Tuhan memerintahkan kita untuk langsung percaya kepada seorang yang
menyatakan dirinya Nabi, Kita perlu menguji mereka yang menyebut dirinya
seorang Nabi agar kita tidak disesatkan oleh Nabi-nabi palsu yang sudah
banyak menyebar di tengah-tengah masyarakat.
Tuhan pun memerintahkan kita untuk menguji setiap nabi, apakah datang dari Tuhan atau seorang penipu.
Matius 24:24 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan
muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan
mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan
orang-orang pilihan juga. (25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya
terlebih dahulu kepadamu.
1 Tesalonika 5
(19) Janganlah padamkan Roh, (20) dan janganlah anggap rendah
nubuat-nubuat. (21) Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. (22)
Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
1 Yohanes 4
(1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan
setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke
seluruh dunia.
2 Korintus 11
(14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.
KITA HARUS MENGUJI ORANG YANG MENGAKU MENJADI NABI
Muhammad mengklaim dirinya sebagai seorang Nabi. Kristen tidak dapat
menolak klaim ini sebuah ketidakmungkinan karena orang Kristen pun
percaya bahwa Tuhan telah mengutus nabi. Tapi bukan berarti orang
Kristen dapat secara membuta menerima klaim kenabian Muhamad begitu saja
yang akan tampak kelihatan bodohnya. Sebaliknya, kita diperintahkan
untuk menguji setiap nabi untuk menentukan apakah mereka benar-benar
diutus dan berasal dari Tuhan atau seorang Penipu. Muhammad mungkin
seorang nabi yang benar atau ia mungkin seorang nabi palsu. Kita harus
mengujinya untuk melihat dia. Apakah Anda siap untuk menguji Muhammad
sebagai utusan yang diperintahkan Tuhan?
Bagaimana kita menguji seorang nabi? Kami menguji nabi dengan
memeriksa nubuat yang dikatakannya apakah itu benar atau sebuah
kebohongan. Nubuat Muhammad dicatat dalam Al-Qur'an sehingga kita perlu
menguji apa yang dikatakan Al Qur'an untuk melihat apakah Muhammad
adalah seorang nabi yang benar.
Al Qur'an membuat tiga buah klaim untuk menjadikan Muhammad seorang nabi yang benar. Klaim ini akan kita uji:
A. Al-Qur'an menegaskan/mengkonfirmasi ajaran yang ada didalam kitab suci Yahudi dan Kristen.
B. Al Qur'an memperjelas ajaran yang terdapat didalam kitab suci Yahudi dan Kristen.
C. Muhammad diramalkan dalam kitab suci Yahudi dan Kristen.
Tulisan suci Yahudi dan Kristen adalah tulisan-tulisan para nabi dan
yang terkandung dalam Alkitab. Ini termasuk Taurat, Zabur, dan Injil.
A. APAKAH AL QUR'AN MENGKONFIRMASI ALKITAB?
QS 4:47
Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu
kepada apa yang telah Kami turunkan yang membenarkan Kitab yang ada
pada kamu.
Dalam beberapa hal Al-Qur'an mengkonfirmasi pernyataan pada Alkitab.
Misalnya Alkitab mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan dan bahwa Ia
adalah pencipta segala sesuatu dan bahwa ada hari ketika Tuhan akan
menghakimi seluruh umat manusia. Al Qur'an juga mengajarkan ide-ide dan
menegaskan pernyatan yang ada pada Alkitab. Namun di banyak poin
penting lainnya Al Qur'an bertentangan dengan ajaran Alkitab dan tidak
mengkonfirmasi sama sekali. Berikut adalah contoh singkat:
1. Berperang atas Nama Tuhan
Dalam Injil Yesus sangat jelas mengajarkan bahwa orang Kristen tidak
diminta untuk memperjuangkan agama mereka. Rasul-Nya juga mengajarkan
hal yang sama:
Matius 5
(39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang
yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi
kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (44) Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu.
Matius 26
(52) Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke
dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh
pedang.
Efesus 6
(12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat
di udara.
Namun dalam Al Qur'an dikatakan bahwa Injil pun membenarkan untuk berjuang membela Allah [Agama].
Qs 9:111
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang
pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah
menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu,
dan itulah kemenangan yang besar.
Apa yang Al-Qur'an katakan tentang Injil adalah salah. Injil dengan
jelas melarang berjuang untuk membela agama dengan alasan apapun. Qur'an
tidak mengkonfirmasi Alkitab pada point ini.
2. Hukuman untuk Pencuri
Dalam Alkitab hukuman atas kasus pencurian adalah bahwa pencuri
harus membayar properti yang telah dia curi ditambah sejumlah denda
tambahan sebagai kompensasi akibat perbuatannya (Imamat 6:1-5, Keluaran
22:3-4). Jika pencuri tidak dapat membayar kembali maka ia terpaksa
harus bekerja untuk melunasi semua hutangnya (Keluaran 22:1). dan
Panjang maksimal saat itu ia harus bekerja adalah enam tahun, baru ia
akan dilepaskan (Ulangan 15:12-14). Kejahatan dalam bentuk properti
tidak dikenakan hukuman fisik namun dikenakan sejumlah sanksi, denda
tambahan dan pengabdian selama beberapa tahun
Dalam Al Qur'an bentuk hukuman atas pencuri adalah dengan memotong tangan si pelaku:
Qs 5:38
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah
Jenis hukuman yang diberikan Alquran adalah bentuk hukuman fisik
permanen seumur hidup untuk kejahatan properti. Pengajaran Al-Qur'an
sama sekali tidak menegaskan ajaran Alkitab.
3. Menikah kembali dengan perempuan yang sudah diceraikannya
Dalam Taurat, Tuhan memerintahkan Musa bahwa pria tidak dapat
menikahi lagi istrinya jika istrinya meninggalkan dia setelah dia
menikah dengan pria lain. Bahkan Tuhan mengatakan itu adalah kekejian
bagi melakukan hal seperti itu.
Ulangan 24
(1) Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi
suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab
didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai
dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia
pergi dari rumahnya, (2) dan jika perempuan itu keluar dari rumahnya dan
pergi dari sana, lalu menjadi isteri orang lain, (3) dan jika laki-laki
yang kemudian ini tidak cinta lagi kepadanya, lalu menulis surat cerai
dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu serta menyuruh dia pergi
dari rumahnya, atau jika laki-laki yang kemudian mengambil dia menjadi
isterinya itu mati, (4) maka suaminya yang pertama, yang telah menyuruh
dia pergi itu, tidak boleh mengambil dia kembali menjadi isterinya,
setelah perempuan itu dicemari; sebab hal itu adalah kekejian di
hadapan TUHAN. Janganlah engkau mendatangkan dosa atas negeri yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.
Namun, Al Qur'an memungkinkan seorang pria untuk menikahi lagi
istrinya setelah si wanita meninggalkan dia ketika dia telah menikah
dengan pria lain:
Qs 2:230
Kemudian jika si suami menalaknya (sesudah talak yang kedua),
maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dia kawin dengan
suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka
tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan istri) untuk
kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada
kaum yang (mau) mengetahui.
Qur'an samasekali tidak mengkonfirmasi Alkitab.
4. Kematian Yesus
Dalam Alkitab Yesus dengan jelas mengajarkan bahwa Ia akan mati dan dibangkitkan dari antara orang mati:
Matius 16
(21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak
penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Yesus juga menyatakan bahwa kematian dan kebangkitan-Nya adalah apa yang sudah dinubuatkan oleh para nabi:
Lukas 24
(45) Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti
Kitab Suci. (46) Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias
harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang
ketiga, (47) dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari
Yerusalem.
Yesus juga menjelaskan arti kematiannya:
Matius 26
(26) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (27) dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu; (28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang."
Namun, ketika Al-Qur'an mengajarkan tentang kematian Yesus di kayu salib ia mengatakan bahwa Ia tidak pernah benar-benar mati!
Qs 4:157-158
dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al
Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya
dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang
yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka,
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Yesus mengajarkan bahwa kematianNya di atas kayu salib adalah untuk
membayar dosa-dosa kita dan ini adalah bagian dari karya Keselamatan
yang Tuhan berikan atas manusia dan Ia benar-benar akan datang kedalam
dunia untuk melakukan semua yang pernah diucapkanNya. Namun Alquran
menyatakan bahwa Yesus tidak mati diatas kayu salibi. Dengan demikian
Qur'an tidak mengkonfirmasi Alkitab pada saat ini yang paling penting.
5. Mengenai Kisah Nuh
Al-Qur'an juga menceritakan kisah Alkitab secara salah. Berikut ini
adalah dua contoh singkat. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa semua
putra Nuh masuk ke dalam bahtera bersamanya.
Kejadian 6
(9) Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak
bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul
dengan Allah. (10) Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan
Yafet.
Kejadian 7
(1) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam
bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat
benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. (7) Masuklah Nuh ke dalam
bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri
anak-anaknya karena air bah itu.
Namun menurut Alquran satu Putera Nuh tidak ikut bersama-sama dengannya kedalam Bahterah
Qs 11:42-43
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana
gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang
jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan
janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab:
"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari
air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab
Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi
penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang
yang ditenggelamkan.
Dengan demikian kisah Nuh dalam Al Qur'an tidak menegaskan ajaran Alkitab.
6. TULAH ATAS MESIR
Alkitab mencatat secara detail wabah yang TUHAN berikan atas Mesir.
Ini dapat ditemukan di dalam Keluaran 7-11. Ringkasan dari malapetaka
adalah sebagai berikut:
Air berubah menjadi darah. Keluaran 7:14-24
Katak 8:1-15
Agas 8:16-19
Lalat 8:20-32
Kematian ternak. 9:1-7
Bisul 9:8-12
Barah 9:13-35
Belalang 10:1-20
Kegelapan 10:21-29
Kematian Anak Sulung 11:1-10
Namun dalam Al Quran kita diberitahu bahwa salah satu malapetaka adalah banjir.
Qs 7:133
Maka Kami kirimkan kepada mereka Banjir, belalang, kutu, katak
dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan
diri dan mereka adalah kaum yang berdosa [Arberry]
Ini salah besar; banjir bukan salah satu dari malapetaka yang Tuhan
berikan atas Mesir. Jadi sekali lagi kita melihat bahwa Qur'an tidak
mengkonfirmasi Alkitab.
Kesimpulan: Al-Qur'an mengklaim dirinya mengkonfirmasi ajaran
yang ada didalam Alkitab. Namun, ketika ajarannya dibandingkan dengan
yang ada pada Alkitab terlihat jelas bahwa Qur'an tidak mengkonfirmasi
Alkitab sama sekali pada titik-titik mayor dan minor. Quran mengklaim
bahwa dirinya mengkonfirmasi pengajaran Alkitab tetapi kenyataannya
tidak karna Quran tidak benar-benar datang dari Tuhan dan Muhamad
bukanlah seorang nabi yang benar.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar