Minggu, 15 Juli 2012

Bisakah Ada Kedamaian di Islam?

Oleh: Barbara J. Stock (Juli 2006)
 
 

Para suicide bombers terus melebarkan sayap berdarah mereka. Sesama orang Irak saling membunuh dan jumlah korban semakin menumpuk. Muslim Shi’ah membalas dendam terhadap Muslim Sunni dan Muslim Sunni ingin merebut kembali kekuasaan. Iraq menghadapi masalah besar. Masalahnya bukan rakyat Irak, ataupun pemerintah baru Irak ataupun kehadiran pasukan koalisi. Masalahnya adalah: ISLAM!

Islam, agama yang menyatakan diri ‘agama damai’ tidak mampu menghentikan sesama pengikutnya saling membunuh dalam nama Islam dan Allah. Islam menyatakan haram pembunuhan terhadap sesama Muslim. Tetapi kenyataannya Muslim nampaknya tidak sedikitpun ragu membunuh sesama Muslim.

Baru-baru ini di Irak, Muslim Shi’ah mencegat bis-bis dan mobil-mobil dan siapapun yang bukan Muslim Shi’ah. Sekitar 40 Muslim Sunni dibunuh sebagai balas dendam atas pemboman mesjid Shiah oleh Muslim Sunni. Minggu ini, rombongan pengantar jenazah dicegat dan semua anggota rombongan (termasuk wanita dan anak-anak) ditembak di tempat. Muslim membunuh Muslim tapi tidak ada protes sedikitpun dari para muslim di bagian dunia lain.

Sementara pasukan AS dituntut agar berhati-hati kalau memasuki mesjid, agar menjaga sensitivitas Muslim, sesama Muslim malah saling menghancurkan mesjid-mesjid mereka. Dan para Muslim ‘Moderat’ tidak sedikitpun terdengar mengecam kelakuan ini.

Tetapi begitu tentara AS dituduh membunuh orang Irak, waaahhh… seluruh dunia Muslim tanpa kecuali RIBUT! RAMAI! PROTES! KECAM YAHUDI, KECAM KRISTEN. Tetapi coba kalau pelakunya Muslim, tiba-tiba dunia Islam menjadi buta, bisu, dan tuli.

Perpecahan dalam Islam mulai pada titik kematian Muhammad dan sejak itu Islam tumbuh dengan semakin menguasai seni kebiadaban. Alasannya? Islam memang percaya kekerasan dan perang. Begitu biadabnya Islam sehingga kalau Muslim tidak sedang membunuh non-Muslim, mereka akan membunuh sesama mereka.
Selama 50 tahun, Israel yang mungil itu harus berjuang terus demi keselamatannya dalam samudra penuh Muslim. Israel diserang secara non-stop sejak detik PBB memberikan Yahudi tanah berukuran kecil yang notabene milik nenek moyang mereka untuk dijadikan negara mereka. Namun, bahkan tanah sekerdil itu dianggap terlalu besar utk dapat ditoleransi Islam.

Luas tanah seluruh Timur Tengah kira-kira 2.061.000 mi² (mi² = square miles) sementara Israel hanya mencakup 8.000 mi². Tapi agama damai bernama Islam itu tidak sudi sedikitpun untuk membiarkan Yahudi tinggal di tanah yang, saya ulangi, notabene tanah leluhur Yahudi!

Sekali lagi, Islam-lah yang menjadi pemicu perang. Ajaran Islam-lah yang menuntut perang dan pembunuhan terus menerus sampai semua insan di dunia ini hanya mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah-nya Islam. Ini memang keinginan Allah-nya islam, bukan isapan jempol penulis.

Muslim sangat percaya bahwa tanah Israel adalah tanah Muslim. Para pengajar Islam percaya bahwa Muslim-lah yang pertama menduduki tanah itu. Mereka lupa bahwa Yudaisme berada di Timur tengah selama 4000 TAHUN sementara Islam hanya berumur 1300 tahun. Sebelum lahirnya Islam, Timur Tengah adalah tempat hidup YAHUDI & KRISTEN! Ya, Mekah dulunya milik Yahudi! (Muslim, camkanlah kenyataan ini pelan-pelan sampai pusing kepalamu!)

Jangankan Timur Tengah. Kini INDIA juga ikut menikmati ‘kedamaian Islam’ dengan bom bunuh diri di Mumbai yang menewaskan dan melukai ratusan penduduk tidak bersalah. Entah serangan itu di NY, London, Madrid, Russia, Bali, Jakarta, Kenya, Tanzania, Yordania, Saudi, Mesir, Turki, Irak dan kini India, penyebabnya sama semua: ISLAM.

Suka atau tidak suka, Islam berada dibelakang setiap serangan teroris dimanapun di dunia. Tidak ada hari yang lewat tanpa seseorang mati ditangan Muslim. Dan anda masih juga percaya bahwa damai bisa tercapai dengan agama yang hanya percaya pada perang?

Sumber: Faithfreedom Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar