Minggu, 15 Juli 2012

Intisari Islam: Tumpukan Sampah Busuk

Oleh: Dr. Omar Zia (02 Jan, 2009)
 

Mohon perkenankan aku memperkenalkan diri terlebih dahulu.

Tiga setengah tahun terakhir merupakan tahun² yang paling sulit dalam hidupku. Aku telah dibuang, disebut tuli, bodoh, buta, diancam dan bahkan dimohon, dikutuki, dan didoakan agar aku sadar kembali. Semakin hebat aku diperlakukan begitu, semakin gigih pula aku menelaah dilema (predicament) yang paling mendasar. Aku sebut ini sebagai dilema kacau karena aku sangat kaget mengapa orang² yang paling kusayangi ternyata jadi berbalik membenciku. Teman²ku meninggalkanku, sanak-keluargaku mengutuk aku, bahkan istriku selama 15 tahun mengancam meninggalkanku. Orang² yang tak kukenal mengirim berbagai e-mail penuh ancaman mengerikan di dunia fana dan baka. Mereka berdoa agar aku cepat mati dan dipanggang api neraka abadi. Tapi semua ini sudah berlalu bagiku. Sejak menulis dua artikel terdahulu, aku telah dibenci dalam kadar yang sebelumnya tidak pernah kuketahui. Jika cyberspace bisa mencabik-cabik orang jadi serpihan daging panggang, mengunyahnya, dan lalu meludahkannya, maka begitulah keadaan yang kualami. Sejak menerima tamparan keras di cyberspace, aku merasa perlu menjelaskan pengertianku akan Islam dalam bahasa yang sederhana. Aku harap semua yang merasa Muslim membantahku secara logis, jika memang mereka mampu melakukannya.

Islam mungkin saja dimengerti dalam berbagai hal oleh berbagai aliran Islam, tapi ada satu hal yang disetujui mereka semua, dan ini adalah pengertian akan “lima pilar” Islam. Inilah kelima pilar tersebut:
  1. Pengakuan (melafalkan syahadah)
  2. Sholat (5 kali sehari)
  3. Puasa (selama 30 hari di saat yang telah ditetapkan)
  4. Zakat (2.5% dari penghasilan)
  5. Haji (setidaknya sekali seumur hidup)

Muslim percaya bahwa Islam berdiri di atas kelima pilar ini. Sungguh aneh bahwa ‘kepercayaan’ bisa tergantung pada ritual² ibadah. Tapi untuk gampangnya, mari kita maju terus membahas ritual ibadah Islam dan apakah mereka berguna bagi umat manusia.

Pengakuan

Aku mengajak pembaca Muslim untuk berpikir barang sejenak tentang luasnya alam semesta, rumitnya segala fungsi jagad raya, waktu keberadaannya, ajaibnya kehidupan yang muncul dari setitik debu bernama bumi (dan juga kemungkinan adanya kehidupan lain dari milyaran planet² di ratusan milyar galaksi yang serupa dengan galaksi Bima Sakti) dan lalu bayangkan Tuhan yang mengatur semua itu. Betapa rumit dan besarnya Tuhan itu tentunya. Bahkan perbandingan antara aku dan semut² yang hidup di kebunku masih jutaan kali kalah jauh besar perbandingannya. Apakah kau kira Tuhan seperti itu peduli atau terpengaruh sedikit pun jika makhluk tak berarti seperti manusia mau mengaku atau tidak akan keberadaannya? Keberadaan Tuhan tidak membutuhkan pengakuan manusia dan dia pun tidak akan mengeluarkan ancaman² hukuman abadi bagi mereka yang tidak mau mengakuinya. Jika Tuhan memang benar² ada, maka dia tentunya tidak butuh pengakuan seperti itu. Sama halnya seperti kamu menciptakan tentara² robot dan mulai menyiksa mereka untuk selama-lamanya hanya karena mereka tidak percaya akan kamu. Allâh yang maha sadis bukanlah Tuhan yang sebenarnya.

Sholat

Sholat lima kali sehari adalah kegiatan ibadah yang paling membodohi nalar karena Muslim yang melakukannya ternyata tidak mengerti apa yang mereka lafalkan dalam sholat, bahkan Muslim Arab sekalipun. Surah pertama adalah Surah Fatihah di mana pelafal berdoa pada Allâh agar menunjukkan jalan yang lurus. Surah ini adalah doa belaka dan karenanya tidak seharusnya ada dalam Qur’an. Salah satu dari surah² pendek yang sering dilafalkan oleh Muslim dalam doa² mereka adalah Surah 111 yang isinya sarat caci-maki. Surah² pendek lainnya juga tidak berarti dan tidak mengandung pesan baik dan berisi ayat² yang tidak dapat dimengerti. Tiada Muslim yang tahu apa yang mereka sendiri lafalkan dan pengulangan pengucapan ayat² ini berulangkali merupakan tindakan membutakan nalar dan membuat pikiran jadi bosan dan malah berpikir ke mana². Bayangkan bagaimana pikiran Muslim yang melafalkan Surah 33 dan Surah 66 yang berisi skandal seks Muhammad dalam ibadah suci Ramadhan.

Ada banyak aturan tak masuk akal yang ditetapkan oleh Muhammad yang bodoh dalam melakukan sholat:
Menghadap Ka’bah: Bagaimana kau bisa melakukan hal ini di atas bumi yang bulat! Jika kau berada 1.000 km saja dari Ka’bah, maka jika kau hanya bisa menghadap langit, dan bukannya Ka’bah. Apalagi jika berada lebih jauh lagi.

Jika berada dekat kutub Utara atau Selatan: Bagaimana kau bisa melakukan sholat lima waktu di lingkungan yang tidak punya batasan malam dan siang hari yang sama dengan wilayah lain, dan di beberapa bagian malahan siang/malam berlangsung selama berbulan-bulan dan bukannya dibatasi dalam jangka waktu 24 jam per hari.

Wudhu lima kali sehari: Apakah ini membuat Muslim semakin bersih? Ternyata tidak. Di perjalananku ke berbagai negara Muslim, aku tidak pernah menemukan satu pun negara Muslim yang bersih, terkecuali negara² Emirat kaya minyak sehingga mampu menyewa budak² untuk menjaga kebersihan negara kecil mereka. Wudhu juga merupakan pembuangan air percuma, tapi untungnya kebanyakan Muslim cuek aja terhadap panggilan sholat. Sungguh susah melakukan wudhu berkali-kali per hari bagi orang Eskimo Muslim yang hidup di lingkungan yang membekukan.

Penetapan waktu sholat: Bagaimana kau bisa menentukan waktu sholat jika awan gelap menutupi cakrawala? Apakah Muhammad bisa meramalkan nantinya kafir akan membuat jam? Muslim bahkan enggan menggunakan loudspeaker (TOA) untuk Adzan sewaktu loudspeaker pertama kali ditemukan. Mengapa sekarang Muslim malah menggunakan jam untuk menentukan waktu sholat?
Pandangan bahwa sang Pencipta jagad raya menuntut umat manusia untuk menyembahnya berkali-kali sehari untuk seumur hidup dan jadi budaknya hanyalah pandangan bodoh yang menghina akal budi kita.

Puasa

Puasa Islam harus dilakukan sekitar 30 hari setiap tahun. Bulan puasa terjadi 10 hari di belakang waktu puasa tahun sebelumnya, dan ini terjadi setiap tahun, karena Muhammad yang sinting menetapkan untuk menggunakan kalender bulan. Saat sekarang pun hampir tiada Muslim yang mau menggunakan kalender bulan.

Selama puasa, Muslim tidak boleh makan atau minum dari matahari terbit sampai matahari terbenam.
Sekali lagi, Allâh sang tuhan sinting ingin umatnya tersiksa berat.

Aku tak kunjung heran mengapa di hari² biasa istriku sangat jengkel jika dia gagal menyiapkan makan malam tepat waktu bagi anak² kami yang baru pulang dari sekolah. Dia sangat ingin segera memberi makan dan minum pada anak²nya. Tapi di saat bulan puasa, dia akan menegur kami jika kami enggan berpuasa dan membuat kami terus merasa bersalah sepanjang bulan suci. Saat kutanya padanya mengapa pencipta jagad raya ingin umatnya yang kecil tak berarti begitu menderita haus dan lapar, dia pun tidak bisa menjawab. Allâh yang sadis ternyata juga memberi pengaruh satanis yang aneh pada istriku.

Puasa juga terbukti berakibat buruk bagi kesehatan. System pencernaan manusia membutuhkan makanan pada waktu² tertentu yang teratur dan bukannya melahap makanan sebanyak-banyaknya dalam waktu dua kali sehari. Aku telah melihat orang² Arab terkaya di Saudi Arabia dan negara² Emirat tidur sepanjang hari setelah waktu puasa dan makan sebanyak-banyaknya dalam acara “buffet sepanjang malam,” sedangkan kaum Muslim miskin terus bekerja keras di siang hari dengan menahan rasa lapar dan haus gara² kewajiban puasa Islam.

Aturan² Allâh yang tak adil
Ketika aku berada di Pakistan, aku menyaksikan orang² mengeluh karena harga pangan naik pesat di bulan Ramadhan. Ketika aku menjelaskan pada mereka bahwa harga² naik karena permintaan pasar meningkat dan ini menunjukkan Muslim makan lebih banyak di bulan Ramadhan, mereka memandangku sedemikian rupa, seakan-akan aku sakit jiwa.

Zakat

Bukankah akan menyenangkan jika Pemerintah² mampu melakukan seluruh tugas² dan urusan penting negara dengan pajak masyarakat sebesar 2,5% saja? Dapatkah Muslim menunjukkan padaku negara mana yang hanya memungut pajak 2,5%? Yang sebenarnya adalah Muhammad dan para pengikutnya menentukan besar pajak 2,5% tanpa pemikiran dan perencanaan yang matang. Zakat itu ditetapkannya setelah dia mendapat Ghazwas (harta hasil merampok kafir, yang sebesar 20% dari seluruh harta jarahan/ rampasan/ rampokan terhadap kafir) yang semakin berkurang jumlahnya.

Kebanyakan negara² maju yang menyediakan sarana sosial dari lahir sampai mati, mengambil pajak warganya 60%. Bahkan Islamic Jamhooria dari Pakistan yang tidak menyediakan sarana apapun bagi warganya mengambil pajak 15% dari pendapatan masyarakat, dan ini berarti 6x lebih besar dari zakat Islam.
Mari kita lihat akibat Zakat pada orang normal.

Sebelum tanggal 1 Ramadhan, masyarakat Pakistan akan mengosongkan akun bank mereka agar Pemerintah tidak mampu menarik Zakat dari akun bank tersebut. Para Muslim lalu menggunakan uang tersebut untuk beli minum²an beralkohol dari toko² minuman keras yang harus tutup di bulan Ramadhan.
Mereka berbondong-bondong ke bank untuk mengisi formulir meminta pembebasan Zakat. Bank² pun menyediakan jasa ini dengan meminta bayaran 100 Rupee per formulir.

Pemandangan orang² miskin mengantri panjang di rumah² orang² kaya untuk mengemis makanan dan uang Zakat merupakan pemandangan yang menyedihkan dan merendahkan. Pemandangan ini sering terjadi di kebanyakan negara² Muslim.

Yang lebih memalukan lagi adalah kenyataan bahwa hampir semua ahli² Islam menyatakan Zakat tidak boleh digunakan untuk membantu kafir. Berapa banyak kali lagi Islam harus menunjukkan wajah jeleknya sebelum Muslim menyadari bahwa kepercayaan sesat ini tidak mungkin berasal dari Makhluk Yang Maha Penyayang?

Haji

Ibadah Haji sarat dengan kegiatan satanis. Aku tahu sebab aku sudah menjalaninya sendiri. Ibadah Haji inilah yang paling absurd dari semua ibadah Islam. Menurut Siratunabi, yang merupakan catatan sejarah paling akurat tentang Muhammad, Ka’bah merupakan tempat tinggal sang Maha Kuasa yakni Allâh dan hal itu ditulis dalam surat yang terdapat di bawah bangunan Ka’bah. Masalahnya, pernyataan itu ditulis dalam bahasa Syria dan bukannya bahasa Arab. Mungkin Allâh tidak mengerti bahasa Arab ketika dia mengubur surat tersebut. Karena para pagan Arab tidak bisa membaca, maka seorang Yahudi terpelajar harus menerjemahkan surat tersebut.

Sewaktu aku datang ke Mekah bertahun-tahun yang lalu, aku kaget melihat orang² memotong leher berbagai binatang dan melempar mereka ke dalam lubang besar untuk nantinya dikubur dengan pasir. Karena aku tak sanggup menggorok leher binatang, maka aku bayar uang jasa untuk potong binatang bagiku dan nantinya dagingnya akan dikirim ke negara² Muslim miskin. Penjual jasa ngotot daging harus dikirim ke negara Muslim saja. Ketika aku tanya ketua kelompok umat mengapa para Muslim tidak memilih beli jasa potong saja daripada melakukannya sendiri, orang itu menjawab bahwa Allâh lebih suka darah mengalir di sini dan dilakukan oleh para Hujajj. Sungguh gila. Benar² sinting.

Mencium batu hitam Hajar Aswad juga merupakan hal yang tak mampu kulakukan. Jangan salahkan aku, ya. Bahkan Umar pengikut Muhammad yang tergila sekalipun, menurut hadis, hanya mau mencium batu tersebut setelah mengatakan dia melakukannya karena melihat Muhammad mencium batu tersebut dan dia tahu bahwa batu itu tak bernyawa.

Pada saat jumroh, melemparkan batu kepada Setan, aku heran sekali akan semangat beberapa Muslim. Mereka tampak penuh tekad dan amarah dalam melempar batu, kerikil, koin uang, sepatu, dan lain². Aku yang tidak yakin hanya mampu melempar batu setengah hati saja dan dengan perlahan agar tidak menyambit Muslim lain. Setelah itu, kerikil² tersebut diangkut beberapa bulldozer dan diletakkan kembali di tempat asalnya!

Mari lihat dari sisi ekonominya. Setiap Muslim Pakistan harus bayar 250.000 Pak rupee untuk melakukan ibadah haji. Yang nantinya paling utama menikmati uang ini adalah pihak Saudi Arabia dan beberapa perusahaan China yang membuat tasbih dan karpet sholat untuk para Haji yang memborong ribuan karpet untuk dibagi-bagikan pada sanak saudara di tanah air. Tidak perlu mahir berhitung untuk melihat bahwa ini merupakan salah satu cara memanfaatkan duit Muslim non-Arab. Sekali lagi, Allâh yang licik telah mengelabui Muslim² non-Arab. Tidak heran jika Muhammad menyatakan sukunya adalah suku yang paling disukai Allâh dari seluruh Muslim.

Nah, segitu saja. Begitulah penjelasan singkatku tentang Islam. Muslim, silakan mengirim padaku caci-maki dan kutuk sebanyak-banyaknya; tapi sebelum melakukannya, mohon gunakan otakmu barang sedetik saja. Jika kau mengenyahkan semua ritual ibadah Islam yang tak masuk akal ini, maka apakah yang tersisa? Coba pikir dulu. Di bawah pilar² ini ternyata hanyalah tumpukan sampah busuk penuh aturan untuk menindas budak², kaum wanita, kafir, dan berbagai budaya non-Islam. Kau bahkan mungkin bisa menemukan beberapa hal baik dari tumpukan sampah ini agar tampak suci dari luar, tapi hal ini bahkan tidak layak untuk diindahkan. Orang tetap saja bisa berbudi luhur karena berbudi luhur memang merupakan hal yang baik dan bukannya untuk menyenangkan dwitunggal Muhammad dan Allâh.

Apakah semua ini merupakan alasan mengapa Muslim sangat terbelakang dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia?

Apakah semua ini alasan mengapa negara² Muslim adalah negara² yang paling buta huruf, paling kotor, paling korup, dan paling munafik?

Sekali-kali, cobalah berpikir kritis dan periksa diri sendiri.

Sumber: Islam Watch | Faithfreedom Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar