Oleh: Dr. Omar Zia (02 Jan, 2009)
Mohon perkenankan aku memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Tiga setengah tahun terakhir merupakan
tahun² yang paling sulit dalam hidupku. Aku telah dibuang, disebut tuli,
bodoh, buta, diancam dan bahkan dimohon, dikutuki, dan didoakan agar
aku sadar kembali. Semakin hebat aku diperlakukan begitu, semakin gigih
pula aku menelaah dilema (predicament) yang paling mendasar.
Aku sebut ini sebagai dilema kacau karena aku sangat kaget mengapa
orang² yang paling kusayangi ternyata jadi berbalik membenciku. Teman²ku
meninggalkanku, sanak-keluargaku mengutuk aku, bahkan istriku selama 15
tahun mengancam meninggalkanku. Orang² yang tak kukenal mengirim
berbagai e-mail penuh ancaman mengerikan di dunia fana dan baka. Mereka
berdoa agar aku cepat mati dan dipanggang api neraka abadi. Tapi semua
ini sudah berlalu bagiku. Sejak menulis dua artikel terdahulu, aku telah
dibenci dalam kadar yang sebelumnya tidak pernah kuketahui. Jika cyberspace
bisa mencabik-cabik orang jadi serpihan daging panggang, mengunyahnya,
dan lalu meludahkannya, maka begitulah keadaan yang kualami. Sejak
menerima tamparan keras di cyberspace, aku merasa perlu
menjelaskan pengertianku akan Islam dalam bahasa yang sederhana. Aku
harap semua yang merasa Muslim membantahku secara logis, jika memang
mereka mampu melakukannya.
Islam mungkin saja dimengerti dalam berbagai hal oleh berbagai aliran Islam, tapi ada satu hal yang disetujui mereka semua, dan ini adalah pengertian akan “lima pilar” Islam. Inilah kelima pilar tersebut:
Islam mungkin saja dimengerti dalam berbagai hal oleh berbagai aliran Islam, tapi ada satu hal yang disetujui mereka semua, dan ini adalah pengertian akan “lima pilar” Islam. Inilah kelima pilar tersebut:
- Pengakuan (melafalkan syahadah)
- Sholat (5 kali sehari)
- Puasa (selama 30 hari di saat yang telah ditetapkan)
- Zakat (2.5% dari penghasilan)
- Haji (setidaknya sekali seumur hidup)
Muslim percaya bahwa Islam berdiri di
atas kelima pilar ini. Sungguh aneh bahwa ‘kepercayaan’ bisa tergantung
pada ritual² ibadah. Tapi untuk gampangnya, mari kita maju terus
membahas ritual ibadah Islam dan apakah mereka berguna bagi umat
manusia.
Pengakuan
Aku mengajak pembaca Muslim untuk
berpikir barang sejenak tentang luasnya alam semesta, rumitnya segala
fungsi jagad raya, waktu keberadaannya, ajaibnya kehidupan yang muncul
dari setitik debu bernama bumi (dan juga kemungkinan adanya kehidupan
lain dari milyaran planet² di ratusan milyar galaksi yang serupa dengan
galaksi Bima Sakti) dan lalu bayangkan Tuhan yang mengatur semua itu.
Betapa rumit dan besarnya Tuhan itu tentunya. Bahkan perbandingan antara
aku dan semut² yang hidup di kebunku masih jutaan kali kalah jauh besar
perbandingannya. Apakah kau kira Tuhan seperti itu peduli atau
terpengaruh sedikit pun jika makhluk tak berarti seperti manusia mau
mengaku atau tidak akan keberadaannya? Keberadaan Tuhan tidak
membutuhkan pengakuan manusia dan dia pun tidak akan mengeluarkan
ancaman² hukuman abadi bagi mereka yang tidak mau mengakuinya. Jika
Tuhan memang benar² ada, maka dia tentunya tidak butuh pengakuan seperti
itu. Sama halnya seperti kamu menciptakan tentara² robot dan mulai
menyiksa mereka untuk selama-lamanya hanya karena mereka tidak percaya
akan kamu. Allâh yang maha sadis bukanlah Tuhan yang sebenarnya.
Sholat
Sholat lima kali sehari adalah kegiatan
ibadah yang paling membodohi nalar karena Muslim yang melakukannya
ternyata tidak mengerti apa yang mereka lafalkan dalam sholat, bahkan
Muslim Arab sekalipun. Surah pertama adalah Surah Fatihah di mana
pelafal berdoa pada Allâh agar menunjukkan jalan yang lurus. Surah ini
adalah doa belaka dan karenanya tidak seharusnya ada dalam Qur’an. Salah
satu dari surah² pendek yang sering dilafalkan oleh Muslim dalam doa²
mereka adalah Surah 111 yang isinya sarat caci-maki. Surah² pendek
lainnya juga tidak berarti dan tidak mengandung pesan baik dan berisi
ayat² yang tidak dapat dimengerti. Tiada Muslim yang tahu apa yang
mereka sendiri lafalkan dan pengulangan pengucapan ayat² ini
berulangkali merupakan tindakan membutakan nalar dan membuat pikiran
jadi bosan dan malah berpikir ke mana². Bayangkan bagaimana pikiran
Muslim yang melafalkan Surah 33 dan Surah 66 yang berisi skandal seks
Muhammad dalam ibadah suci Ramadhan.
Ada banyak aturan tak masuk akal yang ditetapkan oleh Muhammad yang bodoh dalam melakukan sholat:
Menghadap Ka’bah:
Bagaimana kau bisa melakukan hal ini di atas bumi yang bulat! Jika kau
berada 1.000 km saja dari Ka’bah, maka jika kau hanya bisa menghadap
langit, dan bukannya Ka’bah. Apalagi jika berada lebih jauh lagi.
Jika berada dekat kutub Utara atau
Selatan: Bagaimana kau bisa melakukan sholat lima waktu di lingkungan
yang tidak punya batasan malam dan siang hari yang sama dengan wilayah
lain, dan di beberapa bagian malahan siang/malam berlangsung selama
berbulan-bulan dan bukannya dibatasi dalam jangka waktu 24 jam per hari.
Wudhu lima kali sehari:
Apakah ini membuat Muslim semakin bersih? Ternyata tidak. Di
perjalananku ke berbagai negara Muslim, aku tidak pernah menemukan satu
pun negara Muslim yang bersih, terkecuali negara² Emirat kaya minyak
sehingga mampu menyewa budak² untuk menjaga kebersihan negara kecil
mereka. Wudhu juga merupakan pembuangan air percuma, tapi untungnya
kebanyakan Muslim cuek aja terhadap panggilan sholat. Sungguh susah
melakukan wudhu berkali-kali per hari bagi orang Eskimo Muslim yang
hidup di lingkungan yang membekukan.
Penetapan waktu sholat:
Bagaimana kau bisa menentukan waktu sholat jika awan gelap menutupi
cakrawala? Apakah Muhammad bisa meramalkan nantinya kafir akan membuat
jam? Muslim bahkan enggan menggunakan loudspeaker (TOA) untuk Adzan sewaktu loudspeaker pertama kali ditemukan. Mengapa sekarang Muslim malah menggunakan jam untuk menentukan waktu sholat?
Pandangan bahwa sang Pencipta jagad raya
menuntut umat manusia untuk menyembahnya berkali-kali sehari untuk
seumur hidup dan jadi budaknya hanyalah pandangan bodoh yang menghina
akal budi kita.
Puasa
Puasa Islam harus dilakukan sekitar 30
hari setiap tahun. Bulan puasa terjadi 10 hari di belakang waktu puasa
tahun sebelumnya, dan ini terjadi setiap tahun, karena Muhammad yang
sinting menetapkan untuk menggunakan kalender bulan. Saat sekarang pun
hampir tiada Muslim yang mau menggunakan kalender bulan.
Selama puasa, Muslim tidak boleh makan atau minum dari matahari terbit sampai matahari terbenam.
Sekali lagi, Allâh sang tuhan sinting ingin umatnya tersiksa berat.
Aku tak kunjung heran mengapa di hari²
biasa istriku sangat jengkel jika dia gagal menyiapkan makan malam tepat
waktu bagi anak² kami yang baru pulang dari sekolah. Dia sangat ingin
segera memberi makan dan minum pada anak²nya. Tapi di saat bulan puasa,
dia akan menegur kami jika kami enggan berpuasa dan membuat kami terus
merasa bersalah sepanjang bulan suci. Saat kutanya padanya mengapa
pencipta jagad raya ingin umatnya yang kecil tak berarti begitu
menderita haus dan lapar, dia pun tidak bisa menjawab. Allâh yang sadis
ternyata juga memberi pengaruh satanis yang aneh pada istriku.
Puasa juga terbukti berakibat buruk bagi
kesehatan. System pencernaan manusia membutuhkan makanan pada waktu²
tertentu yang teratur dan bukannya melahap makanan sebanyak-banyaknya
dalam waktu dua kali sehari. Aku telah melihat orang² Arab terkaya di
Saudi Arabia dan negara² Emirat tidur sepanjang hari setelah waktu puasa
dan makan sebanyak-banyaknya dalam acara “buffet sepanjang malam,”
sedangkan kaum Muslim miskin terus bekerja keras di siang hari dengan
menahan rasa lapar dan haus gara² kewajiban puasa Islam.
Aturan² Allâh yang tak adil
Ketika aku berada di Pakistan, aku
menyaksikan orang² mengeluh karena harga pangan naik pesat di bulan
Ramadhan. Ketika aku menjelaskan pada mereka bahwa harga² naik karena
permintaan pasar meningkat dan ini menunjukkan Muslim makan lebih banyak
di bulan Ramadhan, mereka memandangku sedemikian rupa, seakan-akan aku
sakit jiwa.
Zakat
Bukankah akan menyenangkan jika
Pemerintah² mampu melakukan seluruh tugas² dan urusan penting negara
dengan pajak masyarakat sebesar 2,5% saja? Dapatkah Muslim menunjukkan
padaku negara mana yang hanya memungut pajak 2,5%? Yang sebenarnya
adalah Muhammad dan para pengikutnya menentukan besar pajak 2,5% tanpa
pemikiran dan perencanaan yang matang. Zakat itu ditetapkannya setelah
dia mendapat Ghazwas (harta hasil merampok kafir, yang sebesar 20% dari
seluruh harta jarahan/ rampasan/ rampokan terhadap kafir) yang semakin
berkurang jumlahnya.
Kebanyakan negara² maju yang menyediakan
sarana sosial dari lahir sampai mati, mengambil pajak warganya 60%.
Bahkan Islamic Jamhooria dari Pakistan yang tidak menyediakan sarana
apapun bagi warganya mengambil pajak 15% dari pendapatan masyarakat, dan
ini berarti 6x lebih besar dari zakat Islam.
Mari kita lihat akibat Zakat pada orang normal.
Sebelum tanggal 1 Ramadhan, masyarakat
Pakistan akan mengosongkan akun bank mereka agar Pemerintah tidak mampu
menarik Zakat dari akun bank tersebut. Para Muslim lalu menggunakan uang
tersebut untuk beli minum²an beralkohol dari toko² minuman keras yang
harus tutup di bulan Ramadhan.
Mereka berbondong-bondong ke bank untuk
mengisi formulir meminta pembebasan Zakat. Bank² pun menyediakan jasa
ini dengan meminta bayaran 100 Rupee per formulir.
Pemandangan orang² miskin mengantri
panjang di rumah² orang² kaya untuk mengemis makanan dan uang Zakat
merupakan pemandangan yang menyedihkan dan merendahkan. Pemandangan ini
sering terjadi di kebanyakan negara² Muslim.
Yang lebih memalukan lagi adalah
kenyataan bahwa hampir semua ahli² Islam menyatakan Zakat tidak boleh
digunakan untuk membantu kafir. Berapa banyak kali lagi Islam harus
menunjukkan wajah jeleknya sebelum Muslim menyadari bahwa kepercayaan
sesat ini tidak mungkin berasal dari Makhluk Yang Maha Penyayang?
Haji
Ibadah Haji sarat dengan kegiatan
satanis. Aku tahu sebab aku sudah menjalaninya sendiri. Ibadah Haji
inilah yang paling absurd dari semua ibadah Islam. Menurut Siratunabi,
yang merupakan catatan sejarah paling akurat tentang Muhammad, Ka’bah
merupakan tempat tinggal sang Maha Kuasa yakni Allâh dan hal itu ditulis
dalam surat yang terdapat di bawah bangunan Ka’bah. Masalahnya,
pernyataan itu ditulis dalam bahasa Syria dan bukannya bahasa Arab.
Mungkin Allâh tidak mengerti bahasa Arab ketika dia mengubur surat
tersebut. Karena para pagan Arab tidak bisa membaca, maka seorang Yahudi
terpelajar harus menerjemahkan surat tersebut.
Sewaktu aku datang ke Mekah
bertahun-tahun yang lalu, aku kaget melihat orang² memotong leher
berbagai binatang dan melempar mereka ke dalam lubang besar untuk
nantinya dikubur dengan pasir. Karena aku tak sanggup menggorok leher
binatang, maka aku bayar uang jasa untuk potong binatang bagiku dan
nantinya dagingnya akan dikirim ke negara² Muslim miskin. Penjual jasa
ngotot daging harus dikirim ke negara Muslim saja. Ketika aku tanya
ketua kelompok umat mengapa para Muslim tidak memilih beli jasa potong
saja daripada melakukannya sendiri, orang itu menjawab bahwa Allâh lebih
suka darah mengalir di sini dan dilakukan oleh para Hujajj. Sungguh
gila. Benar² sinting.
Mencium batu hitam Hajar Aswad juga
merupakan hal yang tak mampu kulakukan. Jangan salahkan aku, ya. Bahkan
Umar pengikut Muhammad yang tergila sekalipun, menurut hadis, hanya mau
mencium batu tersebut setelah mengatakan dia melakukannya karena melihat
Muhammad mencium batu tersebut dan dia tahu bahwa batu itu tak
bernyawa.
Pada saat jumroh, melemparkan batu kepada
Setan, aku heran sekali akan semangat beberapa Muslim. Mereka tampak
penuh tekad dan amarah dalam melempar batu, kerikil, koin uang, sepatu,
dan lain². Aku yang tidak yakin hanya mampu melempar batu setengah hati
saja dan dengan perlahan agar tidak menyambit Muslim lain. Setelah itu,
kerikil² tersebut diangkut beberapa bulldozer dan diletakkan kembali di
tempat asalnya!
Mari lihat dari sisi ekonominya. Setiap
Muslim Pakistan harus bayar 250.000 Pak rupee untuk melakukan ibadah
haji. Yang nantinya paling utama menikmati uang ini adalah pihak Saudi
Arabia dan beberapa perusahaan China yang membuat tasbih dan karpet
sholat untuk para Haji yang memborong ribuan karpet untuk dibagi-bagikan
pada sanak saudara di tanah air. Tidak perlu mahir berhitung untuk
melihat bahwa ini merupakan salah satu cara memanfaatkan duit Muslim
non-Arab. Sekali lagi, Allâh yang licik telah mengelabui Muslim²
non-Arab. Tidak heran jika Muhammad menyatakan sukunya adalah suku yang
paling disukai Allâh dari seluruh Muslim.
Nah, segitu saja. Begitulah penjelasan
singkatku tentang Islam. Muslim, silakan mengirim padaku caci-maki dan
kutuk sebanyak-banyaknya; tapi sebelum melakukannya, mohon gunakan
otakmu barang sedetik saja. Jika kau mengenyahkan semua ritual ibadah
Islam yang tak masuk akal ini, maka apakah yang tersisa? Coba pikir
dulu. Di bawah pilar² ini ternyata hanyalah tumpukan sampah busuk penuh
aturan untuk menindas budak², kaum wanita, kafir, dan berbagai budaya
non-Islam. Kau bahkan mungkin bisa menemukan beberapa hal baik dari
tumpukan sampah ini agar tampak suci dari luar, tapi hal ini bahkan
tidak layak untuk diindahkan. Orang tetap saja bisa berbudi luhur karena
berbudi luhur memang merupakan hal yang baik dan bukannya untuk
menyenangkan dwitunggal Muhammad dan Allâh.
Apakah semua ini merupakan alasan mengapa Muslim sangat terbelakang dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia?
Apakah semua ini alasan mengapa negara²
Muslim adalah negara² yang paling buta huruf, paling kotor, paling
korup, dan paling munafik?
Sekali-kali, cobalah berpikir kritis dan periksa diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar