Kemustahilan Dan Penyangkalan Muslim Akan Hadits
By: Ali Sina
Ada dua kategori Muslim:
- Mereka yg menerima otentisitas Hadis secara keseluruhan, dan
- Mereka yg menolak Hadis, secara sebagian ataupun keseluruhan, karena malu melihat tingkah-polah Muhamad dan mencoba menafsirkan Quran sedemikian rupa shg bertentangan arti dgn isi aslinya, hanya agar dapat diterima oleh otak waras.
Selama
1200 tahun, koleksi hadis Bukhari dianggap (dan masih tetap) diakui
oleh mayoritas Muslim. Selain Quran, Muslim Sunni (khususnya),
menganggap hadis sbg sumber pengarahan. Hadis adalah kumpulan riwayat
atau cerita kehidupan Muhamad, yg dikumpulkan para pakar dlm abad kedua
dan ketiga setelah Hijrah. Yg paling terkenal dan dijadikan pegangan
adalah Bukhari dan siswanya yg bernama Muslim. Mereka disebut Sahih
(sah, otentik, benar) karena mereka melalui proses yg disebut Ilmu
Hadis. Namun, kini ada trend Muslim baru utk menolak otentisitas hadis.
Malah mereka berani menyatakan para penyusun hadis ternama sbg pembohong
besar (!) dan badut. Padahal, para penyusun hadis cuma menyusun hadis
sebagaimana adanya (sesuai kejadian dan fakta sebenarnya) dan tidak
patut diberi julukan menyedihkan semacam itu.
Para pakar muslim dini menerima hadis sbg Sahih hanya kalau otentisitasnya dibenarkan atas dasar Fann-i-Riwaayat (seni sekwensi narasi) dan Fann-i-Daraayat
(seni konkordansi logis). Hadis juga tidak boleh mengkontradiksi Sunnah
(biografi Nabi) dan Quran. Saya tidak interes dan kitapun tidak
berkwalifikasi utk menentukan metodologi yg digunakan utk menerima atau
menolak Hadis didasarkan Fann-i-Riwaayat. Ini semua cerita-cerita
lama. Mereka yg melaporkan sudah mati 1000 tahun yg lalu dan kita tidak
dapat mengecek mereka bohong atau tidak. Satu-satunya metode yg kita
miliki utk menentukan kebenaran (sihhat) sebuah Hadis adalah Fann-i-Daraayat dan kompatibilitasnya dgn Quran.
Asif Iftikhar menulis :
“Oleh karena itu, sebuah hadis dapat dianggap sbg sumber arahan kepercayaan hanya ‘jika dasar hadis itu ada dalam Quran atau Sunnah atau prinsip-prinsip sifat dan intelek manusia. Juga, hadis tidak boleh meng-kontradiksi dasar-dasar ini” (dari The Authenticity of Hadith)
“Oleh karena itu, sebuah hadis dapat dianggap sbg sumber arahan kepercayaan hanya ‘jika dasar hadis itu ada dalam Quran atau Sunnah atau prinsip-prinsip sifat dan intelek manusia. Juga, hadis tidak boleh meng-kontradiksi dasar-dasar ini” (dari The Authenticity of Hadith)
Ia juga mengatakan :
“Imam Ibni Ali Jauzee dilaporkan sbg mengatakan :
'Jika kau menemukan hadis yg melawan jalur logika atau prinsip universal, anggaplah hadis itu palsu; pembahasan ttg apakah para narator bisa dipercaya atau tidak adalah percuma saja. Ahadis macam itu harus dicurigai sbg tidak masuk akal karena tidak memiliki ruang bagi penjelasan. Juga, sebuah hadis dimana kompensasi kolosal dijanjikan bagi kelakuan minim dan sebuah sebuah hadis yg artinya tidak masuk akal (absurd) harus dicurigai.'”
Dgn
menguji sejumlah hadis sesuai dgn “jalur logika” sesuai dgn yg
dianjurkan Ibn Ali Jauzee, kami menemukan banyak hadis yg walau diakui
sbg Sahih tetap harus ditolak. Contoh hadis berikut ini :
Sahih Bukhari Volume 3, Book 43, Number 652
Diriwayahkan Abu Huraira: Rasulullah mengatakan, "Saat seorang lelaki sedang dlm perjalanan, ia menemui cabang pohon yg berduri dan mencabutnya. Allah berterima kasih padanya dan mengampuninya."
Diriwayahkan Abu Huraira: Rasulullah mengatakan, "Saat seorang lelaki sedang dlm perjalanan, ia menemui cabang pohon yg berduri dan mencabutnya. Allah berterima kasih padanya dan mengampuninya."
Disini
nampaknya, hadiahnya melebihi kelakuan, dan jika kita mau mengikuti
nasehat Ibni Ali Jauzee, maka kita harus menganggap hadis ini palsu. Ini
mungkin hal kecil, tapi dampaknya luar biasanya. Dgn menyatakan sebuah
hadis sahih sbg TIDAK SAHIH, bgm dng hadis-hadis sahih lainnya? Ini
membuktikan bahwa terlepas dari fakta bahwa 90% Muslim percaya pada
hadis Bukhari dan muridnya, yaitu Muslim, dan terlepas dari fakta bahwa
buku-buku ini dianggap sbg kitab sakral setelah Quran selama lebih dari
1200 tahun, ternyata buku-buku itu tidak dapat dipercaya.
Nah,
mari ambil lagi contoh Hadis lain dan mengujinya dgn ‘jalur logika.’
Tapi kita harus tentukan dulu apa yg dimaksudkan dgn jalur logika.
Karena ‘jalur logika’ orang yg sudah dijejali dgn dogma agama, kadang
agak berbeda.
Contoh,
adalah logis bahwa perempuan dan lelaki, secara umum, memiliki derajad
kepandaian yg sama. Memang ada orang tolol dan ada orang pandai, tapi
ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Tidak pernah ada studi yg
mengatakan bahwa otak lelaki lebih pandai dari otak perempuan. Bahkan
dlm jenis kelamin yg sama, tidak semua lelaki memiliki derajad
intelektualitas yg sama. Dan terlepas dari tingkat intelektualitas anda,
semua lelaki atau perempuan memiliki hak dan kewajiban yg sama didepan
pengadilan hukum. Tapi logika Muslim lain. Mereka menganggap bahwa hijab
memberikan mereka ‘kebebasan.’ Mereka berpikir bahwa ini akan
meningkatkan status mereka dan sekali-sekali dipukuli suami juga sehat
utk mereka. Mereka percaya bahwa mayoritas dari mereka akan ke neraka
karena Muhamad yg bilang.
Jadi,
yg saya maksud dgn ‘jalur logika’ adalah bukan logikanya pengikut agama
islam yg fanatik, tapi logika yg bisa dibuktikan dgn sains.
1) HADIS TIDAK LOGIS, TAPI DIKUATKAN QURAN. SAHIH APA TIDAK?
Nah, marilah kita lihat apakah ada Hadis yg tidak memenuhi jalur logika.
Sahih Bukhari Volume 4, Book 54, Number 414
…" Ia (Muhamad) mengatakan, "Pada mulanya, tidak ada apapun kecuali Allah, dan lalu IA menciptakan TahtaNya. TahtaNya meliputi Lautan dan IA menulis semuanya dlm Buku (di Surga) dan menciptakan Langit dan Bumi.…”
…" Ia (Muhamad) mengatakan, "Pada mulanya, tidak ada apapun kecuali Allah, dan lalu IA menciptakan TahtaNya. TahtaNya meliputi Lautan dan IA menulis semuanya dlm Buku (di Surga) dan menciptakan Langit dan Bumi.…”
Nah,
bgm cerita ini masuk akal? Kalau pada mulanya ‘tidak ada apapun,’ bgm
auwloh bisa menciptakan TahtaNya diatas Lautan? Lautan mana? Apa yg
menopang Lautan itu? Bukankah bumi yg menopangnya? Nah, kalau begitu,
bgm IA menciptakan Bumi setelah duduk-duduk di Lautan? Bgm ‘Langit dan
Bumi’ diciptakan setelah Lautan? Dan bukankah Langit diperlukan utk
menopang Bumi?
Jadi
hadis diatas jelas tidak masuk akal. Jadi kita bisa mengatakan bahwa
hadis itu palsu karena mengkontradiksi jalur logika dan bertentangan dgn
prinsip-prinsip universal. Atau tidak?
Masalahnya
adalah bahwa hadis yg tidak masuk akal itu SESUAI Quran! Dan spt yg
dikatakan Asif Iftikhar “sebuah Hadis bisa dianggap sbg sumber arahan
agama hanya jika `dasar Hadis itu eksis dlm Quran atau Sunnah”.
Nahh lhoo! Bgm kalau memang Quran menguatkan hadis yg tidak masuk akal itu? Lihatlah ayat-ayat Quran berikut ini :
[18.86]
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia
melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia
mendapati di situ segolongan umat. ...
[18.89] Kemudian dia menempuh jalan (yang lain).
[18.90]
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah
Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami
tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya)
matahari itu,..
Ini
membuktikan bahwa Muhamad benar-benar percaya bahwa bumi adalah
ceper/flat/rata atau datar (bukan bulat) dan matahari bergerak dari satu
tempat di langit dan terbenam di tempat lain. (Bagi yg mulai bingung:
bukan matahari yg bergerak di langit mengitari bumi, tapi bumi yg
bergerak di orbitnya, mengitari matahari).
Ini bukti lagi bahwa Muhamad menyangka bumi ceper (bukan bulat).
Sahih Bukhari Volume 4, Book 54, Number 421
Narrated Abu Dhar:
Nabi bertanya pada saya saat matahari terbenam, "Tahukah kau kemana matahari pergi (pada saat terbenam)?" Saya menjawab, "Allah dan RasulNya lebih tahu." Ia mengatakan, "Matahari bergerak sampai menundukkan diri dibawah TahtaNya dan meminta ijin utk terbit kembali dan setelah diijinkan dan lalu (matahari) akan hendak menundukkan diri tetapi penundukkan dirinya itu tidak diterima dan matahari akan meminta pamit utk melanjutkan perjalanannya tapi tidak diijinkan, melainkan diperintah utk kembali ke tempat asalnya dan setelah itu matahari akan terbit di barat.
Narrated Abu Dhar:
Nabi bertanya pada saya saat matahari terbenam, "Tahukah kau kemana matahari pergi (pada saat terbenam)?" Saya menjawab, "Allah dan RasulNya lebih tahu." Ia mengatakan, "Matahari bergerak sampai menundukkan diri dibawah TahtaNya dan meminta ijin utk terbit kembali dan setelah diijinkan dan lalu (matahari) akan hendak menundukkan diri tetapi penundukkan dirinya itu tidak diterima dan matahari akan meminta pamit utk melanjutkan perjalanannya tapi tidak diijinkan, melainkan diperintah utk kembali ke tempat asalnya dan setelah itu matahari akan terbit di barat.
Dan itulah
interpretasi Pernyataan Allah: "Dan matahari berjalan pada jalan yg
sudah ditetapkan. Itulah keputusan (Allah) sang Maha Kuasa dan Maha
Tahu." (Q. 6: 3 )
OK!
Jadi ini hadis yg dikonfirmasi oleh Quran dan juga disahkan oleh hadis
lain, dan sekali lagi ditunjukkan dalam Quran. Tapi apakah hadis ini
sesuai dgn sains? Dgn jalur logika? Jelas tidak! Tetapi hadis itu tidak
bertentangan dgn Quran. Jadi, hadisnya ngaco, tetapi tetap Sahih.
Kalau kita meragukan pemikiran Muhamad ttg bentuk bumi, silahkan baca ayat dibawah ini.
[78.6] Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
[78.7] dan gunung-gunung sebagai pasak?
[78.7] dan gunung-gunung sebagai pasak?
“Hamparan”
jelas menunjukkan sesuatu yg ceper. Kata Arab yg digunakan dlm Quran
adalah Mehad, (tempat tidur). Dan sejauh yg saya pernah lihat, tempat
tidur sepertinya selalu ceper. Belum ada tuh, tempat tidur yg bulat.
Juga, gunung-gunung bukan PASAK yg mengcegah bumi bergetar, spt yg
disangka nabi.
Jadi, apa yg harus dilakukan dgn hadis yg sudah disahihkan dan sesuai dgn ayat-ayat Quran, tapi tidak masuk akal?
2) HADIS TIDAK MASUK AKAL, BERTENTANGAN DGN QURAN, TAPI TETAP DIPERCAYA MUSLIM
Ada banyak hadis yg menyatakan Muhamad membuat mujizat. Padahal di Quran, Muhamad mengatakan tidak bisa membuat mujizat.
[13.7]
Orang-orang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya
(Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu
hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang
yang memberi petunjuk
Jadi
secara teori, hadis-hadis yg menyatakan ia membuat mujizat adalah
PALSU, bukan? Kalau begitu, mengapa Muslim percaya bahwa Muhamad
melakukan mukjizat, bisa jalan-jalan ke langit/surga dan bisa meramalkan
temuan sains masa datang dsb dsb ?
Pakar
ternama, Ali Dashti sendiri bertanya: "Kalau Muhamad memang benar bisa
buat mujizat, membelah bulan, memperbanyak makanan, mengunjungi neraka
dan surga pada malam hari dsb spt yg tertera dlm hadis, mengapa ia tidak
melakukan mukjizat yg lebih berguna, spt mampu membaca dan menulis?
Apakah masuk akal kalau orang yg bisa melihat dunia akhirat tetapi
stelah diberiakn kertas dgn tulisan dlm bahasanya sendiri tidak bisa
membacanya? Muslim percaya bahwa Muhamad bisa melihat mata orang dan
membaca pikiran orang. Muhamad sendiri mengatakan bahwa kalau ia
memimpin sholat, ia bisa melihat pengikut dibelakangnya tanpa perlu
menoleh. Tapi utk baca tulis saja, ia tidak bisa? Diantara semua mujizat
jelimet yg ia buat, bukankah bisa baca-tulis merupakan mukjizat yg
paling sederhana dan paling berguna?"
Selain Quran, masih banyak lagi hadis yg menolak kekuatan supernatural Muhamad.
Sahih Bukhari Volume 3, Book 43, Number 638
... nabi mengatakan, "SAYA HANYA MANUSIA BELAKA... "
2) HADIS TIDAK MASUK AKAL SEKARANG , TETAPI MASUK AKAL BAGI ORANG JAMAN DULU
Sahih Bukhari Volume 1, Book 6, Number 315
Narrated Anas bin Malik: The
Prophet said, "At every womb Allah appoints an angel who says, 'O Lord!
A drop of semen, O Lord! A clot. O Lord! A little lump of flesh." Then
if Allah wishes (to complete) its creation, the angel asks, (O Lord!)
Will it be a male or female, a wretched or a blessed, and how much will
his provision be? And what will his age be?' So all that is written
while the child is still in the mother's womb."
Hadis
ini sama saja dgn lelucon jorok. Bahwa malaikat harus menunggui dan
berdiri didepan rahim, setiap saat seorang lelaki bersenggama dgn
isterinya dan sang malaikat sambil menonton sepasang manusia senggama,
meminta-minta pada auwloh agar disemprotkan setetes air mani diatas
mukanya, sungguh menggelikan!
Apakah
kita akan menganggap hadis ini palsu? Jelas hadis ini bertentangan dgn
alur logika. Tapi tunggu dulu! Hadis ini TIDAK BERTENTANGAN dgn alur
logika ORANG JAMAN DULU, 1200 tahun yg lalu. Jadi, menurut kita orang
modern tidak masuk akal, tetapi menurut mereka yg hidup pada jaman itu,
jelas masuk akal. So, alur logika siapa yg harus dipakai?
Jadi,
kita tidak bisa meragukan otentisitas hadis karena tidak sesuai dng
alur logika kita. Muslim yg menolak Hadis macam ini lupa bahwa Muhamad
adalah rasulnya auwloh dan oleh karena itu ia tidak mungkin salah. Jadi
mereka mulai mengevaluasi kembali hadis-hadis yg dlm anggapan mereka
dianggap tidak logis. Ini metode yg sangat sepihak.
Namun
karena mayoritas Hadis memang penuh dgn omong kosong, semakin banyak
Muslim kini menyatakan bahwa mereka menolak semua hadis dan mengecam si
Bukhari dan Muslim yg dihormati selama lebih dari satu millennium.
Kasihan betul mereka! Bukan Bukhari dan Muslim yg menciptakan
hadis-hadis ini. Mereka cuma merekam apa yg dikatakan kpd mereka. Bukan
salah mereka kalau citra Muhamad jadi jelek karena hadis.
Memang
pasti ada laporan yg palsu, tetapi (mudah-mudahan) kebanyakan adalah
benar. Hanya hadis-hadis ini yg kita miliki sbg sumber cerita kehidupan
Muhamad. Kalau bukan dari hadis, dari mana lagi? Jika kau menolak hadis,
bgm kau bisa membuktikan bahwa Muhamad pernah eksis? Bgm menentukan
jumlah dan cara solat/puasa/haji kalau tidak ada hadis? Jadi kalau semua
cerita dlm hadis ini dipalsukan, bukankah tidak mungkin bahwa QURAN
juga bisa dipalsukan dan ISLAM TIDAK LEBIH DARI CERITA OMONG KOSONG?
ABSURDITAS QURAN
Menyanggah
otentisitas hadis karena tidak masuk akal mengantar kita pada problema
baru: bgm kalau Quran palsu karena sama tidak masuk akalnya dgn hadis?
Muslim
suka menafsirkan ayat-ayat Quran sesuai dgn keinginan dan keperluan
mereka. Ini memang karena Quran tidak masuk akal dan tidak mengandung
arti.
Sbg
orang Iran, saya tahu bahwa kaum Shi’ah adalah yg pertama yg menyadari
ketidaksempurnaan Quran. Sufisme juga secara keseluruhan didasarkan pada
pemberian tafsiran esoterik (indah) pada Quran. Sufisme memang, par exultance, upaya utk meng-‘interiorize’
wahyu-wahyu Quran, utk memisahkan diri dari tafsiran yg legalistik dan
menyaring darinya arti mistik dari pertemuan Muhamad dgn auwloh pada
malam Mi’raj.
Imam
Ja’far Sadiq dilaporkan telah mengatakan: “Tujuan kami adalah sebuah
rahasia (siir) didalam rahasia lain. Rahasia sesuatu yg masih
tersembunyi; sebuah rahasia yg hanya bisa diungkapkan oleh rahasia lain.
Ini sebuah rahasia ttg sebuah rahasia yg didasarkan pada sebuah rahasia. [Henri Corbin, Historia de la Filosofia Siglo XXI editores. V.3 p.253] (maksudnya apa’an seh nih orang? Mbulet amat... –adm)
Selain
kalimat diatas itu tidak masuk akal, pengertian Sufi ini sendiri
mengkontradiksi Quran yg berulang-ulang menyatakan diri sbg "buku jelas"
(5:15) "mudah dimengerti” (44:58 , 54:22 , 54:32, 54:40) "dijelaskan
secara detil" (6:114), "disampaikan secara jelas", (5:16, 10:15) dan
tanpa “keraguan” didalamnya (2:1).
Jadi, tentu Ja’far perlu alasannya (raison d'ĂȘtre)
sbg Imam. Tentu ia harus meyakinkan orang-orang Shi’ah bahwa Quran
adalah sebuah rahasia (siir) yg perlu ditafsirkan. Dan tidak ada yg bisa
melakukannya kecuali mereka yg diberi otoritas dan Ismat (tidak mungkin
salah). Oleh karena itu institusi Imamat diperlukan oleh kaum Shi’ah.
Pertanyaannya adalah, apa yg harus dilakukan kalau tidak ada imam lagi?
Siapa yg akan menafsirkan rahasia-rahasia Quran dan Shariah? Nah,
diciptakanlah institusi baru yg dinamakan velayat. Vali (wali? -RiD)
adalah sang penjaga Agama. Ia adalah penengah antara Imam Qayeb (Imam yg
tersembunyi) dan Umatnya. Tapi siapa yg memberi otoritas kpd para Imam
dan para vali? Tidak siapapun! Institusi-institusi ini tidak mendapat backing
pembenaran dari Quran. Hadis yg mendukungpun sangat meragukan dan sudah
pasti DIPALSUKAN OLEH SHI’AH SENDIRI UTK MENGABSAHKAN VERSI MEREKA.
Aneh
bukan bahwa Tuhan mengirimkan arahan kpd manusia dlm bentuk rahasia?
Lelucon macam apa itu? Mengapa Tuhan ingin mempermainkan kita?
OK. Marilah kita kembali kepada kedua KATEGORI MUSLIM.
Yg
pertama adalah mereka yg membela Muhamad, APAPUN yg ia lakukan! Biar
bertentangan dgn kepantasan, keadilan atau kebenaran. Pokoknya Muhamad
benar!!! Titik. Sebodo kalau Muhamad yg pada usia setua kakek saya (53
tahun), masih juga menikahi bocah yg belum akil balik, membunuhi para
pengritiknya, membunuh masal 900 tawanan perang, melakukan genocide
terhdp kaum Yahudi di semenanjung Arab (daerah asal mereka), memperkosa
tawanan perang dan meniduri para pembantu isteri-isterinya. Paling
tidak kelompok yg satu ini JUJUR dan tidak membantah terjadinya
peristiwa-peristiwa diatas.
Kelompok
kedua adalah mereka yg membantah semua fakta negatif ttg muhammad dan
mencoba memutar balikkan bukti agar membuat nabi yg sudah ketahuan
bengis dan cabul ini diterima oleh moralitas dan nilai-nilai kemanusiaan
masa kini. Ini yg disebut dgn Muslim ‘moderat.’
Ini
dia Muslims yg menyembunyikan brutalitas yg terkandung dlm Quran.
Mereka rajin mengutip ayat-ayat Mekah yg dini saat Muhamad masih lemah,
dan menunjukkan ayat-ayat ‘manis:’ “Tidak ada paksaan dalam agama,
membunuh satu orang sama saja dgn membunuh seluruh dunia” dsb. Dan
mereka akan menyembunyikan atau mengubah arti ayat-ayat Medinah yg kejam
(yg membatalkan ayat-ayat Mekah yg ‘manis’) itu dan memolesnya agar
bisa diterima. (poles teruuusss..! -RiD)
Mayoritas Muslim memang spt Muslim ‘moderat’ ini dan lebih suka menutup mata mereka (in denial).
Penolakan terhdp hadis memang mudah, tetapi penolakan terhdp Quran,
agak sulit. Jadi mau tidak mau, satu-satunya jalan bagi mereka adalah:
‘penafsiran kembali.’
THE SUBMITTERS
Pada
tahun 70an, Muslim Mesir mendapatkan solusi brilyan yg bisa membujuk
para Muslims yg terdidik agar tetap jadi Muslim. Namanya adalah Rashed
Khalifa. Pada mulanya ia menyatakan telah menemukan mukjizat matematik
dlm Quran. Ini telah dibantah berkali-kali (bahkan oleh muslim sendiri)
sbg penipuan terang-terangan.
Tapi
ia kemudian dianggap selebriti oleh Muslim, sampai suatu saat ia
menyatakan diri sbg rasul. Keputusan ini membuat marah para petinggi
agama dan ia akhirnya tewas terbunuh! Tapi sumbangannya penting bagi
pembantahan total terhdp hadis dan upanya utk menerjemahkan Quran,
menafsirkannya kembali shg dpt menjinakkan pesan-pesan yg intoleran dan
biadab dlm Quran, menciptakan gerakan baru diantara para Muslim pseudo-intellectual yg suka berpura-pura bahwa Islam tidak menyerukan pembunuhan kafir yg doyan menumpahkan darah kafir demi jihad.
Pembantahan mereka atas hadis sama saja dgn membantah sejarah Muhammad. Mereka membantah semua perang, semua pembunhannya, genocide
terhdp Yahudi Medinah, penjarahannya dsb dsb. Serangan-serangannya
disebut bela diri. Umur Aisha (yg baru berusia 9 thn ketika muhammad
berusia 53 thn menidurinya) mereka ubah dan mereka membantah gaya hidup
seksual, hedonis dan amoral muhamad yg tercatat dlm ratusan cerita yg
diriwayahkan pengikutnya dan disimpan selama lebih dari seribu tahun.
Para muslims penipu ini bertujuan utk menampilkan Quran sbg buku modern
penuh dgn mukjizat membuat mereka lupa akan segala alur logika sampai
dgn sengaja mengubah segala isi Quran dan menafsirkannya dgn cara yg
paling absurd demi me-rasionalisasikan absurditasnya.
Salah
seorang malah sampai mencoba meyakinkan saya bahwa kesalahan dlm
penghitungan bagian-bagian warisan, sebenarnya bukan sebuah kesalahan,
tapi kesalahpengertian. Katanya: bagian 1/3 utk orang tua + 2/3 bagi
anak-anak perempuan + 1/8 bagi isteri yg diperintahkan Quran, jumlahnya
sebenarnya sama dgn SATU (bukan 1 1/. Kok bisa? Dijelaskannya bahwa 1/8
bagian isteri harus datang dari bagian yg 2/3 yg diperuntukkan bagi para
puteri. Quran sama sekali tidak menyebutkannya, tapi upayanya dan
entusiasmenya utk membenarkan kesalahan-kesalahan dalam Quran
benar-benar tidak masuk akal.
Mereka yg membantah hadis menggunakan surah-surah Quran berikut ini utk membela pendapat mereka.
[12.111] Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Dan
[31.6] Dan
di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak
berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan
dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh
azab yang menghinakan.
Spt
dikatakan ayat-ayat diatas, Muhamad dicemooh oleh orang-orang
sejamannya dan Qurannya dianggap cerita-cerita tidak masuk akal. Kata
‘cerita’ dlm Arab adalah ‘HADIS.’ Jadi, dlm ayat-ayat ini ia membela
wahunya dng mengatakan bahwa ini bukan cerita (Hadis) yg dibuat-buat
olehnya.
Ketika
Muhamad melontarkan kata-kata ini, Bukhari, Muslim dan para kolektor
hadis lainnya BELUM LAHIR dan tidak ada cerita atau hadis ttg dirinya.
Dlm ayat diatas, ‘nabi’ menolak cerita-ceriat atau hadis-hadis PARA
KAFIR. Bukan cerita-cerita ttg hidupnya yg belum diceritakan. Tetapi
karena ia menggunakan kata “Hadis”, para Muslim pembantah hadis ini
menganggapnya sbg bukti bahwa Muhamad menentang Hadis. Betapa
membingungkan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar