Selasa, 28 Agustus 2012

Menurut Injil Didache-Muhamad Nabi Palsu


NASKAH Injil Didache, atau Ajaran AI-Masih kepada bangsa bangsa melalui Dua Belas Rasul, ditemukan di dalam manuskrip berbahasa Yunani satu-satunya pada tahun 1871 M. Waktu penulisannya berkisar pada akhir abad pertama atau awal abad kedua Masehi, dan ia diperkirakan lebih tua daripada Injil Yohanes.

Isi Injil Didache

Injil Didache berisi 16 pasal, yaitu:
  • Pasal 1-6: perilaku orang Kristen (dua jalan). Pasal 7-10: bagian liturgi, atau ritual, berisi ajaran tentang pembaptisan (pasal 7), puasa dan shalat (pasal 8), perjamuan Ekaristi dan memotong­motong roti (pasal9 dan 10). Pasal 10 dan 11: hirarki gereja. Pasa 16: menunggu kedatangan Tuhan.

Kami akan memaparkan teks Injil Didache selengkapnya terlebih dulu, agar pembaca memiliki pijakan untuk melanjutkan kajian terhadap naskah ini.
Teks Injil Didache:
(Ajaran AI-Masih kepada Bangsa-bangsa Melalui Dua Belas Rasul)

Didache pasal 1:


1.1 Ada dua jalan, yaitu jalan kehidupan dan jalan kematian. Perbedaan antara kedua jalan itu sangat besar.

1.2 Jalan kehidupan adalah berikut ini: Pertoma, kasihilah Tuhan, Pt?nciptamu. Kedua, kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri, dan segala sesuatu yang kamu tidak inginkan dilakukan terhadap kamu, janganlah kamu melakukannya terhadap sesamamu.

1.3 Pengajaran dari kata-kata itu adalah berikut ini: berkatilah orang-orang yang mengutukmu, berdoalah demi musuh-musuhmu, berpuasalah demi orang-orang yang menindasmu. Karena apa upahnya apabila kamu mengasihi orang yang mengasihimu? Bukankah bangsa­bangsa melakukan seperti itu? Tetapi kamu, kasihilah orang-orang yang membencimu, maka kamu tidak mempunyai musuh.

1.4 Hindarilah nafsu-nafsu jasadi dan ragawi. Siapa yang menampar pipi kananmu, berikanlah kepadanya pipi kirimu. Maka, kamu menjadi orang yang sempuma. Siapa yang memaksamu berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersamanya sejauh dua mil. Apabila seseorang mengambiljubahmu, berikanlah juga mantelmu kepadanya. Apabila dia mengambil apa yang kamu punyai, janganlah kamu menuntutnya, karena kamu tidak mampu.

1.5 Kepada setiap orang yang meminta kepadamu, berikanlah. Janganlah kamu menuntutnya, karena Tuhan Bapa berkehendak memberi nikmat-nikmatNya kepada semua orang. Beruntunglah orang yang memberi sesuai perintah ini, karena dia akan menjadi orang yang tidak tercela. Celakalah orang yang mengambil, karena bila dia memiliki kebutuhan, maka dia tidak bersalah. Tetapi, orang yang tidak memiliki kebutuhan, dia akan diberi dengan penghitungan, apakah sebabnya dia mengambil dan apakah tujuannya, sehingga dia berada dalam kesempitan dan terluka disebabkan perbuatannya, dan dia tidak akan keluar dari keadaan itu sampai dia membayar peser terakhir.

1.6 Berkenaan dengan hal ini, dikatakan juga: Biarlah shadaqahmu berkeringat di tanganmu, sampai kamu mengetahui kepada siapa kamu memberikannya.


Didache pasal 2:


2.1 Berikut perintah kedua dalam pengajaran ini.

2.2 Janganlah kamu membunuh, janganlah kamu berzina, janganlah kamu merusak anak-anak, janganlah kamu melacur, janganlah kamu mencuri, janganlah kamu melakukan sihir, janganlah kamu meracun orang, janganlah kamu membunuh janin di dalam perut dan janganlah juga membunuh anak yang sudah lahir, serta janganlah kamu menginginkan apa yang dipunyai sesamamu.

2.3 Janganlah kamu mengucapkan sumpah palsu, janganlah kamu mengucapkan kesaksian dusta, janganlah kamu menggunjing, dan janganlah kamu mengingat-ingat hinaan yang kamu terima.

2.4 Janganlah kamu menjadi orang yang bercabang pikiran dan bercabang lidah, karena lidah yang bercabang adalah perangkap kematian.

2.5 Jangan sampai kata-katamu menjadi omong kosong dan kepalsuan, tetapi harus dipenuhi perbuatan.

2.6 Janganlah kamu tamak terhadap harta, jangan merampok, jangan munafik, jangan membanggakan diri, dan jangan sombong. Di samping itu, janganlah kamu bemiat jahat terhadap sesamamu.

2.7 Janganlah kamu membenci seseorang, tetapi insafkanlah sebagian orang, dan berdoalah untuk sebagian yang lain, dan kasihilah sebagian yang lain itu melebihi dirimu sendiri.


Didache pasal 3:


3.1 Anakku, menjauhlah dari semua kejahatan dan dari semua yang menyerupainya.

3.2 Janganlah kamu menjadi pemarah, karena kemarahan membawa kepada pembunuhan. Janganfah kamu menjadi pencemburu, gemar permusuhan, dan lekas marah, karena semua itu menyebabkan pembunuhan.

3.3 Anakku, janganlah kamu mengikuti nafsu, karena nafsu membawa kepada perzinaan, dan janganlah kamu berkata-kata cabul dan bermata jalang, karena dari semua itulah terlahir rupa-rupa perzinaan.

3.4 Anakku, janganlah kamu mengambil pertanda baik dari burung, karena hal itu membawa kepada penyembahan berhala. Janganlah kamu menjadi peramal dan tukang tenung, janganlah kamu melakukan kebiasaan bersuci para penyembah berhala, dan janganlah kamu ingin melihat atau mendengarnya, karena dari semua itulah muncul penyembahan terhadap berhala.

3.5 Anakku, janganlah kamu berdusta, karena dusta membawa kepada pencurian, dan janganlah kamu menjadi pencinta harta dan kehormatan yang semu, karena dari semua itulah muncul banyak pencurian.

3.6 Anakku, janganlah kamu berkeluh kesah, karena keluh kesah membawa kepada sumpah serapah, dan janganlah kamu lancang dan berburuk sangka, karena dari semua itulah muncul banyak sumpah serapah.

3.7 Jadilah kamu orang yang lembut hati, karena orang-orang yang lembut hati akan mewarisi bumi.

3.8 Jadilah kamu orang yang sangat penyabar, penuh kasih sayang, suka berdamai, tenang, saleh, dan selalu gemetar karena kata-kata yang kamu dengar.

3.9 Janganlah kamu mengagungkan dan membanggakan diri sendiri, dan janganlah kamubergauldengan orang orang yang sombong, melainkan bergaullah dengan orang-orang yang baik dan rendah hati.

3.10 Kamu harus menerima apapun yang terjadi pada dirimu sebagai kebaikan, karena mengetahui bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi bukan karena Tuhan.


Didache pasal 4:


4.1 Anakku, kamu harus mengingat orang yang menyampaikan firman Tuhan pada siang dan malam hari, muliakan dia sebagai tuhan, karena di mana saja diucapkan kata-kata Tuhan, di sana ada Tuhan.

4.2 Kamu harus berusaha setiap hari untuk bertemu dengan orang­orang kudus, supaya kamu terhibur oleh kata-kata mereka.

4.3 Janganlah kamu menyebabkan perpecahan, tetapi kamu harus menanamkan perdamaian di antara orang-orang yang bermusuhan. Kamu harus memutuskan dengan adil dan janganlah kamu menahan diri dari beberapa orang dalam menginsafkan kesalahan.

4.4 Janganlah kamu menjadi orang yang bimbang, apakah sesuatu akan terjadi atau tidak?

4.5 Janganlah kamu membuka lebar-lebar tanganmu pada saat mengambil dan merapatkan genggaman tanganm u pada saat memberi.

4.6 Kamu harus memberikan sebagian harta yang kamu miliki dari usaha tanganmu sebagai penebus kesalahan-kesalahanmu.

4.7 Janganlah kamu ragu-ragu untuk memberi. Jika kamu memberi, janganlah kamu berkeluh kesah, karena kamu akan mengetahui siapakah Dia Sang Pemberi balasan yang baik.

4.8 Janganlah kamu menolak orang yang membutuhkan, ajaklah saudaramu dalam segala sesuatu yang kamu miliki, dan janganlah kamu mengatakan bahwa suatu barang adalah milikmu sendiri, karena jika kamu bersekutu pada apa yang abadi, maka lebih pantas jika kamu bersekutu pada apa yang fana.

4.9 Janganlah kamu mengangkat tangan untuk memukul anakmu; laki-laki ataupun perempuan, tetapi kamu harus mengajarkan mereka sejak dini rasa takut kepada Tuhan.

4.10 Janganlah kamu menghardik dengan keras budak laki-laki ataupun budak perempuanmu yang berharap-harap kepada Tuhan yang sama, agar mereka tidak kehilangan rasa takut kepada Tuhan, karena Dia datang bukan untuk disembah orang-orang terhormat saja, tapi oleh siapa saja yang disiapkan oleh Roh.

4.11 Adapun kamu, para budak sahaya, kamu harus tunduk kepada tuan-tuanmu seperti kepada Tuhan, yaitu dengan penuh penghormatan dan rasa takut.

4.12 Kamu harus membenci semua kemunafikan dan segala sesuatu yang tidak disukai Tuhan.

4.13 Janganlah kamu melalaikan perintah-perintah Tuhan, tetapi kamu harus menjaga apa yang kamu terima tanpa penambahan dan Pengurangan.

4.14 Kamu harus mengakui kesalahan-kesalahanmu di hadapan gereja, janganlah kamu membaca doa-doa dengan hati yang jahat. Demikianlah jalan kehidupan.


Didache pasal 5:


5.1 Inilah jalan kematian. Pertama-tama; la sangat jahat, penuh kutukan, bermacam-macam pembunuhan, perzinaan, nafsu, per­selingkuhan, pencurian, penyembahan berhala, sihir, meracun orang, perampokan, kesaksian palsu, kepura-puraan, kemunafikan, kecurangan, kebencian, pengkhianatan, sikap keras kepala, ketamakan, kata-kata yang salah, kecemburuan, kelancangan, mengagungkan diri sendiri, membang­gakan diri sendiri, dan membual.

5.2 Orang-orang yang menindas orang-orang yang saleh: membenci kebenaran, mencintai kebohongan, tidak mengetahui cara membalas kebaikan, tidak mendekati kebaikan dan keputusan yang adil, begadang bukan untuk kebaikan tapi untuk kejahatan, menjauhi kerendahhatian dan kesabaran, mencintai kebatilan, menindas tindakan membalas budi, tidak mengasihi orang-orang miskin, yang tidak merasa terluka bersama orang­orang yang terluka, tidak mengetahui pencipta mereka, membunuh anak­anak, merusak ciptaan Tuhan, berpaling dari orang-orang yang membutuh­kan, membuat cemas orang-orang yang dalam kesusahan, membela orang-orang kaya, memutuskan kezaliman bagi orang-orang sengsara, melakukan pelbagai kesalahan; semoga kamu dan anak-anakku selamat dari sifat-sifat itu semuanya.


Didache pasal 6:


6.1 Waspadalah kamu, jangan sampai ada orang yang menyesatkan­mu dari pengajaran ini, karena dengan begitu ia mengajarkan apa yang tidakberhubungan dengan Tuhan.

6.2 Jika kamu sanggup membawa semua beban Tuhan, maka kamu akan menjadi orang yang sempuma. Sedangkan jika kamu tidak sanggup, maka lakukanlah apa yang kamu mampu.

6.3 Berkenaan dengan makanan, tanggunglah puasa semampumu, hindarilah dengan sungguh-sungguh daging persembahan untukberhala, karena itu merupakan persembahan terhadap tuhan-tuhan yang mati.


Didache pasal 7:


7.1 Berkenaan dengan pembaptisan, baptislah dengan cara seperti ini: setelah apa-apa yang kami katakan terdahulu, baptislah dengan nama Tuhan Bapa, Anak dan Roh Kudus, dengan air yang mengalir.

7.2 Apabila kamu tidak mendapatkan air yang mengalir, baptislah dengan air yang lain. Bila memungkinkan, dengan air dingin, jika tidak, dengan air panas.

7.3 Jika keduanya tidak kamu dapati, maka kucurkanlah air ke kepala tiga kali dengan menyebut nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.

7.4 Sebelum pembaptisan, orang yang akan membaptis hendaknya berpuasa, juga orang yang akan dibaptis, dan orang-orang lain yang mampu melakukannya, dan saya memerintahkan kepada orang yang akan membaptis, hendaknya dia berpuasa selama satu atau dua hari sebelum pembaptisan.


Didache pasal 8:


8.1 Jangan kamu berpuasa bersama orang-orang yang munafik, karena mereka berpuasa pada hari kedua dan kelima setiap minggu. Adapun kamu, berpuasalah pada hari keempat dan hari persiapan.6]

8.2 Janganlah kamu membaca doa-doa seperti orang-orang munafik, tapi seperti yang diperintahkan tuan di dalam Injilnya. Maka, berdoalah demikian: "Bapa kami di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, terjadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kepada kam i makanan kami pada hari ini untuk persiapan esok hari. Ampunilah kesalahan kami sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah Engkau membawa kami ke dalam percobaan, tapi bebaskanlah kami dari orang yang jahat, karena Engkaulah yang memiliki kekuatan dan kemuliaan sampai selama­lamanya."

8.3 Seperti itulah kamu berdoa tiga kali sehari.


Didache pasal 9:


9.1 Berkenaan dengan makanan pada Jamuan Ekaristi, berkatilah seperti demikian (9.2):

9.2 Pertama, sebagai pujian saat memegang cawan, "Kami bersyukur kepada-Mu, wahai Tuhan Bapa kami, demi pohon anggur Dawud, putra-Mu yang kudus, yang Engkau perkenalkan kepada kami melalui Yesus, putra-Mu. Engkaulah yang memiliki kemuliaan sampai selama-lamanya."

9.3 Sebagai pujian saat memotong-motong roti, "Kami bersyukur kepada-Mu, Tuhan Bapa kami, demi kehidupan dan pengetahuan yang Engkau beritakan kepada kami melalui Yesus, putra-Mu. Engkaulah yang memiliki kemuliaan sampai selama-lamanya.

9.4 Sebagaimana roti yang dipotong-potong disebar di atas gunung, kemudian dikumpulkan sehingga menjadi satu, demikianlah disatukan gereja-Mu dari ujung bumi sampai kerajaan-Mu, karena Engkaufah yang memiliki kemuliaan dan kekuasaan melalui Yesus Kristus sampai selama­lamanya."

9.5 Tidak seorang pun di antara kamu boleh memakan atau meminum Jamuan Ekaristi, kecuali orang-orang yang telah dibaptis dengan nama Tuhan, karena tentang hal ini Tuhan telah berkata, "Janganlah kamu memberikan makanan yang suci kepada anjing."


Didache pasal 10:


10.1 Setelah kenyang, ucapkanlah syukur demikian:

10.2 Kami bersyukur kepada-Mu, Bapa Yang Kudus, demi nama­Mu Yang Kudus, yang Engkau tempatkan di dalam hati kami, dan demi pengetahuan, keimanan, dan keabadian yang Engkau perkenalkan kepada kami melalui putra-Mu, Yesus. Engkaulah pemilik kemuliaan sampai selama-lamanya.

10.3 Wahai Tuhan yang sangat berkuasa, segala sesuatu Engkau ciptakan demi nama-Mu. Engkau memberikan makanan dan minuman kepada manusia, agar mereka nikmati, dan agar mereka bersyukur kepada-Mu. Sedangkan kepada kami, Kau berikan makanan dan minuman rohani, dan kehidupan abadi melalui putra-Mu.

10.4 Kami bersyukur kepada-Mu, pertama-tama, karena Engkau berkuasa. Engkaulah pemilik kemuliaan sampai selama-lamanya.

10. 5 Ingatlah gerejamu wahai Tuhan, agar engkau menyelamatkan­nya dari segala keburukan dan menyempumakannya dalam kasih kepada­Mu. Kumpulkan tempat yang kudus itu dari empat mata angin hingga kerajaanmu yang engkau persiapkan. Karena Engkaulah yang memiliki kekuatan dan kemuliaan sampai selama-lamanya.

10.6 Datanglah nikmat, pergilah dunia ini, Hosanna demi tuhan Dawud: siapa yang suci, hendaklah maju, dan siapa yang tidak demikian, hendaklah bertaubat. Maranatha. Amin."

10. 7 Adapun Nabi-nabi, biarkanlah mereka mengucapkan doa pujian sebagaimana mereka kehendaki.


Didache pasal 11:


11.1 Karena itu, siapapun yang datang dan mengajarkan kalian ajaran-ajaran tersebut, katakanlah, "Terimalah ia."

11.2 Apabila guru mengubah pengajaran ini dengan pengajaran lain untuk merusak, makajanganlah kamu mendengarkannya. Sedangkan bila ia mengajar agar kebaikan dan pengetahuanmu tentang Tuhan bertambah, maka terimalah ia sebagai Tuhan.

11.3 Adapun berkenaan dengan Rasul-rasul dan Nabi-nabi, maka ketahuilah bahwa berdasarkan pengajaran Injil, maka perintah Tuhan adalah demikian:

11.4 Semua Rasul yang datang kepadamu, terimalah sebagai tuhan.

11. 5 Dia tidak tinggal di rumahmu lebih dari satu hari, atau dua hari jika terpaksa. Apabila dia tinggal selama tiga hari, dia adalah Nabi palsu.

11.6 Jika Rasul Ifu pergi, maka dia hanya mengambil roti sebagai bekal sampai dia menemukan tempat menginap yang lain. Sedangkan jika dia meminta uang, maka dia adalah Nabi palsu.


11.7 Janganlah kamu membawa setiap Nabi yang berbicara atas nama Roh ke dalam percobaan dan janganlah kamu mengutuknya. Dosa­dosa itu tidak terampuni.

11.8 Tidak semua Nabi yang berbicara atas nama Roh adalah Nabi, tetapi Nabi adalah orang yang memiliki perilaku Tuhan. Dari perilakulah diketahui Nabi yang palsu dan Nabi yang benar.

11.9 Nabi-nabi yang memerintahkan atas nama Roh untuk disiapkan makanan, dia tidak memakan makanan itu. Jika dia makan, dia adalah Nabi palsu.

11.10 Setiap Nabi mengajarkan kebenaran. Jika dia mengajarkan, tapi tidak melaksanakan, dia adalah Nabi palsu.

11.11 Setiap Nabi yang benar telah diuji dan melaksanakan rahasia gereja di dunia. Dia tidak mengajarkan agar semua orang berbuat seperti dirinya. Maka,janganlah kamu menghakiminya. Karena penghakimannya hanya dilakukan oleh Tuhan, karena Nabi-nabi terdahulu berbuat seperti itu juga.

11.12 Setiap orang yang berkata atas nama Roh: berilah saya perak atau benda-benda lain, janganlah kamu mendengarkannya. Tetapi jika dia berkata berikan kepada sesamamu yang membutuhkan, makajanganlah kamu menghakiminya.


Didache pasal 12:


12.1 Setiap orang yang datang dengan nama tuhan, terimalah ia. , Setelah mengujinya, kamu akan mengenalnya, karena kamu akan memiliki pembeda antara yang kanan dengan yang kiri.

12.2 Tetapi jika yang datang adalah pengembara, tolonglah se­mampu kamu, dan hendaknye dia tidak menginap di rumahmu kecuali dua hari atau tiga hari jika terpaksa.

12.3 Jika dia ingin menetap di rumahmu, dan dia memiliki keahlian, maka hendaknya diabekerja untuk mendapatkan makanan.

12.4 Jika dia tidak memiliki keahlian, maka latihlah dia dengan ke­ahlianmu, karena bagaimana seorang Masehi hidup di antara kamu tanpa pekerjaan?

12.5 Jika dia tidak ingin bekerja, dia adalah orang yang memper­dagangkan Kristus. Waspadailah orang-orang seperti itu.


Didache pasal 13:


13.1 Setiap Nabi yang benar, yang ingin menetap di tengah-tengah kamu, berhak mendapatkan makanannya.

13.2 Begitu juga guru yang benar. Dia juga berha:: mendapatkan makanan seperti orang yang bekerja.

13.3 Untuk itu, kamu mengambil hasil pertama dari panen buah­buahan dan tanaman, juga hasil pertama dari perasan susu sapi dan susu kambing, dan kamu berikan hasil pertama itu kepada Nabi-nabi, karena mereka adalah pimpinan pendetamu.

13.4 Jika di antara kamu tidak ada Nabi, berikanlah kepada kaum miskin.

13.5 Jika kamu membuat roti, ambillah hasil pertamanya dan beri­kanlah kepadanya sesuai perintah.

13.6 Begitu juga jika kamu membuka tempayan anggur atau zaitun, ambillah sendokan pertamanya dan berikanlah kepada Nabi-nabi.

13.7 Ambillah hasil pertama dari perak dan baju, dan apapun yang kamu miliki, sesuai kemampuanmu, dan berikanlah sesuai perintah.


Didache pasal 14:

14.1 Ketika kamu berkumpul pada Hari Tuhan, potong-potonglah roti dan ucapkanlah syukur setelah kamu mengakui kesalahan-kesalahan­mu, agar daging sembelihanmu menjadi suci.

14.2 Jangan orang yang bersengketa dengan saudaranya berkumpul bersamamu sampai mereka berdamai, agar daging sembelihan kamu tidak terkena najis.

14.3 Karena Tuhan berkata: di setiap tempat dan zaman diberikan kepada-Ku daging sembelihan yang suci, karena saya adalah Raja yang agung, kata Tuhan, dan nama-Ku dihormati semua manusia.


Didache pasal 15:


15.1 Karena itu, angkatlah di tengah-tengah kamu uskup-uskup dan diakon-diakon yang pantas bagi Tuhan, orang-orang yang lembut hati, bukan para pencinta harta, orang-orang yang jujur, yang telah diuji, karena mereka mengabdi kepadamu seperti pengabdian Nabi-nabi dan guru-guru.

15.2 Janganlah kamu mengejek mereka, karena mereka adalah orang-orang yang mulia di antara kamu bersama Nabi-nabi dan guru-guru

15.3 Insafkanlah antara sesamamu, bukan dengan kemarahan, melainkan dengan kasih sayang, berdasarkan Injil. Jika seorang menghina sesamanya, janganlah kamu berbicara dengannya, atau mendengarkan­nya, sampai dia bertaubat.

15.4 Ucapkanlah doa-doamu dan keluarkanlah shadaqah­shadaqahmu serta lakukanlah semua perbuatanmu sesuai Injil Tuhan kita.


Didache pasal 16:


16.1 Berjaga-jagalah untuk hidupmu, jangan kamu memadamkan lampu-lampu dan janganlah kalian melonggarkan ikatpinggang. Melainkan bersiap-siaplah, karena kamu tidak mengetahui waktu Tuhan kita datang.

16.2 Berkumpullah kamu secara teratur untuk mempelajari hal-hal yang pantas bagi jiwa-jiwamu, karena imanmu pada setiap zaman tidak ekan berguna, jika pada saat yang terakhir kamu tidak menjadi orang-orang yang sempuma.

16.3 Karena pada hari-hari terakhir akan banyak Nabi pendusta dan perusak. Domba-domba akan berubah menjadi serigala-serigala dan rasa kasih akan berubah menjadi kebencian.

16.4 Jika dosa bertambah, mereka akan membenci, menindas, dan menyerahkan sesamanya. Pada saat itulah muncul seorang penyesat seakan-akan ia Anak Tuhan. Dia membuat ayat-ayat dan keajaiban­keajaiban, bumi diserahlcan ke tangannya, dan dia melakukan penyimpang­an-penyimpangan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

16.5 Pada saat itu, manusia dibawa kepada fitnah percobaan. Banyak orang akan ragu-ragu dan binasa, tetapi orang-orang yang sabar dalam keimanan, akan terbebas dari kutukan ini.

16.6 Pada saat itu, muncul tanda-tanda kebenaran. Pertama; Tanda terbukanya langit. Kemudian; Tanda suara sangkakala. Dan ketiga; Bangkit­nya orang-orang mati.

16.7 Akan tetapi tidak semua orang, sebagaimana dikatakan: Tuhan datang diiringi orang-orang suci.

16.8 Pada saat itu, manusia melihat Tuhan yang datang di atas awan­awan di langit.


Demikianlah isi Injil Didache yang memuat beberapa pasal tentang seruan kepada umat manusia.


Penulis menerjemahkan teks ini dari Bahasa Yunani, dan saya menerjemahkannya dari teks berbahasa Arab itu sambil membandingkannya dengan terjemahan dalam Bahasa Inggris. Penj.
Hari persiapan adalah hari sebelum hari Sabat, jadi Jumat.-Penj.

nganbil dari

INJIL DIDACHE Injil Prespektif Baru Yang Terungkap di Yerusalem,
Memuat 20 Butir Kabar Gembira Tentang Nabi Muhammad

karangan : Prof. DR. Abdul Qadir Sayyid Ahmad

http://my.opera.com/mudaliyanto/blog/show.dml/2777646

BEBERAPA LINK UNTUK  PERBANDINGAN bacalah secara baik :

http://qibash.wordpress.com/2011/04/05/injil-didache/

http://kajian-agama.blogspot.com/2009/03/sekilas-tentang-injil-didache-4.html

http://murtadinkafirun.forumotion.net/t7385-injil-didache-nubuat-tentang-kerajaan-tuhan-dan-nabi-terakhir

http://id.wikipedia.org/wiki/Didache

APAKAH AJARAN ISLAM seperti salah satu artikel diatas :

2.6 Janganlah kamu tamak terhadap harta, jangan merampok, jangan munafik, jangan membanggakan diri, dan jangan sombong. Di samping itu, janganlah kamu bemiat jahat terhadap sesamamu.

15.3 Insafkanlah antara sesamamu, bukan dengan kemarahan, melainkan dengan kasih sayang, berdasarkan Injil. Jika seorang menghina sesamanya, janganlah kamu berbicara dengannya, atau mendengarkan­nya, sampai dia bertaubat.

7.1 Berkenaan dengan pembaptisan, baptislah dengan cara seperti ini: setelah apa-apa yang kami katakan terdahulu, baptislah dengan nama Tuhan Bapa, Anak dan Roh Kudus, dengan air yang mengalir.



SALAH SATU NUBUAT INJIL DIDACHE Injil Prespektif Baru Yang Terungkap di Yerusalem,
Memuat 20 Butir Kabar Gembira Tentang Nabi Muhammad

karangan : Prof. DR. Abdul Qadir Sayyid Ahmad

11.8 Tidak semua Nabi yang berbicara atas nama Roh adalah Nabi, tetapi Nabi adalah orang yang memiliki perilaku Tuhan. Dari perilakulah diketahui Nabi yang palsu dan Nabi yang benar.NABI yang tidak mempunyai SIFAT KASIH dan SUKA MENGHAKIMI ADALAH NABI PALSU


inilah ayat yang DISAMPAIKAN NABI yang suka menghakimi dan suka membunuh atas nama DZAT

Surah (8) Al-Anfaal ayat: 55
55. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman

Surah (9) At-Taubah ayat: 123
123. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.

Qs 8:12
(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah kepala mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka

2 : 191. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu ...memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.

JAWABAN BAGI LINK :
https://www.facebook.com/ibnu.taimiyyah1/posts/191131357616684

Orang-orang seperti apakah para pengikut awal Muhammad.


Kebanyakan dari kita membela Muhammad dengan berkata: "Kalau Muhammad sosok yang jahat, tentu sejak dari awal ia tidak akan memiliki pengikut."

Sekarang mari kita tengok Hitler. Apakah Hitler orang baik? Menurut sejarahnya, Hitler yang rasis itu telah membantai jutaan orang-orang Yahudi. Dia jahat. Tapi lihat, banyak juga orang yang mendukungnya dan mencintainya. Jadi kata siapa orang jahat tidak bisa memiliki pengikut?

Para pengikut awal Muhammad adalah orang-orang yang serupa dengan Muhammad, jadi kita tidak perlu heran bila Muhammad memiliki pendukung di masa-masa awal itu.

Para muslim awal, yang kerap disebut sebagai "para sahabat nabi" itu adalah orang-orang yg sifat dan pribadinya tidak jauh berbeda dengan nabinya. Di samping mereka adalah orang yang bertabiat buruk, otak mereka juga tergolong bodoh (IQ rendah).

Ini adalah beberapa ciri para sahabat Muhammad yang dapat saya rangkum:

1) Bodoh (IQ rendah, tidak kritis, mudah ditipu)
2) Kriminal (suka berbuat onar, seperti mencuri atau mengambil harta milik orang lain)
3) Suka kekerasan dan menumpahkan darah (raja tega/tidak berperasaan)
4) Bejat tidak bermoral

Keempat sifat di atas merupakan sifat utama yang dimiliki para pengikut awal Muhammad. Berikut ini adalah bukti-bukti dari literatur Islam bahwa apa yang saya katakan ini adalah benar adanya.

1. Para Sahabat Muhammad adalah Orang-orang Bodoh

Golongan muslim yang paling penting dalam menyukseskan karir Muhammad adalah golongan kaum Badui Medinah, yaitu dari Al-Khazraj dan Al-Aus. Dua suku ini kerap disebut sebagai kaum Anshar (=Penolong). Mereka-lah yang mula-mula memberi ide kepada Muhammad menyebarkan agama dengan jihad, karena mereka adalah orang-orang berandal, beringas dan senang sekali berperang.

Di dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam jilid 1 halaman 401, mereka berkata kepada Muhammad: "Baiatlah kami wahai Muhammad! Demi Allah, kami ahli perang dan ahli senjata. Itu kami wariskan dari satu generasi kepada generasi lainnya."

Karena adanya dukungan dari kaum Anshar inilah, Muhammad menjadi berani mengancam orang-orang Quraish dengan ancaman penyerangan fisik yang dia kayalkan sebagai azab Alloh; padahal sebelumnya dia hanya bisa menakut-nakuti dengan "ancaman siksa neraka" di akherat saja:

Hadist Sahih Bukhari, Volumn 006, Book 060, Hadith Number 293.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas : ketika ayat “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. diturunkan, nabi saw menaiki gunung safa dan mulai memanggail “wahai Bani Fihr ¡ wahai Bani Adi” ditujukan kepada semua suku Quraish hingga mereka berkerumun berkumpul. Mereka yang tidak dapat datang secara pribadi, mengirimkan utusan mereka untuk melihat ada apa di sana. Abu Lahab (paman Nabi) dan yang lainnya dari Quraish datang, kemudian nabi bersabda “jika aku katakan pada kalian bahwa ada sebuah pasukan berkuda (musuh) di bukit berniat menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayai saya?” mereka semua berkata “Ya, sebab kami tidak menemukan apapun yang kau katakan selain dari kebenaran”. Kemudian beliau bersabda : “aku ini pembawa peringatan kepada kalian akan kedatangan hari penghakiman yang dahsyat." Abu Lahab berkata (kepada nabi) “semoga kedua tangan kamu celaka. Untuk inikah kamu mengumpulkan kami ?” kemudian turun “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan..” (111:1-5).
Kenapa orang-orang Anshar itu bisa kepincut pada Muhammad? Apakah mereka telah dirayu oleh Muhammad?

Sebab pertama kenapa orang-orang Anshar itu mendukung Muhammad adalah karena mereka menyangka Muhammad adalah nabi yang dinanti-nantikan oleh kaum Yahudi. Sebagaimana kita ketahui, orang-orang Yahudi tidak mengakui nabi Isa sebagai Juruselamat, dan mereka pada abad ke-7 itu masih menanti-nantikan kedatangan seorang nabi Juruselamat yang lain. Momen itu kemudian dimanfaatkan oleh Muhammad untuk mengaku-ngaku dirinya juruselamat yang telah dinantikan bangsa Yahudi.
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 389

Ibnu Ishaq berkata, ketika Allah Azza wa Jalla hendak memenangkan agama-Nya, memuliakan nabi-Nya dan memenuhi janji-Nya kepada Rasulullah SAW, maka pada musim tahun itu, Rasulullah SAW bertemu dengan beberapa orang Anshar. Beliau menawarkan dirinya kepada kabilah-kabilah Arab seperti yang biasa beliau lakukan pada musim-musim haji sebelumnya. Ketika beliau sedang berada di Al-Aqabah, beliau bertemu dengan beberapa orang dari Al-Khazraj, karena Allah menghendaki kebaikan untuk mereka.

Ibnu Ishaq berkata bahwa Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku dari orang-orang tua kaumnya yang berkata, ketika Rasulullah SAW bertemu dengan mereka, beliau bertanya kepada mereka, "Siapa kalian?" mereka menjawab, "Kami berasal dari Al-Khazraj." Rasulullah SAW bertanya kepada mereka, "Apakah kalian berasal dari teman-teman orang-orang Yahudi?" Mereka menjawab, "Ya". Rasulullah SAW bersabda, "Bagaimana kalau kalian duduk sebentar agar aku bisa berbicara dengan kalian?" Mereka menjawab, "Ya".

Mereka pun duduk bersama Rasulullah SAW. Beliau ajak mereka kepada agama Allah Azza wa Jalla, menjelaskan Islam kepada mereka dan membacakan Alquran kepada mereka. Di antara hal yang diperbuat Allah kepada mereka sehingga masuk Islam ialah bahwa orang-orang Yahudi menetap bersama mereka di negeri mereka. Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang diberi Kitab dan Ilmu, sedang orang-orang Al-Khazraj adalah orang-orang musyirik dan penyembah berhala. Orang-orang Yahudi berkuasa atas orang-orang Al-Khazraj di negeri mereka.

Jika terjadi persengketaan antara orang-orang Yahudi dengan orang-orang Al-Khazraj, orang-orang Yahudi berkata, "Sesungguhnya zaman kedatangan nabi yang diutus telah dekat masanya. Kita akan mengikutinya dan dengannya kami akan membunuh kalian seperti pembunuhan terhadap orang-orang Ad dan Iram."

Ketika Rasulullah SAW berbicara dengan orang-orang Al-Khazraj tersebut dan mengajak mereka kepada Islam, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Hai kaumku, ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya inilah nabi yang dijanjikan orang-orang Yahudi kepada kalian. Oleh karena itu, kalian jangan kalah cepat kepadanya dari orang-orang Yahudi." Mereka menerima ajakan Rasulullah SAW kepada mereka untuk membenarkan beliau dan menerima Islam yang beliau tawarkan kepada mereka. Mereka berkata kepada Rasulullah SAW, "Sesungguhnya kami meninggalkan sebuah kaum dan tidak ada kaum yang terlibat permusuhan dan kejahatan sedahsyat mereka. Mudah-mudahan Allah mendamaikan mereka kepada perintahmu dan kami tawarkan kepada mereka agama ini yang kami dapatkan darimu. Jika Allah menyatukan mereka dalam agama ini, maka tidak ada orang yang lebih agung darimu."

Usai berkata seperti itu, mereka mohon pamit dari Rasulullah SAW untuk pulang ke negeri mereka dalam keadaan beriman dan membenarkan Rasulullah SAW.
Sebab kedua adalah, mereka terbujuk oleh janji-janji Muhammad, yaitu janji di dunia akan mendapatkan harta & perempuan, serta kalau mati akan masuk surga.
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 404

Ibnu lshaq berkata bahwa Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku bahwa ketika kaum Anshar berkumpul untuk membaiat Rasulullah SAW, maka Al-Abbas bin Ubadah bin Nadhlah Al-Anshari, saudara Bani Salim bin Auf berkata, "Hai orang-orang Al-Khazra'. tahukah kalian, untuk apa kalian membaiat orang ini?"

Mereka menjawab. "Ya, kami tahu."

Al-Abbas bin Ubadah berkata, "Sesungguhnya kalian membait orang ini untuk memerangi orang-orang berkulit merah dan orang-orang berkulit hitam. Jika harta kalian yang habis itu kalian anggap sebagai musibah dan meninggalnya pemimpin-pemimpin kalian itu kalian anggap sehagai pembunuhan, maka menyerahlah kalian sejak sekarang. Demi Allah, jika kalian melakukan hal yang demikian, itulah kehinaan di dunia dan akhirat. Jika kalian yakin bahwa kalian memenuhi apa yang ia serukan kepada kalian, kendati hal tersebut mengurangi harta kalian dan menewaskan orang-orang tehormat kalian, ambillah dia. Demi Allah, itu kebaikan di dunia dan akhirat."

Mereka berkata, "Kami mengambilnya kendati hal ini mengurangi harta kami dan menewaskan orang-orang terhormat kami. Jika kami melakukan hal tersebut, kami mendapatkan apa wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW bersabda, "Surga."

Al-Sirah Nabawiyah Ibnu Kathir halaman 107
Allâh memeliharamu dan Dia akan melindungimu sampai kau merampas rumah² mereka (=negeri Persia), meniduri wanita² mereka dan memperbudak anak² mereka. Lalu sembahlah Allâh tiga kali dan tiga puluh kali, lalu berterimakasihlah padaNya tiga kali dan tiga puluh kali, dan katakan Dia maha besar empat kali dan tiga puluh kali.

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 Halaman 186-187
Tanda-tanda Kebesaran Allah Yang Dilihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Parit (Khandaq)
Ibnu Ishaq berkata bahwa ia diberitahu dari Salman Al-Farisi yang berkata, "Aku menggali di sebagian parit namun ada batu keras yang tidak mampu aku pecahkan, sedang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di dekatku. Ketika beliau melihatku menggali dan kerepotanku dalam memecah batu tersebut, beliau turun kemudian mengambil kapak dari tanganku. Beliau menghantam batu tersebut dengan hantaman yang memercikkan sinar di bawah kapak. Beliau menghantam batu tersebut sekali lagi dengan hantaman yang memercikkan sinar di bawah kapak. Beliau menghantam batu tersebut ketiga kalinya dengan hantaman yang memercikkan sinar di bawah kapak. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, ayah ibuku menjadi tebusanmu, sinar apakah yang aku lihat ketika engkau menghantam batu tersebut?' Beliau bersabda, 'Hai Salman, apakah engkau melihatnya?' Aku menjawab, `Ya, aku melihat sinar tersebut.' Beliau bersabda, 'Adapun sinar pertama, dengannya Allah akan menaklukkan Yaman untukku. Adapun sinar kedua, dengannya Allah akan menaklukkan Syam dan negeri-negeri barat untukku. Sedang sinar ketiga, dengannya Allah akan menaklukkan negeri-negeri timur untukku'."
Kedunguan otak orang-orang Anshar itu sangat kentara sekali terlihat, karena mereka sama sekali tidak mengkritisi Muhammad. Asal mereka berjumpa dengan orang yang mengaku nabi, lantas mereka langsung menyangkanya sebagai "nabi yang dinantikan orang Yahudi". Mereka tidak pernah bertanya mujizat atau tanda-tanda bukti yang lain, modal mereka cuma "asal percaya saja". Dan kebodohan yang lain adalah mereka bahkan rela mati demi Muhammad hanya karena dijanjikan surga. Sedangkan kepercayaan mereka pada janji-janji penjarahan dan pemerkosaan terhadap perempuan-perempuan negeri Persia adalah sebagai bukti bahwa kaum Anshar adalah orang-orang berotak kriminil dan bejat.

Kita bisa membandingkan kecerdasan orang-orang Anshar ini dengan kecerdasan orang-orang Quraish dan Yahudi dalam menyikapi Muhammad. Mari kita simak apa yang orang Quraish pinta dari Muhammad sebagai bukti kenabiannya:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam jilid 1 halaman 248 - 251

Tokoh-tokoh Quraisy berkata, “Hai Muhammad, jika engkau tidak menerima satu tawaran pun yang telah kami ajukan kepadamu, ketahuilah, bahwa tidak ada seorang pun yang lebih sempit daerahnya, dan lebih sedikit persediaan airnya, dan lebih keras kehidupannya dari kami. Oleh karena itu berdoalah kepada Tuhanmu yang mengutusmu dengan membawa apa yang engkau bawa ini agar Dia menggoncang gunung-gunung yang terasa sempit bagi kami, meluaskan daerah kami, mengalirkan sungai-sungai seperti Sungai Syam dan Irak untuk kami di dalamnya, membangkitkan nenek moyang kita, dan pastikan bahwa di antara nenek moyang yang dibangkitkan untuk kita adalah Qushai bin Kilab, karena ia orang tua yang benar, kemudian kita bertanya kepadanya apa yang engkau katakan; benar atau salah? Jika nenek moyang kita membenarkanmu dan engkau mengerjakan apa yang kami pintakan kepadamu, maka kami membenarkanmu, mengakui kedudukanmu di sisi Allah, dan bahwa Allah mengutusmu sebagai Rasul seperti yang engkau katakan.”

Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, “Aku diutus kepada kalian tidak untuk seperti itu. Sesungguhnya Allah mengutusku kepada kalian dengan membawa apa yang aku bawa. Sungguh, apa yang telah diutus kepadaku telah aku sampaikan kepada kalian. Jika kalian menerimanya, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar dalam menjalankan perintah Allah Ta'ala hingga Dia memutuskan persoalan di antara kita.”

Mereka berkata, “Jika engkau tidak mau mengerjakan permintaan kami. maka bangunlah untuk dirimu. Mintalah Tuhanmu mengutus malaikat bersamamu yang membenarkan apa yang engkau katakan dan meminta pendapat kami tentang dirimu. Mintalah Tuhanmu memberikan untukmu taman-taman, istana-istana, dan kekayaan dari emas dan perak hingga engkau menjadi kaya dengannya, karena engkau berada di pasar seperti halnya kami dan mencari kehidupan seperti kami. Ini semua agar kami mengetahui kelebihanmu dan kedudukanmu di sisi Tuhanmu jika engkau betul-betul seorang Rasul seperti pengakuanmu.”

Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, “Aku tidak akan melakukan itu semua, dan aku tidak akan meminta itu semua kepada Tuhanku, serta aku tidak diutus kepada kalian dengan itu semua. Namun Allah mengutusku sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Jika kalian menerima apa yang aku bawa, itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Jika kalian menolaknya, aku bersabar dalam menjalankan perintah Allah hingga Allah memutuskan persoalan di antara kita.”

Tokoh-tokoh Quraisy berkata, “Kalau tidak begitu, jatuhkan untuk kami gumpalan dari langit karena engkau mengatakan bahwa jika Allah berkehendak, Dia pasti melakukannya. Sungguh, kita tidak beriman kepadamu jika engkau tidak melakukannya.”

Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, “Jika itu dikehendaki Allah pada kalian, pasti Dia melakukannya.”

Tokoh-tokoh Quraisy berkata, “Hai Muhammad, apakah Tuhanmu mengetahui bahwa kami akan duduk denganmu, kami menanyakan ini semua kepadamu, dan meminta ini semua kepadamu, kemudian Dia datang kepadamu untuk mengajarimu sesuatu yang bisa engkau jadikan sebagai bahan untuk menjawab pertanyaan kami dan Dia menjelaskan kepadamu tentang apa yang akan Dia kerjakan terhadap kami jika tidak menerima apa yang engkau bawa? Sungguh, kami telah mendapat informasi bahwa engkau diajari seseorang dari Yamamah yang bernama Ar-Rahman. Demi Allah, kami tidak beriman kepada Ar-Rahman. Hai Muhammad, kami telah mengajukan banyak hal kepadamu. Demi Allah, kami tidak membiarkanmu dan apa yang engkau sampaikan kepada kami hingga kami berhasil membinasakanmu atau engkau yang membinasakan kami.”

Salah seorang dari tokoh-tokoh Quraisy berkata, “Kami menyembah para malaikat, karena mereka adalah anak-anak perempuan Allah.”

Salah seorang dari mereka berkata, “Kami tidak beriman kepadamu hingga engkau bisa mendatangkan Allah dan para malaikat berhadap-hadapan dengan kami.”

Ketika mereka usai berkata seperti itu kepada Rasulullah SAW, beliau berdiri dan diikuti Abdullah bin Abu Umaiyyah bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum yang tidak lain adalah saudara misannya, dan suami Atikah binti Abdul Muththalib. Abdullah bin Abu Umaiyyah berkata kepada Rasulullah SAW, “Hai Muhammad, kaummu telah mengajukan banyak tawaran kepadamu, namun semua tawaran mereka engkau tolak. Mereka memintamu memberi hal-hal agar dengan yang demikian mereka mengetahui kedudukanmu di sisi Allah seperti pengakuanmu, membenarkanmu, dan mengikutimu, namun engkau tidak sanggup memenuhinya. Mereka memintamu mengambil sesuatu untuk dirimu sehingga dengan sesuatu tersebut, mereka mengetahui kelebihanmu atas mereka dan kedudukanmu di sisi Allah, namun engkau tidak sanggup memenuhinya. Mereka meminta percepatan siksa yang engkau ancamkan kepada mereka, namun engkau juga tidak sanggup memenuhinya. Demi Allah, sampai kapan pun aku tidak beriman kepadamu hingga engkau membangun tangga ke langit, kemudian engkau naik ke langit melalui tangga tersebut dan aku melihatmu tiba di sana, setelah itu engkau mengambil empat malaikat yang memberi kesaksian untukmu bahwa apa yang engkau katakan memang benar. Demi Allah, jika engkau tidak mau melakukannya, jangan berharap aku membenarkanmu.”
Muhammad benar-benar dibuat patah arang oleh kekritisan kaum Quraish, di mana mereka tidak gampang mempercayai pengakuan sepihak tanpa ada bukti yang menguatkannya. Seandainya saya hidup di zaman Muhammad, saya tentu juga akan meminta hal yang sama seperti yang diminta oleh orang-orang Quraish tersebut.

Sebagaimana orang-orang Quraish, orang-orang Yahudi di Medinah pun tidak gampang percaya dengan pengakuan Muhammad, mereka mengkritisi Muhammad sampai pada akhirnya mereka berkesimpulan bahwa Muhammad adalah nabi palsu:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 509

Ibnu Ishaq berkata, Rafi' bin Harimalah berkata kepada Rasulullah SAW, 'Hai Muhammad, jika engkau benar seorang Rasul dari Allah seperti yang engkau katakan, maka katakan kepada Allah agar Dia berbicara kepada kami hingga kami bisa mendengar firmanNya."

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 540

Orang-orang Yahudi Meminta Kitab dari Langit

Ibnu Ishaq berkata, "Mahmud bin Saihan, Nu'man bin Adha, Bahri bin Amr, Uzair bin Abu Uzair, dan Sallam bin Misykam datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kemudian mereka berkata, `Hai Muhammad. benarkah kebenaran yang engkau bawa itu (Alquran) berasal dari sisi Allah? Karena kami tidak melihatnya menyatu seperti Kitab Taurat?'

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, 'Demi Allah, sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa kebenaran yang aku bahwa itu berasal dari sisi Allah dan kalian mendapatinya tertulis dalam Taurat yang ada pada kalian. Jika semua manusia dan jin berkumpul untuk membuat seperti apa yang aku bawa. mereka tidak akan mampu melakukannya.'

Usai Rasulullah Shallallahu Alaih wa Sallam bersabda seperti itu, mereka; Finhas, Abdullah bin Shuwari, IbnL Shaluba, Kinanah bin Ar-Rabi' bin Abu Al-Huqaiq, Asya', Ka'ab bin Asad. Samuel bin Zaid, dan Jabal bin Sukainah berkata dengan kompak, `Hai Muhammad, sesungguhnya Allah berbuat untuk Rasul-Nya semau-Nya jika Dia mengutusnya sebagai nabi, dan Dia mampu berbuat apa saja seperti yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, turunkan dari langit kitab yang bisa kami baca dan kami ketahui. Jika engkau tidak dapat melakukannya, kami datang kepadamu dengan membawa seperti yang engkau bawa.'

Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang mereka, dan ucapan mereka,

'Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."(AI-Isra': 88).

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 507

Ibnu Ishaq berkata, Ibnu Shaluba berkata kepada Rasulullah SAW, "Hai Muhammad, engkau tidak datang kepada kami dengan membawa sesuatu yang kami kenal, dan Allah tidak menurunkan kepadamu ayat nyata yang membuat kami harus mengikutimu." Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang ucapan Ibnu Shaluba tersebut, Surat Al-Baqara ayat 99: "Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik."

Ibnu Ishaq berkata, Rafi' bin Harimalah dan Wahb bin Zaid berkata kepada Rasulullah SAW, "Hai Muhammad, datanglah kepada kami dengan membawa kitab yang engkau turunkan kepada kami dari langit sehingga kami bisa membacanya, alirkan untuk kami sungai, niscaya kami mengikutimu dan membenarkanmu." Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang ucapan Rafi' bin Harimalah dan Wahb bin Zaid, Surat Al-Baqarah ayat 108: "Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada jaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus"

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 506

Ibnu Ishaq berkata, "Aku mendengar dari Ikrimah mantan budak Ibnu Abbas atau dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas yang berkata, 'Orang-orang Yahudi meminta kemenangan atas orang-orang AI-Aus dan Al-Khazraj dengan perantaraan Rasulullah SAW sebelum beliau diutus. Ketika Allah mengutus beliau dari orang-orang Arab, mereka kafir kepada beliau dan membantah apa saja yang beliau katakan. Kemudian Muadz bin Jabal, dan Bisyr bin Al-Barra' bin Ma'rur, saudara Bani Salimah berkata kepada mereka, `Hai orang-orang Yahudi, bertakwalah kalian kepada Allah, dan masuk Islamlah kalian, karena dulu kalian pernah meminta pertolongan atas kami dengan Muhammad, sedang kami ketika itu orang-orang musyrik, kalian pernah menjelaskan kepada kami bahwa beliau telah diutus, dan kalian telah menjelaskan sifat-sifat beliau kepada kami.' Salam bin Misykam, salah seorang dari Bani An-Nadhir berkata, 'Ia (=Muhammad) tidak membawa sesuatu apa pun yang kami kenal, dan tidak membawa sesuatu yang pernah kami sebutkan kepada kalian.'"
Para pengikut Muhammad, mulai dari Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali, sampai kaum Anshar di Medinah, tak ada satupun yang pernah mengkritisi Muhammad sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Quraish dan orang-orang Yahudi di atas. Itulah satu bukti bahwa para pengikut awal Muhammad adalah orang-orang bodoh.

Contoh lain KEBODOHAN PENGIKUT MUHAMMAD:

Hadist Sahih Bukhari Volume 005, Buku 058, No. 275.
Diriwayatkan oleh Anas: Ketika Abdullah bin Salam mendengar kedatangan sang Nabi di Medina, dia datang padanya dan berkata,
“Aku akan bertanya padamu tiga hal yang TAK SEORANGPUN TAHU KECUALI SEORANG NABI:
1. Apakah tanda2 pertama dari hari Kiamat?
2. Makanan pertama apa yg dimakan orang disurga?
3. Mengapa seorang anak mirip ayahnya atau ibunya?”
Rasulallah menjawab, “Jibril baru saja memberitahuku jawaban2nya, Tanda pertama Hari Kiamat adalah akan ada api
yg menyatukan orang2 dari Timur dan Barat; makanan pertama orang disurga adalah hati ikan.
Tentang anak yang mirip orang tuanya, jika seorang pria ngeseks dengan istrinya dan orgasme lebih dulu,
maka anaknya akan mirip dia dan jika istri yg duluan orgasme, maka anaknya akan mirip istrinya.
Mendengar ini Abdullah bin Salam berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak satupun patut disembah selain Allah dan bahwa
anda sungguh2 Utusan Allah.”


2. Para Sahabat Muhammad adalah Orang-orang Kriminil

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 176

Ibnu Ishaq berkata bahwa Ashim bin Umar bin Qatadah berkata kepadaku dari beberapa orang dari kaumnya yang berkata, "Sesungguhnya di antara sebab yang membuat kami masuk Islam selain rahmat Allah dan petunjuk-Nya ialah bahwa kami mendengar beberapa orang Yahudi.

Kami adalah orang-orang musyirikin, dan penyembah patung-patung, sedang mereka adalah ahli kitab. Mereka mempunyai ilmu yang tidak kami ketahui. Konflik terus meledak di antara kami dengan mereka. Jika kami mendapatkan dari mereka apa yang tidak disukai, mereka berkata kepada kami: 'Sesungguhnya sekarang telah dekat kemunculan seorang nabi. Kelak bersama nabi tersebut, kami akan membunuh kalian seperti pembunuhan terhadap Ad dan Iram."

Perhatikan kalimat: kami mendapatkan dari mereka apa yang tidak disukai
Kata-kata ini tampaknya telah diperhalus untuk menghilangkan makna sebenarnya.

Jelas, apa yang mereka ambil dari kaum Yahudi itu menimbulkan konflik serius, sehingga membuat kaum Yahudi marah dan mengancam akan membunuh mereka bila "sang nabi" yang dijanjikan itu datang.

Kata-kata itu menunjuk pada perbuatan kriminal seperti mencuri atau merampas harta benda milik orang Yahudi.


3. Para Sahabat Muhammad adalah Orang-orang Bengis & Tak Berperasaan

Di dalam sirah diceritakan bahwa muslim adalah penumpah darah yang pertama:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 220

Ibnu Ishaq berkata, "Ketika itu, jika sahabat-sahabat Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam ingin melakukan shalat, mereka pergi ke syi'b (jalan di antara dua gunung) dan merahasiakan shalatnya dari penglihatan kaumnya. Ketika Sa'ad bin Abu Waqqash bersama beberapa orang dari sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang shalat di salah satu syi'b. Tiba-tiba beberapa orang dari kaum musyrikin muncul ke tempat mereka. Orang-orang Quraisy tersebut mengecam tindakan kaum Muslimin, dan mencela apa yang mereka perbuat, hingga terjadilah perkelahian di antara rnereka. Dalam perkelahian tersebut, Sa'ad bin Abu Waqqash memukul salah seorang dari orang-orang musyrikin dengan tulang rahang unta hingga terluka. Itulah darah yang pertama kali ditumpahkan dalam Islam."
Membunuh orang tua sendiri pun tega:

Tabaqat Ibn Sa’d, vol. ii p.201
Muhammad mengirim al-Dahak ibn Sufyan ke al-Zuji untuk mengajak orang2 B. Kilab memeluk Islam. Ketika mereka menolak, tentara2 Muslim menyerang mereka dan memaksa mereka berlarian pergi ketakutan. Diantara para Muslim terdapat seorang Jihadis tulen bernama al-Asyad . Dia bertemu dengan ayahnya yang bernama Salamah yang sedang mengendarai kuda. Al-Asyad meminta ayahnya masuk Islam. Tapi ayahnya malah menegurnya karena memeluk Islam. Al-Asyad jadi marah dan dia memotong kuda ayahnya. Ketika ayahnya terjatuh, dia lalu menangkapnya sampai para Muslim yang lain tiba di tempat itu dan membunuhnya.
Membunuh istri dan anaknya sendiri pun tega:

Hadist Sunan Abu-Dawud Buku 38, Nomer 4348
”Disampaikan oleh Abdullah Ibn Abbas:
Seorang pria buta punya seorang budak wanita yang sedang mengandung (bayi pria buta itu sendiri) dan budak ini suka mengolok-olok dan menghina sang Nabi. Ia melarang budak ini tapi budaknya tidak mau berhenti. Ia memarahinya, tapi budak itu tetap tidak meninggalkan tabiatnya. Suatu malam, budak itu mulai mencemooh sang Nabi dan menghinanya. Lalu pria itu mengambil sebuah pisau, menempelkannya di perut budak itu, lalu menusuknya, dan membunuhnya. Janinnya ke luar diantara kakinya berlumuran darah.
Terhadap orang tua sendiri atau keluarga sendiri saja muslim tega, apalagi terhadap orang yang bukan keluarga:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 2 Halaman 27-28

Ibnu Ishaq berkata, "Setelah itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada sahabat-sahabatnya, 'Siapa yang bisa membawa kita dekat dengan musuh melalui jalan lain menuju mereka?' Abu Khaitsamah saudara Bani Haritsah bin AI-Haritsah berkata, `Saya, wahai Rasulullah.' Kemudian Abu Khaitsamah membawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melewati antara tanah hitam berbatu Bani Haritsah dengan kebun-kebun mereka hingga melewati kebun milik Mirba' bin Qaidhi. Ia orang buta yang munafik. Ketika ia mendengar gerak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersama sahabat-sahabat dari kaum Muslimin, ia berdiri untuk melemparkan tanah ke depan mereka. Ia berkata, 'Jika engkau betul utusan Allah, aku tidak mengizinkanmu memasuki kebunku."
Ibnu Ishaq berkata, ada yang berkata kepadaku bahwa Mirba' bin Qaidhi memegang segenggam tanah, kemudian berkata, "Demi Allah, hai Muhammad, jika aku tahu tanah ini tidak mengenai orang selain dirimu, aku akan melemparkan semuanya kepadamu." Kaum Muslimin serentak ingin membunuh Mirba' bin Qaidhi, namun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Jangan bunuh dia. Orang buta ini buta hati dan matanya." Hanya saja, Sa'ad bin Zaid saudara Bani Abdul Asyhal mampu mendekati Mirba' bin Qaidhi sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang membunuhnya, kemudian memukul kepalanya dengan busur panah hingga berdarah.
Abu Bakar, sahabat nabi yang kemudian menjadi khalifah pertama, juga memiliki sifat TEGA:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 442

Ibnu Ishaq berkata bahwa Yahya bin Ibad bin abdullah bin Az-Zubair berkata kepadaku bahwa ayahnya, Ibad, berkata kepadanya dari neneknya, Asma' binti Abu Bakar yang berkata,

'Ketika Rasulullah SAW pergi bersama Abu Bakar, Abu Bakar membawa seluruh kekayaannya yang berjumlah lima ribu dirham atau enam ribu dirham. Suatu ketika, kakekku, Abu Quhafah - ia sudah buta - datang kepadaku dan berkata, "Demi Allah, aku berpendapat bahwa Abu Bakar berniat melaparkan kalian, karena ia membawa semua kekayaannya".

Aku (Asma binti Abu Bakar) berkata, "Tidak, sesungguhnya ayah meninggalkan kekayaan yang banyak untuk kita," Kemudian aku mengambil batu, meletakkannya di karung karena ayah biasa menaruh kekayaannya di dalamnya dan aku menutupinya dengan kain. Setelah itu, aku pegang tangan kakek dan aku katakan padanya, "Kakek letakkan tanganmu di kekayaan ini." Kakek pun meletakkan tangannya di karung tersebut. Ia berkata, "Tidak apa-apa, Jika ia meninggalkan kekayaan sebanyak ini, ia telah berbuat baik." Di sini terdapat pelajaran berharga bagi kalian. Demi Allah, ayah tidak meninggalkan apa-apa untuk kita. Aku berbuat yang demikian terhadap kakek karena aku ingin menenangkannya.
Paman Muhammad, Hamzah, juga seorang yang kejam:
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 598

Ibnu Ishaq berkata bahwa aku diberitahu oleh beberapa orang dari Bani Salamah yang berkata bahwa Al-Hubab bin Al-Mundzir bin Al-Jamuh berkata. "Wahai Rasulullah, apakah tempat ini termasuk tempat yang ditentukan Allah dan kita tidak boleh memajukannya atau mengakhirkannya. Ataukah tempat ini termasuk pendapat, perang, dan skenario perang?"

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, "Ini termasuk pendapat, perang, dan skenario perang." Al-Hubab bin Al-Mundzir berkata, "Wahai Rasulullah, ini bukan tempat yang tepat. Pergilah bersama para sahabat hingga tiba di air yang paling dekat orang-orang Quraisy. Kita berhenti di sana, kemudian kita menutupnya, menimbunnya, membangun kolam, memenuhi kolam tersebut dengan air, kemudian kita berperang melawan orang-orang Quraisy dalam keadaan kita bisa minum, sedang mereka tidak bisa minum."

Rasulullah ShallallahuAlaihi wa Sallam bersabda, "Sungguh engkau memberi pendapat yang tepat." Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabat pergi. Ketika tiba di air yang dekat dengan orang-orang Quraisy, beliau berhenti. Beliau perintahkan air sumur dialirkan, kemudian beliau membangun kolam di dekat sumur tersebut, memenuhinya dengan air, dan para sahabat melemparkan tempat-tempat air mereka ke kolam tersebut.

Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1 Halaman 601

Ibnu Ishaq berkata, "Al-Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi ikut keluar ke Badar. Ia kejam dan akhlaknya bejat. Ia berkata, `Aku bersumpah dengan nama Allah, aku pasti minum dari kolam mereka (kaum Muslimin), atau aku menghancurkannya, atau aku matt karenanya.'

Ketika Al-Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi telah keluar, Hamzah bin Abdul Muththalib Radhiyallahu Anhu juga keluar untuk menghadapinya. Ketika keduanya telah bertemu, Hamzah bin Abdul Muththalib memukul Al-Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi, dan memotong kakinya hingga separuh betisnya ketika ingin pergi ke kolam. Al-Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi ingin pergi kepada sahabat-sahabatnya, namun ia jatuh tersungkur dengan kaki berlumuran darah. la merayap ingin pergi ke kolam dengan harapan bisa mencebur ke dalamnya sehingga dengan begitu ia bisa mewujudkan sumpahnya, namun ia dibuntuti Hamzah bin Abdul Muththalib, kemudian Hamzah bin Abdul Muththalib memukulnya hingga ia tewas di kolam tersebut."


4. Para Sahabat Muhammad adalah Orang-orang Bejat Tidak Bermoral

Contohnya pada 3 riwayat berikut:

Hadist Sahih Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 459:
Dikisahkan oleh Ibn Muhairiz:
Aku masuk ke dalam mesjid dan melihat Abu Khudri dan lalu duduk di sebelahnya dan bertanya padanya tentang membuang sperma. Abu berkata, “Kami pergi bersama Rasul Allah untuk menyerang Banu Mustaliq dan kami menerima tawanan2 perang di antara para tawanan perang dan kami berhasrat terhadap para wanita itu dan sukar untuk tidak melakukan hubungan seksual dan kami suka membuang sperma saat mencapai puncak kenikmatan agar sang wanita tidak hamil. Maka ketika kami bermaksud melakukan hubungan seks dengan cara membuang sperma, kami berkata: “Bagaimana kami dapat membuang sperma tanpa menanyakan Rasul Allah yang ada di antara kita?” Kami bertanya padanya tentang hal ini dan Rasul berkata: “Lebih baik kalian tidak membuang sperma, karena jika jiwa bayi manapun sampai hari Kebangkitan memang ditentukan untuk menjadi ada, maka jiwa itu pun akan ada.’”

Al-Waqidi vol.i, p.413
Seorang Yahudi berkata padaku, "Abu Said, tidak heran mengapa kau mau menjual dia (tawanan wanita) karena apa yang dikandungnya dalam perutnya adalah bayi dari kamu.” Aku berkata, “Tidak, aku membuang spermaku saat menyetubuhinya.” Mendengar ini dia menjawab (dengan kasar), “Itu hampir sama dengan pembunuhan anak!” Ketika aku sampaikan kisah ini kepada sang Nabi, dia berkata, “Orang2 Yahudi itu bohong. Orang2 Yahudi itu bohong.”

Azbabun Nuzul Jalaludin As-Suyuthi, halaman 158-159
Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i meriwayatkan bahwa Abu Sa'id al-Khudri berkata, "Kami mendapatkan para tawanan wanita dari Authas yang mempunyai suami. Dan kami merasa tidak enak untuk menggauli mereka karena status mereka tersebut. Kami pun bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal itu. Lalu turunlah firman Allah,
'Dan perempuan yang bersuarni, kecuali hamba sahaya perempuan yang kamu miliki...."
Maksudnya, 'Kecuali para wanita yang kalian peroleh dari berperang.' Dengan itu mereka pun menjadi halal untuk kami gauli."

Jadi, para muslim awal memang orang-orang yang tergolong:

1) Bodoh (IQ rendah, tidak kritis, mudah ditipu)
2) Kriminal (suka berbuat onar, seperti mencuri atau mengambil harta milik orang lain)
3) Suka kekerasan dan menumpahkan darah (raja tega/tidak berperasaan)
4) Bejat tidak bermoral

Siapa di antara orang muslim yang masih bangga menjadi pengikut Muhammad?


Senin, 27 Agustus 2012

Allah swt benar-benar ingin menyesatkan manusia

1. Allah benar-benar membiarkan Injil dan Taurat dipalsukan manusia, sehingga manusia kehilangan satu-satunya pedoman didalam hidup mereka.

Qs Al Maidah [5:13]

Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (Qs 5:13).



2. Allah swt tetap menuntut orang Yahudi untuk melakukan Taurat-nya disaat Tauratnya dikatakan sudah dipalsukan oleh manusia, bahkan dikatakan Taurat tsb tidak pernah dikatakan tidak ada petunjuk, namun sebaliknya akan mendapat berkat bila mereka melakukan apa yang dinyatakan dalam Taurat.

Qs Al Maidah [5:68] 
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil  yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu".


2. Allah benar-benar membiarkan seseorang tidak bersalah untuk diserupakan dengan wajah Isa untuk menerima penghukuman Salib.

Qs An Nis'sa [4:157] 
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

3. Allah mengangkat Isa secara tiba-tiba sebelum Isa benar-benar menjalankan misi pekabarannya didalam dunia, oleh karna ke-prematuran pelayanan Isa ini, umat Nasrani tidak benar-benar bisa menangkap informasi yang sesungguhnya mengenai hakekat Isa itu sendiri. umat Nasrani jatuh kepada syirik dengan menyembah Isa Almasih yang ternyata bukan Tuhan, padahal komentar terakhir Isa didalam Alkitab sangat jelas sekali menyatakan terdapat keIlahian didalam pribadi Isa. Isa tidak sempat memberikan pernyataan diriNya bukan Tuhan kepada umat Nasrani dan jangan sembah Isa kepada umat Nasrani. semua ini karna ke-prematuran pelayanan Isa sendiri didalam dunia, dengan kata lain kesesatan umat Nasrani adalah buah dampak dari diambilnya Isa secara tiba-tiba dari dalam dunia.


Qs An Nis'sa [4:157] 
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.



4. Allah swt memberikan seorang Nabi yang amat tidak layak untuk dijadikan teladan dalam hidup.

Muhamad suka berkelamni dengan anak-anak
Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 64: 
Diceritakan oleh Aisha 
Bahwa Nabi menikahinya ketika ia berusia enam tahun dan berhubungan suami istri ketika dia berusia sembilan tahun, dan dia tetap menjadi istrinya selama sembilan tahun (yaitu sampai kematian nya (Nabi) ) 



Muhamad terkena tenung
Sahih Al-Bukhari, Volume 4, Book 53, Number 400
Diriwayatkan Aisha:
Pernah sang nabi tersihir hingga dia mulai merasa telah melakukan hal2 yang sebenarnya tidak dia lakukan.


Muhamad suka membunuh demi mendapatkan jarahan yang banyak
Hadis Sahih Bukhari Volume 4, Book 53, Number 351: 
Dikisahkan oleh Jabir bin Abdullah: Rasul Allah berkata,”Barang jarahan adalah halal bagiku.”



Muhamad suka meneror dan memungut Jizyah
Hadith from Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 220: 
Dikisahkan oleh Abu Huraira: 
Rasul Allah berkata,”Aku telah diberi perintah-perintah yang sangat pendek dengan arti yang sangat luas, dan aku telah dibuat menang melalui teror (yang ditaruh di hati musuh), dan ketika aku tidur, kunci-kunci harta benda dunia diberikan padaku dan diletakkan ke dalam tanganku.” Abu Huraira menambahkan: Rasul Allah telah meninggalkan dunia dan sekarang kau, orang-orang, membawa ke luar harta benda itu (yang tidak dinikmati oleh Nabi). 


Hadis Sahih Bukhari, Vol. IV, bab 88: 
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar bahwa sang Nabi berkata,”Mata pencaharianku ada di bawah bayangan tombakku, (1) dan dia yang tidak menaati perintahku akan dihinakan dengan membayar Jizya


Muhamad suka membatalkan sumpah-nya
Qs Al Maidah [5:89] 
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin.


Muhamad mudah putus asa dan hendak bunuh diri

Imam Bukhari meriwayatkan dalan kitab Shahih-nya; Kitabu at Ta’bîr,8/67:
“Dan berhentilah wahyu (tidak turun lagi) untuk beberapa waktu, sehingga Nabi saw. bersedih –sesuai riwayat yang sampai kepada kami- dengan kesedihan yang sangat sehingga berkali-kali berusaha melemparkan dirinya dari puncak gunung-gunung tinggi! Dan setiap kali beliau sampai di puncak gunung untuk melemparkan dirinya dari puncaknya, malaikat Jibril menampakkan diri kepadanya dan berkata, “Hai Muhammad, sesungguhnya engkau adalah benar-benar utusan (Rasul) Allah.” Maka tenanglah dan tentramlah hati dan jiwa beliau lalu beliau pulang”. Dan jika panjang fatratul wahyi (waktu terputusnya wahyu) beliau kembali seperti semula (ingin melemparkan diri dari puncak gunung)! Dan ketika beliau sampai di puncak gunug Jibril kembali lagi menampakkan dirinya dan berkata yang sama seperti pada kali-kali sebelumnya!.”


Muhamad suka berhubungan seks dengan sebanyak-banyaknya wanita
“Bagi orang yang mati syahid di sisi Allah enam keutamaan, ia diampuni tatkala pertama kali darahnya muncrat, ia melihat tempat duduknya di surga, ia dihiasi dengan gaun keimanan, dan ia dinikahkan dengan 72 bidadari, ia diselamatkan dari adzab qubur, dan diamankan tatkala hari kebangkitan” (HR Ahmad no 17182, At-Thirmidzi no 1663,  dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 3213)

Dan masih banyak lainnya yang tidak turut disertakan.


5. Allah swt memberikan wahyu yang penuh dengan pertentangan dan inkonsistensi didalamnya.

6. Allah swt menyebabkan manusia tidak menjadi satu umat saja, namun memecah-mecahkannya.
Qs An Nahl [16:93]
Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.

7. Allah swt menyesatkan Iblis dengan menuduh Iblis tidak melakukan Firman Allah disaat Allah menyatakan perintah tsb hanya dikhususkan kepada Malaikat.
Qs Al Baqarah [2:34] 
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.


8. Allah menyesatkan manusia dengan tetap membiarkan Iblis berada disurga bersama-sama dengan manusia, agar Iblis dapat dengan mudah menggodai manusia.
Qs Al A'Raf  [7:19-20]
(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim".
Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".


9. Allah tidak meninggalkan satupun bukti kenabian pada diri Muhamad entah itu suatu Mukjizat ataupun petunjuk keberadaan Allah yang dapat ditangkap indera manusia secara dasyat, sehingga manusia tetap tidak bisa memercayai perkataan Muhamad begitu saja.


QS Al An'am [6:37]
Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui".



Allah itu si Penyesat dan berjenis Jin

QS Fush Shilat [41:29]
Dan orang-orang kafir berkata: "Ya Tuhan kami perlihatkanlah kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jin dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina".

Muhamad Tidak Mampu Memberikan Bukti Kenabiannya

QS AL BAQARAH [2:108]
Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israel meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barang siapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.

QS AL BAQARAH [2:118]
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.

QS ALI IMRAN [3:183]
(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami kurban yang dimakan api." Katakanlah: "Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku, membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu orang-orang yang benar.

QS AL AN'AM [6:8]
Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) seorang malaikat?" dan kalau Kami turunkan (kepadanya) seorang malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun).


QS AL AN'AM [6:37]
Dan mereka (orang-orang musyrik Mekah) berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui".

QS AL ANFAAL [8:32]
Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al Qur'an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih".


QS YUNUS [10:20]
Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (mukjizat) dari Tuhannya?" Maka katakanlah: " Sesungguhnya yang gaib itu kepunyaan Allah; sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya aku bersama kamu termasuk orang-orang yang menunggu.


QS AR RA'D [13:27]
Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada Nya",

QS IBRAHIM [14:10]
Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan) mu sampai masa yang ditentukan?" Mereka berkata: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.




QS AL ISRAA [17:90-93]
Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami,
atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya,
atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.
Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca" Katakanlah: "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?"



Siapakah Penulis Quran

Siapakah Penulis Qur'an? - Sebuah Pengamatan: Bagian 1

Oleh Abul Kasem
Diterjemahkan oleh Adadeh

"Jika seseorang mulai dengan kepastian, dia akan mengakhiri dengan keraguan; tapi jika dia merasa puas untuk memulai dengan keraguan, maka dia akan mengakhiri dengan kepastian” - Francis Bacon (1561-1626) [1]

[Peringatan: Isi artikel ini dapat menyinggung perasaan sebagian pembaca. Penulis tidak bertanggungjawab jika pembaca merasa tersinggung karena membaca tulisan ini. Silakan baca tapi tanggung resiko sendiri]


Garis Besar

Tulisan ini meneliti penulis buku suci Islam yakni Al-Qur’an. Yang dilakukan di sini adalah cara baru mengamati Qur’an. Dengan menggunakan pemikiran yang masuk akal dan referensi sejarah yang ada tentang penulisan Qur’an, maka muncul sebuah kesimpulan. Cara penelitian seperti ini sangat bertentangan dengan iman buta para Muslim yang menerima begitu saja keaslian Qur’an tanpa pernah mempertanyakannya. Dengan mengamati, memilah, dan dengan seksama mengartikan isi Qur’an, ahadis (perbuatan dan perkataan Muhammad) dan Sirah Rasul Allah (kisah hidup Muhammad, ditulis oleh Ibn Ishaq), maka penulis dapat menentukan beberapa orang yang secara tak dapat disangkal lagi telah menyumbang pembuatan komposisi ayat2 Qur’an. Bukan Allah yang menulis Qur’an; bahkan bukan Muhammad sendiri yang menulis Qur’an. Qur’an tidak diciptakan oleh satu makhluk atau orang saja. Ada beberapa kelompok orang yang ikut membuat komposisi, tulisan, perbaikan, masukan dan bahkan menghapus ayat2 Qur’an. Orang2 terpenting yang terlibat dalam pembuatan Qur’an adalah: Imrul Qays, Zayd b. Amr, Hasan b. Thabit, Salman, Bahira, ibn Qumta, Waraqa dan Ubayy b. Ka'b. Muhammad sendiri terlibat dalam membuat sejumlah kecil ayat2, tapi orang yang paling berpengaruh dalam memotivasi Muhammad untuk menciptakan Islam dan penulisan Qur’an tampaknya adalah Zayd b. Amr, yang suka berkhotbah tentang ‘Hanifisme’. Muhammad kemudian mengubah ‘Hanifisme’ milik Zayd menjadi Islam. Dengan demikian, pengertian bahwa Islam bukanlah agama baru memang sudah jelas nyata. Akan tetapi, penemuan yang penting adalah bahwa Qur’an dengan tegas bukan merupakan firman Allah – tapi merupakan karangan manusia yang secara biasa disampaikan Muhammad sebagai firman Allah bagi manusia. Hal lain yang penting dalam tulisan ini adalah bahwa diantara agama2 kuno yang berhubungan dengan Qur’an, yang tampaknya paling utama adalah praktek ibadah agama Sabean. Malah kenyataannya, ibadah sholat 5 kali sehari dan puasa 30 hari (dua pilar utama dari lima pilar Islam) sebenarnya diambil dari agama orang2 Sabean. Sebenarnya Qur'an adalah kumpulan ibadah dari berbagai buku2 agama yang ada di jaman Muhammad. Muhammad, dan bukan Allah, dengan cara sederhana mengambil dan memilih dari berbagai sumber untuk menciptakan Qur'an. Meskipun banyak orang yang menyumbang dalam proses penulisan Qur'an, secara jelas Muhammad berperan sebagai editor utamanya.


Pendahuluan

Menurut Islam, mempertanyakan kemutlakan Qur’an ditulis Allah merupakan penghujatan yang serius. Seorang Muslim dapat menghadapi hukuman mati hanya karena memiliki keraguan sebesar atom tentang keaslian Qur’an. Qur’an itu di atas segalanya. Tiada ciptaan Allah yang lebih suci dibandingkan Qur’an. Akan tetapi, dasar manusia selalu ingin tahu, aku mulai meragukan keaslian Qur’an sejak kecil – ketika aku mulai membacanya dalam suasana yang sangat formal melafalkan ayat2 Qur’an. Aku menghabiskan waktu dua tahun belajar mengenai beberapa ayat2 dasar di bawah bimbingan seorang Hujur (ustad) di mesjid lokal. Sang Hujur mengajarkan Qur’an kepada sekelompok murid2 termasuk diriku sambil memegang sebuah rotan yang tampak berkilauan karena dia sering meminyakinya sebelum murid2 tiba di mesjid. Tiada seorang pun dari kami yang suka belajar Qur’an – pelajaran ini paling membosankan dan tugas yang terberat dalam masa kanak2 kami. Kami hanya menghafal saja bagaikan burung beo beberapa ayat tanpa mengerti satupun hurufnya. Sang Hujur juga ternyata tidak mengerti makna ayat2 tersebut. Bilamana kami bertanya tentang suatu ayat, jawabannya adalah beberapa sabetan rotan dari Hujur. Belajar melafalkan Qur’an identik dengan penindasan kejam terhadap anak2. Karena itu, diam2 kami menyimpan rasa tidak suka khususnya akan pelafalan Qur’an dan umumnya benci pada para Mullah.

Di kemudian hari, setelah aku lulus perguruan tinggi dan mulai bekerja, seorang kolegaku menunjukkan padaku sebuah Qur’an berbahasa Inggris yang diterjemahkan oleh Abdullah Yusuf Ali. Kolegaku ini adalah Tabligi (orang relijius yang suka berdakwah) tulen dan membujukku untuk membaca terjemahan Qur’an ini dengan seksama. Dia berjanji bahwa setelah aku mengerti pesan utama kitab suci Qur’an, maka hidupku akan berubah sama sekali – jadi lebih baik, katanya. Dengan ragu aku mulai membaca Qur’an bahasa Inggris itu – ayat demi ayat, sura demi sura. Semakin aku banyak membaca, semakin terkejut diriku. Hatiku merasa terganggu, kaget, bingung, dan penuh amarah. Aku tidak percaya bahwa buku yang seharusnya dikarang oleh Allah yang paling penuh kasih sayang, paling pengampun, dan paling pemaaf ternyata berisi banyak sekali kebencian, teror, perintah pembunuhan, perang, balas dendam dan di atas semuanya, perintah untuk menghancurkan semua yang tidak sesuai dengan pandangan Qur’an di dunia. Tentu saja memang ada beberapa ayat2 yang sangat puitis, ditulis dengan indah, ritmis, dan kadangkala penuh makna spiritual. Tapi terlepas dari beberapa ayat ‘bagus’ ini, aku menemukan sejumlah besar bagian Qur’an tidak masuk akal dan tidak layak diterapkan seperti misalnya ayat2 yang menyuruh Muslim membunuh dan melakukan perang Jihad terhadap non-Muslim. Aku mulai bertanya: bagaimana mungkin Allah yang penuh ampuh dan penuh kasih sayang itu bisa menulis buku kebencian yang sebagian besar berisi sampah dan manual teror, perang, dan penjarahan? Ketika kolega Tabligi-ku bertanya bagaimana keadaan diriku setelah membaca Qur’an, aku jawab baik2 saja – dan lalu memperluas percakapan dengan mengatakan bahwa aku menemukan hal2 yang mengejutkan dalam Qur’an yang tadinya tidak aku ketahui. Dia hanya tersenyum dan berkata, “Qur’an itu hebat ya?” Kujawab, “Iya! Sungguh mencengangkan, tidak salah lagi.”

Beberapa tahun kemudian, aku mulai merenungkan Qur’an. Dengan membaca terjemahan orang lain dan juga Tafsir, aku membaca dan membaca ulang Qur’an – beberapa kali agar aku yakin yang mereka terjemahkan dan terangkan memang benar2 tepat. Semakin jauh mempelajari Qur’an, diriku semakin bingung, terganggu, dan marah – marah, karena aku merasa benar2 kecewa terhadap agama pembunuhan yang dipaksakan pada diriku hanya karena aku lahir sebagai Muslim. Hal yang kubaca dalam Qur’an mengejutkanku begitu rupa sehingga aku ingin dapat jawaban pertanyaan ini: SIAPAKAH YANG MENULIS QUR’AN? Aku butuh waktu lama bertahun-tahun bekerja keras untuk mendapatkan jawaban pertanyaanku itu. Tulisan ini mencoba menjawab pertanyaan itu. Aku telah merencanakan menulis ini jauh hari. Sekarang setelah tulisan selesai dibuat, giliran kalian untuk mempertanyakan: Siapakah yang Menulis Qur’an?

Selama masa penyelidikan, aku menemukan ternyata banyak orang yang terlibat dalam pengumpulan dan penyusunan Qur’an. Terdapat banyak sekali bukti yang secara tegas menyangkal Qur’an ditulis oleh Allah dan bukti2 ini terpendam dalam Qur’an, ahadis, dan Sirah, dan kebanyakan Muslim tidak mengetahuinya. Pernyataan Allah menulis Qur’an, kupikir merupakan kebohongan utama pada umat manusia selama lebih dari seribu tahun. Kita bahkan dapat mengatakan secara tegas bahwa Muhammad tidak sendirian dalam menulis Qur’an. Pada kenyataannya, sebagian besar Qur’an disusun atau digagasi dan ditulis oleh beberapa orang. Orang2 yang paling utama diantaranya adalah:

Imrul Qays – penyair Arabia kuno yang mati beberapa dekade sebelum Muhammad lahirZayd b. Amr b. Naufal – ‘murtad’ dari agama pagan Quraish, lalu berkhotbah tentang HanifismeLabid – penyair lain Hasan b. Thabit – penulis syair resmi bagi Muhammad Salman, orang Persia – penasehat dan orang kepercayaan MuhammadBahira – pendeta Kristen Nestoria dari gereja SyriaJabr – tetangga Muhammad yang beragama KristenIbn Qumta – budak yang beragama Kristen Khadijah – istri pertama MuhammadWaraqa – saudara sepupu KhadijahUbay b. Ka'b – sekretaris Muhammad dan juru tulis Qur'anMuhammad sendiri

Kelompok lain yang juga berpengaruh adalah: Umat Sabi Aisha – pengantin kanak2 Muhammad Abdallah b. Salam b. al-Harith – orang Yahudi yang beralih ke Islam Mukhyariq – seorang Rabbi dan orang Yahudi yang beralih ke Islam

Tentu saja daftarku tentang para pengarang Qur’an tidak terbatas pada nama2 di atas saja. Ada banyak kelompok lain yang juga terlibat yang mungkin belum pernah kudengar. Tapi untuk diskusi singkat, daftar di atas sudah cukup memadai. Dalam tulisan ini aku akan menyebutkan satu per satu sumbangan mereka dalam penulisan Qur’an.

Untung mengerti tentang Qur’an dan penulis2nya, pertama-tama kita harus tahu latar belakang Muhammad, yang dianggap Muslim sebagai ciptaan Allah terbaik.


Agama asli Muhammad adalah Paganisme

Sudah merupakan fakta mutlak bahwa Muhammad lahir dari orangtua pagan. Ayahnya yang bernama Abdullah dan ibunya Amina merupakan orang2 pagan dan biasa menyembah berhala2. Di sepanjang masa mudanya (mungkin sampai usia remaja), Muhammad beribadah agama pagan. Di jaman sekarang, para Muslim sangat sukar menerima kenyataan ini. Latar belakang pagan Muhammad ditulis oleh Hisham ibn al-Kalbi di Kitab al-Asnam (The Book of Idols), hal. 17 [2]: ‘Kami diberitahu bahwa Rasul Allah pernah menyinggung hal tentang al-‘Uzza dan katanya, “Aku telah mempersembahkan domba putih kepada al-‘Uzza, ketika aku masih menjadi pengikut agama masyarakatku.”

Dalam perkataannya di atas Muhammad dengan jelas mengakui masalalunya sebagai penganut paganisme – yang merupakan agama kaum Quraish.

Awalnya, Muhammad bahkan memuji-muji pentingnya dewa2 (atau berhala2) kaum pagan dengan menyatakan setuju dengna kaum Quraish bahwa dewa2 mereka merupakan wakil Allah. Di halaman yang sama Hisham ibn al-Kalbi menulis: [3]

Orang2 Quraish berjalan mengelilingi Ka’bah dan berkata:Demi Allat dan al-‘Uzza,Dan Manah, sang berhala ketiga.Memang benar kalian adalah wanita2 yang paling muliaYang amanatnya didambakan.

Selain Allat juga terdapat “Anak2 Perempuan Allah,” yang dianggap sebagai wakil Tuhan. Ini ayat2 yang diterima Rasul Allah tentang mereka:

053.019 Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Lata dan Al Uzza,053.020 dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?053.021 Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?053.022 Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.053.023Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. [4]

Ketika Muhammad beranjak dewasa dan mulai menghadiri pertemuan tahunan para penyair di Ukaz, dia sangat terpesona dan tergugah oleh pikiran2, kemahiran bicara, perasaan, kemerdekaan berpikir dan humanisme yang dinyatakan oleh para penyair di situ. Dia mulai mempertanyakan ibadah penyembahan berhala dan mulai berkhotbah konsep baru Tuhan yang Esa, Tuhan sang Pencipta – serupa dengan konsep keTuhanan agama orang2 Yahudi dan Kristen saat itu. Meskipun begitu, dia bingung Tuhan mana sebenarnya yang dia sembah. Allah (sang Dewa Bulan – inilah sebabnya Islam menggunakan simbol bulan dan simbol ini tertera di setiap mesjid) merupakan Tuhan yang paling utama bagi kaum pagan. Tapi selain menyembah Allah, kaum pagan juga menyembah illah2 atau wakil2 lain dari Tuhan, yakni dewa2 yang lebih rendah kedudukannya seperti: Hubal, Al-lat, Al-Uzza, Manat, dll. Karena itulah awalnya Muhammad tidak menggunakan nama Allah sebagai Tuhan yang disembahnya. Lagipula, pada saat itu segala tukang sihir, dukun, tabib, dan penyembah setan juga terbiasa untuk bersumpah dalam nama Allah. Semua ini membuat Muhammad menolak memilih Allah sebagai Tuhannya.

Pada saat yang sama di jaman itu, masyarakat Yemen memuja Tuhan lain yang bernama Ar-Rahman. Awalnya Muhammad mengadopsi nama Ar-Rahman sebagai Tuhan utama. Kebetulan orang Yahudi pun menggungakan kata Rahmana sebagai Tuhan dalam masa penulisan Talmud. [5] Muhammad dengan cerdik berpikir jika dia menggunakan nama Ar-Rahman maka dia bisa menarik orang2 Yahudi dan orang2 pagan untuk memeluk agama barunya. Mohon diperhatikan bahwa dalam Qur’an Allah tidak pernah berkata dia punya 99 nama lain, termasuk Ar-Rahman.

Tatkala Muhammad mengumumkan dirinya sebagai Rasul Ar-Rahman, masyarakat pagan Quraish di Mekah jadi bingung dan tidak mengerti. Mereka hanya kenal satu Ar-Rahman, yakni Ar-Rahman yang dipuja masyarakat al-Yamamah atau Yemen (beberapa penulis lain menyatakan Ar-Rahman berada di Yemen). Untuk memeriksa pernyataan Muhammad, masyarakat Quraish mengirim sekelompok utusan untuk bertemu dengan masyarakat Yahudi Medina, karena mereka benar2 menyangka bahwa Ar-Rahman adalah Tuhan di Yemen atau Yamamah. Ahli sejarah Islam Ibn Sa’d menulis: [6]”Masyarakat Quraish mengirim al-Nadr Ibn al-Harith Ibn 'Alaqamah dan 'Uqbah Ibn abi Mu'ayt dan beberapa lainnya untuk bertemu dengan orang2 Yahudi di Yathrib (nama lama Medina) dan berpesan pada mereka untuk menanyakan (kaum Yahudi) tentang Muhammad. Mereka tiba di Medinah dan berkata (pada orang2 Yahudi): Kami datang padamu karena terdapat masalah besar di tempat kami tinggal. Ada seorang yatim piatu sederhana yang menyatakan pengakuan besar, menganggap dirinya Rasul al-Rahman, padahal kami tidak kenal al-Rahman lain selain Rahman dari al-Yamamah. Mereka (orang2 Yahudi) berkata: Beri perincian tentang dia pada kami. Mereka (orang2 Quraish) memberi perincian tentang dia, dan lalu mereka ditanya tentang pengikut2nya (Muhammad). Mereka berkata: Pengikutnya adalah orang2 rendahan dari masyarakat kami. Mendengar itu, seorang ahli dari mereka (orang2 Yahudi) tertawa dan berkata: dia adalah Nabi yang kita temukan dinyatakan dalam kitab2 suci kami; kami juga tahu bahwa masyarakatnya adalah kaum yang paling menentangnya.”

Jika kita baca secara obyektif, dalam 50 sura pertama (dalam kronologi yang benar) di Qur’an tampak kebingungan Muhammad tentang Tuhan, Allah dan Ar-Rahman. Dia sangat tidak yakin siapa yang dianggapnya sebagai Tuhannya (Illahnya). Ini kesimpulan dari 50 Sura pertama mengenai pengertian Muhammad tentang Tuhan:

Tuhan yang maha esa - 68, 92, 89, 94, 100, 108, 105, 114, 97, 106, 75 (11 Suras) Ar-Rahman, Tuhan - 55, 36 (2 Suras) Ar-Rahman, Allah, Tuhan - 20 Allah, Tuhan - 96, 73, 74, 81, 87, 53, 85, 50, 38, 7, 72, 25, 35, 56, 26, 27, 28, 17 (18 Suras) Sura2 ini menunjukkan pada awalnya Muhammad tidak pasti, bingung dan tidak mengerti tentang Tuhan (Illah)-nya sendiri.

Qur’an juga menegaskan bahwa ketika dia mulai berkhotbah tentang kepercayaan barunya, Muhammad salah mengerti, bingung dan tidak tahu banyak tentang agama. Inilah yang tertulis dalam Qur’an:Muhammad bingung, lalu Allah membimbingnya ... 93:7 093.007 Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

Di masa lalu Muhammad tidak tahu apa2 ... 12:3, 42:52 012.003Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.042.052 Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Jadi bagaimana awalnya Muhammad belajar tentang dasar2 agama barunya? Masuklah Imrul Qais dan Zayd Ibn Amr dalam hidupnya.


Imrul Qays

Dalam masyarakat Arabia kuno, syair merupakan hal yang sangat disukai. Penulis syair punya kedudukan tinggi dalam masyarakat, dan kata2 penyair termashyur dianggap sama pentingnya seperti firman Tuhan. Di daerah gurun pasir yang tidak nyaman dan tidak punya banyak jenis hiburan, masyarakat kuno Arab terbiasa merasa damai, tenang, tenteram dan bahkan juga perasaan dendam dan keinginan berperang melalui kata2 mempesona yang dirangkai oleh penyair2 mereka. Para penyair menyuplai kebutuhan rohani masyarakat Arab. Ayat2 syair dari tujuh penyair dicantumkan secara permanen di tembok2 Ka’bah. Ayat2 syair ini dikenal sebagai Muallakat.

Dalam kamus Islam [7] tertulis bahwa ayat2 syair ini dikenal juga sebagai Muzahhabat atau syair2 emas, karena huruf2nya ditulis dengan tinta emas. Para penulis syair2 indah ini adalah: Zuhair, Trafah, Imrul Qays, Amru ibn Kulsum, al-Haris, Antarah dan Labid.

Dari antara ketujuh penyair ternama ini, yang paling terkenal adalah Imrul Qays, yang tidak disangkal lagi merupakan ‘raja’ atau ‘legenda’ syair Arab. Dia adalah seorang pangeran, karena ayahnya adalah Raja sebuah suku Arab. Karena kecintaan dan baktinya terhadap syair, ayahnya merasa jengkel dan membuangnya dari istana. Setelah itu, dia hidup seorang diri dengan menggembalakan domba dan terus menulis syair. Akhirnya dia menjadi pengembara dan hidupnya menjadi nelangsa setelah sukunya nyaris punah dalam perang antar suku. Dia mengembara ke mana2 dan akhirnya tiba di Konstantinopel. Dikabarkan bahwa dia dihukum mati oleh penguasa Romawi di Konstantinopel karena dia membuat seorang putri kerajaan jatuh cinta melalui kasih dan puisinya. Dia wafat di sekitar tahun 530-540 M, sebelum Muhammad lahir. Syair2nya yang tiada bandingnya diucapkan oleh banyak orang2 Arab, dan sudah jelas Muhammad hafal banyak syair2 Imrul Qays yang hebat. Dikatakan bahwa Muhammad sendiri berkata bahwa Imrul Qays merupakan penyair terbesar Arabia. Tidak diragukan bahwa Muhammad terpengaruh meniru syair2 Imrul Qays dalam ayat2 awal Qur’an.

Catatan sejarah Qur’an biasanya menulis Sura al-Alaq (Sura 96) sebagai wahyu pertama Allah pada Muhammad. Akan tetapi pengamatan seksama terhadap Qur’an menunjukkan bahwa hal ini tidak benar. Malah kamus Islam [8] dengan mengutip dari sumber2 Islam menyatakan bahwa Sura2 pertama (sebelum Sura 96 diwahyukan) adalah:

99 - az-Zalzalah (Gempa) 103 - al-Asr (Masa) 100 - al-Adiyat (Berlari Kencang) 1 - al-Fatiha (Pembuka)

Sura2 ini pendek, punya nilai spiritual dalam, dan mempesona. Coba lihat contoh dua Sura berikut:Sura 99 (Gempa) 099.001 Apabila bumi digegarkan dengan gegaran yang sedahsyat-dahsyatnya,099.002 Serta bumi itu mengeluarkan segala isinya,099.003 Dan berkatalah manusia (dengan perasaan gerun): Apa yang sudah terjadi kepada bumi?099.004 Pada hari itu bumi pun menceritakan khabar beritanya:099.005Bahwa Tuhanmu telah memerintahnya (berlaku demikian).099.006 Pada hari itu manusia akan keluar berselerak (dari kubur masing-masing) untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) amal-amal mereka.099.007Maka sesiapa berbuat kebajikan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!099.008Dan sesiapa berbuat kejahatan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!

Sura 103 (Masa) 103.001 Demi Masa!103.002 Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian;103.003 Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar.

W. St. Calir-Tisdall, pengarang buku terkenal Asal Usul Islam (The Origin of Islam) [9] membandingkan dua bagian dari Sabaa Mu'allaqat, dan mendapatkan keserupaan dengan ayat2 Qur’an. Contohnya adalah ayat2 Qur’an berikut:

054.001Telah hampir saat (kedatangan hari kiamat) dan terbelahlah bulan.093.001 Demi waktu Duha.

Tentang Q 54.1 W. St. Clair-Tisdall menulis: [10] ‘Sudah merupakan kebiasaan jaman itu bagi para pengkhotbah untuk menggantungkan tulisan mereka di Ka’ba; dan sekarang kita tahu ada tujuh Mu'allaqat yang ditempel di sana. Kita diberitahu bahwa Fatima, anak perempuan Muhammad, pada suatu hari berjalan sambil melafalkan 54.1. Pada saat itu dia berjumpa dengan anak perempuan Imrul Qays yang berkata padanya, “Oh, ternyata itulah yang dicuri ayahmu dari salah satu syair2 ayahku, dan menyebutnya sebagai wahyu yang turun padanya dari surga;” dan kisah ini lalu tersebar diantara orang2 Arab sampai sekarang.’

Hubungan antara syair2 Imrul Qays dan beberapa ayat awal Qur’an sangatlah jelas. Mengenai hal ini dijabarkan W. St. Clair-Tisdall elaborates lebih lanjut: [11] “Hubungan antara syair Imra'ul Qays dan Qur’an begitu jelas sehingga kaum Muslim dapat membayangkan melihat syair yang sama tercantum dalam Qur’an di surga abadi. Bagaimana Muslim bisa menjelaskan hal ini? Apakah mereka bisa menyatakan bahwa kata2 itu diambil dari Qur’an dan masuk ke dalam syair Imrul? Ini tidak mungkin. Atau bisakah mereka menjawab bahwa penulis syair bukan Imra'ul Qays, tapi orang lain, yang setelah Qur’an diwahyukan, berani mencurinya dan memasukkannya ke dalam syair Imra'ul Qays? Ini pun tidak mungkin dibuktikan!”

Pada kenyataannya, firman Allah yang sama tercantum pula di Muallaqat dan juga di Diwan dalam syair karangan Labid. Maka jika Muslim mengatakan bahwa Qur’an adalah firman Allah, apakah ini berarti Allah mencontek ayat2 Qur’an dari Imrul Qays?

Mari sekarang kita bahas sumbangan Zayd ibn Amr pada penulisan Qur’an.


Zayd bin Amr bin Naufal

Di masa Muhammad, terjadi gerakan agama menentang paganisme. Gerakan agama ini dipimpin oleh sekelompok pemikir bebas (freethinkers), yang menolak paganisme, dan memenuhi kebutuhan spiritual mereka dengan mencari agama lain. Mereka dikenal sebagai kaum Hanifit atau Hanif.

Kamus Islam [12] menulis bahwa makna asli Hanif adalah orang yang beralih kepercayaan atau orang yang berubah haluan (serupa artinya dengan murtad). Makna lain dari Hanif adalah:1. Penganut Islam yang takwa2. Penganut kepercayaan orthodox3. Penganut agama Abraham

W. St. Clair-Tisdall [13] menulis: ‘Kata Hanif, memang aslinya berarti “kotor” atau “murtad,” dan kata ini digunakan oleh masyarakat pagan Arab bagi Zaid, karena dia meninggalkan kepercayaan menyembah dewa2.’

Muhammad kemudian menggunakan kata Hanif, pertama-tama bagi agama Abraham, lalu bagi umat Islam yang takwa. Karena itu, para Muslim adalah para Hanif – atau mereka adalah, kalau mau jujur nih, pengikut2 Zayd! Di tulisan yang sama, W. St. Clair-Tisdal (ibid) menulis lebih jauh, “Kata itu menyenangkan Muhammad dan digunakan olehnya sebagai kata bermakna baik.” [14]

Menurut Ibn Ishaq [15] para murtadin (Hanifs) terkenal di Mekah pada jaman Muhammad adalah: Waraqa b. Naufal: murtad dari Paganisme dan jadi Kristen Ubaydullah b. Jahsh: murtad dari Paganisme dan jadi Kristen setelah pergi ke Abyssinia. Istrinya adalah Umm Habiba d. Abu Sufyan yang nantinya dikawini oleh Muhammad. Uthman b. al-Huwayrith. Dia nantinya pergi menghadap kaisar Byzantium dan jadi Kristen. Zayd b. Amr b. Naufal: murtad dari Paganisme dan lalu menyembah Tuhan-nya Abraham.

Waraqa adalah saudara sepupu Khadijah, yang adalah istri pertama Muhammad. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa dia adalah penganut Yudaisme sebelum jadi Kristen. Ubaydullah adalah cucu dari Abd al-Muttalib dan Uthman b. al-Huwayrith ditawari kedudukan tinggi di pengadilan Byzantium di Syria.

Hanya Zayd b. Amr yang tetap jadi penganut Hanif yang taat. Dia biasa berkata, “Aku menyembah Tuhan-nya Abraham,”tapi dia menyalahkan jemaatnya karena memilih jalan hidup yang jahat. [16]

Menurut W. St. Clair-Tisdal [17] Zayd setahun sekali berziarah di sebuah gua dekat Mekah. Tidak dapat disangkal lagi pengaruhnya terhadap Muhammad yang juga mengunjungi gua yang sama untuk merasakan ketenangan dalam kesendirian.

Ibn Ishaq menulis [18] bahwa ketika Zayd b. Amr menghadap Ka’bah dia biasa berkata ‘Labbaka dalam kebenaran, dalam ibadah, dan dalam pelayanan.’

Ketika Zayd berdiri dan menghadap Qibla, dia akan berkata (ibid), "Aku berlindung pada tempat Abraham berlindung.”

Zayd juga mengecam persembahan binatang untuk dewa2 dan mengutuk kaum pagan yang mengubur bayi2 perempuan (ini kukira adalah hal yang sangat jarang terjadi – karena tidak satu pun penguburan bayi perempuan yang dinyatakan dalam Qur’an atau dalam ahadis: buku2 ini secara samar menerangkan tentang praktek ibadah paganisme tanpa menyebut satu pun kasus penguburan hidup2).

Anak perempuan Abu Bakr yakni Amina suatu kali melihat Zayd bin ‘Amr yang sangat tua di Ka’bah. Tentang hal ini, Ibn Ishaq menulis: [19] 'Hisham b. Urwa dari ayahnya dan atas ijin ibunya, Asma d. Abu Bakr berkata bahwa dia melihat Zayd sewaktu telah sangat tua menyenderkan punggungnya di Ka’bah dan berkata, ‘O Quraish, demi Dia yang tangannya memegang jiwa Zayd, tiada seorang pun dari kalian yang mengikuti agama Abraham selain diriku.’ Lalu katanya: ‘O Tuhan, jika aku tahu bagaimana kau ingin disembah, maka aku akan menyembahmu dengan cara itu; tapi aku tidak tahu.’ Maka dia bersujud bertopang tapak tangannya.’

Catatan sejarah tidak menyatakan dengan jelas apa yang terjadi dengan Zayd b. Amr. Akan tetapi, Ibn Ishaq menulis bahwa ayah Kalifah Umar yakni al-Khattab (Umar b. al-Khattab adalah keponakan Zayd) dulu biasa menyakiti Zayd b. Amr dengan hebat dan dia akhirnya dibunuh. Tidak jelas siapa yang membunuh Zayd. Inilah yang ditulis Ibn Ishaq: [20]“Ketika al-Khattab (ayah Umar) menyakiti Zayd bin ‘Amr sedemikian rupa sehingga dia terpaksa melarikan diri ke daerah di atas Mekah dan dia berhenti di gunung Hira yang menghadap kota. Zayd hanya bisa mengunjungi Mekah diam2.

Lalu Zayd meninggalkan Mekah untuk mencari agama Abraham – dia pergi sampai Syria. Lalu Zayd kembali mengunjungi Mekah dan dia dibunuh.”

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, karena Zayd b. Amr bertekad memeluk kepercayaan Hanifite tanpa kompromi dan mengritik agama paganisme yang dianut kaum Quraish, maka dia diusir dari Mekah dan dilarang untuk hidup di sana. Dia diasingkan, diboikot dan ditolak oleh sebagian besar masyarakat Quraish. Dia harus hidup di dalam gua di Gunung Hira yang terletak di sebelah utara Mekah. Muhammad yang juga ditolak masyarakatnya pada saat itu juga sering bertemu dengan Zayd di gua Hira.

Ibn Ishaq juga menulis bahwa malaikat Jibril sering mengunjungi Muhammad di gua Hira. Jika kita mengamati keterangan2 di mana Muhammad mengaku bahwa Jibril seringkali menemuinya dalam bentuk manusia biasa, dapat diduga bahwa ketika Muhammad sering bertemu Zayd b. Amr untuk belajar agama Hanif, dia mungkin mengira Zaybe adalah malaikat Jibril. Ada kemungkinan pula Zayd b. Amr mengajarkan Muhammad membaca (dan menulis) syair atau ayat2 yang nantinya jadi ayat2 Qur’an!

Ibn Ishaq menulis [21] bahwa Muhammad biasa sembahyang seorang diri di Hira setiap tahun selama sebulan untuk melakukan 'tahnanuth' yang merupakan ibadah pagan (dan ini menegaskan sekali lagi akan latar belakang agama pagan yang dianut Muhammad). Menurut masyarakat Quraish, 'tahnanuth' berarti pengabdian agamawi.

Sahih Bukhari membenarkan bahwa Muhammad bertemu dengan Zayd b. Amr di lembah Gunung Hira.

Muhammad bertemu Zayd b. ‘Amr dan menawarkannya daging yang dipotong bagi berhala2 (Sahih Bukhari, 7.67.407, 5.58.169)

Volume 7, Book 67, Number 407: Dikisahkan oleh 'Abdullah: Rasul Allah berkata bahwa dia bertemu Zaid bin ‘Amr b. Nufail di tempat dekat Baldah dan ini terjadi sebelum Rasul Allah menerima wahyu illahi. Rasul Allah menawarkan masakan daging (yang telah ditawarkan padanya oleh orang2 pagan) kepada Zaid bin ‘Amr, tapi Zaid menolak memakannya dan lalu berkata (pada orang2 pagan), “Aku tidak makan apa yang kau sembelih di atas mezbahmu (Ansabs) dan aku pun tidak makan kecuali bila nama Allah disebut pada saat penyembelihan.”

Volume 5, Book 58, Number 169: Dikisahkan oleh 'Abdullah bin 'Umar: Sang Nabi bertemu Zaid bin ‘Amr bin Nufail di dasar (lembah) Baldah sebelum wahyu illahi diterima sang Nabi. Makanan ditawarkan pada sang Nabi tapi dia menolak memakannya. (Lalu makanan itu ditawarkan kepada Zaid) yang berkata, “Aku tidak makan apapun yang kau sembelih dalam nama dewa2 batumu. Aku tidak makan apapun kecuali bila nama Allah disebut pada saat penyembelihan.” Zaid bin ‘Amr sering mengritik cara kaum Quraish menyembelih binatang2 mereka, dan biasa berkata, “Allah telah menciptakan domba dan Dia telah mengirim air baginya dari langit, dan Dia telah menumbuhkan rumput baginya dari bumi; tapi kau menyembelihnya dengan nama lain selain nama Allah. Dia biasa berkata begitu, karena dia menolak cara itu dan menganggapnya sebagai penghujatan.

Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar: Zaid bin ‘Amr bin Nufail pergi ke Sham, menyatakan agama yang benar untuk diikuti. Dia bertemu ahli agama Yahudi dan bertanya tentang agamanya. Dia berkata, “Aku ingin memeluk agamamu, jadi mohon terangkan tentang agamamu padaku.” Orang Yahudi itu berkata, “Kau tidak akan memeluk agama kami kecuali kau ditimpa kemarahan Allah.” Zaid berkata, “Aku tidak akan lari kecuali dari kemarahan Allah, dan aku tidak akan mampu menanggungnya jika aku punya kemampuan untuk menghindarinya. Dapatkah menjelaskan padaku agama yang lain?” Dia berkata, “Aku tidak tahu agama lain kecuali agama Hanif.” Zaid bertanya, “Apakah Hanif itu?” Dia berkata, “Hanif adalah agama (nabi) Abraham yang bukan Yahudi ataupun Kristen, dan dia dulu menyembah tak lain selain Allah (saja).” Lalu Zaid pergi dan bertemu dengan ahli agama Kristen dan menanyakan hal yang sama. Orang Kristen itu berkata, “Kau tidak akan memeluk agamaku kecuali jika kau dapat kutukan Allah.” Zaid menjawab, “Aku tidak lari kecuali dari kutukan Allah, dan aku tidak akan dapat menanggung kutukan Allah dan kemarahannya jika aku mampu menghindarinya. Sudikah kau mengatakan padaku tentang agama lain?” Dia menjawab, “Aku tidak tahu agama lain kecuali agama Hanif.” Zaid bertanya, “Apakah Hanif itu?” Dia menjawab, “Hanif adalah agama (nabi) Abraham yang bukan Yahudi ataupun Kristen dan dia menyembah tak lain selain Allah (saja).” Ketika Zaid mendengar penjelasan mereka tentang (agama) Abraham, dia meninggalkan tempat itu, dan ketika dia ke luar, dia menaikkan kedua tangannya ke atas dan berkata, “O Allah! Aku menjadikanMu saksiku bahwa aku mengikuti agama Abraham.”

Dikisahkan oleh Asma bint Abi Bakr: Aku melihat Zaid bin Amr bin Nufail berdiri dengan punggung bersandar pada Ka’ba dan berkata, “Wahai masyarakat Quraish! Demi Allah, tidak seorang pun dari kalian yang mengikuti agama Abraham kecuali diriku.” Dia sering menyelamatkan nyawa anak2 perempuan kecil: Jika seseorang ingin membunuh anak perempuannya, dia akan berkata padanya, “Jangan bunuh dia karena aku akan memberinya makan mewakili dirimu.” Maka dia lalu mengambil anak perempuan itu, dan anak itu tumbuh sehat, dan dia lalu akan berkata pada ayah anak itu, “Sekarang jika kau menginginkan anakmu, aku akan memberikannya padamu, dan jika kau mau, aku akan memberinya makan mewakili dirimu.”

Hadis pertama memberi keterangan tentang agama pagan Muhammad – bahwa awalnya, dia mungkin memakan daging binatang persembahan bagi berhala2 yang disembah kaum pagan (dan ini membenarkan yang ditulis Hisham ibn al-Kalbi), tapi Zayd b. Amr dengan tegas menolak makan daging persembahan bagi para berhala. Muhammad belajar dari Zayd untuk tidak makan daging persembahan bagi berhala (daging haram). Hadis ke dua bertentangan dengan hadis pertama (7.67.407) tentang Muhammad memakan daging haram. Akan tetapi, sedikit pengamatan akan hadis ini menunjukkan bahwa Muhammad mengikuti pandangan Zayd mengenai daging yang halal, dan dari Zayd dia mendapatkan gagasan tentang Allah untuk menjadi Tuhan yang disembahnya. Dengan begitu, tidakkah kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ide Islam sebenarnya berasal dari Zayd? Dalam biografi Muhammad yang ditulis oleh Ibn Ishaq [22] kita temukan ayat2 syair yang ditulis oleh Zayd yang serupa dengan ayat2 Qur’an. Karena itu pula, dapat dikatakan bahwa setelah kematian Zayd yang tiba2 dan misterius, Muhammad mengambil mantelnya, filosofinya, syairnya, dan tugas untuk promosi agama ‘Hanif’. [Untuk melihat contoh ayat2 yang ditulis dalam puisi Zayd dan perbandingannya dengan ayat2 Qur’an, silakan baca appendix.]

Ibn Sa’d menulis [23] bahwa ketika Muhammad memulai agama Islamnya, seorang mualaf berkata pada Muhammad tentang kata2 Zayd ibn Amr dan Muhammad menjawab, “Aku telah melihat dia di surga menggambar baju2nya.” Ini membuktikan pengakuan Muhammad akan sumbangan Zayd terhadap konsep Islam atau Hanifisme.

Tulisan berikut [24] dari ahli sejarah Islam Ibn Sa’d menunjukkan lebih jauh bahwa Muhammad mendapatkan ide tentang Islam dari Zayb b. Amr:“Zayb Ibn ‘Amr Ibn Nufayl berkata: aku memeriksa agama Kristen dan Yudaisme tapi aku tidak suka. Aku pergi ke Syria dan daerah sekitarnya sampai aku merasa asing terhadap masyarakatku dan aku membenci penyembahan berhala, Yudaisme, dan Kristen. Dia berkata padaku: Aku melihat kau mencari agama Ibrahim. Wahai saudaraku orang Mekah! Kau mencari keyakinan yang tidak lagi dipraktekkan saat ini. Itu adalah keyakinan moyangmu, Ibrahim, dan itulah iman yang sejati. Dia (Ibrahim) bukanlah orang Yahudi maupun orang Kristen. Dia biasa melalukan sholat dan bersujud menghadap rumah ini (Ka’bah) yang terletak di kotamu. Jadi kembalilah ke kotamu. Dia akan mendirikan kembali keyakinan asli Ibrahim dan dia adalah orang yang paling dihormati diantara2 makhluk2 ciptaan Allah.”

Tampak jelas bahwa Zayd sendiri menulis beberapa Sura (mungkin sampai 30 Sura, tapi tidak dalam kronologi yang teratur), termasuk Sura2 yang mengandung penjelasan tentang agama Hanif Abraham. Beberapa ayatnya sebagai berikut:

002.135 Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik". [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

003.067 Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

003.095Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik. Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

004.125 Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

006.161 Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik". [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

006.079Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

016.120 Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan h anif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

010.105 dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

022.031 dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

098.005Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

030.030Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]

Seperti yang telah disebut sebelumnya, Zayd ibn Amr sangat menentang praktek agama pagan yang mengubur hidup2 bayi2 perempuan. Qur’an menyebut praktek langka yang dilakukan masyarakat Quraish hanya dalam tiga ayat saja. Inilah ayatnya:

016.058Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.

017.031 Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.

081.008apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,081.009 karena dosa apakah dia dibunuh,

Sudah jelas bahwa ayat2 di atas berasal dari Zayd b. Amr dan tampaknya ditulisnya sendiri pula. Setelah Zayd mati, Muhammad mengakuinya sebagai wahyu Allah padanya.

Contoh2 di atas menunjukkan bahwa Muhammad punya jiplakan kisah2, konsep2 dan gaya Zayd ibn Amr dalam komposisi Qur’an.

===========================================Abul Kasem writes from Sydney. His e-mail address is abul88@hotmail.com

Footnotes for Part 1 [1] Quoted from Milestones of Science by Curt Suplee, p.70, published by the National Geographic Society, 2000 [2] Hisham al-Kalbi, Kitab al-Asnam, p.17 [3] Ibid [4] Ibid [5] Noldeke: The Koran, The Origins of the Koran, p.53 [6] Ibn Sa'd, vol.i, pp.189-190 [7] Hughe's Dictionary of Islam, p.460 [8] Ibid, p.485 [9] The Origins of the Koran, pp.235-236 [10] Ibid [11] The Origins of the Koran, p.236 [12] Hughes Dictionary of Islam, pp.161-162 [13] The Sources of Islam, The Origins of the Koran, p.289 [14] Ibid [15] Ibn Ishaq, p.99 [16] ibid, p.287 [17] The Sources of Islam, The Origins of the Koran, pp.229-230 [18] Ibn Ishaq, pp.99-100 [19] Ibid [20] Ibn Ishaq, p.102 [21] Ibn Ishaq, p.105 [22] Ibn Ishaq, pp.100-102 [23] Ibn Sa'd, vol.i, p.185 [24] Ibn Sa'd, vol.i, p.185





Labid

Labid adalah penyair lain yang sangat dikagumi Muhammad. Sekarang kita lihat secara singkat sumbangan penyair ini dalam penulisan Qur’an.Labid adalah Anak dari Rabiah ibn Jafar al-Amiri. Kamus Islam [25] melaporkan bahwa Labid wafat di Kufah di Iraq pada usia 157 tahun. Seperti telah disebut, Labid adalah satu dari tujuh penyair ulung Muallaqat. Sejarawan Islam menyatakan Labid memeluk Islam ketika dia membawa ayat pertama Sura al-Bakara (Sura 2) dicantumkan di dinding Ka’ba; dan dia lalu tidak jadi mencantumkan puisinya dan lalu memeluk Islam. Pernyataan ini tentu saja tidak betul karena ayat pertama Sura al-Bakara hanyalah berbunyi: Alif. Lam. Mim – ini adalah kode pesan yang Muhammad sendiri tidak tahu artinya dan dia berkata hanya Allah saja yang mengetahui artinya. Sedangkan ayat yang ditulis Labid berbunyi: “Ketahuilah bahwa segalanya hanya mementingkan diri sendiri kecuali Tuhan.” Muhammad menjuluki Labid sebagai penyair sejati. Bahkan jikalau seandainya orang menganggap Labid jadi Muslim setelah membaca ayat2 Muhammad, maka sungguh lebih jelas lagi bahwa Labid membantu Muhammad menyusun puisi yang nantinya, disampaikan pada Allah melalui malaikat Jibril. Ayat2 yang ditulis Labid bagi Muhammad kebanyakan berhubungan dengan kebaikan, pentingnya perbuatan2 baik, narasi2 tata cara hidup orang Arab, dll.

Di ahadis (kumpulan hadis2) kita temukan keterangan yang bersangkutan dengan Labid. Ini beberapa contohnya:

Sahih Bukhari, Volume 5, Buku 58, Nomer 181: Dikisahkan oleh Abu Huraira: Sang Nabi berkata, "Kata2 yang paling benar yang dikatakan seorang penyair adalah kata2 dari Labid.” Katanya, Memang benar, semuanga kecuali Allah akan binasa dan Umaiya bin As-Salt hampir jadi Muslim (tapi dia tidak memeluk Islam).

Sahih Bukhari, Volume 8, Book 76, Number 496: Dikisahkan oleh Abu Huraira: Sang Nabi berkata, “Ayat puisi paling benar yang diucapkan oleh seorang penyair adalah: Memang benar! Semuanya, kecuali Allah, akan binasa.”Hadis ini tentunya mengatakan tentang puisi Labid.

Sahih Muslim, Buku 028, Nomer 5604: Abu Huraira melaporkan bahwa Rasul Allah berkata: Kata2 yang paling benar yang diucapkan oleh seorang Arab (di jaman sebelum Islam) dalam puisi adalah ayat dari Labid: Waspadalah! Di luar Allah semuanya adalah sia2.”

Tampaknya pada awalnya Muhammad ingin jadi penyair terkenal dengan cara meniru gaya, tata bahasa, susunan syair dari penyair2 di jamannya. Akan tetapi karena dia buta huruf, maka hal itu susah dilaksanakan sampai dia bertemu dengan Zayd ibn Amr dan Labid – keduanya adalah pembimbingnya yang banyak membantunya.

Sebelum perkawinannya dengan Khadijah, tampaknya Muhammad ingin menjadi penyair. Dia sangat mengagumi penyair2 Imrul Qays dan Labid dan humanis Zayd b. Amr. Meskipun begitu, setelah menikah dengan Khadijah dan bertemu dengan orang2 yang dekat dengan Khadijah dan paham akan agama2 lain di luar paganisme, Muhammad lalu berubah pikiran. Sekarang dia ingin membuat sistem kepercayaan baru. Sebenarnya dalam Qur’an tercantum bahwa masyarakat Quraish mengira Muhammad mencoba menjadi penyair, tapi Allah menegur masyarakat Quraish karena telah salah menduga.

Ini beberapa contoh ayat tersebut:Q 52:30Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya".

Masyarakat pagan mengira Muhammad adalah penyair yang suka mimpi yang bukan2, dan mereka memintanya menunjukkan muzizat sebagai bukti dia adalah Rasul Tuhan. Q 21:5Bahkan mereka berkata (pula): "(Al Qur'an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus".

Q 36:39 menyatakan bahwa Muhammad tidak bersyair dan Qur’an adalah kitab yang jelas maknanya:Q 36:39Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,

Q 37:36, 37[36] dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" [37] Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).

Q 69:41, 42 menyatakan bahwa Qur’an bukanlah kata2 penyair atau tukang tenungQ 69:41,42[41] dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. [42] Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.


Hasan b. Thabit

Hasan b. Thabit penyair yang bekerja resmi bagi Muhammad sendiri. Hasan b. Thabit menulis Diwan yang adalah kumpulan sajak Arab kuno. Ketika Muhammad hijrah ke Medina, dia mengangkat Hasan b. Thabit sebagai penyair pribadinya. Meskipun begitu, Hasan b. Thabit memendam kebencian dalam terhadap kaum Muslim. Di halaman xxviii dari buku Sirat Rasul Allah, sang penerjemah yakni Professor Alfred Guillaume menulis, “Hasan b. Thabit tidak suka dengan bertambahnya jumlah kaum Muslim. Dia menganggap semua Muslim2 miskin tak punya rumah itu menjengkelkan. Dia tidak menyediakan rumahnya sebagai tempat tinggal bagi Mujahirin manapun, dan dia pun tidak bersikap bagai saudara pada mereka semua.

Tampaknya, Hasan b. Thabit adalah penyair bayaran (mirip dengan wartawan bayaran) yang dibayar Muhammad untuk menyusun puisi yang diinginkan Muhammad. Hal ini pun dibenarkan dalam Ahadis. Ini contoh2nya:

Muhammad mengijinkan Hassan b. Thabit membacakan puisi dalam mesjid:Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 54, Nomer 434: Dikisahkan oleh Sa'id bin Al-Musaiyab: 'Umar datang ke Mesjid saat Hassan sedang membacakan sebuah puisi. (‘Umar tidak suka akan hal itu.) Karena itu Hassan berkata, “Aku biasa membacakan puisi di Mesjid ini juga pada saat dia (Sang Nabi) berada dan dia lebih baik daripada kamu.” Lalu dia berpaling pada Abu Huraira dan berkata (padanya), “Aku bertanya padamu demi Allah, tidakkah kau mendengar Rasul Allah berkata (padaku), “Jawablah untuk mewakiliku. Wahai Allah! Dukung dia (Hassan) dengan Rohul Kudus?” Abu Huraira berkata, “Ya.” Hadis ini sudah jelas menunjukkan Hasan memang biasa menyusun puisi2 bagi Muhammad untuk dibacakan dalam mesjid. Apakah puisi2 tulisannya sama dengan yang terdapat dalam Sura2 Qur’an?

Muhammad memerintahkan Hassan sang penyair untuk mengejek kaum pagan:Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 54, Nomer 435: Dikisahkan oleh Al Bara:Sang Nabi berkata pada Hassan, “Ejek mereka (kaum pagan) dan Jibril bersertamu.”Hadis ini jelas menunjukkan bahwa Hasan b. Thabit memang biasa menyusun puisi sesuai dengan apa yang disukai atau tidak disukai Muhammad. Hal ini serupa dengan Qur’an yang disusun berdasarkan wahyu Allah melalui Jibril.

Hassan b. Thabit mengejek masyarakat pagan Quraish, sambil tidak lupa menyisihkan Muhammad yang berasal masyarakat Quraish:Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 56, Nomer 731: Dikisahkan oleh 'Aisha: Suatu saat Hassan bin Thabit meminta izin dari sang Nabi untuk mengejek (menulis puisi satir untuk menyindir) kaum kafir. Sang Nabi berkata, “Bagaimana dengan kenyataan bahwa aku pun satu keturunan dengan mereka?” Hassan menjawab, “Aku akan memisahkanmu dari mereka bagaikan memisahkan sehelai rambut dari adonan kue.”Dikisahkan oleh ‘Urwa: Aku mulai menyakiti Hassan di hadapan ‘Aisha, dan ‘Aisha berkata, “Jangan sakiti dia, karena dia sering membela sang Nabi (dengan puisinya).”

Berikut adalah bukti2 lain bahwa Hasan b. Thabit memang penulis syair pesanan Muhammad. Muhammad meminta penyairnya untuk mengejek kaum Yahudi Bani Qurayzah lewat puisinya:Sahih Bukhari, Volume 5, Buku 59, Nomer 449: Dikisahkan oleh Al-Bara:Sang Nabi berkata pada Hassan, “Sakiti mereka (dengan puisimu), dan Jibril ada bersertamu (mendukungmu).” (Dari kelompok penyampai kisah lainnya) Al-Bara bin Azib berkata, “Di hari (pengepungan) Quraiza, Rasul Allah berkata pada Hassan bin Thabit, ‘Sakiti mereka (dengan puisimu), dan Jibril ada bersertamu (mendukungmu).’”Hadis ini jelas menunjukkan bahwa Muhammad menyuruh Hassan b. Thabit untuk menyusun puisi2 yang sesuai dengan permintaannya.

Hadis Sahih Muslim, Buku 5, Nomer 2186:Anas melaporkan bahwa ketika ayat ini diwahyukan: “Kau tidak akan meraih kebenaran sampai kau memberikan dengan rela apa yang kau cintai,” Abu Talha berkata: Aku melihat Yang Mulia meminta kami menyerahkan harta milik kami; jadi aku memintamu jadi saksiku, Rasul Allah, bahwa aku memberikan tanahku yang dikenal sebagai Bairaha’ demi keperluan Allah. Mendengar itu Rasul Allah (semoga damai menyertainya) berkata: Berikan itu kepada sanak keluargamu. Maka dia memberikannya kepada Hassan b. Thabit dan Ubayy b. Ka’b. Hadis di atas menunjukkan bagaimana Muhammad membayar Hassan b. Thabit dalam menyusun ayat2 Qur’an (melalui puisinya dan dibantu Jibril) bagi Muhammad.

Setelah Hassan b. Thabit buta, dia banyak menghabiskan waktu di rumah Aisha. Aisha mengaguminya karena Hassan sering menulis syair penyangkalan atas nama Muhammad.

Hadis Sahih Muslim, Buku 031, Nomer 6077:Masruq melaporkan: Aku mengunjungi ‘A’isha ketika Hassan sedang duduk di sana dan melafalkan ayat2 dari kumpulan tulisan: Dia (A’isha) suci dan bijaksana. Tidak ada yang salah pada dirinya dan dia bangun pagi tanpa makan daging yang tidak bersih. 'A'isha berkata: Tapi tidak demikian denganmu. Masruq berkata: kukatakan padanya: Mengapa kau mengizinkannya mengunjungimu, padahal Allah telah berkata: “Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (Q 24:11)? Mendengar itu dia (A’isha) berkata: Azab apa lagi yang lebih besar dibandingkan keadaannya sekarang yang buta? Dia dulu sering menulis satir sebagai bantahan yang mewakili Rasul Allah. Hadis di atas menjelaskan bagaimana dulu Hassan b. Thabit menyelamatkan muka Muhammad dan Qur’an-nya!

Berikut adalah Hadis lain dari kumpulan Hadis Sahih Muslim yang menyatakan bahwa puisi2 Hassan b. Thabit ditulis dengan bantuan kekuatan illahi (Ruh-ul-Quddus) dan serupa dengan beberapa ayat2 Qur’an!

Hadis Sahih Muslim, Buku 031, Nomer 6081:'A'isha melaporkan bahwa Rasul Allah berkata: Buatlah satir (puisi yang mengejek) para (kafirun diantara masyarakat) Quraish, karena satir lebih menyakitkan mereka daripada sakit tertusuk anak panah. Karena itu dia (Sang Nabi Suci) mengirim (seseorang) kepada Ibn Rawiha dan memintanya untuk menulis satir melawan mereka, dan dia pun menyusun satir, tapi dia (Sang Nabi Suci) tidak suka syairnya. Dia lalu mengirim (seseorang) kepada Ka’b b. Malik (untuk melakukan hal yang sama, tapi Sang Nabi Suci juga tidak suka syairnya). Dia lalu mengirim seseorang kepada Hassan b. Thabit. Sewaktu utusan itu datang, Hassan berkata: Sekarang kau telah meminta singa ini yang menghajar (musuh2nya) dengan ekornya. Dia lalu menjulurkan lidahnya dan menggerakannya dan berkata: Demi Dia yang telah mengutusmu dengan Kebenaran, aku akan mencabik-cabik mereka dengan lidahku bagaikan kulit yang sobek. Mendengar itu Rasul Allah berkata: Jangan terburu-buru; (biarkan) Abu Bakr yang tahu betul akan masyarakat Quraish menjelaskan padamu kekhususan garis keturunanku, karena aku berasal dari keturunan yang sama dengan mereka. Hassan lalu datang padanya (Abu Bakr) dan setelah melakukan penelaahan (tentang garis keturunan Sang Nabi Suci) dia kembali menghadap padanya (Sang Nabi Suci) dan berkata: Rasul Allah, dia (Abu Bakr) telah menjelaskan kekhususan garis keturunanmu (dan masyarakat Quraish) demi Dia yang telah mengirimu dengan Kebenaran, aku akan memisahkan namamu dari mereka bagaikan rambut dipisahkan ke luar dari tepung. 'A'isha berkata: Aku mendengar Rasul Allah berkata pada Hassan: Memang benar Ruh-ul- Qudus akan terus menolongmu selama kau membela demi Allah dan RasulNya. Dan ‘A’isha berkata: Aku mendengar Rasul Allah berkata:Hassan menulis satir menentang mereka dan satir tersebut memuaskan kaum Muslim dan membuat gundah kaum non-Muslim.

Inilah syairnya:Kalian menulis satir mengejek Muhammad, tapi aku membalas atas namanya,Dan ada hadiah dari Allah untuk itu.Kalian menulis satir mengejek Muhammad yang suci, yang benar,Sang Rasul Allah, yang sifatnya penuh kebenaran.Maka ayahku dan ayahnya dan kehormatankuSemuanya membela kehormatan Muhammad;Biarlah aku kehilangan putriku tercinta, jika aku tidak melihatnya lagi,Menyingkirkan debu dari dua dinding Kada’,Mereka menarik tali kekang, maju ke depan;Di bahu mereka tampak tombak2 haus (darah musuh);Kuda2 kami berkeringat – para wanita kami menyekanya dengan mantel2 mereka.Jika kau tidak mencegah kami, kami tentu telah melakukan ‘Umroh,Dan setelah itu terjadi Kemenangan, dan kegelapan tersingkir.Tapi tunggulah pertempuran di hari Allah meninggikan mereka yang dikasihiNya. Dan Allah berkata: Aku telah mengirim seorang utusan yang menyampaikan Kebenaran yang jelas;Dan Allah berkata: Aku telah mempersiapkan sepasukan tentara – mereka adalah kaum Ansar yang tugasnya adalah berperang (melawan musuh), Di sana setiap hari datang dari Ma’add penindasan, atau perkelahian atau ejekan;Siapapun dari antara kalian yang menulis satir mengejek Sang Rasul, atau yang memujinya dan menolongnya, semuanya sama saja,Dan Jibril, Sang Rasul Allah ada diantara kami, dan Rohul Kudus yang tiada tandingannya.

Muhammad menghadiahi Hassan sang penulis upahan dengan seorang gadis muda yang cantik bernama Sirin. Sirin dan Marriyah Kibtia adalah hadiah2 dari Gubernur Alexandria bernama Muyaqis bagi Muhammad. Muhammad mengambil Marriyah, yang tercantik dari antara kedua gadis tersebut, sebagai gundiknya dan menyerahkan Sirin kepada Hassan b. Thabit yang menggunakannya sebagai budak seksnya. Ibn Ishaq menulis bahwa Sirin dan Marriyah adalah kakak adik.[26]


Salman, sang orang Persia

Salman adalah orang yang berasal dari daerah Isfahan, Persia, yang awalnya taat mengikuti agama Zoroastria. Dia kemudian meninggalkan agama asalnya dan memeluk Kristen. Setelah itu dia dijual sebagai budak kepada seorang Yahudi dari suku Bani Qurazya di Medinah. Ketika Muhammad tiba di Medinah, Salman bertemu dengannya. Kurang lebih tiga tahun kemudian, dengan bantuan orang2 Muslim, dia berhasil membeli kemerdekaannya dari majikannya dan lalu memeluk Islam dan jadi pengikut setia Muhammad. Sewaktu perang Ahzab (Perang Parit), dialah yang pertama-tama mengajukan usul untuk menggali parit. Dia sangat berpengetahuan dengan buku2 agama Zoroastria dari Persia, dan juga buku2 Yunani dan Yahudi. Ali berkata tentang dirinya (dalam buku The Reliance of the Traveller, hal.1093):“Dia adalah orang dari kami dan bagi kami, gudang pengetahuan illahi, dan hubungannya denganmu bagaikan Luqman yang bijaksana, yang telah mempelajari pengetahuan awal dan akhir, membaca kitab suci pertama dan terakhir: lautan yang sangat luas.” [27]

Sudah jelas bahwa Muhammad dengan cerdik menggunakan bakat Salman yang luar biasa untuk menyusun banyak ayat2 Qur’an yang berhubungan dengan kisah2 sejarah kuno Mesir, Yunani, Romawi, dan Persia. Dari Salman yang dulunya beragama Zoroastria inilah Muhammad jadi tahu banyak detail ajaran dan ibadah agama Zoroastria dan memasukkannya ke dalam Qur’annya. Penjabaran Surga dan Neraka milik Muhammad sangatlah mirip dengan Surga dan Neraka Zoroastria. Karena itulah, ayat2 Qur’an yang berhubungan dengan hukuman Neraka dan hadiah Surga sudah jelas hasil sumbangan Salman si orang Persia. Hal menarik lain yang patut diperhatikan adalah Salman punya hubungan erat dengan keluarga Muhammad. Aisha melaporkan bahwa Muhammad sering menghabiskan waktu berjam-jam bersama Salman – diskusi tentang berbagai masalah agama, sedemikian lamanya, sehingga Aisha mengira Salman akan menghabiskan malam hari bersama Muhammad.

Mereka yang membaca Qur’an secara seksama, akan banyak kali kaget mengetahui penjabaran detail Muhammad tentang Surga dan Neraka. Begitu banyak ayat2 Qur’an yang terus-menerus membahas masalah ini, misalnya hadiah sensual Surga bagi para Muslim; hukuman sadis, keji bagi para kafirun. Kebanyakan dari ayat2 ini sudah jelas diilhami Salman dan kemudian ditulis ulang dalam Qur’an atas perintah Muhammad sebagai firman Allah. Di bawah ini adalah contoh ayat2 tersebut. Untuk menghemat tempat, kutipan hanya menunjukkan pesan utama ayat. Silakan periksa Qur’an sendiri untuk membaca ayat2 selengkapnya.


Surga menurut Qur’an

Jika Muslim menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang Allah, maka Allah akan hapus dosa2 Muslim dan memasukkan Muslim ke surga....4:31Muslim akan hidup enak dan tinggal selamanya di Surga ... 7:42Di Surga tidak ada dendam, semua akan memuja Allah karena memberi petunjuk pada mereka... 7:43Penghuni Surga akan bertanya tentang kesengsaraan yang dialami penghuni Neraka... 7:44Allah menjanjikan Surga (dengan tempat2 yang bagus di taman Adn) kepada Muslim dan Muslimah mukmin…. 9:72Taman2 abadi And, dengan sungai mengalir di bawahnya, dihiasi gelang emas, pakaian hijau, sutera halus; dipan2 indah...18:31Di Surga terdapat dua kebun anggur yang dikelilingi pohon2 kurma dan terdapat sebuah ladang2 jagung di antaranya...18:32Di Surga tiada kata2 yang sia2 melainkan ucapan salam, rezeki di pagi dan petang hari…. 19:62-63Siapapun tidak akan mengetahui kenikmatan dan kebahagiaan yang Allah sediakan di Surga bagi para Muslim... 32:17Muslim akan berada di taman And abadi; mereka akan dihiasi dengan gelang2 emas, mutiara, dan baju sutera... 35:33Bagi budak2 Allah yang takwa, Allah akan menyediakan (di Surga) buah2an, kemuliaan, takhta kebesaran, duduk2 berhadapan, mengedarkan gelas berisi khamar dari sungai yang mengalir, minuman khamar yang putih bersih dan sedap, tidak mabuk, bidadari jelita... 37:41-50Di Surga terdapat segala macam buas dan keamanan...44:55Tiada kematian di Surga bagi Muslim mukmin kecuali kematian di dunia...44:56Jihadis yang mati syahid akan berda di Surga... 47:6Allah menawarkan Surga bagi Muslim takwa... 50:31Di dekat pohon Lote terdapat Surga... 53:15Mereka yang berada di dekat Allah berada di Surga kenikmatan…. 56:11-12Luas kebun di Surga sama dengan luas langit dan bumi …. 57:21 Jika Muslim bertobat maka Allah akan menghapus kesalahan dan mengirim mereka ke Surga di mana terdapat sungai mengalir; para Muslim akan bercahaya di hadapan dan sebelah kanan mereka...66:8Allah akan menghadiahi Muslim mukmin Surga dan pakaian sutra...76:12Muslim mukmin akan duduk bertelekan di atas dipan, tiada sengatan panas matahari dan dingin bulan...76:13Penghuni Surga akan menikmati minuman anggur bercampur Zaanzabil (jahe?)… 76:17Air mancur di Surga disebut Salsabil...76:18Penghuni Surga dikelilingi pelayan anak2 laki muda yang tak pernah tua yang tampak bagaikan mutiara yang bertaburan...76:19Di Surga terdapat berbagai kenikmatan ... 76:20Sutra hijau halus dengan gelang perak dan minuman anggur yang bersih ...76:21


Neraka Menurut Qur’an

Penyembah saingan Allah akan dipisahkan dari pengikut2nya dan akan dimasukkan ke Neraka...2:166Allah memasukkan rasa takut di hati kafir; mereka akan jadi penghuni Neraka...3:151Neraka Jahanam adalah tempat yang paling buruk ...3:162Penghuni Neraka akan dihina; tiada penolong bagi mereka...3:192Neraka Jahanam penuh api yang menyala-nyala…4:55Kafir akan dibakar di Neraka, kulit mereka akan hangus, tapi diganti dengan kulit baru yang kemudian dibakar hangus lagi...4:56Kafir akan minum air mendidih di Neraka...6:70Setiap penghuni Neraka baru akan menyalahkan kakek moyang mereka yang mengakibatkan mereka masuk Neraka; siksaan Neraka berlipat ganda bagi mereka yang menyesatkan orang lain...7:38Allah telah membuat banyak jin dan manusia sebagai penghuni Neraka; mereka lebih buruk daripada binatang ternak...7:179 Kafir akan dibakar di Neraka...14:29Ada tujuh pintu gerbang Neraka, dan tiap2 pintu ditetapkan untuk golongan tertentu... 15:44Neraka adalah penjara bagi kafir...17:8Barang siapa menghendaki kemewahan duniawi, maka Allah berikan padanya; tapi lalu Allah akan memasukkan mereka ke Neraka...17:18Kafir akan diseret mukanya ke dalam Neraka dalam keadaan buta, bisu, dan pekak di Hari Kiamat; Allah akan menambah lagi nyala api Neraka Jahanam...17:97Neraka Jahanam adalah tempat tinggal orang2 kafir...18:102Kafir akan diseret mukanya ke dalam Neraka...25:34Zaqqum adalah pohon berbuah pahit bagi kafir di Neraka... 37:62Zaqqum tumbuh dari dasar Neraka... 37:64Para kafir akan dikumpulkan untuk dimasukkan ke Neraka; pintu2 akan dibuka, penjaga2 akan ditanyai tentang rasul2 yang telah dikirim... 39:71Firaun dan pengikutnya akan dimasukkan ke dalam api Neraka di pagi dan petang hari...40:46Penghuni Neraka memohon pada penjaga Neraka agar hukuman mereka diperingan sedikitnya sehari saja...40:49Penjaga Neraka menegur penghuni Neraka karena tidak taat pada Rasul2 yang dikirim bagi mereka di dunia... 40:50Allah akan menegur orang2 Kristen di Neraka: Manakah berhala2 yang kau imani dulu itu?... 40:73Para kafir akan bertanya pada Malik, sang penjaga Neraka, untuk membunuh mereka dengan ijin Allah; tapi Malik menjawab bahwa mereka akan tetap diam di Neraka selamanya... 43:77Allah bertanya apakah Neraka sudah penuh atau belum; Neraka minta tambahan penghuni Neraka...50:30Kafir akan diberi hidangan air mendidih dan dibakar dalam Neraka...56:93, 94Satu2nya makanan Neraka adalah darah dan nanah... 69:36Untuk dapat ke luar dari Neraka, para pendosa menawarkan anak2, istri, saudara2 mereka… semuanya yang ada di bumi; tapi tawaran ini tidak diterima Allah, dan gejolak api Neraka akan mengelupas kulit kepala mereka...70:11-16Jin2 kafir dan penyembah berhala adalah bahan bakar Neraka...72:15Api Neraka mengubah warna kulit...74:27-29Bagi para kafir, Allah telah menyediakan rantai, belenggu, dan Neraka yang menyala-nyala…76:4Tiada kesejukan dan minuman di Neraka…. 78:24

Untuk mempersingkat, aku tidak menyertakan kisah2 sejarah dalam Qur’an yang tidak diragukan lagi memang didengar Muhammad dari Salman. Mohon luangkan waktu untuk membaca hal ini dalam Qur’an dan kau tentunya akan menemukan bahwa kisah2 itu jelas dikarang manusia belaka dan bukan ditulis Allah.


Bahira

Bahira adalah pendeta Kristen Nestoria yang hidup di Sham (Syria). Nama Kristennya adalah Sergius atau Georgius. Kabarnya dia diusir dari biara Syrian karena melakukan sesuatu pelanggaran. Untuk menebus kesalahannya, dia melakukan missi agama ke Arabia. Di Mekah dia bertemu Muhammad dan menjadi akrab dengannya dan tinggal bersamanya. Dia sering berbicara dengan Muhammad dan tentunya juga menyampaikan berbagai keterangan tentang agama Kristen. Banyak ayat2 Qur’an yang berkaitan dengan agama Kristen dan ini tentunya berasal dari Bahira sang pendeta. Muhammad hanya menulis ulang keterangan itu dengan bantuan para juru tulis dan pengumpul ayat Qur’an-nya.

Tampaknya ayat2 Qur’an dari Mazmur yang ditulis Daud sebenarnya merupakan sumbangan dari Bahira. Inilah ayat2 tersebut:Q 4:163Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

Q 17:55Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud.

Q 21:105Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.

Bahkan Kamus Islam (hal. 698) menyatakan bahwa Q 21:105 merupakan kutipan langsung dari Mazmur 37:29

Ini beberapa contoh lain ayat2 yang disumbang oleh Bahira:Bahkan ketika Muhammad membenarkan kitab2 mereka, para Yahudi dan Kristen tetap saja menolak Muhammad… Q 2:101Kaum Yahudi dan Kristen bertengkar satu sama lain meskipun mereka mempelajari buku yang sama; Allah akan mengadili mereka...2:113Tuhan Islam, Yahudi dan Kristen adalah Tuhan yang sama, jadi jangan berdebat tentang hal ini…. 2:139Kaum Yahudi dan Kristen diajak untuk percaya pada Kitab Allah untuk menetapkan hukum diantara mereka...3:23Beberapa Yahudi dan Kristen mengubah kitab suci mereka dan mengatakanya sebagai firman Allah... 3:78Beberapa Yahudi dan Kristen percaya pada jibt dan thagut yang merupakan kekuatan jahat...4:51Orang2 Kristen lupa akan peringatan Allah sehingga Allah mengutuk mereka dengan kebencian dan permusuhan diantara mereka...5:14Sebagian orang Kristen menjalankan Taurta, Injil, dan Al Qur’an secara benar, tapi kebanyakan tidak...5:66Pengikut Isa adalah Muslim dan agama mereka adalah Islam…. 5:111Muhammad belajar dari orang2 Yahudi dan Kristen; Qur’an berisi pesan2 dari buku2 Yahudi dan Kristen...10:94-95Beberapa orang2 Yahudi dan Kristen sebenarnya adalah Muslim dan mereka percaya pada Qur’an... 28:53Berdebatlah dengan cara yang baik dengan Ahli Kitab; para Muslim percaya bahwa Qur’an adalah seperti buku suci lainnya yang dikirim Allah; Tuhan orang2 Muslim, Yahudi, dan Kristen adalah Tuhan yang sama... 29:46Allah memberikan Injil pada Isa dan menganugerahkan santun dan kasih sayang pada para pengikutnya; Allah tidak mewajibkan mereka melakukan rahbaniyyah...57:27

Tidak ada keterangan jelas mengapa Bahira dikeluarkan dari gereja Syria. Apakah itu mungkin karena pandangan Kristennya dianggap sebagai hujatan di gereja Nestoria? Apakah karena dia melakukan tindakan kriminal? Tiada yang tahu pasti. Yang jelas, Muhammad dapat segudang ilmu tentang agama Kristen (yang bid’ah atau yang diakui) dari pendeta Kristen ini yang kemudian memberi masukan ke dalam Qur’an.

Adalah menarik untuk diperhatikan bahwa Qur’an menjelaskan bahwa Muhammad sendiri sebenarnya diajar oleh seorang asing tapi Allah mencoba menyangkal hal ini dengan menyatakan bahwa bahasa Muhammad dan bahasa orang asing itu berbeda! Hal ini jelas salah karena pada kenyataannya Muhammad sendiri pergi ke Sham (Syria), lalu bertemu Bahira dan Muhammad tidak menemui kesukaran bercakap-cakap dengannya. Inilah ayat yang menunjukkan Muhammad diajar oleh seorang asing:Q 16:103Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang.


Jabr

Kamus Islam [28] menyatakan bahwa Jabr adalah seorang dari Ahlu-l-Kitab (Ahli Kitab) dan sangat berpengetahuan tentang Taurat dan Injil. Muhammad dulu sering mendengarkan dia membaca Taurat dan Injil sewaktu melalui rumahnya. Muhammad tentunya telah belajar dari Jabr tentang tradisi Kristen dan Yahudi sehingga hal itu tercantum pula dalam Qur’an-nya. Besar kemungkinan bahwa ayat2 tentang Daud dan Salomo disusun oleh Jabr. Beberapa ayat tersebut adalah sebagai berikut (hanya pesan utama yang ditulis di sini; silakan periksa Qur’an untuk membaca ayat lengkapnya):Daud membunuh Jalut...2:251Allah memberi Daud kitab Zabur...4:163Allah itu membeda-bedakan; dia melebihkan sebagian nabi dari yang lain; dia memberi Zabur pada Daud... 17:55Allah menyaksikan keputusan Daud dan Sulaiman... 21:78Allah memberi Sulaiman pengetahuan; Allah membuat gunung2 dan burung untuk bertasbih bersama Daud... 21:79Allah mengajar Daud membuat baju besi... 21:80Sebelum Qur'an, Allah memberi Zabur pada Daud...21:105Allah memberi ilmu pada Daud dan Sulaiman... 27:15Ayah Sulaiman adalah Daud. Sulaiman adalah pewaris takhta Daud; Sulaiman mengerti bahasa burung, binatang2 dan tanaman2... 27:16Sulaiman berkuasa atas jin2, para jin dan burung2 ikut berperang dalam tentara Sulaiman... 27:17Allah membuat gunung2 tunduk di bawah perintah Daud; mengajarkan Daud untuk membuat senjata dari besi... 34:10-11Allah membuat gunung2 tunduk di bawah perintah Daud, burung2 melayani Daud, dan Allah memberinya hikmah dan kebijaksanaan... 38:18-20Allah mengampuni dosa2 Daud...38:25Allah membuat Daud jadi khalifah (penguasa) bumi dan memberinya kekuasaan menerapkan keputusan adil berdasarkan hukum Allah ... 38:26


Ibn Qumta

Ibn Qumta adalah budak Kristen yang hidup di Mekah. Muhammad belajar tentang Injil Kristen yang menyimpang (seperti Injil tentang Masa Kanak2 Yesus dan Injil Barnabas) dari dia. Seluruh Sura Maryam dan kelahiran Yesus Kristus (atau Isa) di Sura 19 kemungkinan besar ditulis oleh budak Kristen ini. Dengan mengutip Wakidi, Alphonso Mingana, dalam tulisannya yang berjudul The Transmission of the Koran menulis: [29]Sejarawan yang lebih kuno yakni Wakidi menyatakan bahwa 'Abdallah b. Sa'd b. Abi Sarh dan budak Kristen bernama ibn Qumta berperan dalam penulisan Qur’an. Dan ibn Abi Sarh kembali dan berkata pada masyarakat Quraish: “Ternyata hanya budak Kristen saja yang mengajar dia (Muhammad); aku dulu biasa menulis baginya dan mengubah tulisan sebagaimana kehendakku.”

Perlu diketahui bahwa Abdallah b. Sa'd b Abi Sarh adalah juru tulis kepercayaan Muhammad. Ketika Muhammad hijrah ke Medina, Abdallah mengikutinya. Pada saat Muhammad kesurupan, dia akan mengimlakan pada Abdallah kalimat2 yang harus ditulis. Ketika Abdallah memberi saran untuk mengubah kalimat2 tersebut, Muhammad dengan cepat setuju. Contohnya bisa dilihat di Q 23:12-14.[12] Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. [13] Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). [14] Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Ketika Abdallah memberi saran untuk mengubah ayat terakhir, Muhammad dengan cepat setuju dengannya. Ini mengakibatkan Abdallah curiga pada pengakuan Muhammad menerima wahyu dari Allah. Abdallah lalu murtad dan meninggalkan Medina untuk kembali ke Mekah. Di Mekah dia mengumumkan bahwa dia sendiri juga bisa dengan mudah menulis ayat2 Qur’an dengan inspirasi dari Allah.

Mendengar hal itu, Muhammad sangat murka dan minta pertolongan Allah. Dengan sigapnya Allah menurunkan Q 6:93 yang mengutuk siapapun yang berani mengaku dapat inspirasi dari Allah. Ini ayatnya:Q 6:93Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang lalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.

Ketika akhirnya Muhammad berhasil menaklukkan Mekah, dia mengincar 8 orang Mekah (atau 10 orang, yakni 6 pria dan 4 wanita menurut Ibn Sa’d [30]) untuk dibunuh meskipun mereka mencoba berlindung di Ka’bah. Abdallah adalah satu dari orang2 yang diincar Muhammad.

Bahkan Sahih Bukhari juga mengakui bahwa orang Kristen menulis sebagian dari Qur’an. Penulis Kristen ini sudah jelas adalah ibn Qumta. Ini hadisnya tentang orang Kristen yang lalu memluk Islam dan menulis wahyu Muhammad; lalu balik lagi memeluk Kristen dan menuduh Muhammad tidak tahu apa2 dan dialah sebenarnya yang menulis Qur’an bagi Muhammad; ketika orang ini mati tubuhnya berulang kali ditolak kubur…Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 56, Nomer 814: Dikisahkan oleh Anas:Ada seorang Kristen yang memeluk Islam dan membaca Sura Al-Baqara dan Al-Imran, dan dia dulu biasa menulis wahyu bagi Muhammad. Setelah itu dia kembali ke agama Kristen dan dia sering berkata: “Muhammad tidak tahu apa2, tapi akulah yang menuliskan wahyu baginya.” Lalu Allah menyebabkannya mati, dan orang2 lalu menguburnya, tapi di pagi hari mereka melihat bahwa bumi telah melempar tubuhnya ke luar liang kubur. Mereka berkata, “Ini jelas perbuatan Muhammad dan pengikutnya. Mereka menggali kubur orang ini dan mengambil jenazahnya ke luar karena orang ini telah melarikan diri dari mereka.” Lalu mereka menggali kubur yang dalam baginya, tapi di pagi hari mereka lagi2 melihat bumi telah melemparkan jenazah itu ke luar liang kubur. Mereka berkata, “Ini adalah perbuatan Muhammad dan pengikutnya. Mereka menggali kubur orang ini dan melempar jenazahnya ke luar karena orang ini telah melarikan diri dari mereka.” Mereka lalu menggali kubur sedalam yang mereka bisa lakukan, tapi di pagi hari mereka lagi2 melihat bumi telah melemparkan jenazah ke luar liang kubur. Karenanya mereka percaya apa yang terjadi pada orang itu tidak mungkin dilakukan manusia biasa dan mereka harus membiarkan jenazahnya di atas tanah.


 Abul Kasem writes from Sydney. His e-mail address is abul88@hotmail.comFootnotes for Part 2[25] Hughes Dictionary of Islam, p.282 [26] Ibn Ishaq, p.652 [27] The Reliance of the Traveller, p.1093 [28] Hughes Dictionary of Islam, p.223 [29] Alphonso Mingana, The Transmission of the Koran, The Origins of The Koran, p.103 [30] Ibn Sa'd vol. ii, p.165




Kaum Shabiin (The Sabeans)

W. St. Clair-Tisdall [31] menulis bahwa kaum Shabiin tinggal di Syria. Mereka adalah pengikut Seth dan Idris. Kaum Shabiin puasa 30 hari dari malam hari sampai matahari terbit, merayakan Ied dan sembahyang bagi yang meninggal tanpa melakukan posisi menyembah. Muhammad menjiplak aturan puasa mereka dan hanya mengubah waktu puasa menjadi dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Muhammad juga menjiplak perayaan Ied dan sembahyang bagi yang meninggal, sama persis seperti yang dilakukan kaum Shabiin. Jadi aturan puasa yang dinyatakan dalam Q 2:183-187 dicontek dari kitab suci umat Shabiin. Malah sebenarnya Qur’an sendiri mengakui bahwa aturan puasa Islam dicontek dari aturan kepercayaan lain, tapi malu menyebut kitab aslinya. Inilah isi Q 2:183 yang menyatakan bahwa aturan puasa Islam sama dengan aturan kepercayaan lain (yang tentu saja adalah kepercayaan umat Shabiin):Q 2:183Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Kaum Shabiin memiliki buku yang berjudul ‘Halaman2 Seth’ (‘Pages of Seth’). Mereka melakukan sholat tujuh kali sehari, dan saat melakukan lima sholat persis sama dengan jam2 lima sholat Islam yang dipilih Muhammad. Kaum Shabiin juga berkiblat ke Ka’bah. Sudah jelas pula bahwa Muhammad belajar tentang kitab suci Shabiin dari Bahira sang pendeta dan juga Salman sang orang Persia; karena baik Bahira maupun Salman telah tinggal lama di Syria dan tahu betul akan sumber2, tatacara ibadah dan doktrin agama umat Shabiin. Muhammad dengan mudahnya menjiplak semua ini ke dalam Qur’an sembari mengakuinya sebagai firman Allah.

Tentang umat Shabiin, Kamus Islam [32] menyatakan bahwa mereka menyembah bintang2 secara sembunyi2 tapi di depan umum mereka mengaku sebagai umat Kristen. Sumber lain menyatakan bahwa Shabiin adalah agama dari Shabiin, putra Seth yang merupakan anak Adam. Sumber yang lain menyatakan bahwa Shabiin adalah agama nabi Nuh. Arah qiblat sembahyang mereka adalah ke Selatan yang merupakan arah angin bertiup.

Tampak jelas bahwa setelah mempelajari agama kaum Shabiin, Muhammad kagum berat dengan aturan agama tersebut sehingga menerapkannya dalam aturan agama Islam. Dia menganggap kaum Shabiin sebagai umat sejati Allah. Malah Kamus Islam [33] menyatakan bahwa kaum Arab dulu menyebut Muhammad dengan panggilan Shabiin – karena dia murtad dari agama kaum pagan Quraish. Hal ini disebut Qur’an tiga kali dalam ayat2 berikut:Q 2:62Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Q 5:69Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Q 22:17Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.

Perhatikan bahwa ayat2 di atas menyebut pula tentang umat Yahudi, Nasrani (Kristen) dan Majusi (kaum Zoroastria).


Khadijah, Waraqa dan Ubaydallah

Dalam Sirah (biografi) Muhammad tidak ditulis apakah agama asli Khadijah, istri pertama Muhammad. Akan tetapi, tidak sulit menduga bahwa awalnya Khadijah adalah 100% pagan. Ada kemungkinan bahwa dia sangat dipengaruhi oleh saudara sepupunya yang bernama Waraqa yang adalah seorang Yahudi, yang lalu memeluk agama Kristen. Waraqa menjadi Kristen taat dan dinyatakan bahwa dia menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Arab. Pengetahuannya yang sangat luas tentang agama Kristen dan Yudaisme mengakibatkan pengaruh besar pada Khadijah dan Muhammad. Bisa dimengerti bahwa Khadijah pun adalah pengikut ajaran Kristen, meskipun tidak dinyatakan secara luas. Tidak ada satu pun keterangan dari literatur mana pun bahwa Khadijah pernah sembahyang bagi dewa2 atau ikut upacara agama pagan. Sebaliknya, tertulis bahwa Muhammad memang beragama pagan saat dia menikah dengan Khadijah. Selama 25 tahun, Khadijah adalah sumber uang dan penasehat Muhammad. Tampaknya pengaruh Khadijah membuat Muhammad pindah agama dari agama pagan ke Kristen. Waraqa dan Khadijah seringkali berdiskusi tentang perihal agama Kristen dan Yudaisme dengan Muhammad dan ini membuat Muhammad meninjau ulang secara dalam agama pagan yang dianutnya sejak lahir.

Dari Sahih Bukhari juga dinyatakan bahwa Waraqa dulu sering membacakan Injil dalam bahasa Arab. Ini menguatkan keterangan bahwa terjemahan Injil dalam bahasa Arab memang tersedia di jaman Muhammad. Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 55, Number 605:Dikisahkan oleh Aisha:Sang Nabi kembali menemui Khadija ketika jantungnya berdebar-debar. Dia (Khadija) membawanya menemui Waraqa bin Naufal yang adalah penganut Kristen dan sering membacakan Injil dalam bahasa Arab. Waraqa bertanya (pada sang Nabi), “Apakah yang kau lihat?” Ketika dia memberitahunya, Waraqa berkata, “Ini tentunya malaikat yang sama yang dikirim Allah menemui nabi Musa. Jika aku masih hidup saat kau menerima firman Illahi, maka aku akan sangat mendukungmu.”

Waraqa tidak hanya membacakan Injil bahasa Arab, tapi dia juga menerjemahkan Injil dalam bahasa Arab. Sahih Bukhari menegaskan akan hal itu:Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 478:Dikisahkan oleh Aisha:... ... .." Khadija lalu membawanya menemui Waraqa bin Naufil, yang adalah putra paman Khadija. Waraqa telah beralih agama memeluk Kristen di jaman sebelum Islam dan biasa menulis bahasa Arab dan menulis Injil dalam bahasa Arab sebanyak yang Allah inginkan dia menulis….

Waraqa juga mahir membaca dan menulis dalam bahasa Ibrani! Sahih Bukhari menegaskan hal ini: (hanya bagian yang relevan saja yang dikutip di sini)Hadis Sahih Bukhari, Volume 1, Book 1, Number 3:Dikisahkan oleh Aisha:….. Khadija lalu membawanya menemui saudara sepupunya Waraqa bin Naufal bin Asad bin 'Abdul 'Uzza, yang di jaman sebelum Islam telah memeluk agama Kristen dan biasa menulis dengan bahasa Ibrani. Dia juga menulis Injil dalam bahasa Ibrani sebanyak yang Allah inginkan dia menulis…

Keterangan2 di atas, terutama Hadis Bukhari, menjelaskan tanpa ragu lagi bahwa memang Waraqa, dan juga Khadijah merupakan penyumbang utama penyusunan ayat2 Qur’an – terutama ayat2 yang berhubungan dengan agama Kristen dan Yudaisme.

Setelah itu muncul pula Ubaydallah, yang adalah cucu dari Abd al-Muttalib dan saudara sepupu Muhammad. Setelah Ubaydallah menjadi seorang Hanif, tentu saja Muhammad belajar banyak materi2 agama Hanifisme darinya. Ahli sejarah Muslim menyatakan bahwa Ubaydallah nantinya memeluk agama Islam ciptaan Muhammad dan lalu pergi ke Ethiopia, tapi di sana dia meninggalkan Islam dan memeluk agama Kristen dan mati sebagai orang Kristen. Jadi penyumbang lain tentang agama2 Kristen dan Hanif dalam Qur’an tentu saja tidak lain adalah Ubaydallah. Setelah Waraqa, Khadijah dan Ubaydallah mati, Muhammad dengan mudah menyadur semua yang dipelajarinya dari ketiga orang tersebut dan memasukkannya ke dalam Qur’an.

Juga perlu disebut dua orang lain yang juga penyumbang utama penulisan Qur’an. Kedua orang itu adalah Abdullah b. Salam dan Mukhayariq. Menurut Ibn Ishaq [34], Abdullah b. Salam adalah orang Yahudi dari suku Bani Quaynuqa yang lalu memeluk Islam ketika Muhammad tiba di Medina. Mukhayariq adalah Rabbi Yahudi dari suku Bani Thalaba dan dia pun lalu memeluk Islam. Abdulllah b. Salam sangat menguasai Taurat dan tidak disangkal lagi memang penyumbang utama ayat2 Qur’an tentang kaum Yahudi, terutama hukum agama Yudaisme.

Yang berikut adalah daftar singkat materi2 Qur’an yang dicontek Muhammad dari agama2 Kristen, Yahudi, Armenia, Hindu, dan Majusi (Zoroastria):Tayammum (4:43): dicontek dari kitab Yahudi TalmudMenghembuskan nyawa pada burung (2:260, 3:49, 5:110): dicontek dari buku2 Kristen Koptik. Houris, Azazil (44:54): dicontek dari orang2 asing yang berkunjung ke Mekah. Harut dan Marut (2:102): dari buku2 Armenia – Harut dan Marut adalah dewa2 angin dan hujan.Singgasana Allah di atas air (11:7): dari budaya kaum YahudiMalik, sang penguasa Neraka (43:77): dari budaya kaum Yahudi7 Surga (2:29, 41:12): dicontek dari kitab suci Sanskrit milik umat HinduMaryam melahirkan di bawah pohon (19:23): dicontek dari Injil Kanak2, yang merupakan Injil apokripa (tidak diakui) KristenBayi Isa bicara (3:46, 19:30-31, 19:33): dicontek dari Injil Kanak2. Penjelasan tentang Surga dan Neraka (banyak ayatnya – lihat bagian Salman, orang Persia): dicontek dari Majusi (Zoroastria) dan HinduIsa tidak dibunuh, Allah mengangkat Isa (3:55, 4:157-158): dicontek dari Injil BarnabasKisah Yusuf (Sura 12): dicontek dari Midrash, kitab orang YahudiKisah Solomon dan Sheba (21:78-82, 27:17-19, 27:22-23): dicontek dari Haggada, kitab orang YahudiQur’an yang asli disimpan di Surga (43:4, 85:21-22): Kitab Talmud menyatakan terdapat loh batu tulis di SurgaMalaikat maut – Azrail atau Azasil, sang Malaku'l Maut (6:61, 7:37, 32:11): dicontek dari kitab2 suci agama Yudaisme dan Majusi (Zoroastria)

Qur’an sendiri menyatakan terang2an bahwa orang2 pagan Mekah telah mengetahui bahwa Muhammad mencontek berbagai sumber untuk menulis Qur’an, terutama dari kitab2 suci agama Yudaisme. Inilah sebabnya Allah lalu menegur kaum pagan yang menyebut Muhamamd sebagai tukang contek. Hal ini dijelaskan di ayat berikut:Q 28:48Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata: "Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?". Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata: "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu". Dan mereka (juga) berkata: "Sesungguhnya Kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu'.

Contoh2 lain plagiarisme dalam Qur’an yang dilakukan Muhammad dapat dilihat dalam buku2 yang tercantum dalam daftar pustaka.

Tetangga Muhammad adalah An-Nadr b. al-Harith. Orang ini sering menulis ayat2 yang serupa seperti yang terdapat dalam Qur’an. Dia adalah sumber cerita yang hebat, terutama dongeng2 kuno. Jika Muhammad mengumpulkan orang2 untuk mendengar ceritanya, an-Nadr lalu akan membujuk penonton Muhammad untuk mendengarkan cerita2nya yang lebih baik daripada milik Muhammad. Karena hebatnya kepandaian an-Nadr dalam menyampaikan cerita, maka penonton Muhammad bepergian. Hal ini membuat Muhammad sangat benci pada an-Nadr. Dia nantinya membalas dendam pada an-Nadr di Badr dengan memancung kepalanya.

Berikut adalah ayat2 Qur’an yang mengisahkan bahwa masyarakat pagan Mekah sangat tahu bahwa Muhammad menyampaikan cerita2 yang sudah mereka dengar sebelumnya. Muhammad tidak menyampaikan cerita2 baru sama sekali – dia hanya mengulangnya saja apa yang didengarnya dari berbagai sumber dan menyampaikannya sebagai firman Allah padanya. Kaum pagan menganggap Qur’an penuh dongeng2 kuno… 8:31Kaum pagan mengatakan bahwa wahyu2 pada Muhammad tidak lebih adalah dongeng2 kuno… 16:24Banyak orang pagan yang telah mendengar kisah kebangkitan dari dongeng2 kuno… 23:83Kaum pagan mengatakan bahwa Qur’an adalah kumpulan dongeng2 kuno yang telah mereka dengar sebelumnya… 25:5Kaum pagan berkata bahwa Qur’an adalah dongeng2 kuno... 27:68Kaum pagan mengatakan bahwa Qur’an ternyata tidak lebih daripada dongeng2 kuno belaka... 46:17Kaum pagan menyebut wahyu2 Muhammad sebagai dongeng2 kuno... 68:15


Ubayy b. Ka'b

Ubay b. Ka'b adalah sekretaris pribadi Muhammad dan dia merupakan seorang dari enam kolektor (pengumpul) Qur’an. Lima kolektor Qur’an lainnya, menurut ibn Sa’d [35] adalah:Muadh ibn JabalAbu al-DardaZayd ibn ThabitSa'd ibn UbaydAbu Zayd

Ubayy b. Ka'b juga dikenal dengan nama Abu Mundhir. Dia menyatakan sumpah Aqba kedua bersama kaum Ansar dari Medina dan merupakan salah satu orang2 Arab Medina yang memeluk Islam. Dia adalah pembantu dan penyelamat Muhammad utama di saat2 sukar. Tatkala Muhammad lupa ayat2 Qur’an atau butuh keterangan tentang ayat2 tertentu, maka dia akan minta tolong Ubayy. Ketergantungan Muhammad pada Ubayy jelas menunjukkan bahwa Ubayy adalah penulis hal yang diimlakan Muhammad, dan Ubayy menulis hal apapun yang diinginkannya dengan persetujuan Muhammad. Karena Ubayy tinggal di Medina yang dihuni banyak suku Yahudi, maka dia punya banyak pengetahuan tentang buku2 dan hukum Yahudi. Tampaknya dia menulis banyak Sura2 Medina yang berhubungan dengan sistem hukum Islam. Sura2 Medina ini tidak puitis seperti Sura2 Mekah. Hal ini karena Ubayy b. Ka'b bukanlah penyair, tapi lebih merupakan ahli politik dan juru tulis. Malah dia pun menulis versi Qur’annya sendiri yang disimpannya baik2. Di jaman Kalifah Usman, Usman memerintahkan agar semua versi2 Qur’an yang berbeda dengan versi Qur’an milik Hafsa dibakar. Ubayy b. Ka'b dan ibn Masud menolak menyerahkan Mushaf (Qur’an yang ditulis di atas daun) mereka dan memilih menyembunyikannya diam2.

Kita bisa menyimpulkan bahwa banyak Sura2 Medina sebenarnya ditulis sendiri oleh Ubayy b. Ka'b dengan persetujuan Muhammad.

Meskipun Muhammad menyatakan bahwa malaikat Jibrillah yang membawa semua ayat2 Qur’an kepadanya, tapi Muhammad hanya melihat Jibril dua kali saja. Hal ini dinyatakan dalam Hadis Bukhari. Hadis Bukhari, Volume 6, Buku 60, Nomer 378:Dikisahkan oleh Masruq:Aku berkata pada Aisha, “Wahai Ibu! Apakah Nabi Muhammad pernah melihat Allah?” Aisha berkata, “Perkataanmu membuat rambutku berdiri merinding! Ketahuilah jika ada orang yang mengatakan ketiga hal ini padamu, maka orang itu pembohong: Siapapun yang mengatakan padamu bahwa Muhammad pernah melihat Allah, dia adalah pembohong.” Lalu Aisha mengutip ayat ini:‘Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.’ (6.103) ‘Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir’ (42.51)Aisha melanjutkan sambil berkata, “Dan siapapun yang mengatakan padamu bahwa Nabi tahu apa yang akan terjadi besok hari, maka orang itu adalah pembohong.” Dia lalu melafalkan:‘Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.’ (31.34)Dia menambahkan: “Dan siapapun yang mengatakan dia menyembunyikan (beberapa perintah Allah), maka orang itu adalah pembohong.”Lalu dia melafalkan: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. (5.67) 'Aisha menambahkan, “Tapi sang Nabi melihat Jibril dalam bentuk aslinya dua kali.”

Tentu saja hadis di atas membingungkan dan berlawanan dengan apa yang tertulis dalam ahadis (kumpulan hadis2) bahwa Muhammad mengatakan Jibril mengunjunginya berkali-kali dalam bentuk manusia biasa (yang paling terkenal adalah keterangan Jibril menyaru sebagai Dhiya al-Kalbi, Muslim ganteng di Medina). Karena itu pula, dengan sendirinya tidak ada pula yang mencegah Muhammad mengatakan bahwa semua penulis Qur’an termasuk Ubayy b. Ka’ba sebenarnya adalah Jibril yang sedang menyaru dalam bentuk manusia.


Aisha

Bibi Aisha adalah istri kesayangan Muhammad. Muhammad mengawini Aisha ketika Aisha masih anak2 berusia enam tahun dan berhubungan seks dengannya ketika Aisha berusia sembilan tahun. Usia muda, keceriaan, kelembutan, kelakuan, dan semangat kanak2 Aisha merupakan bahan2 yang mempengaruhi otak Muhammad ketika dia terpesona akan diri Aisha yang begitu polos dan mudah dibohongi. Sebagai pengantin kanak2, Aisha tergantung total pada kedewasaan Muhammad. Sama seperti anak2 di usianya, Aisha percaya saja apapun yang dikatakan Muhammad padanya tentang wahyu2 illahi. Muhammad mengatakan bahwa dia sering dapat wahyu dari Allah hanya ketika dia tidur bersama Aisha. Mengapa Jibril enggan mengunjungi Muhammad ketika dia bermalam bersama istri2nya yang lain di haremnya? Ini adalah pertanyaan yang hanya dijawab segelintir sejarawan Islam. Jawaban yang benar adalah: Kecuali Aisha, istri2 Muhammad yang lain sudah tumbuh dewasa dan telah mengalami berbagai kejadian berat, pahit dan tipu daya kehidupan secara umum. Bahkan beberapa dari istri2 tersebut sudah punya anak2 yang telah tumbuh dewasa. Tidak mudah bagi Muhammad untuk meyakinkan para wanita dewasa ini tentang komunikasinya dengan Allah melalui Jibril. Para wanita dewasa ini tidak gampang percaya dengan cerita2 karangan Muhammad. Meskipun mereka dipaksa hidup dalam haremnya, tetapi mereka dalam hati tidak bisa memaksakan diri percaya segala pengakuan2 sinting Muhammad. Karena itulah maka Aisha yang masih polos dan gampang dikibuli jadi sumber wahyu Illahi Muhammad! Muhammad hanyalah bermain-main dengan angan2 anak kecil belaka yang cenderung percaya segala cerita konyol tentang hantu dan jin, sinterklas, kuda2 bersayap, setan2, monster, dan segala tokoh dongeng lainnya. Hadis2 Bukhari berikut jelas menunjukkan bahwa Allah berkomunikasi dengan Muhammad hanya ketika dia tidur bersama Aisha.

Muhammad sering dapat wahyu illahi hanya jikalau dia berada di ranjang Aisha... 3.47.755Hadis Sahih Bukhari Volume 3, Book 47, Number 755:Dikisahkan oleh 'Urwa dari 'Aisha: Istri2 Rasul Allah terbagi dalam dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari of 'Aisha, Hafsa, Safiyya dan Sauda; sedangkan kelompok lainnya terdiri dari Um Salam dan istri2 lain Rasul Allah. Para Muslim mengetahui bahwa Rasul Allah mencintai ‘Aisha, jadi jika salah seorang dari para Muslim punya hadiah dan ingin memberikannya kepada Rasul Allah, dia akan menunggunya sampai Rasul Allah mengunjungi rumah ‘Aisha dan dia lalu akan memberi hadiah pada Rasul Allah di rumah ‘Aisha. Kelompok Um Salama membicarakan hal ini bersama dan mengambil keputusan bahwa Um Salama harus meminta Rasul Allah mengatakan pada orang2 untuk mengirim hadiah2 mereka padanya di rumah istri2 yang mana saja. Um Salama menyampaikan pada Allah apa yang telah mereka katakan, tapi dia Rasul Allah diam saja. Maka mereka (para istri) bertanya pada Um Salama tentang hal itu. Dia berkata, “Dia (Rasul Allah) tidak berkata apapun padaku.” Mereka meminta dia untuk bicara padanya sekali lagi. Dia pun bicara sekali lagi padanya ketika bertemu Rasul Allah di hari gilirannya, tapi Rasul Allah tidak menjawab. Maka mereka pun bertanya padanya, dan dijawabnya bahwa Rasul Allah tidak mengatakan apapun. Mereka berkata padanya, “Bicara padanya sampai dia memberimu jawaban.” Ketika tiba giliran dikunjungi, dia pun bicara lagi padanya. Rasul Allah lalu berkata padanya, “Jangan menyakiti diriku mengenai ‘Aisha, karena wahyu illahi tidak turun padaku di ranjang manapun kecuali di ranjang ‘Aisha.” Mendengar hal itu Um Salama berkata, “Aku memohon ampun pada Allah karena menyakitimu.” Setelah itu kelompok Um Salama memanggil Fatima, anak perempuan Rasul Allah dan mengirim dia kepada Rasul Allah untuk berkata padanya, “Istri2mu meminta diri mereka dan anak perempuan Abu Bakr diperlakukan secara sama.” Lalu Fatima menyampaikan pesan ini padanya. Sang Nabi berkata, “Wahai anak perempuanku! Tidakkah kau mencintai orang yang kucintai?” Dia mengiyakan dan kembali pada mereka dan menyampaikan apa yang terjadi. Mereka meminta dia pergi lagi menghadapnya tapi dia tidak mau. Maka mereka mengirim Zainab bint Jahsh yang pergi menghadapnya dan menggunakan kata2 kasar berkata, “Istri2mu meminta kau memperlakukan mereka dan anak perempuan Ibn Abu Quhafa sama rata.” Setelah itu dia berkata keras dan mencaci maki ‘Aisha di hadapan mukanya, dan Rasul Allah melihat pada ‘Aisha apakah dia akan membalas. ‘Aisha mulai menjawab Zainab sampai dia diam. Sang Nabi kemudian melihat pada ‘Aisha dan berkata, “Dia memang benar2 anak perempuan Abu Bakr.”

Wahyu illahi datang pada Muhammad hanya jika dia tidur bersama Aisha...5.57.119Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 57, Number 119: Dikisahkan oleh ayah Hisham: Orang2 seringkali mengirim hadiah2 kepada sang Nabi di hari giliran ‘Aisha. ‘Aisha berkata, “Rekan2ku (yakni istri2 lain sang Nabi) berkumpul di rumah Um Salama dan berkata, “Wahai Um Salama! Demi Allah, orang2 memilih memberikan hadiah2 di hari giliran ‘Aisha dan kamipun juga senang dengan barang2 hadiah itu seperti juga ‘Aisha. Kau haru memberitahu Rasul Allah untuk menyuruh orang2 mengirim hadiah2 mereka padanya di mana saja dia berada atau pada saat dia menggiliri siapa saja.” Um Salama mengatakan hal itu pada sang Nabi tapi dia memalingkan diri darinya, dan ketika sang Nabi menggilirnya (Um Salama), dia mengulang hal yang sama, dan sang Nabi berkata, “Wahai Um Salama! Jangan ganggu aku dengan menyakiti ‘Aisha, karena demi Allah, wahyu illahi tidak pernah turun padaku ketika aku berada di bawah selimut wanita manapun diantara kalian kecuali dia.”

Aisha tidak melihat Jibril ketika Muhammad memperkenalkan Jibril padanya…4.54.440Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 54, Number 440:Dikisahkan oleh Abu Salama: 'Aisha berkata bahwa sang Nabi berkata padanya, “Wahai ‘Aisha, ini adalah Jibril dan dia menyampaikan salam padamu.” ‘Aisha berkata, “Salam padanya, dan pengampunan dan berkat Allah baginya, “ dan kepada sang Nabi dia berkata, “Kau melihat apa yang aku tidak lihat.”

Muhammad berkata pada ‘Aisha bahwa Jibril menyampaikan salam baginya... 8.74.270Hadis Sahih Bukhari, Volume 8, Book 74, Number 270: Dikisahkan oleh 'Aisha: bahwa sang Nabi berkata padanya, "Jibril mengirim Salam padamu.” Dia menjawab, “Wa 'alaihi-s-Salam Wa Rahmatu-l-lah." (Damai dan pengampunan Allah bagimu).

Ahadis di atas jelas menyampaikan betapa cerdiknya Muhammad menggunakan pikiran anak kecil yang polos dan mudah ditipu untuk membuktikan wahyu illahinya. Bahkan Muhammad sendiri menyusun ayat2 Qur’an pada saat sedang berbaring bersama ‘Aisha. Ini hadisnya.

Muhammad melafalkan ayat2 Qur’an sambil berbaring di paha Aisha yang lagi datang bulan…1.6.296Hadis Sahih Bukhari, Volume 8, Book 74, Number 270: Dikisahkan oleh 'Aisha: Sang Nabi sering berbaring di atas pahaku dan melafalkan ayat2 Qur’an pada saat aku sedang datang bulan.

Bahkan penulis Qur’an bagi Muhammad yakni Zayd b. Thabit mengakui pula bahwa beberapa ayat2 Qur’an dipalsukan. Ini hadisnya.

Beberapa ayat2 Qur’an telah dipalsukan (Q 33:23)… 5.59.379Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 59, Number 379:Dikisahkan oleh Zaid bin Thabit:Ketika kami menulis Qur’an, aku kehilangan satu dari ayat2 Sura al-Ahzab yang biasa kudengar Rasul Allah melafalkannya. Maka kami lalu mencari ayat tersebut dan menemukannya pada Khuzaima bin Thabit Al-Ansari. Ayatnya berbunyi: Diantara orang2 mukmin ada orang yang menepati yang yang telah mereka janjikan pada Allah (yakni mereka mati terbunuh di jalan Allah), dan beberapa lainnya masih menunggu” (33:23). Maka kami pun menulis ayat ini di tempatnya dalam Qur’an.

Hadis di atas mengatakan pada kita bahwa beberapa ayat2 Qur’an ditulis oleh orang2 yang bukan penulis resmi Qur’an yang ditunjuk Muhammad. Perlu diketahui bahwa Khuzaima b. Thabit al-Ansari yang disebut di hadis di atas bukanlah juru tulis Qur’an resmi yang dipilih Muhammad.

Dalam Hadis Muslim dinyatakan sebagai berikut:

Muhammad sering melafalkan Qur’an sambil menyender di pangkuan Aisha yang sedang datang bulan… 3. 0591Hadis Sahih Muslim, buku 003, nomer0591: ‘Aisha melaporkan: Rasul Allah (semoga damai menyertainya) lalu menyender di pahaku ketika aku sedang datang bulan, dan melafalkan Qur’an.

Jikalau catatan2 hadis di atas belum juga meyakinkan bahwa Aisha memang punya peranan penting dalam penulisan Qur’an, maka hadis Muslim berikut mengisahkan bahwa Aisha memang merubah ayat2 Qur’an. Hadis ini menerangkan bahwa setelah Muhammad mati, Qur’an dikumpulkan oleh Aisha seorang diri. Lalu Aisha mengimlakan pada juru tulisnya sebuah ayat Qur’an dengan mengaku bahwa begitulah cara Muhamad melafalkan ayat tersebut (Q 2:238). Inilah hadisnya:

Hadis Sahih Muslim, buku 4, nomer, 1316:Abu Yunus, seorang budak ‘Aisha yang dimerdekakan berkata:‘Aisha memerintahkanku untuk menulis ulang Qur’an baginya dan berkata: Jika kau sampai pada ayat ini: “Peliharalah segala salat dan salat wusthaa.” (2:238), beritahu aku; maka ketika aku mencapai ayat itu, aku pun memberitahunya dan dia mengimlakan padaku sebagai berikut: Peliharalah segala salat dan salat wusthaa dan shalat asr, dan berdirilah dengan khusyuk pada Allah. ‘Aisha berkata: Begitulah yang kudengar dari Rasul Allah (semoga damai menyertainya).

Dari Sahih Bukhari juga terdapat keterangan bahwa dua Sura utama yakni Sura al-Bakara (Sura 2) dan Sura an-Nisa (Sura 4) ditulis di hadapan Aisha. Dia juga menyatakan bahwa ayat pertama adalah tentang Surga dan Neraka – dan ini bertolak belakang dengan pengertian banyak sejarawan Islam yang mengira hal Surga dan Neraka adalah ayat2 pertama Sura al-Alaq (Sura 96). Hadis ini juga memberitahu bahwa ada beberapa versi Qur’an, dan Aisha punya versinya sendiri yang berbeda dengan versi2 lain. Apakah hal ini karena Aisha sendiri telah menambah atau menghapus ayat2 dari versi Qur’annya? Berikut adalah hadisnya.

Betapa pintarnya cara wahyu diubah agar sesuai dengan tujuan2 tertentu… 6.61.515Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Book 61, Number 515:Dikisahkan oleh Yusuf bin Mahk:Ketika aku sedang berada bersama Aisha, ibu para umat, seorang dari Irak datang dan bertanya, “Cadar jenis apakah yang terbaik?” ‘Aisha berkata, “Semoga Allah bermurah hati padamu! Apakah masalahnya?” Dia berkata, “Wahai ibu para umat! Tunjukkan kumpulan Qur’anmu,” Dia bertanya, “Buat apa?” Dia berkata, “Agar dapat mengumpulkan dan mengatur Qur’an sesuai dengan milikmu, karena orang2 melafalkan Qur’an dengan Sura2nya tanpa urutan yang benar.” ‘Aisha berkata, “Memangnya apa masalahnya bagian mana yang kau baca terlebih dahulu? (Ketahuilah) bahwa yang pertama-tama diwahyukan adalah Sura dari Al-Mufassal, dan itu adalah tentang Surga dan Neraka. Ketika orang2 memeluk Islam, ayat2 tentang hal haram dan haram diwahyukan. Jikalau yang pertama-tama diwahyukan adalah: ‘Jangan minum minuman beralkohol’ maka orang2 akan berkata, ‘Kami tidak akan mau berhenti minum minuman beralkohol,’ dan jika diwahyukan ‘Jangan melakukan zinah’, maka mereka akan berkata ‘Kami tidak akan mau berhenti berzinah.’ Ketika aku masih anak2 dan suka bermain, ayat ini diwahyukan di Mekah pada Muhammad: ‘Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.’ (54.46) Sura Al-Baqara (Sapi) dan Sura An-Nisa (Wanita2) diwahyukan ketika aku berada bersamanya.” Lalu ‘Aisha mengambil kumpulan Qur’an bagi orang itu dan membacakan padanya ayat2 Sura (dengan urutan yang benar).


Muhammad b. Abdullah

Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad sendirilah yang mengarang ayat2 Qur’an tertentu. Meskipun begitu, karena dia buta huruf (seperti yang disebutkan dalam Qur’an) maka dia harus memperkerjakan beberapa juru tulis untuk menulis apa yang dikarangnya dalam benaknya. Jika membaca Qur’an dengan seksama, maka jelas tampak dalam ayat2 tertentu bahwa Muhammad sendirilah yang bicara dan bukannya Allah – melalui tukang posnya si Jibril. Ini contoh ayat2nya:Q 6:104Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).Kata2 ‘aku sekali-kali bukanlah pemeliharamu’ sudah jelas adalah kata2 Muhammad.

Q 6:114Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.Kata2 ‘Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah’ sangat jelas merupakan kata2 Muhammad.

Juga perlu diperhatikan bahwa penerjemah Qur’an dalam bahasa Inggris Yusuf Ali dengan sengaja menambahkan kata ‘Katakan’ (Inggris: ‘Say’) pada ayat Q 6:114. Dalam Qur’an asli berbahasa Arab, tidak ada kata ‘Katakan’ (Arab: ‘Kul’). Ini terjemahan dari Pickthal dan Shakir, dua penerjemah Qur’an lainnya:PICKTHAL: Shall I seek other than Allah for judge, when He it is Who hath revealed unto you (this) Scripture, fully explained? Those unto whom We gave the Scripture (aforetime) know that it is revealed from thy Lord in truth. So be not thou (O Muhammad) of the waverers. Terjemahan:Apakah aku harus mencari yang lain selain Allah sebagai hakim, manakala Dialah yang telah mewahyukan padamu Kitab (ini), dengan jelas? Mereka yang Kami beri Kitab (sebelumnya) mengetahui bahwa Kitab itu dinyatakan dari Tuhanmu yang sebenarnya. Maka janganlah kau (wahai, Muhammad) termasuk dalam orang2 yang ragu.

SHAKIR: Shall I then seek a judge other than Allah? And He it is Who has revealed to you the Book (which is) made plain; and those whom We have given the Book know that it is revealed by your Lord with truth, therefore you should not be of the disputers. Terjemahan:Apakah aku harus mencari hakim lain selain Allah? Dan Dialah yang menyatakan padamu Buku (yang) jelas; dan kepada mereka yang Kami berikan Buku mengetahui bahwa Buku ini diberikan oleh Tuhanmu yang sebenarnya, karena itu janganlah kau menjadi bagian dari orang2 yang meragukannya.

Dan ini versi Arabnya:114. Afaghayra Allahi abtaghee hakaman wahuwa allathee anzala ilaykumu alkitaba mufassalan waallatheena ataynahumu alkitaba yaAAlamoona annahu munazzalun min rabbika bialhaqqi fala takoonanna mina almumtareena

Q 19:9He said: "So (it will be) thy Lord saith, 'that is easy for Me: I did indeed create thee before, when thou hadst been nothing!"terjemahan:Dia berkata: “Maka (demikianlah) Tuhanmu berkata , ‘Mudah bagiKu: Aku sesungguhnya menciptakan kamu, ketika kau masih belum ada sama sekali.”

Versi Indonesia:Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali".Di sini malaikat (atau Muhammad?) yang bicara, dan bukannya Allah.

Q 19:64Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa Ini yang bicara adalah Jibril (atau Muhammad?) dan bukannya Allah.

Q 37:164, 165, 166[164] Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, [165] dan sesungguhnya Kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). [166] Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).Ini yang bicara adalah Jibril (atau Muhammad?) dan bukannya Allah.

Q 51:50Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.Ini yang bicara adalah malaikat (atau Muhammad?) dan bukannya Allah.

Q 53:2kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru,Muhammad tidak keliru: bukankah ini pengakuan Muhammad sendiri?

Q 70:40, 41[40]Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.[41] Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.Bukankah jelas bahwa Muhammad sendiri yang berkata di sini?

Q 86:17Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.Bukankah jelas bahwa Muhammad sendiri yang berkata di sini?

Ayat2 terpenting Qur’an, yakni Sura al-Fatiha (Sura 1) sudah jelas adalah karangan Muhammad atau penyair lain. Mari baca Sura ini dengan seksama:1:1 In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful. 1:2 Praise be to Allah, the Cherish er and Sustainer of the worlds; 1:3 Most Gracious, Most Merciful; 1:4 Master of the Day of Judgment. 1:5 Thee do we worship, and Thine aid we seek. 1:6 Show us the straight way, 1:7 The way of those on whom Thou hast bestowed Thy Grace, those whose (portion) is not wrath, and who go not astray.

versi Qur’an Indonesia: [1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [2] Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, [3] Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, [4] Yang menguasai hari pembalasan. [5] Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan [6] Tunjukilah kami jalan yang lurus, [7] (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Perhatikan baik2 bahwa tidak ada kata ‘Katakan’ (Arab: ‘Kul’) dalam awal ayat ini. Jadi, siapa dong yang sembahyang pada Allah dalam Sura ini? Apakah Allah meminta diriNya sendiri untuk sembahyang padaNya? Sungguh konyol! Kebingungan ini akan seketika lenyap pada saat kita mengetahui bahwa Muhammad sendirilah yang meminta umatnya untuk berdoa pada Allah. Berdasarkan urutan (kronologi) turunnya wahyu, Sura ini merupakan satu dari lima Sura (dan Sura Fatiha ini adalah urutan Sura ke lima, atau ke enam, menurut beberapa ahli Islam) Qur’an. Sura ini turun pada saat Muhammad mulai berkhotbah tentang Hanifisme (Islam) dan dia menyusun ayat ini (beberapa sumber mengatakan dia menconteknya dari liturgi Yudaisme) bagi pengikutnya yang hanya sedikit jumlahnya saat itu.

Jika butuh bukti untuk menunjukkan bahwa memang Muhammad sendiri yang menulis Qur’an, maka Ummul Qur’an (Sura Fatiha) yang berjumlah tujuh ayat itu merupakan bukti yang paling jelas.

Lalu bagaimana sikap Muhammad jika orang2 ingin tahu bagaimana wahyu Allah datang padanya? Hadis Muslim berikut mengisahkan dengan jelas bahwa Umar dulu sering menyelimuti Muhammad dan Muhammad lalu tidur, mendengkur bagaikan seekor unta. Beberapa orang jadi ingin tahu dan mengintip melalui celah dan inilah yang mereka lihat:

Sewaktu wahyu turun, Umar menyelimuti Muhammad dengan selembar kain dan Muhammad mendengkur bagaikan unta…7.2654Hadis Sahih Muslim, buku 7, nomer 2654:Ya'la b. Umayya melaporkan atas ijin ayahnya (Allah berkenan pada mereka) bahwa seseorang datang menemui Rasul Allah (semoga damai menyertainya) pada saat dia berada di Ji’rana dan dia (orang itu) sedang mengenakan mantel yang diberi parfum, dan dia (pencerita) berkata: Ada bekas kuning di mantel itu. Dia berkata (pada sang Nabi Suci): Apakah yang kau ingin aku perbuat selama melakukan Umroh? (Pada saat inilah) wahyu turun pada Rasul Allah (semoga damai menyertainya) dan sedang diselimuti sebuah kain, dan Ya’la berkata: Saat itu aku melihat wahyu datang pada Rasul Allah (semoga damai menyertainya). Dia (Hadrat ‘Umar) berkata: Apakah kau akan senang jika melihat Rasul Allah (semoga damai menyertainya) menerima wahyu. ‘Umar mengangkat ujung selimut dan aku melihat padanya dan dia mengorok. Dia (pencerita) berkata: Tadinya kukira itu adalah suara unta. Ketika dia (Rasul) sadar dia berkata: Siapakah yang bertanya tentang Umra? Ketika orang yang bertanya datang, sang Nabi Suci (semoga damai menyertainya) berkata: Cucilah noda kuning, atau dia berkata: cucilah noda parfum dan tanggalkan kain itu dan lakukan Umroh sama seperti kau melakukan ibadah Haji. Begitulah cara Allah bicara pada Muhammad – melalui lenguhan suara unta!


Orang buta memperbaiki Qur’an dan Allah!

Yang terakhir, sebagai bukti final Muhammad memperbaiki/menambah/menghilangkan isi ayat sesuai dengan tuntutan keadaan dan/atau permintaan orang lain, inilah contoh dari Ibn Umm Maktum, seorang buta di Mekah. Dia meminta Muhammad memperbaiki sebuah ayat untuk mengijinkan orang buta tidak usah melakukan Jihad. Orang buta ini sering mendengar khotbah Muhammad dan ingin berbicara dengannya tentang masalah tertentu dalam Islam. Awalnya Muhammad tidak mengindahkannya, tapi lalu dia menyesal karena tidak peduli terhadap orang buta ini. Maka Allah menegur Muhammad dalam Sura al-Abasa (Sura 80, yang urutan (kronologi) diturunkan adalah 24) yang berarti ‘Dia Berkerut Muka’. Ibn Umm Maktum akhirnya memeluk Islam dan jadi sahabat karib Muhammad. Ketika Muhammad menyatakan keunggulan para Muslim yang melakukan Jihad atau perang suci, orang buta ini ragu2 untuk ikut perang dan ingin dapat pengecualian. Sewaktu menulis Q 4:95, Muhammad lupa tentang orang buta ini. Maka Ibn Umm Maktum mengingatkannya akan hal itu. Sesuai permintaan, Muhammad dengan gesitnya mengubah ayat tersebut.

Berikut adalah dua hadis Bukhari yang menerangkan bahwa Ibn Umm Maktum mengubah pikiran Allah!

4:95 Muhammad memanggil Zayd untuk menuliskan wahyunya...6.60.117 Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Buku 60, Nomerr 117: Dikisahkan Al-Bara: Ketika ayat: "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (di rumahnya)” (4:95) dinyatakan, Rasul Allah memanggil Zaid untuk menuliskannya. Pada saat yang sama Ibn Umm Maktum datang dan mengeluh tentang kebutaannya, maka Allah mewahyukan: “Kecuali mereka yang tidak sanggup (oleh karena luka atau buta atau lemah…”) (4:95).

Ini hadis serupa lainnya:Muhammad dengan cepat mengubah sebuah ayat sesuai dengan permintaan orang buta tentang melakukan Jihad (4:95)... 6.61.512Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Buku 61, Nomer 512: Dikisahkan oleh Al-Bara: Diwahyukan sebagai berikut: "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (di rumahnya) dan mereka yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya” (4.95) Sang Nabi berkata, "Panggil Zaid menghadapku dan suruh dia membawa papan tulis, tinta dan tulang skapula (atau tulang skapula dan tempta tinta).” Lalu dia berkata, “Tulislah: "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk..”, dan pada saat itu 'Amr bin Um Maktum yang buta datang dan duduk di belakang sang Nabi. Dia berkata, “Wahai Rasul Allah! Apakah perintahmu bagiku (yang berhubungan dengan ayat tersebut) sebagai orang buta?” Maka, ayat itu pun diganti menjadi: “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (di rumahnya) kecuali mereka yang tidak sanggup (oleh karena luka atau buta atau lemah, dll”) dan mereka yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.” (4.95)

Berikut adalah hadis serupa dari Sahih Muslim:Hadis Sahih Muslim, buku 20, nomer 4676Telah dikisahkan dengan ijin dari Abu Ishaq bahwa dia mendengar Bara’ bicara tentang ayat Qur’an: “Tidak sama kedudukan antara mereka yang duduk (di rumah) diantara para mukmin dan mereka yang pergi berjihad di jalan Allah.” (4:95). (Dia berkata bahwa) sang Rasul Allah (semoga damai menyertainya) memerintahkan Zaid (untuk menulis ayat ini). Dia membawa tulang bahu (unta) yang menulis ayat itu di atasnya. Putra Umm Maktum mengeluh tentang kebutaannya pada Rasul Allah (semoga damai menyertainya). (Mendengar itu) wahyu berikut dinyatakan: “Dari antara kaum mukmin yang duduk (di rumah) tanpa masalah apapun (sakit, tidak mampu, cacat)” (4:95). Kisah ini disampaikan melalui dua rantai penyampai kisah lainnya.


Kesimpulan

Al-Qur’an bukanlah firman Allah yang Maha Kuasa. Allah, jika dia benar2 ada, tentunya sibuk dengan urusan lain yang lebih penting. Dia tidak punya waktu menulis kitab suci yang sangat tak beraturan, membingungkan, banyak salah sebagai bimbingan bagi manusia. Beberapa orang yang penuh ambisi dan suka memanfaatkan keadaan, dengan nama Allah dan juga bimbingan Muhammad, berusaha menyusun Qur’an dengan cara menyesuaikan, menambalsulam, dan terang2an mencontek kitab suci dan doktrin2 agama lain yang tidak diakui kebenarannya pada saat itu. Hal ini mereka lalukan untuk mencapai ambisi politik mereka di Jazirah Arabia, dan lalu menyebar dengan paksa ke berbagai negara2 damai sekitarnya. Qur’an adalah buah karya orang2 licik – yang bertujuan menipu orang2 bodoh di dunia – sebagai usaha jelas untuk memaksakan pandangan bahwa Arab lebih unggul. Semua Muslim harus belajar bahasa Arab untuk bisa membaca Qur’an dan melakukan sholat, memakai nama Arab dan menerima budaya Islam (yang tidak lain adalah budaya Arab Badui). Imperialisme Arab terselubung ini tampak jelas dalam Qur’an. Semua negara2 Islam membuktikan kebenaran pernyataan tertulisku ini. Jikalau orang tahu dengan jelas proses penulisan Qur’an yang dirahasiakan itu, maka imperialisme Arab terselubung itu akan jadi tampak nyata sekali sebagai tujuan utama Qur’an.

------------Catatan kaki bagian III[31] W.St. Clair Tisdal, The Sources of Islam, The Origins of the Koran, hal. 236-237[32] Hughes Dictionary of Islam, hal. 551[33] Ibid[34] Ibn Ishaq, hal. 239[35] Ibn Sa’d, vol. I, hal. 457