Banyak Muslim beranggapan bahwa Rasullulah adalah sosok idaman semua
wanita, dan suami-suami mereka harus belajar banyak dari teladan yang
sudah diberikan Nabi, namun benarkah demikian? sungguhkan Muhamad begitu
menghargai wanita terkhusus istrinya sendiri...
Mari disaksikan apa yang Muhamad katakan terhadap isteri-nya sendiri
1. Istri Muhamad hanya objek seks sang Nabi
Qs Al Baqarah [2]: 223 Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat
kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu
bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk
dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak
akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.
2. Istri-nya sering dihargai dengan sejumlah uang/Mahar
Qs Al Baqarah [2]: 236 Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas
kamu, jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan
mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu
berikan suatu mut-ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu
menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula),
yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan
ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.
3. Istrinya harus mengenakan Jilbab untuk menutupi seluruh tubuhnya yang sangat menyusahkan pegerakan dan kebebasan wanita
Qs Al Ahzab: 59 Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.
4. Isterinya tidak boleh bertatap muka secara langsung dengan orang lain, melainkan harus berbicara di belakang tabir,
Qs Al Ahzab [33]: 53 Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada
mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh
kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini
istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan
itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
5. Isterinya boleh dipukul bahkan dikurung bila suami hanya
sebatas curiga akan kesetiannya atau bahkan tidak melakukan semua
kehendak sang suami, sampai mereka taat kembali
QS 4 : 34 Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya
6. Isterinya boleh diduakan dengan budak-budak lainnya
Qs Al Ahzab [33]: 52 Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan
sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan istri-istri
(yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali
perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan adalah Allah
Maha Mengawasi segala sesuatu.
7. Muhamad bebas tidak melakukan janji kepada isterinya dan boleh mencari wanita lain yang diinginkannya
Qs At Tahriim
[1] Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah
menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[4] Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati
kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu
berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah
Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik;
dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula. [5]
Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti
kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh,
yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang
berpuasa, yang janda dan yang perawan.
8. Muhamad boleh mencari Isteri seberapapun banyaknya sesuai dengan keinginan hatinya
Qs An Nissa [4]: 3 Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku
adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi :
dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku
adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu
miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya.
9. Bila isteri diceraikan, maka ada masa tengat waktu bagi
istrinya untuk tetap menyendiri, kalau Muhamad begitu bercerai maka
besoknya boleh mengawini wanita lain yang disukainya
Qs Ath Thaalaaq: 1 Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu
maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat
(menghadapi) idahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu idah itu
10. Bahkan sepeninggal Muhamad, istrinya difatwakan tidak
boleh dinikahi orang lain, konon oleh karna perkataan Hadist kalau
Isteri akan dinikahkan dengan suaminya yang pertama didunia untuk
dikekalan nantinya, jadi dugaan terkuat adalah agar Muhamad dapat
memiliki akses kepada semua isterinya didunia ditambah dengan sejumlah
bidadari lain yang akan diberikan Alloh swt
Qs Al Ahzab [33]: 53 Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada
mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh
kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini
istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan
itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
11. Muhamad tidak akan segan untuk menceraikan istrinya bila tidak menguntungkan
Anak perempuan dari Al Jahal ini dinikahi oleh Muhamad hanya dalam
waktu yang sangat singkat. Bukhari vol.7 buku 63 no.181 hal.131,132
Dilain hal, al-Tabari vol.10 hal.190 mengatakan bahwa Al-Nu’man
al-Jahal menawarkan anak perempuannya pada Muhamad, tetapi Muhamad
menolaknya. Mungkin “menolak” berarti Muhamad menceraikannya sebelum ia
tidur dengannya. Mohammad menikahi Asma binti al-Nu’man bin al-Aswad
bin Sharhil. Namun, ia menderita penyakit kusta, lalu Muhamad memberikan
ia uang dan menceraikannya. al-Tabari vol.9 hal.137.
Demikianlah bentuk perlakuan Hormat Muhamad terhadap isteri-isterinya sendiri.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar