Jumat, 21 September 2012

Puasa Ramadhan adalah adoptasi dan pelestarian tradisi Kaum Jahiliyah

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa [AQ Al Baqarah 2:183].


Ya!
Ramadan telah dikenal dan dipraktekkan oleh bangsa Arab pagan dari sebelum jaman Islam.Ismael K. Poonwala  penulis Ramadhan di "Encarta", mengatakan bhw di kalender Pra-Islam, bulan Ramadhan jatuh di hangatnya musim panas. Dalam bahasa arab, kata Ramadhan berarti "Hari yang amat panas".

Kebiasaan puasa untuk menghormati bulan, dan berhenti puasa saat bulan sabit muncul, telah dilakukan di berbagai ritual oleh bangsa Timur yang menyembah bulan, spt yg dilakukan Sekte India, al-Jandrikinieh, yang mulai puasa saat bulan menghilang dan mengakhiri puasa dengan perayaan besar saat bulan sabit muncul kembali.

Puasa Ramadhan juga ada di kebudayaan kaum Sābi'ūn [dari akar kata bahasa syria 'S-b' ], yang menyembah dewa bulan. Orang² Sabi, baik Sabi Harrania maupun Mandaia melakukan puasa Ramadhan

"Kaum Sabi melakukan Shalat 5 waktu seperti orang Muslim..Mereka juga puasa 30 hari di sebuah bulan lunar, mereka mulai puasa di jam jaga akhir malam s/d terbenamnya matahari. Beberapa sekte mereka puasa di bulan Ramadhan,menghadap Ka'ba ketika bersembahyang"
  • Kaum Harrania, yang menyembah dewa utama mereka, Dewa bulan (sin), mereka berpuasa selama 30 hari [8 Maret s/d 8 April].
  • Ibn Hazm: Puasa ini sebagai puasa Ramadan.
  • Al-Masudi: Nama Ramadan berasal dari panasnya udara di bulan tersebut.
  • Ibn al-Nadim: Dibulan mereka menyembah dewa sin, mereka berpuasa 30 hari.
  • Ibn Abi Zinah: di samping puasa selama 30 hari, mereka shalat 5x sehari menghadap Yemen.
  • M.A. Al Hamed: Puasa sebelum matahari terbit sampai matahari terbenam.
  • Jawad Ali: Cara Arab pagan puasa termasuk tidak menelan makanan, minuman, dan tidak melakukan hubungan sexual. Mereka berpuasa dengan berdiam diri, tidak berbicara, baik dalam waktu sehari maupun seminggu, atau lebih lama lagi.
  • Qastallani Ahmad ibn Muhammed: Abu Bakr mendekati seorang wanita diantara umat pagan di Medina. Dia mendapatkan wanita itu sedang berpuasa, termasuk puasa bicara. .
  • Ibn al-Juzi: Mereka puasa di Ramadhan, mengakhiri puasa dengan memotong hewan kurban dan berzakat bagi kaum miskin
  • Ibn al-Nadim: kaum Harrania menyebut perayaan ini sebagai al-Fitri الفطر, shalat 5x sehari, sebelum shalat melakukan Wudhu
Muhammad  memerintahkan puasa Ramadan, juga ritual sholat menghadap Mekah dan bukannya Yerusalem, setelah dia hijrah ke al-Medina, di mana suku² Arab disitu juga terbiasa sholat menghadap Mekah dan juga berpuasa Ramadan.

Menariknya di antara semua aktifitas menahan diri itu, ternyata untuk urusan seksual terdapat pengecualian-pengecualian, karena ketika berpuasa, nabipun melakukan aktifitas seksual bersama istri-sitrinya dan Melarang mereka yang masih muda campur dengan istrinya namun tidak jika Ia telah berumur.

Di Bulugh al-'Arab fi Ahwal al-Arab, 4 bulan suci Rajab, Dhu al-Qa'da, Dhu al-Hijja dan Muharram, dinyatalan suci selama jaman Pra-Islam [Jahiliya]. Semua pembantaian, balas dendam, perang, perkelahi dan pertengkaran dilarang diantara mereka. Jika seseorang bertemu dengan musuhnya yang telah membunuh ayah atau kakak/adinya selama di bulan ini, Ia ngga boleh berantem dengannya..selama bulan suci ini, masyarakat dibatasi untuk tidak melakukan perkelahian atau pembantaian dan melepas kepala tombaknya sebagai tanda bahwa mereka menghindari perkelahian. Bulan dan kebudayaan ini kemudian di adopt dalam Islam dan sunnahnya juga menyampaikan hadis-hadis yang menginformasikan bahwa puasa dibulan-bulan Dhul Qi`da, Dhul Hijja, Muharram, dan Rajab telah berlangsung sejak jaman jahiliyah dan juga direkomendasikan untuk dilakukan

Puasa Ashura yang dilakukan oleh para pagan Quraish juga dilakukan Muhammad SAW di sebelum hijrah ke Medina, Namun ketika sudah di Medina, setelah shalat 5 waktu ditetapkan dan bulan ramadhan telah ditetapkan sebagai puasa maka puasa Ashura yg terjadi di bulan Muharam tidak lagi diwajibkan.

George Widengren menyatakan, "Jika Bulan Muharam dapat dibandingkan dengan bulan Tishri, maka Bulan Ramadhan dapat dibandingkan dengan bulan Sivannya kaum Yahudi. Di mana Tradisi Islam menyatakan di bulan Ramadhan,..Lailat-ul-Qadr..bahwa Muhammad menerima wahyu Quran..jelas paralel dengan keadaan ketika Musa menerima Torah dan Muhammad menerima Quran".
    Note:
    Walaupun Sivan dan Ramadhan sama-sama dinyatakan sebagai bulan ke-9 namun musim panas di sejarah ke-2 agama itu berada pada bulan ke-3 kalender Pagan!
    Kitab Perjanjian lama menyatakan bahwa bangsa Israel, tiba di padang gurun Sinai pada bulan ke-3 [Sivan] di hari yang sama ketika mereka keluar dari Mesir [hari ke-14/15] dan 3 hari kemudian [hari ke-17/18 Sivan], mereka bertemu Tuhan-nya mereka di gunung Sinai.
    Secara historis, Nuzul Quran jatuh pada 17 Ramadhan (turunnya ayat Al-‘Alaq AQ 96:1-5), namun terdapat pendapat bahwa Lailat-ul-Qadr terjadi di hari ke-21 Ramadan, berdasarkan pendapat 10 hari terakhir Ramadhan dan hari yang ganjil ada Lailat-ul Qadr serta hari Senin, Quran diwahyukan kepada Muhammad SAW. Kemungkinan hari senin saat itu terjadi setiap kelipatan 7 [7, 14, 21 dan 28], jadi diperkirakan terjadi di tanggal 21. Hadis Iman Ahmad menyatakan bahwa Nabi berkata bahwa Suhuf [hari ke-1], Taurat [hari ke-6], Injil [hari ke-13] dan Quran [Hari ke-24] turun di bulan Ramadan.
Patut untuk kita ketahui bahwa bulan Sivan di kalender Assyirian [Khzeeran-Hzirin] dan kalender Babilonia [Araḫ Simanu] adalah bulan yang ke-3 dan Dewa yang memberkati di bulan ini adalah Dewa Bulan Sin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar