Sahih Bukhari 4, Nomor 148:
Dikisahkan oleh Aisha: Istri2 nabi biasa pergi ke Al-Manasi, sebuah lapangan terbuka (dekat Baqia di Medina) untuk buang hajat di malam hari. Umar meminta nabi, “Suruh istri2mu mengenakan kerudung.” Tapi rasulullah tidak melakukan itu. Suatu malam saat Isha, Sauda binti Zama, istri nabi keluar untuk buang hajat, dia adalah wanita yang tinggi. Umar melihatnya dan berkata; “Aku tau itu kamu, wahai Sauda!”. Dia (‘Umar) berkata begitu karena dia ingin ada perintah illahi tentang pemakaian Al-Hijab (jilbab bagi wanita). Maka Allah menurunkan ayat pengerudungan. (Al-Hijab; seluruh tubuh ditutupi termasuk mata).
Dikisahkan oleh Aisha: Istri2 nabi biasa pergi ke Al-Manasi, sebuah lapangan terbuka (dekat Baqia di Medina) untuk buang hajat di malam hari. Umar meminta nabi, “Suruh istri2mu mengenakan kerudung.” Tapi rasulullah tidak melakukan itu. Suatu malam saat Isha, Sauda binti Zama, istri nabi keluar untuk buang hajat, dia adalah wanita yang tinggi. Umar melihatnya dan berkata; “Aku tau itu kamu, wahai Sauda!”. Dia (‘Umar) berkata begitu karena dia ingin ada perintah illahi tentang pemakaian Al-Hijab (jilbab bagi wanita). Maka Allah menurunkan ayat pengerudungan. (Al-Hijab; seluruh tubuh ditutupi termasuk mata).
Sahih Bukhari 74, Nomor 257:
Dikisahkan oleh ‘Aisha: ‘Umar bin Al-Khattab sering berkata kepada Rasul Allah, “Suruhlah istri2mu mengenakan kerudung.” Tapi Sang Rasul tidak melakukan hal itu. Istri2 Nabi biasa buang hajat hanya di waktu malam saja di Al-Manasi.’ Suatu kali, Saodah, anak perempuan Zam’a keluar dan dia adalah wanita yang tinggi. ‘Umar bin Al-Khattab melihatnya dan berkata, “Aku tahu itu kamu, wahai Sauda!” Dia (‘Umar) berkata begitu karena dia ingin ada perintah illahi tentang pemakaian kerudung (hijab bagi wanita). Maka Allah menurunkan ayat pengerudungan. (Al-Hijab; seluruh tubuh ditutupi termasuk mata). (Lihat Hadis nomer 148, volume 1).
Dikisahkan oleh ‘Aisha: ‘Umar bin Al-Khattab sering berkata kepada Rasul Allah, “Suruhlah istri2mu mengenakan kerudung.” Tapi Sang Rasul tidak melakukan hal itu. Istri2 Nabi biasa buang hajat hanya di waktu malam saja di Al-Manasi.’ Suatu kali, Saodah, anak perempuan Zam’a keluar dan dia adalah wanita yang tinggi. ‘Umar bin Al-Khattab melihatnya dan berkata, “Aku tahu itu kamu, wahai Sauda!” Dia (‘Umar) berkata begitu karena dia ingin ada perintah illahi tentang pemakaian kerudung (hijab bagi wanita). Maka Allah menurunkan ayat pengerudungan. (Al-Hijab; seluruh tubuh ditutupi termasuk mata). (Lihat Hadis nomer 148, volume 1).
Lihat juga Sahih Muslim Book 026, Number 5397
Isteri2 nabi kita biasanya pergi ke
lapangan terbuka pada malam hari untuk memenuhi panggilan alam (buang
air besar dan kecil) tanpa kerudung atau hijab. Umar bin Khattab pernah
memergoki dan mempermalu Sauda, salah satu isteri Nabi Muhammad, ketika
sedang buang air. Kenapa ya Umar bin Khattab ngurusin isteri orang buang
air? Karena ini dia meminta Muhammad untuk menurunkan ayat tentang
jilbab. Awal pertama Muhammad menolak, namun karena Muhammad takut
kalau2 Umar ketagihan mengintip aurat istri2nya, akhirnya ia menurunkan
ayat jilbab juga.
Al-Quran 33:59
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri2 orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri2 orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Walaupun ayat mengenai Hijab telah
diturunkan, tapi kelihatannya Nabi Muhammad masih mempunyai masalah
dengan fungsi hijab. Walaupun Sauda sudah menggunakan hijab, tetapi
tetap saja Umar bin Khattab bisa mengenali Sauda ketika sedang buang air
karena memang posture tubuhnya yang tinggibesar.
Coba simak hadis berikut:
Sahih Muslim 5395:
Aisha melaporkan bahwa Sauda pergi ke luar untuk menjawab panggilan alam, dimana penggunaan kerudung telah ditentukan untuk wanita-wanita muslim. Dia adalah perempuan bertubuh besar, sangat tinggi dibandingkan kebanyakan wanita, dan dia tidak bisa merahasiakan dirinya dari siapapun yang telah mengenalnya. Umar bin Khattab melihatnya dan berkata: Sauda, demi Allah, kamu tidak bisa merahasiakan dirimu dari kami (meski telah memakai jilbab). Oleh karena itu, berhati-hatilah ketika kamu keluar. Dia (AIsha) menceritakan: Dia kembali kepada Rasulullah dimana waktu itu beliau ada di rumahku menikmati makan sore nya dan ketika itu beliau sedang memegang sebuah tulang di tangan nya. Dia ( Sauda) datang dan berkata: Rasulullah aku pergi ke luar dan Umar berkata kepada ini dan itu. Dia (Aisha) melaporkan: Saat itu turunlah wahyu kepadanya (nabi) dan setelah wahyu selesai; dimana tulang tadi masih digenggaman tangan rasul dan tanpa melemparkannya, ia langsung berkata:” Ijin telah diberikan kepada kamu di mana kamu boleh keluar untuk kebutuhanmu.”
Aisha melaporkan bahwa Sauda pergi ke luar untuk menjawab panggilan alam, dimana penggunaan kerudung telah ditentukan untuk wanita-wanita muslim. Dia adalah perempuan bertubuh besar, sangat tinggi dibandingkan kebanyakan wanita, dan dia tidak bisa merahasiakan dirinya dari siapapun yang telah mengenalnya. Umar bin Khattab melihatnya dan berkata: Sauda, demi Allah, kamu tidak bisa merahasiakan dirimu dari kami (meski telah memakai jilbab). Oleh karena itu, berhati-hatilah ketika kamu keluar. Dia (AIsha) menceritakan: Dia kembali kepada Rasulullah dimana waktu itu beliau ada di rumahku menikmati makan sore nya dan ketika itu beliau sedang memegang sebuah tulang di tangan nya. Dia ( Sauda) datang dan berkata: Rasulullah aku pergi ke luar dan Umar berkata kepada ini dan itu. Dia (Aisha) melaporkan: Saat itu turunlah wahyu kepadanya (nabi) dan setelah wahyu selesai; dimana tulang tadi masih digenggaman tangan rasul dan tanpa melemparkannya, ia langsung berkata:” Ijin telah diberikan kepada kamu di mana kamu boleh keluar untuk kebutuhanmu.”
Ayat 33:59 tersebut diatas sebenarnya
diturunkan dengan tujuan untuk melindungi kepentingan yang berhubungan
dengan keperluan kaum wanita, terutama isteri-isteri Nabi Muhammad,
dalam buang hajat. Dengan adanya hijab yang menutupi dari ujung rambut
sampai ujung kaki (burqa atau jilbab versi Arab Saudi) diharapkan para
isteri dapat dengan mudah dikenali sebagai kelompok “para isteri Nabi”
tanpa diketahui identitas masing-masing individu dan tidak terganggu
atau merasa risih saat menjalankan panggilan alam.
Tetapi kenyataannya, Sauda, salah seorang
isteri Nabi, yang sudah mengenakan jilbab sesuai ayat 33:59 saat sedang
buang air di lapangan terbuka masih tetap saja dapat dikenali oleh Umar
dengan mudah karena sosok tubuhnya yang besar, dan masih tetap
dipermalukan.
Jadi jika kita mengacu pada Hadits Sahih
Bukhari dan Muslim mengenai alasan diturunkannya ayat hijab (33:59)
tersebut diatas, maka jelas ayat tersebut tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, malah sebaliknya hanya menjadi “penjara berjalan” bagi kaum
wanita di masa kini. Kalo saja saat itu diturunkan wahyu mengenai
pembuatan WC umum, maka tujuan utama untuk melindungi para isteri Nabi
dan para wanita saat buang air dapat tercapai dan menjadi lebih
manusiawi bagi kaum wanita sampai masa kini.
Ada beberapa point yang bisa kita petik disini:
- Peristiwa ini menjukkan bahwa ayat2
Quran yang katanya copy-an dari buku abadi disurga (Lohmahfuz., QS
85:22) bisa direquest oleh manusia (Umar contohnya). Ini hanyalah salah
satu bukti yang menguatkan bahwa Quran bukanlah wahyu Allah, Muhammadlah
Allah itu.
Sahih Bukhari 8, Nomor 395:
Dikisahkan oleh ‘Umar (bin Al-Khattab): Allah setuju denganku akan tiga hal dan Dia mewahyukan ayat2 tentang hal itu, satu diantaranya adalah ayat kerudung bagi wanita (Q 33:59). - Ayat2 Quran itu sifatnya kontekstual (tempat dan jamannya), sudah tak dapat lagi diterapkan pada jaman sekarang. Apalagi dikatakan untuk semua masa dan semua bangsa.
- Muslimah pun tak bisa konsisten mengenai bagaimana jilbab itu seharusnya, jika kita mengacu pada Quran dan hadis, maka jilbab yang benar adalah yang menutupi seluruh bagian tubuh seperti Abbayah di Saudi dan Burqa di Afganistan.
Kita lihat jilbab yang salah!
Jilbab yang sesuai dengan syariah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Menutupi seluruh badan
Tidak diberi hiasan-hiasan hingga mengundang pria untuk melihatnya. Allah berfirman :
“Katakanlah
(ya Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka
menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluan mereka, dan jangan
menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak darinya.
Hendaklah mereka meletakkan dan menjulurkan kerudung di atas kerah baju
mereka (dada-dada mereka)… (An-Nuur: 31)
Tebal tidak tipis
Rasulullah
bersabda : “Akan ada nanti di kalangan akhir umatku para wanita yang
berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang… Kemudian beliau bersabda ;
“…laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat”. (HR.
Ath Thabrani dalam Al Mu`jamush Shaghir dengan sanad yang shahih
sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al
Mar’ah Al Muslimah, hal. 125)
Kata Ibnu Abdil Baart: “Yang dimaksud
Nabi dalam sabdanya (di atas) adalah para wanita yang mengenakan pakaian
dari bahan yang tipis yang menerawangkan bentuk badan dan tidak
menutupinya maka wanita seperti ini istilahnya saja mereka berpakaian
tapi hakikatnya mereka telanjang”.
Lebar tidak sempit
Usamah bin Zaid c berkata: Rasulullah
memakaikan aku pakaian Qibthiyah yang tebal yang dihadiahkan oleh Dihyah
Al Kalbi kepada beliau maka aku memakaikan pakaian itu kepada istriku.
Suatu ketika beliau bertanya: “Mengapa engkau tidak memakai pakaian
Qibthiyah itu?” Aku menjawab: “Aku berikan kepada istriku”. Beliau
berkata : “Perintahkan istrimu agar ia memakai kain penutup setelah
memakai pakaian tersebut karena aku khawatir pakaian itu akan
menggambarkan bentuk tubuhnya”. (Diriwayatkan oleh Adl Dliya Al Maqdisi,
Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan, kata Syaikh Al-Albani t dalam
Jilbab, hal. 131)
Tidak diberi wangi-wangian
Karena Rasulullah bersabda : “Wanita mana
saja yang memakai wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang agar
mereka mencium wanginya maka wanita itu pezina.” (HR. An Nasai, Abu Daud dan lainnya, dengan isnad hasan kata Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 137)
Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Abu Hurairah
z mengatakan: “Rasulullah melaknat laki-laki yang memakai pakaian
wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 141)
Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
Karena Rasulullah dalam banyak sabdanya
memerintahkan kita untuk menyelisihi orang-orang kafir dan tidak
menyerupai mereka baik dalam hal ibadah, hari raya/perayaan ataupun
pakaian khas mereka.
Bukan merupakan pakaian untuk ketenaran,
yakni pakaian yang dikenakan dengan tujuan agar terkenal di kalangan
manusia, sama saja apakah pakaian itu mahal/ mewah dengan maksud untuk
menyombongkan diri di dunia atau pakaian yang jelek yang dikenakan
dengan maksud untuk menampakkan kezuhudan dan riya.
Berkata Ibnul Atsir: Pakaian yang
dikenakan itu masyhur di kalangan manusia karena warnanya berbeda dengan
warna-warna pakaian mereka hingga manusia mengangkat pandangan ke
arahnya jadilah orang tadi merasa bangga diri dan sombong.
Rasulullah bersabda: “Siapa yang memakai
pakaian untuk ketenaran di dunia maka Allah akan memakaikannya pakaian
kehinaan pada hari kiamat kemudian dinyalakan api padanya”. (HR. Abu
Daud, Ibnu Majah dengan isnad hasan kata Syaikh Albani dalam Jilbab,
hal. 213)
Dan inilah busana muslimah yang benar!
Burqa yang dipakai wanita Afghanistan.
Abbayah yang dipakai wanita Arab Saudi. Chador yang dipakai wanita Iraq
dan Iran. Ruband yang banyak dipakai wanita Turki tahun 20-an dan 30-an.
Bushiyyah yang banyak dipakai saat naik haji.
Andai saja saat itu di Arab sudah ada kamar mandi atau wc umum, pasti ayat mengenai jilbab ini tak akan pernah diturunkan.
Dan wanita tak usah membawa wc portabelnya (kerudung maksudnya) kemana-mana.
Sumber: Truly Islam
Mustahil Kristen bisa menjawab
BalasHapuspertanyaan setingkat SLTP ini?
1. Mana pengakuan yesus dalam
Bibel bahwa dirinya tuhan, dan
perintah untuk menyembah
dirinya ?
2. Mana keterangan dalam Bibel
tentang Tanggal Lahir yesus dan
perintah merayakan natal pada
tanggal 25 Desember ??
3. Mana perintah yesus untuk
beribadah hari minggu ?
4. Kenapa kristen meghallalkan
berzinah ? apa dasarnya ?
pemain bokep amerika 100%
kristen dan tidak dilarang oleh
agama kristen !
5. Siapa orang yang pertama kali
melukis wajah tuhan / yesus ?
sertakan dalil yang kuat
6. Apa agama yang di anut yesus
ketika masih hidup ? kristen atau
katolik ? sertakan dalil
7. Mana dalil dalam
bibel ,''asalkan percaya kepada
yesus pasti masuk surga'' ? ada
kata PASTI !!!
8. Kenapa jumlah ayat bibel
berbeda-beda, bibel indonesia
berbeda dengan bibel amerika,
dan negara lainnya. dan
perbedaanya sangat jauh !
9. Sebutkan siapa yang hafal
bibel di luar kepala, walau 1
surah saja !
10. Kenapa agama kristen
menghalalkan minuman keras ?
apa dasarnya ?
11. Kenapa agama kristen selalu
mengamandemen kitab sucinya
''bibel'' ?
12. Kenapa agama kristen
meghallalkan makan
anjing,babi,dan hewan najis
lainnya ? apa dasarnya ?
13. Jika yesus benar tuhan, tentu
sangat diabadikan makam
aslinya, dimana makam asli
yesus, sebutkan alasan tentang
kebenarannya !
14. Kenapa yesus
sembahyanag ? siapa yang ia
sembah ?
15. Kenapa yesus di baptis ?
kenapa tuhan di baptis oleh
manusia ?
16. Mana dalil bahwa yesus yang
menciptakan alam semesta
beserta isinya ?
17. Mana dalil tentang tuntunan
sembahyang dengan bernyanyi ?
18. Jika benar yesus tuhan.
Kenapa tuhan rela mati demi
makhluk ciptaanya sendiri ?
dimaa derajatnya sebagai tuhan ?
Dean Pohan anda tidak waras.
Hapus