacau dan tidak seimbang..ini adalah ajaran yg sangat tidak masuk akal..carilah kebenaran dengan akal pikiran yg sehat dan hati yg bersih

    BalasHapus
  5. Nggak usah saling tuding dan merasa benar, jk kita islam imani saja lakum dinukum...imani saja fondasi dasar yaitu amr makruf nahi munkar krn jelas bhw makruf bkn munkar dan jg sebalik.x. bgaimana orosedur operasional semua brgantung dr situasi dan kondisi, krn islam jg sdah menuntun.kn apa yg hrs dilakukan.

    BalasHapus