FR. ZAKARIA BOTROSS
PENDEKAR MUSUH ISLAM YG “SAKTI”
Aku udah punya lhoo bukunya pendeta Botross "Defying Death". Siapa yaaa yang bersedia membantu menerjemahkan?
Ada juga buku Zakaria Botross yg lain, yang tak kalah dahsyatnya; “Apostle To Islam”, begitu judul bukunya.
Dulu sewaktu masih tinggal di Mesir selama 25 tahun, Pendeta Botross mampu menyelematkan 500 Muslim dari kepalsuan Islam. Setelah ada teknologi Internet dan juga program penginjilan di TV Al-Hayat di seluruh Timur Tengah, maka jumlah Muslim yang bertobat melonjak pesat jadi 1000 orang per bulan. Hebat yaah? Kapan nih Al-Hayat buka cabang untuk Indonesia? Jangan² nanti yang bertobat adalah 1000 Muslim per detik. Hehehe...
Fr Z Diciduk
1972, para muslim ekstrimis menyerang dan membakar sebuah gereja di El Khanka. Fr Z bergegas menuju tempat insiden dan merekam segala kerusakan dgn kameranya dan mengumpulkan bukti-bukti fisik. Keesokan harinya ia mengatur demonstrasi dan doa-doa di tempat gereja terbakar tsb. Ketidaksukaan aparat pada Fr Z makin menjadi-jadi. Ini juga saat meningkatnya pembunuhan terhadap kaum Kristen oleh kelompok Jemaat Islamiyah.
September 1981, selagi tengah malam, Fr Z dijemput 10 aparat keamanan di rumahnya sambil dua tentara mengacungkan pistol pada dahinya. Di kantor polisi, ternyata seorang pendeta lain juga sudah diciduk. Keduanya dibawa ke penjara tersohor, EL Marg. Jam 5 pagi mereka dilempar ke sel berukuran 1.8x1.5 meter tanpa ventilasi, shg bisa mencapai 45 derajad. Tiga tahanan dimasukkan dlm satu sel yg lebih mirip sarang kecoa, tikus dan nyamuk. Lambat laun, lebih banyak pemimpin Koptik juga sampai di penjara. 8 uskup, 24 pendeta dan sejumlah besar pemimpin gereja. Keadaan penjara begitu parah sampai Fr Z kena infeksi kelenjar hati. Sang dokter yg 1/2 buta bahkan menyiksanya lebih lanjut dgn menginjeksinya dgn cara mengais-ngais jarum kedalam ototnya sambil mencari urat nadinya.
Dua minggu kemudian ia dihadapkan ke pengadilan yg dipenuhi oleh para anggota Jamaah Islamiyah. Berbagai tuduhan harus ditampiknya. Ia dituduh membaptis 7 Muslim yg namanya terdaftar dlm sebuah list, yg ternyata fiktif. Fr Z menantang agar ketujuh Muslim itu dihadapkan ke pengadilan dan membenarkan pembaptisan mereka. Sang jaksa menolak.
Tuduhan kedua adalah kehadirannya pada pembakaran gereja El Khanka. Ia dituduh telah secara illegal menggunakan mikrofon utk memimpin massa dan memfoto keadaan gereja.
Ketiga, Fr Z dituduh menyelundupkan diri secara illegal ke mesjid El Imam Alidi Heliopolis saat usai solat Jumat, berdebat ttg ayat-ayat Quran yg sengaja dipotongnya dan menyebarkan injil kpd mereka yg masih hadir. Fr Z menampik dgn mengatakan, mana mungkin saya ---seorang non-Muslim-- bisa menyelundupkan diri ke dalam sebuah mesjid dan keluar dalam keadaan hidup ?
[Sebenarnya, yg terjadi adalah : Fr Z diundang ke mesjid tsb utk berdebat dgn beberapa pakar Islam. Mereka melemparkan berbagai pertanyaan. Setelah mendengar dgn sabar, Fr Z dgn sigap melemparkan jawaban dgn mengutip ayat-ayat Quran dan hadis utk membuktikan kebenaran teologi Trinitas menurut Islam. Setelah Fr Z selesai berbicara, lucunya justru sesama pakar Islam mulai saling berdebat ttg prinsip-prinsip interpretasi Islam dan malah saling melontarkan kata-kata kasar di antara mereka sendiri. Fr Z menggunakan kesempatan ini utk mengambil sepatunya dan meninggalkan tempat tsb. Lagi-lagi tuduhan jaksa berhasil ditampiknya].
Keempat, tuduhan jaksa berkisar ttg buku yg ditulis Fr Z ttg (1) Trinitas, (2) asosiasi yg dibentuknya dgn anak-anak muda gereja dan (3) distribusi brosur-brosur agama kpd khalayak ramai. Ia kena tuduhan pidana yg paling berat, yaitu evangelisasi (penginjilan) Muslim dan provokasi religius.
Sementara itu sanak keluarga para tahanan tidak diberitahu dimana gerangan mereka, utk berapa lama mereka akan ditahan dan karena alasan apa. Mereka dibiarkan terkatung-katung dlm keadaan resah dan ketakutan. Begitu pula istri dan ketiga anak Fr Z yg masih kecil. Sengsara keluarga itu lengkap sudah.
Tapi tidak semua Muslim dipenjara tsb memusuhi Fr Z. Sang kepala penjara berhutang budi pada Fr Z karena Fr Z menyembuhkan puteranya yg mengidap penyakit leukemia. Karena hutang budi ini, Fr Z diijinkan utk membuka pintu sel lebih lama agar mendapat udara segar dan mendapat berita ttg keluarganya, hal-hal istimewa yg tidak diberikan kpd para tahanan Kristen lain.
Ia baru dibebaskan setelah 11 bulan dalam aniaya penjara. Pada malam sebelum ia dibebaskan, ia menangis tersedu-sedu. IA tidak menangisi dirinya, tapi rekan-rekan lainnya yg tidak seberuntung dirinya. Salah seorang rekannya di penjara dan tidak juga dibebaskan, misalnya, belum pernah melihat bayinya yg lahir pada saat ia disekap. Dan masih lagi banyak cerita mengenaskan ttg kaum Kristen yg masih mendekam di penjara tanpa alasan jelas. Ini lumrah terjadi di negara Islam yg selama sejarahnya selalu menganggap Kristen sbg warga kelas kambing, alias, dhimmi yg tidak perlu dihormati hak-haknya karena menurut Quran, mereka toh nantinya hanya akan jadi bahan bakar neraka.
Evangelisasi Muslim
Fr Z tidak pernah mendatangi Muslim. Justru Muslim yg mendatanginya. Salah satunya adalah seorang Muslimah berjilbab yg tadinya sangat membenci dan bahkan sering menekan Kristen. Proses ia bertobat dirahasiakan buku ini, demi keselamatannya. Tapi singkatnya, si wanita itu bertobat dan celakanya, ia merekam peristiwa kebertobatannya ini pada sebuah kaset yang -- jatuh ketangan intel. Tanggapan mereka cepat dan brutal. Semua Muslim yang telah bertobat yg disebutkan dlm rekaman kaset itu diciduk dan disiksa. Contohnya, seorang mantan Muslim diculik dan dibawa ke sebuah rumah kosong. Ia terlebih dahulu dipukuli sampai babak belur dan direndam sampai ke batas leher dlm bak mandi sampai 3 hari. Pada hari keempat ia diikat pada sebuah kursi besi dan disiksa dgn aliran listrik. Dlm keadaan sekarat, tubuh orang itu dilempar di sebuah gang sbg peringatan keras bagi para muslim lain yg bermaksud utk bertobat.
CONFLICT RESUMES --halaman 101----
Dengan bebasnya Fr Z, ia kembali melanjutkan tugasnya sbg pendeta; berkotbah, menyembuhkan orang dan melanjutkan mukjizat-mukjizatnya sehingga pengikutnya kian bertambah. Akibatnya, intel Mesir tidak tinggal diam. Seorang pejabat kepolisian, menelpon Fr Z dan memerintahkannya agar menghentikan kotbah-kotbahnya. Fr Z tidak takut dgn intimidasi ini dan terus melanjutkan kegiatannya.
Ehhhh ... beberapa malam kemudian, selagi larut malam, pintu rumahnya digedor intel lagi. Persisnya, 30 intel dan tentara kembali mengobrak abrik rumahnya, memasuki setiap kamar utk mencari bukti-bukti apapun yg bisa memberatkan Fr Z. Salah seorang intel memasuki kamar studi Fr Z dan melihat adanya dua tas kantor milik Fr Z. Si intel meminta Fr Z utk membuka salah satu. Dgn tenang Fr Z menunjukkan isinya, yaitu salinan sertifikat perkawinan di gerejanya. TAPI, tas kantor berikutnya berisi dokumen ke 300 Muslim yg telah bertobat di gerejanya! Setiap dokumen mengandung profile detil & foto-foto para mantan muslim dan jelas bisa membahayakan nyawa para mantan muslim tersebut kalau ini sampai jatuh ke tangan intel ...
'CELAKA!' pikir Fr Z. Ia berdoa keras sambil berkeringat dingin. Si intel bertanya padanya apakah tas kedua sudah diperiksa. Berbeda dgn Muslim yg boleh bertaqiya (berbohong dlm keadaan terpaksa), Fr Z tidak memilih utk berbohong dan malah membuka tas itu utk diperiksa sang intel. Salah satu dokumen yg diambil Fr Z dari tas tsb (UNTUNGNYA) lagi-lagi salinan perkawinan di gerejanya. Karena bosan dan tidak sabar, sang intel tidak peduli lagi dgn tas kedua ini dan keluar dari kamar tsb. Woaaaahhh... leganya Fr Z!
Rekaman-rekaman kaset yg terdapat dlm rumah Fr Z juga disita, karena intel menyangka ini berisi pengakuan para bertobatin. Salah satu rekaman kaset yg disita intel adalah kaset yg diberi judul 'Dr Mohammad Ghason.' Sang intel girang dgn penemuannya ini. Disangkanya, Dr M Ghason adalah seorang muslim yg telah bertobat masuk Kristen. PADAHAL, Dr M Ghason adalah salah seorang dosen putera Fr Z yg suka merekam kuliahnya dlm kaset. Lagi-lagi intel kecele dan kesal.
DICIDUK LAGI !!
Namun demikian, Fr Z tetap diperintahkan utk menghadap ke kantor polisi. Kali ini karena bukunya, GOD IS ONE IN THE TRINITY yg diterbitkan sebanyak 5000 buku. Problem intel dgn buku ini bukan hanya karena konsep Trinitas dianggap shirk oleh Muslim, tapi bahwa Fr Z dgn sukses menjelaskan konsep Trinitas ini dgn MENGUTIP AYAT-AYAT QURAN. Karena bukunya inilah banyak Muslim menerima konsep Trinitas Kristen, hal yg dianggap berabe oleh pihak berwajib.
Polisi memutuskan utk menahan Fr Z selama 4 hari, menunggu usainya Idul Fitri di Mesir, utk kemudian dihadapkan lagi ke pengadilan. Fr Z tidak keberatan, tapi memperingatkan bahwa kalau ia ditahan dan diadili lagi tanpa tuduhan jelas maka pengikutnya akan marah besar dan ini bisa menimbulkan huru hara.
Dgn bebasnya Fr Z, pemimpin Koptik memutuskan utk mengirimnya ke Australia, jauh dari Mesir, demi keselamatannya. Pemimpin Koptik menerbitkan surat yg menetapkannya sbg pendeta gereja St George di Melbourne, Australia. TAPI pada saat Fr Z sudah duduk di pesawat, menunggu saat take off, LAGI-LAGI IA DICIDUK INTEL yg menggiringnya keluar dari pesawat! Ia kembali dibawa ke kantor polisi dan setelah itu dipenjara lagi utk kedua kalinya. Ternyata penyidikan polisi atas buku Fr Z ttg Trinitas yg bikin resah Muslim, masih belum usai juga.
Percakapan berlangsung spt ini :
Polisi: Ayat Quran mana yg anda kutip utk membahas Trinitas?
Fr Z : Surat Al Nisa (ttg Wanita) yg menyebutkan bahwa Yesus adalah putera Mariam, seorang nabi, (the Word and Spirit from Him) roh dan nafas Tuhan. Tuhan juga roh dan nafas. Inilah Trinitas.'
Polisi: Kami dapat laporan dari universitas Al Azhar bahwa anda telah salah mengartikan ayat itu utk membenarkan konsep Trinitas. Menurut Al Azhar, kata-kata dlm Quran yg merujuk kpd roh Tuhan berarti 'sebuah tanda dari Allah' dan nafas Tuhan berarti 'pengampunan/rahmat Allah.'
Fr Z : Pak, saya berusia 55 thn dan telah mempelajari literatur, tata bahasa, puisi, analogi dan metafor Arab. Sorry yah, tapi saya belum pernah tuh mendengar bahwa 'roh' berarti 'tanda' dan 'nafas' berarti 'pengampunan.'
Karena kesalnya polisi dgn Fr Z, mereka memutuskan utk melukainya dgn memerintahkannya masuk ke sebuah mobil angkutan penjara dan duduk didekat sebuah jerigen raksasa tanpa tutup yg berisi aspal cair.
Si supir mobil angkutan ini kemudian mengendarai kendaraannya spt orang gila, sampai penumpang terbanting-banting didalamnya. Fr Z tahu bahwa maksud si supir/polisi adalah utk mengakibatkan luka serius pada dirinya dgn membiarkan aspal cair itu tumpah pada tubuh Fr Z. Untung Fr Z tingginya 183 cm sehingga ia menstabilkan jerigen tsb dgn kakinya. Si supir malah semakin cepat mengendarai mobilnya. TAPI sesampai di penjara, betapa heran si supir melihat Fr Z tidak mengalami luka-lika apapun dan tidak tersiram aspal cair sedikitpun.
Kali ini tuduhan terhadap Fr Z lebih jelas tapi cukup parah : penghinaan terhdp Islam/Muhamad dan membaptis Muslim menjadi Kristen. Bahkan saat sampai di sebuah penjara, ketika kepala penjara membaca tuduhan terhdp Fr Z, si kepala penjara memerintahkan agar Fr Z dibawa ke penjara lain saja. Kenapa? Karena dgn tuduhan macam ini, ia bisa dibunuh oleh para napi Muslim dipenjaranya.
Akhirnya Fr Z dioper dari satu penjara ke penjara lain. Tidak satupun kepala penjara sudi menerimanya karena tidak mampu menjamin keselamatannya. AKhirnya, hanya penjara El Mahkum setuju utk menerimanya. Sesampai di penjara, Fr Z menolak utk melepaskan jubah pendetanya dan mengenakan seragam napi, spt yg diperintahkan pihak penjara. Karena pembangkangannya ini, ia diberi sel tanpa kasur beralaskan semen dan tidak diberikan makanan.
Ketika ia melewati lorong-lorong penjara, para napi lain -- yg tahu bahwa seorang pendeta sedang lewat -- meneriakkan ayat-ayat Quran yg mencemoohkan agama Kristen. Ini berlangsung sampai semalam suntuk. Pada hari kedua, para napi yg doyan teriak-teriak ayat-ayat Quran itu, baru lelah. Fr Z sampai merasa bahwa disinilah ia akan menghembuskan nafas terakhirnya.
Tidak ada satupun obyek dlm sel tsb kecuali percikan-percikan kapur yg jatuh dari dinding. Dng bekas-bekas kapur ini Fr Z menuliskan pada dinding penjara sebuah ayat Injil, 'Kau tidak memiliki kekuasaan pada diriku, bahkan kalau [kekuasaan itu] diberikan kepadamu dari atas' (Yohanes 19:11). Ini merupakan kata-kata terakhir Yesus kpd Pontius Pilatus, sebelum ia dibawa pergi dan dibunuh. Kantor pemimpin Koptik mengirimkan bungkusan makanan kpd Fr Z, tapi ini tidak diteruskan oleh pihak penjara kpd Fr Z. Makanan, kasur ataupun selimut tidak diijinkan bagi Fr Z selama 4 hari keberadaannya disana.
Berita pemenjaraan Fr Z ini mengakibatkan protes dari pengikutnya, bahkan gereja yg menantinya di Australia mengirimkan surat kpd dubes Mesir di Canberra. Pemimpin Koptik menghubungi presiden Hosni Mubarak. Akibatnya, pengadilan memutuskan bahwa Fr Z dibebaskan dgn uang jaminan dan diijinkan meninggalkan Mesir.
Akhirnya, pd tgl 5 November 1989, Fr Z dan keluarga berhasil mendaratkan kaki di Melbourne.
*Fr = Frater = Romo, lebih tepat untuk gelar rohaniwan di gereja Kristen Orthodox, sedangkan gelar pendeta lebih dikenal di gereja berbasis NON - Apostolik, [keyword : orthodox, coptic orthodox] ...
...Maju terus Fr Z ..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar