Cara Muslim Menyangkal Kenyataan

Kalau umat non muslim mengkritik apapun yang berhubungan dengan Islam, Allah, Muhammad, Syariah atau umat Islam, mereka akan langsung menyangkal.
Untuk menyangkal sesuatu adalah OKE & BIASA, tapi cara muslim menyangkal ini lucu.
Berikut ini adalah beberapa cara yang biasa digunakan mereka, urutannya mungkin berbeda tergantung kemampuanmu dan kemampuan si  muslim:

1. Pertama-tama, muslim akan bilang, ‘Ini informasi yang salah’, ‘ini bohong’. Apapun yang kamu katakan adalah salah dan apapun yang mereka katakan adalah benar.
2. Langkah berikutnya adalah Taqqiya, contoh : ‘Islam artinya Damai’, ‘Islam artinya Selamat’, ‘Islam tidak disebarkan lewat pedang tapi lewat cinta kasih’, ‘tidak ada paksaan dalam islam’.
3. Jika kamu mengutip dari Quran atau Hadis, kamu akan dituduh telah mengutip ayat sepotong-sepotong.
   Dan siaplah dengan tuduhan bahwa ayat yang kamu kutip telah dipelintir dan keluar dari konteks, atau kamu telah memanipulasi makna ayat.
4. Jika kamu menyediakan referensi untuk kutipanmu, kemudian muslim akan berkata ‘Semua referensimu itu palsu dan bohong’, yang secara tidak langsung menyatakan bahwa referensi mereka yang asli dan benar.
5. Kamu akan dinasihati untuk ‘Baca Quran dulu yang kushuk dan kamu akan mengerti’
6. Jika kamu bilang bahwa kamu sudah membacanya, mereka akan meragukanmu dan menganggap kamu pembohong.
7. Jika kamu mengutip seluruh ayat (bukan sepotong-sepotong) dari Quran dan Hadis, maka terjemahanmu dianggap salah/menyesatkan. Kamu akan dianjurkan untuk belajar bahasa Arab dan membaca dalam versi aslinya.
8. Jika kamu bilang, saya baca Quran yang sama dengan terjemahan yang diakui otentik, yang dianjurkan oleh Muslim, maka kamu akan ditanya ‘apa kamu cuma baca kulit luarnya?’, ‘Baca dengan pikiran terbuka’ (maksudnya: baca dengan perasaan tertutup, seperti cara muslim membaca dengan mengesampingkan hati nuraninya).
9. Kalaupun kamu membaca terjemahan Quran atau langsung baca bahasa Arabnya, jika kamu mengutip Quran, mereka mengutip Hadis, Tafsir dll. Dan apabila kamu mengutip Hadis, maka mereka akan berkata ‘Hanya Quran yang dianggap sahih’.
10. Setelah semua ini, kamu masih tetap ingin terus, mereka akan mengalihkan perhatian kpd topik lain dan menyuapimu banyak isu-isu tidak relevan.
11. Kamu tetap bertahan di topik semula, muslim akan mengarahkan pada agamamu, Alkitab, Taurat, Injil, dll dan kejadian-kejadian serta orang-orang seperti Bush, Blair, Indira Gandhi, Irak, Lebanon, Palestina, Israel dll.
12. Bersiaplah kamu dengan hal-hal atau referensi dari situs Islam sampah. Ini termasuk ayat-ayat dari Quran dan Hadis, fakta-fakta yang dipelintir dari ayat-ayat suci Alkitab, misalnya, seperti bahwa Muhammad sudah diramalkan dalam ayat-ayat tersebut.
13. Muslim akan merujuk pada keajaiban Quran. Ingat apapun yang telah ditemukan dalam jaman ini, muslim akan menghubungkannya ke Quran, tapi mereka akan diam saja sampai penemuan itu ditemukan. Mereka tidak akan pernah mengatakan pikiran-pikiran yang keliru dalam Quran seperti ‘Langit adalah kubah dengan pilar-pilar khayalan’, ‘matahari tenggelam di lumpur’, ‘matahari memutari bumi’ dll. Jika kamu tunjukkan perhatian mereka pada hal-hal keliru ini, mereka akan mengatakan hal-hal sampah yang sangat tidak logis dan tidak rasional. Kamu akan dinasihati untuk baca Quran lagi lebih kushuk.
14. Kamu sudah tidak sabar tapi masih terus bertanya, kemudian mulailah mereka menyerang pribadimu. Kamu akan disebut bodoh, dungu, idiot, babi, anjing, kafir dll.
15. Jika itu tidak berhasil, maka mereka akan menuduhmu telah dibayar CIA atau Mossad. Juga mereka akan bilang ‘Media barat penuh prasangka, berpropaganda untuk mencemarkan Islam, Islam diperlakukan tidak adil oleh semua non-muslim, orang Kristen iri dan penuh kebencian terhadap Islam, Islam telah dihujat… bla bla bla… untuk menutupi ketidak-mampuannya dalam memberi jawab.
16. Bahkan jika hal ini tidak berhasil juga, maka muslim akan mulai mengancam ibu dan saudari-saudarimu.
17. Jika kamu masih kepala batu dan ingin terus berdebat, kamu akan dikutuk seperti: ‘Dibakarlah kamu di neraka, kamu akan bertobat di hari terakhir, masih ada waktu untuk mencari kebenaran, semoga Allah memberi hidayah sebelum ajal menjemputmu, dll.
18. Akhirnya, ketika semuanya gagal, dia akan mengancammu langsung: ‘hati-hati, jaga mulutmu, ini nasihat tulus saya’ atau tidak langsung seperti ‘kasih saya email kamu, jangan sembunyi di belakang nama palsu, kamu pengecut (karena kamu pakai nama palsu di internet), dan terakhir undangan untuk debat satu lawan satu atau diminta mengunjungi mesjid atau pusat islamik seperti Yayasan Riset Islam’, dll (Hati-hati dengan lehermu, karena ini pancingan)
19. Dan terakhir – tabuhan genderang kemenangan, untuk semua muslim, seolah-olah mereka menang debat, bahkan ketika mereka kalah dengan menyedihkan, karena Quran adalah kalimat Allah.

Jika Quran adalah kata-kata Allah sendiri dan jelas dimengerti dan memang dimaksudkan bagi seluruh umat manusia, untuk kapan saja dan dimana saja, kenapa ada Hadis, Tafsir dan Penjelasan-penjelasannya ?
Kenapa beberapa sekte islam dan pelajar Islam mengerti Quran secara berbeda-beda? Kalau Quran itu jelas, mengapa tidak bisa dimengerti oleh semua? Kenapa beberapa ayat hanya ditujukan untuk jaman tertentu, seperti 1400 tahun lalu, dan untuk daerah tertentu, seperti semenanjung arab, padahal Quran untuk kapan saja dan dimana saja dan seluruh umat manusia.

Kenapa ada pencabutan, ayat Quran digantikan oleh yang lebih baru? Apa Allah tidak bisa menyatakannya saat pertama atau dia berubah pikiran dari waktu ke waktu untuk menyesuaikan dengan keperluan Muhammad?

Kenapa islam, mengaku satu-satunya agama yang benar, tidak bisa menjadi mayoritas, menjadi cuma satu-satunya agama di muka bumi ini, bahkan setelah 1400 tahun berlalu ketika didirikan oleh Muhammad?
Banyak sekali pertanyaan tapi untuk sekarang biarkan saja yang ini dulu.

Para Muslim tidaklah bodoh. Mereka bisa melihat bahwa Islam adalah salah. Mereka tahu ayat-ayat Quran bertentangan satu sama lain. Mereka tahu Islam bertentangan dengan kecerdasan manusia dan tidak masuk akal, tapi mereka begitu terjebak di dalamnya sehingga mereka tidak bisa meninggalkannya. Mereka memaksa diri mereka untuk percaya, karena tanpa itu, mereka bagaikan tersesat.*