Rabu, 12 September 2012

Apakah Istri-istri Muhammad Tidak Berwajah Cantik?


Kita yang muslim seringkali menelan mitos, bahwa wanita-wanita yang dikawini Muhammad rata-rata adalah para janda tua yg sudah tidak menarik lagi secara fisik alias PEYOT, JELEK, KERIPUT. Dengan demikian, tujuan Muhammad mengawini para janda itu adalah demi kemanusiaan, dan bukan karena nafsu. Tapi benarkah demikian faktanya? TERNYATA, itu adalah sebuah kebohongan yang sengaja dihembuskan oleh para ulama modern agar kebejatan sang nabi tertutupi. Kenyataannya adalah para istri Muhammad adalah para wanita yang rata-rata berwajah cantik. Bahkan sang menantunya sendiri pun, yang cantik, tidak luput dari "sergapan" nafsu liar Muhammad.

Tentang Aisya



Sejarah Hidup Muhammad Muhammad Husain Haekal
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
Penerbit PUSTAKA JAYA
Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat
Cetakan Kelima, 1980
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/index.html
BAGIAN KEDELAPAN: DARI PEMBATALAN PIAGAM SAMPAI KEPADA ISRA'
Itu sebabnya ia segera melamar putri Abu Bakr, Aisyah. Oleh karena waktu itu ia masih gadis kecil yang baru berumur tujuh tahun, maka yang dilangsungkan baru akad nikah, sedang perkawinan berlangsung dua tahun kemudian, ketika usianya mencapai sembilan tahun.

Perkawinan Nabi dengan Aisyah:
......
Ketika itulah Muhammad menyelesaikan perkawinannya dengan Aisyah bt. Abu Bakr, yang waktu itu baru berusia sepuluh atau sebelas tahun [Duladi- di hal 151 dia bilang sendiri Aisyah umur 9, kok sekarang diganti umur 11 ????]. Ia adalah seorang gadis yang lemah-lembut dengan air muka yang manis dan sangat disukai dalam pergaulan. ......

Pertama ia pindah ke tempatnya yang sekarang di samping tempat Sauda di sisi mesjid, ia melihat Muhammad adalah seorang ayah yang penuh kasih-sayang, seorang suami yang penuh cinta-kasih. Ia tidak keberatan ikut bermain-main dengan barang-barang mainannya itu [Duladi: lho masih bermain-main dengan barang-barang - boneka?].....


Tentang Zainab binti Jash (Sang Menantu yg akhirnya dinikahi sendiri oleh Muhammad



Muhammad - Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik
Martin Lings
Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2002.
halaman 341 – 342 :

Suatu hari, nabi pergi kerumah Zaid …. Ketika beliau datang Zaid sedang tidak ada di rumah. Zainab, karena tidak menyangka akan ada tamu diwaktu-waktu tersebut, sedang berpakaian seadanya. ….. Zainab lari ke pintu tanpa mengenakan alas kaki untuk mempersilahkan nabi masuk dan menunggu hingga suaminya kembali. “Dia sedang tidak ada hai Rasulullah” katanya, tetapi demi bapak dan ibuku, silahkan masuk”. Saat Zainab berdiri dipintu, ia tampak berseri-seri dan riang gembira, dan nabi kagum oleh kecantikannya’.


Tentang Safiya



Sumber :
Lings, halaman 427, 429
Bukan wanita itu saja yang kehilangan ayah dan suaminya ditangan kaum muslim. Diantara para tawanan yang ditahan karena Kinanah menyembunyikan hartana itu ada seorang janda, Safiah putri Huyay…. Janda itu berusia tujuh belas tahun dan baru menikah dengan Kinana satu dua bulan sebelum Nabi berangkat dari Madinah. ……
Pusat keprihatinan istri-istri nabi adalah hadirnya sosok yang tidak diduga dirumah tangga mereka, Safiah yang belia dan cantik…….. Aisah menanyakan kepada Umm Salamah tentang teman baru mereka itu, “Ia memang benar-benar cantik”, kata Umm Salamah, “dan Rasulullah sangat mencintainya”


Tentang Juwariya



Sumber :
Lings, halaman 386 – 387
Aisah yang membukakan pintu bagi Juwariya, yang setelah itu menuturkan, “Juwariya wanita yang sangat cantik. Siapapun lelaki yang melihatnya, pasti terpikat olehnya. Dan ketika aku melihatnya di pintu kamarku, aku diliputi perasaan was-was karena aku tahu, nabi akan melihat wanita ini seperti yang kulihat.” Kekuatiran Aisah terwujud karena nabi Muhammad memang menawarkan untuk menikahinya, dikatakan oleh nabi Muhammad : “Aku akan menebus pembebasanmu dan menikahimu.” Juwariya menerima pernikahan ini dengan senang hati.


Tentang Maria Qibtidaiya (Budak pemberian Raja Mesir, yang akhirnya disenggamai oleh Muhammad tanpa dinikahi hingga melahirkan seorang anak laki-laki)



Sumber :
Lings, 439 – 440
Surat nabi kepada Muqawqis yang mengajaknya agar memeluk Islam ditolak, tetapi pemerintah Mesir membalas dengan mengirimkan hadiah yang banyak : seribu keeping emas, dua puluh jubha terbuat dari bahan yang bagus, seekor bagal, seekor keledai betina, dan hadiah persembahan dua budak Kristen Koptik Mesir yang dikawal oleh seorang pertapa tua. Kedua gadis itu bersaudara, Maria dan Sirin, dan keduanya sama-sama cantik, tapi Maria lebih cantik lagi dan nabi sangat mengaguminya. Sirin dinikahkan dengan Hassan ibn Tsabit dan Maria dinikahi nabi sendiri. Ia ditempatkan dirumah yang dahulu dihuni Safiah … Disanalah nabi mengunjunginya siang dan malam. Namun istri-istrinya menjadi cemburu secara terang-terangan hingga Maria menjadi tidak nyaman. Akhirnya ia ditempatkan di Madinah atas. Pada mulanya Aisah dan istri lainnya merasa lega, tapi mereka segera merasa sia-sia, karena nabi tetap saja berkunjung kepada Maria, dan bertambah jarak justru memperlama ketidakhadiran nabi dari sebelumnya.


Tentang Hindun (Ummu Salamah)



Sumber :
Abbas Jamal, halaman 47
Ummu Salamah ini disamping cantik, cerdas orangnya, cekatan dalam banyak hal, berwibawa dan mempunyai wawasan berpikir yang luas.


Tentang Raihana



Sumber :
Lings, halaman 374
Sedangkan wanita dan anak-anak lainnya, berikut harta bendanya dibagi-bagikan kepada setiap orang yang ikut serta dalam pengepungan itu. Sebagian besar tawanan ditebus oleh bani Nadhir di Khaybar. Sementara bagian nabi, beliau memilih Raihana, putrid Zayd dari Nadhir yang dinikahkan dengan lelaki Qurayzah. Ia sangat cantik dan tetap menjadi budak nabi sampai meninggal dunia lima tahun kemudian …. Setelah jelas bahwa Raihana tidak hamil, nabi menemuinya dan menawarinya untuk dibebaskan dan dijadikan sebagai istrinya. Namun ia menjawab, “Hai Rasulullah, biarkanlah aku berada dalam kekuasaannu. Itu akan lebih mudah bagiku dan bagimu.”

2 komentar: