Bill Warner adalah
direktur pusat studi Islam Politis (The Center for the Study of
Political Islam – CSPI). Tujuan CSPI adalah untuk mengajarkan doktrin
Islam politis lewat buku-bukunya kini telah menghasilkan sejumlah
serial. http://www.cspipublishing.com
Ini yang Dikatakannya:
CSPI adalah sekelompok akademis yang
membaktikan studi ilmiah mereka terhdp teks-teks fondasi Islam — Quran,
Sirat Rasulullah (biografi tentang Muhammad) dan Hadis (tradisi Islam).
Ada dua area studi Islam; doktrin (teori) dan sejarah serta hasilnya.
CSPI mempelajari sejarah untuk melihat hasil di lapangan dari doktrin
tersebut.
CSPI nampaknya adalah kelompok pertama
yang menggunakan metoda statistik untuk mempelajari doktrin tersebut.
Studi-studi ilmiah terhadap Quran sebelumnya hanya mengutamakan studi
bahasa Arab.
Prinsip pertama kami adalah bahwa Quran,
Sirat & Hadis harus diambil sebagai satu keseluruhan. Kami
menyebutnya ‘Trilogi/Trinitas Islamik’ untuk menekankan kesatuan
teks-teksnya.
Dualisme Adalah Fondasi dan Kunci Untuk Mengerti Islam
Hasil kesimpulan kami yang paling utama
adalah bahwa DUALISME adalah fondasi dan kunci untuk mengerti Islam.
Islam selalu mengandung dua arti, dimulai dengan deklarasi pendiriannya:
(1) tiada tuhan selain Allah dan (2) Muhammad adalah rasulNya. Oleh
karena itu, Islam adalah Allah (Quran) dan Sunnah (perkataan dan
perbuatan Muhammad ditemukan dalam Sirat dan Hadis).
Orang tidak habis-habisnya membahas
apakah islam agama damai? Atau ideologi radikal? Muslim moderat atau Bin
Laden yang muslim asli?
Dualisme/Kontradiksi dalam Al Qur’an
Untuk mengerti logika Quran, kita harus
melihat jumlah besar KONTRADIKSI yang dikandungnya. Dipermukaan, Islam
mengatasi dualisme itu dengan melakukan prinsip yang dinamakan
“abrogasi”. Ini berarti bahwa ayat-ayat yang ditulis belakangan (versi
Medinah) membatalkan ayat-ayat yang lebih dini (versi Mekah). Namun
karena Quran dianggap pernyataan sempurna Allah, kedua versi Quran itu
(baik versi Mekah maupun Medinah) dianggap benar dan sakral. Ayat
belakangan dianggap “lebih baik,” namun ayat dini juga tidak dapat
dikatakan salah, karena Allah dianggap sempurna. Inilah dasar-dasar
DUALISME. Kedua versi adalah ‘benar’. Kedua sisi yang kontradiktif ini
dianggap benar dalam logika dualisme.
Contoh:
(Quran ayat Mekah) [73.10] “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.”
(Quran ayat Mekah) [73.10] “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.”
Namun dari ayat toleransi diatas itu, kami kini beralih ke ayat paling intoleran dimana tiba-tiba sang Pencipta Alam Semesta BENCI benar dengan kafir:
(Quran ayat Medinah) [8.12] “… Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.”
Logika Barat didasarkan pada hukum
kontradiksi—kalau dua hal bertentangan (kontradiksi), maka paling tidak
satu mestinya salah. Namun logika Islam adalah DUALISTIK; dua hal bisa
saling kontradiksi dan keduanya benar.
Tidak ada sistim dualistis yang bisa
diukur oleh satu jawaban. Inilah alasan mengapa argumen tentang mana
Islam “yang benar” tidak akan pernah selesai, karena memang tidak ada
satu jawaban.
Sistim Dualistis Hanya Bisa Diukur Dengan Statistik
Contoh, mari kita lihat pertanyaan ini:
Apa sih sebenarnya jihad? Perjuangan batin atau perang?
Nah, mari kita lihat hadis Bukhari, karena ia berulang-ulang berbicara tentang jihad. Dalam Bukhari, 97% rujukan jihad adalah tentang perang dan 3% tentang perjuangan batin. JADI, jawaban statistiknya adalah jihad = 97% perang dan 3% = perjuangan batin. Apakah jihad = perang? Ya (97%). Apakah jihad = perjuangan batin? Ya (3%).
Jadi, dalam setiap argumen tentang Islam, jawabannya adalah selalu: kedua-duanya benar. Kedua sisi dualisme itu betul.
Faithfreedom.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar