1. Sura Al-Ahzab:40 "Muhammad itu sekali-kali
bukanlah Bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah
Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu"
Komentar: surah ini mustahil perkataan Allah sendiri kepada Muhamad, namun perkataan seseorang kepada orang lainnya, Mustahil Allah menggunakan nama "Muhamad" sendiri langsung kepada orangnya, lalu menggunakan kata ganti "Dia", bagaimana mungkin Allah menggunakan kata "Dia" saat Allah sendiri sedang berbicara kepada Muhamad, seharusnya menggunakan kata "Engkau" untuk menunjukan kata ganti orang kedua. Kalau surah ini adalah kalimat perintah Allah untuk diserukan kepada umat lantas mengapa tidak ada awalan "katakanlah".
2. Sura 6:106 “Dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara“?
Komentar: sangat jelas ini perkataan Muhamad sendiri, mustahil Allah menyatakan kalau ia bukanlah pemelihara.
3. Sura 6:114, “Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang menurunkan kitab
Komentar: Mustahil ini perkataan Allah kepada Muhamad, mustahil frase "Aku" disana berarti Allah sendiri yang mencari hakim selain daripada Allah, jadi sangat jelas wahyu ini adalah perkataan yang keluar dari mulut Muhamad sendiri yang diserukan kepada umat.
4. Sura 17:1 “Maha Suci Allah, yang telah
memperjalankan hambaNya pada suatu malam hari dari Al Masjidil Haram ke
Al Masjidil Aqsha
Komentar: Surah ini adalah wahyu [murni] dari Jibril yang mengucapkan puji-pujian kepada Allah, sebab Mustahil Allah memuji-muji dirinya sendiri [Maha suci saya] <---- sangat janggal terdengar, namun menjadi sangat masuk akal bila wahyu ini dikatakn wahyu dari Malaikat Jibril kepada orang [Muhamad].
5. Qs 27:91“Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah)
Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan
aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
Komentar: mustahil kata "Aku" diatas adalah Allah sendiri yang diperintahkan untuk menyembah Tuhan, namun menjadi masuk akal bila "Aku" diatas dinyatakan Muhamad sendiri yang diperintahkan menyembah Tuhan negeri ini.
6. Sura 69:40 "Sesungguhnya Al Quran itu adalah BENAR-BENAR WAHYU Rasul yang Mulia."
Komentar: tidak diragukan lagi bahwa Quran memang benar-benar dari Muhamad dengan melihat pengakuan jujur diatas.
7. Sura 19 : 64 DAN TIDAKLAH
KAMI (JIBRIL) TURUN, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya- lah
apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan
apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.
Komentar: Mustahil kata "Kami" disana adalah Alloh, karna Alloh tidak pernah turun atas perintah Tuhan, kemungkinan terbesar adalah Jibril itu sendiri, wahyu ini murni atas inisiatif Jibril sendiri yang turut masuk kedalam quran.
8. Al Ma'aarij:40-41
Maka aku bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.
PEMBUKTIAN LAIN
1.Zayd bin Thabit
Sebuah kisah lain diceritakan oleh Zayd, salah seorang dari para penulis wahyu Muhammad (Al Qur’an). Ia mengatakan:
“Muhammad
menghampiriku lalu berkata, tulislah apa yang telah diturunkan
kepadaku, ‘Mereka yang hanya duduk diam di dalam iman tidak dapat
disamakan dengan mereka yang bertempur di jalan Allah.’ Di antara mereka
pada saat itu, ketika ia sedang mendiktekannya kepadaku, ada Ibn Umm
Kulthum, seorang tuna netra. Ia berkata kepada Utusan Allah, ‘Tetapi aku
buta.’
Lalu Muhammad berkata kepada Zayd, ‘Tambahkan pada
ayat itu, kecuali mereka yang cacat.’” (Lihat Al-Baydawi, hal 123;
Al-Kashaf oleh Al-Zamkhasri, Vol. I, hal 53; Al-Ittiqan oleh Al-Suyuti,
hal 98; Sahih Al-Mustanad, hal 53; dan The Causes of the Revelation oleh
Al-Wahidi, hal 98)
Perhatikan kata2 "Tambahkan pada ayat itu, kecuali mereka yang cacat"
Apakah
itu merupakan pewahyuan yang turun dari surga atau nasihat spontan dari
manusia?
2. Abd Allah bin Sa’d
Seorang penulis lain yang dipakai Muhammad adalah Abd Allah bin
Sa’d. Ia kemudian meninggalkan nabi karena ia menemukan kenyataan bahwa
tidak ada pewahyuan dan tidak ada “jibril.” Ia bersaksi demikian:
“Muhammad sebelumnya selalu berkata kepadaku untuk menulis pada setiap
akhir bagian: ‘Allah adalah penyayang dan adil’. Tetapi aku menulisnya
dengan ‘pengampun dan penuh belas kasihan.’ Lalu Muhammad menjawab, ‘Itu
sama saja.’”
Akibatnya Sa’d telah pun meninggalkan Islam.
Ia melarikan diri karena Muhammad mengancam akan membunuhnya setelah ia
diberitahukan apa yang dikatakan oleh bin Sa’d: “Jika Allah menurunkan
wahyu kepada Muhammad, Ia tentu juga akan menurunkannya kepadaku. Ketika
Muhammad berkata, ‘Allah mendengar dan mengetahui segalanya,’ aku
menulis, ‘Allah maha mengetahui dan adil.’ Jawabannya seperti biasa
adalah, ‘bin Sa’d, tulislah apapun yang kau kehendaki.’ (Lihat The
Causes of Descendancy oleh Al-Suyuti, hal 12&121)
Menanggapi
tuduhan Sa’d, ayat berikut ini kemudian diturunkan kepada Muhammad,
Al-An’am 6:93: “Dan siapakah yang lebih zalim dari orang yang membuat
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,”
padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang
berkata, “Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.”
kalau anda ingin menterjemahkan Al Quran, baca kosakata bahasa arab nya, jangan anda hanya melihat kosakata penterjemahan dari bahasa indonesia, baca juga sejarah penurunan ayat tersebut, jangan hanya memfitnah, baca juga tujuan penurunan ayat tersebut, setiap ayat memiliki tujuan dan sejarah yang berbeda-beda
BalasHapusjadi pelajari dulu, jangan sampai anda memfitnah
contohnya saja, Sura Al-Ahzab:40 "Muhammad itu sekali-kali bukanlah Bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" itu merupakan pernyataan dari Allah SWT kepada pengikut Nabi Muhammad SAW, bukan kepada nabi Muhammad SAW. karena Al Quran bukan hanya untuk Nabi Muhammad SAW, melainkan kepada seluruh umat manusia
BalasHapusBegitu juga dengan pengajaran yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sang penerima wahyu Al-Quran. “Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).” Siapakah “aku”?. “aku” adalah Muhammad. Siapa yang mewahyukannya? Yang mewahyukan adalah Allah, karena tidak ada wahyu kecuali dari Allah Tuhan yang Esa pemilik semesta alam. Siapa yang membaca ayat tersebut? Nabi Muhammad. Kata-katanya bukan dari Nabi Muhammad tetapi dari Allah. Dengan demikian maka “Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).” Adalah firman Allah yang dibaca oleh Nabi Muhammad. Allah yg menyuruh Nabi Muhammad berbicara seperti itu.
BalasHapussepertinya anda salah surat tentang surat 6:106, bunyinya seperti ini: Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.(6: 106)
BalasHapusadmn nya begooo😁
BalasHapusHebat....jago main potong ayat...yeeeeeee...tepuk tangan saudara seiman....hore.....!!!!
BalasHapusHebat....jago main potong ayat...yeeeeeee...tepuk tangan saudara seiman....hore.....!!!!
BalasHapusHebat....jago main potong ayat...yeeeeeee...tepuk tangan saudara seiman....hore.....!!!!
BalasHapuspintar sekali melencengkan makna kuran yg sesungguhnya , tp akan terbongkar ketika , dipelajari ahli tafzir
BalasHapusMoh saw cerdas yah ..
BalasHapusNgaku ngaku nabi utusan allah .kalau nabi kok allah nya dibiarin mohon saw buta huruf.
DASsar cuplik prsaan prnah liat isa almasih 600 tahun kmatiannya baru mohon saw muncul sebagai nabi palsu..