Siapakah Penulis Qur'an? - Sebuah Pengamatan: Bagian 1
Oleh Abul Kasem
Diterjemahkan oleh Adadeh
"Jika seseorang mulai dengan kepastian, dia akan mengakhiri dengan
keraguan; tapi jika dia merasa puas untuk memulai dengan keraguan, maka
dia akan mengakhiri dengan kepastian” - Francis Bacon (1561-1626) [1]
[Peringatan: Isi artikel ini dapat menyinggung perasaan sebagian
pembaca. Penulis tidak bertanggungjawab jika pembaca merasa tersinggung
karena membaca tulisan ini. Silakan baca tapi tanggung resiko sendiri]
Garis Besar
Tulisan ini meneliti penulis buku suci Islam yakni Al-Qur’an. Yang
dilakukan di sini adalah cara baru mengamati Qur’an. Dengan menggunakan
pemikiran yang masuk akal dan referensi sejarah yang ada tentang
penulisan Qur’an, maka muncul sebuah kesimpulan. Cara penelitian seperti
ini sangat bertentangan dengan iman buta para Muslim yang menerima
begitu saja keaslian Qur’an tanpa pernah mempertanyakannya. Dengan
mengamati, memilah, dan dengan seksama mengartikan isi Qur’an, ahadis
(perbuatan dan perkataan Muhammad) dan Sirah Rasul Allah (kisah hidup
Muhammad, ditulis oleh Ibn Ishaq), maka penulis dapat menentukan
beberapa orang yang secara tak dapat disangkal lagi telah menyumbang
pembuatan komposisi ayat2 Qur’an. Bukan Allah yang menulis Qur’an;
bahkan bukan Muhammad sendiri yang menulis Qur’an. Qur’an tidak
diciptakan oleh satu makhluk atau orang saja. Ada beberapa kelompok
orang yang ikut membuat komposisi, tulisan, perbaikan, masukan dan
bahkan menghapus ayat2 Qur’an. Orang2 terpenting yang terlibat dalam
pembuatan Qur’an adalah: Imrul Qays, Zayd b. Amr, Hasan b. Thabit,
Salman, Bahira, ibn Qumta, Waraqa dan Ubayy b. Ka'b. Muhammad sendiri
terlibat dalam membuat sejumlah kecil ayat2, tapi orang yang paling
berpengaruh dalam memotivasi Muhammad untuk menciptakan Islam dan
penulisan Qur’an tampaknya adalah Zayd b. Amr, yang suka berkhotbah
tentang ‘Hanifisme’. Muhammad kemudian mengubah ‘Hanifisme’ milik Zayd
menjadi Islam. Dengan demikian, pengertian bahwa Islam bukanlah agama
baru memang sudah jelas nyata. Akan tetapi, penemuan yang penting adalah
bahwa Qur’an dengan tegas bukan merupakan firman Allah – tapi merupakan
karangan manusia yang secara biasa disampaikan Muhammad sebagai firman
Allah bagi manusia. Hal lain yang penting dalam tulisan ini adalah bahwa
diantara agama2 kuno yang berhubungan dengan Qur’an, yang tampaknya
paling utama adalah praktek ibadah agama Sabean. Malah kenyataannya,
ibadah sholat 5 kali sehari dan puasa 30 hari (dua pilar utama dari lima
pilar Islam) sebenarnya diambil dari agama orang2 Sabean. Sebenarnya
Qur'an adalah kumpulan ibadah dari berbagai buku2 agama yang ada di
jaman Muhammad. Muhammad, dan bukan Allah, dengan cara sederhana
mengambil dan memilih dari berbagai sumber untuk menciptakan Qur'an.
Meskipun banyak orang yang menyumbang dalam proses penulisan Qur'an,
secara jelas Muhammad berperan sebagai editor utamanya.
Pendahuluan
Menurut Islam, mempertanyakan kemutlakan Qur’an ditulis Allah
merupakan penghujatan yang serius. Seorang Muslim dapat menghadapi
hukuman mati hanya karena memiliki keraguan sebesar atom tentang
keaslian Qur’an. Qur’an itu di atas segalanya. Tiada ciptaan Allah yang
lebih suci dibandingkan Qur’an. Akan tetapi, dasar manusia selalu ingin
tahu, aku mulai meragukan keaslian Qur’an sejak kecil – ketika aku mulai
membacanya dalam suasana yang sangat formal melafalkan ayat2 Qur’an.
Aku menghabiskan waktu dua tahun belajar mengenai beberapa ayat2 dasar
di bawah bimbingan seorang Hujur (ustad) di mesjid lokal. Sang Hujur
mengajarkan Qur’an kepada sekelompok murid2 termasuk diriku sambil
memegang sebuah rotan yang tampak berkilauan karena dia sering
meminyakinya sebelum murid2 tiba di mesjid. Tiada seorang pun dari kami
yang suka belajar Qur’an – pelajaran ini paling membosankan dan tugas
yang terberat dalam masa kanak2 kami. Kami hanya menghafal saja bagaikan
burung beo beberapa ayat tanpa mengerti satupun hurufnya. Sang Hujur
juga ternyata tidak mengerti makna ayat2 tersebut. Bilamana kami
bertanya tentang suatu ayat, jawabannya adalah beberapa sabetan rotan
dari Hujur. Belajar melafalkan Qur’an identik dengan penindasan kejam
terhadap anak2. Karena itu, diam2 kami menyimpan rasa tidak suka
khususnya akan pelafalan Qur’an dan umumnya benci pada para Mullah.
Di kemudian hari, setelah aku lulus perguruan tinggi dan mulai
bekerja, seorang kolegaku menunjukkan padaku sebuah Qur’an berbahasa
Inggris yang diterjemahkan oleh Abdullah Yusuf Ali. Kolegaku ini adalah
Tabligi (orang relijius yang suka berdakwah) tulen dan membujukku untuk
membaca terjemahan Qur’an ini dengan seksama. Dia berjanji bahwa setelah
aku mengerti pesan utama kitab suci Qur’an, maka hidupku akan berubah
sama sekali – jadi lebih baik, katanya. Dengan ragu aku mulai membaca
Qur’an bahasa Inggris itu – ayat demi ayat, sura demi sura. Semakin aku
banyak membaca, semakin terkejut diriku. Hatiku merasa terganggu, kaget,
bingung, dan penuh amarah. Aku tidak percaya bahwa buku yang seharusnya
dikarang oleh Allah yang paling penuh kasih sayang, paling pengampun,
dan paling pemaaf ternyata berisi banyak sekali kebencian, teror,
perintah pembunuhan, perang, balas dendam dan di atas semuanya, perintah
untuk menghancurkan semua yang tidak sesuai dengan pandangan Qur’an di
dunia. Tentu saja memang ada beberapa ayat2 yang sangat puitis, ditulis
dengan indah, ritmis, dan kadangkala penuh makna spiritual. Tapi
terlepas dari beberapa ayat ‘bagus’ ini, aku menemukan sejumlah besar
bagian Qur’an tidak masuk akal dan tidak layak diterapkan seperti
misalnya ayat2 yang menyuruh Muslim membunuh dan melakukan perang Jihad
terhadap non-Muslim. Aku mulai bertanya: bagaimana mungkin Allah yang
penuh ampuh dan penuh kasih sayang itu bisa menulis buku kebencian yang
sebagian besar berisi sampah dan manual teror, perang, dan penjarahan?
Ketika kolega Tabligi-ku bertanya bagaimana keadaan diriku setelah
membaca Qur’an, aku jawab baik2 saja – dan lalu memperluas percakapan
dengan mengatakan bahwa aku menemukan hal2 yang mengejutkan dalam Qur’an
yang tadinya tidak aku ketahui. Dia hanya tersenyum dan berkata,
“Qur’an itu hebat ya?” Kujawab, “Iya! Sungguh mencengangkan, tidak salah
lagi.”
Beberapa tahun kemudian, aku mulai merenungkan Qur’an. Dengan membaca
terjemahan orang lain dan juga Tafsir, aku membaca dan membaca ulang
Qur’an – beberapa kali agar aku yakin yang mereka terjemahkan dan
terangkan memang benar2 tepat. Semakin jauh mempelajari Qur’an, diriku
semakin bingung, terganggu, dan marah – marah, karena aku merasa benar2
kecewa terhadap agama pembunuhan yang dipaksakan pada diriku hanya
karena aku lahir sebagai Muslim. Hal yang kubaca dalam Qur’an
mengejutkanku begitu rupa sehingga aku ingin dapat jawaban pertanyaan
ini: SIAPAKAH YANG MENULIS QUR’AN? Aku butuh waktu lama bertahun-tahun
bekerja keras untuk mendapatkan jawaban pertanyaanku itu. Tulisan ini
mencoba menjawab pertanyaan itu. Aku telah merencanakan menulis ini jauh
hari. Sekarang setelah tulisan selesai dibuat, giliran kalian untuk
mempertanyakan: Siapakah yang Menulis Qur’an?
Selama masa penyelidikan, aku menemukan ternyata banyak orang yang
terlibat dalam pengumpulan dan penyusunan Qur’an. Terdapat banyak sekali
bukti yang secara tegas menyangkal Qur’an ditulis oleh Allah dan bukti2
ini terpendam dalam Qur’an, ahadis, dan Sirah, dan kebanyakan Muslim
tidak mengetahuinya. Pernyataan Allah menulis Qur’an, kupikir merupakan
kebohongan utama pada umat manusia selama lebih dari seribu tahun. Kita
bahkan dapat mengatakan secara tegas bahwa Muhammad tidak sendirian
dalam menulis Qur’an. Pada kenyataannya, sebagian besar Qur’an disusun
atau digagasi dan ditulis oleh beberapa orang. Orang2 yang paling utama
diantaranya adalah:
Imrul Qays – penyair Arabia kuno yang mati beberapa dekade sebelum
Muhammad lahirZayd b. Amr b. Naufal – ‘murtad’ dari agama pagan Quraish,
lalu berkhotbah tentang HanifismeLabid – penyair lain Hasan b. Thabit –
penulis syair resmi bagi Muhammad Salman, orang Persia – penasehat dan
orang kepercayaan MuhammadBahira – pendeta Kristen Nestoria dari gereja
SyriaJabr – tetangga Muhammad yang beragama KristenIbn Qumta – budak
yang beragama Kristen Khadijah – istri pertama MuhammadWaraqa – saudara
sepupu KhadijahUbay b. Ka'b – sekretaris Muhammad dan juru tulis
Qur'anMuhammad sendiri
Kelompok lain yang juga berpengaruh adalah: Umat Sabi Aisha –
pengantin kanak2 Muhammad Abdallah b. Salam b. al-Harith – orang Yahudi
yang beralih ke Islam Mukhyariq – seorang Rabbi dan orang Yahudi yang
beralih ke Islam
Tentu saja daftarku tentang para pengarang Qur’an tidak terbatas pada
nama2 di atas saja. Ada banyak kelompok lain yang juga terlibat yang
mungkin belum pernah kudengar. Tapi untuk diskusi singkat, daftar di
atas sudah cukup memadai. Dalam tulisan ini aku akan menyebutkan satu
per satu sumbangan mereka dalam penulisan Qur’an.
Untung mengerti tentang Qur’an dan penulis2nya, pertama-tama kita
harus tahu latar belakang Muhammad, yang dianggap Muslim sebagai ciptaan
Allah terbaik.
Agama asli Muhammad adalah Paganisme
Sudah merupakan fakta mutlak bahwa Muhammad lahir dari orangtua
pagan. Ayahnya yang bernama Abdullah dan ibunya Amina merupakan orang2
pagan dan biasa menyembah berhala2. Di sepanjang masa mudanya (mungkin
sampai usia remaja), Muhammad beribadah agama pagan. Di jaman sekarang,
para Muslim sangat sukar menerima kenyataan ini. Latar belakang pagan
Muhammad ditulis oleh Hisham ibn al-Kalbi di Kitab al-Asnam (The Book of
Idols), hal. 17 [2]: ‘Kami diberitahu bahwa Rasul Allah pernah
menyinggung hal tentang al-‘Uzza dan katanya, “Aku telah mempersembahkan
domba putih kepada al-‘Uzza, ketika aku masih menjadi pengikut agama
masyarakatku.”
Dalam perkataannya di atas Muhammad dengan jelas mengakui masalalunya
sebagai penganut paganisme – yang merupakan agama kaum Quraish.
Awalnya, Muhammad bahkan memuji-muji pentingnya dewa2 (atau berhala2)
kaum pagan dengan menyatakan setuju dengna kaum Quraish bahwa dewa2
mereka merupakan wakil Allah. Di halaman yang sama Hisham ibn al-Kalbi
menulis: [3]
Orang2 Quraish berjalan mengelilingi Ka’bah dan berkata:Demi Allat
dan al-‘Uzza,Dan Manah, sang berhala ketiga.Memang benar kalian adalah
wanita2 yang paling muliaYang amanatnya didambakan.
Selain Allat juga terdapat “Anak2 Perempuan Allah,” yang dianggap
sebagai wakil Tuhan. Ini ayat2 yang diterima Rasul Allah tentang
mereka:
053.019 Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap
Al Lata dan Al Uzza,053.020 dan Manah yang ketiga, yang paling
terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?053.021 Apakah (patut) untuk
kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?053.022 Yang
demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.053.023Itu tidak
lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu
mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk
(menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan,
dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah
datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. [4]
Ketika Muhammad beranjak dewasa dan mulai menghadiri pertemuan
tahunan para penyair di Ukaz, dia sangat terpesona dan tergugah oleh
pikiran2, kemahiran bicara, perasaan, kemerdekaan berpikir dan humanisme
yang dinyatakan oleh para penyair di situ. Dia mulai mempertanyakan
ibadah penyembahan berhala dan mulai berkhotbah konsep baru Tuhan yang
Esa, Tuhan sang Pencipta – serupa dengan konsep keTuhanan agama orang2
Yahudi dan Kristen saat itu. Meskipun begitu, dia bingung Tuhan mana
sebenarnya yang dia sembah. Allah (sang Dewa Bulan – inilah sebabnya
Islam menggunakan simbol bulan dan simbol ini tertera di setiap mesjid)
merupakan Tuhan yang paling utama bagi kaum pagan. Tapi selain menyembah
Allah, kaum pagan juga menyembah illah2 atau wakil2 lain dari Tuhan,
yakni dewa2 yang lebih rendah kedudukannya seperti: Hubal, Al-lat,
Al-Uzza, Manat, dll. Karena itulah awalnya Muhammad tidak menggunakan
nama Allah sebagai Tuhan yang disembahnya. Lagipula, pada saat itu
segala tukang sihir, dukun, tabib, dan penyembah setan juga terbiasa
untuk bersumpah dalam nama Allah. Semua ini membuat Muhammad menolak
memilih Allah sebagai Tuhannya.
Pada saat yang sama di jaman itu, masyarakat Yemen memuja Tuhan lain
yang bernama Ar-Rahman. Awalnya Muhammad mengadopsi nama Ar-Rahman
sebagai Tuhan utama. Kebetulan orang Yahudi pun menggungakan kata
Rahmana sebagai Tuhan dalam masa penulisan Talmud. [5] Muhammad dengan
cerdik berpikir jika dia menggunakan nama Ar-Rahman maka dia bisa
menarik orang2 Yahudi dan orang2 pagan untuk memeluk agama barunya.
Mohon diperhatikan bahwa dalam Qur’an Allah tidak pernah berkata dia
punya 99 nama lain, termasuk Ar-Rahman.
Tatkala Muhammad mengumumkan dirinya sebagai Rasul Ar-Rahman,
masyarakat pagan Quraish di Mekah jadi bingung dan tidak mengerti.
Mereka hanya kenal satu Ar-Rahman, yakni Ar-Rahman yang dipuja
masyarakat al-Yamamah atau Yemen (beberapa penulis lain menyatakan
Ar-Rahman berada di Yemen). Untuk memeriksa pernyataan Muhammad,
masyarakat Quraish mengirim sekelompok utusan untuk bertemu dengan
masyarakat Yahudi Medina, karena mereka benar2 menyangka bahwa Ar-Rahman
adalah Tuhan di Yemen atau Yamamah. Ahli sejarah Islam Ibn Sa’d
menulis: [6]”Masyarakat Quraish mengirim al-Nadr Ibn al-Harith Ibn
'Alaqamah dan 'Uqbah Ibn abi Mu'ayt dan beberapa lainnya untuk bertemu
dengan orang2 Yahudi di Yathrib (nama lama Medina) dan berpesan pada
mereka untuk menanyakan (kaum Yahudi) tentang Muhammad. Mereka tiba di
Medinah dan berkata (pada orang2 Yahudi): Kami datang padamu karena
terdapat masalah besar di tempat kami tinggal. Ada seorang yatim piatu
sederhana yang menyatakan pengakuan besar, menganggap dirinya Rasul
al-Rahman, padahal kami tidak kenal al-Rahman lain selain Rahman dari
al-Yamamah. Mereka (orang2 Yahudi) berkata: Beri perincian tentang dia
pada kami. Mereka (orang2 Quraish) memberi perincian tentang dia, dan
lalu mereka ditanya tentang pengikut2nya (Muhammad). Mereka berkata:
Pengikutnya adalah orang2 rendahan dari masyarakat kami. Mendengar itu,
seorang ahli dari mereka (orang2 Yahudi) tertawa dan berkata: dia adalah
Nabi yang kita temukan dinyatakan dalam kitab2 suci kami; kami juga
tahu bahwa masyarakatnya adalah kaum yang paling menentangnya.”
Jika kita baca secara obyektif, dalam 50 sura pertama (dalam
kronologi yang benar) di Qur’an tampak kebingungan Muhammad tentang
Tuhan, Allah dan Ar-Rahman. Dia sangat tidak yakin siapa yang
dianggapnya sebagai Tuhannya (Illahnya). Ini kesimpulan dari 50 Sura
pertama mengenai pengertian Muhammad tentang Tuhan:
Tuhan yang maha esa - 68, 92, 89, 94, 100, 108, 105, 114, 97, 106, 75
(11 Suras) Ar-Rahman, Tuhan - 55, 36 (2 Suras) Ar-Rahman, Allah,
Tuhan - 20 Allah, Tuhan - 96, 73, 74, 81, 87, 53, 85, 50, 38, 7, 72, 25,
35, 56, 26, 27, 28, 17 (18 Suras) Sura2 ini menunjukkan pada awalnya
Muhammad tidak pasti, bingung dan tidak mengerti tentang Tuhan
(Illah)-nya sendiri.
Qur’an juga menegaskan bahwa ketika dia mulai berkhotbah tentang
kepercayaan barunya, Muhammad salah mengerti, bingung dan tidak tahu
banyak tentang agama. Inilah yang tertulis dalam Qur’an:Muhammad
bingung, lalu Allah membimbingnya ... 93:7 093.007 Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Di masa lalu Muhammad tidak tahu apa2 ... 12:3, 42:52 012.003Kami
menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al
Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya
adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.042.052 Dan
demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah
Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an)
dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al
Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami
kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Jadi bagaimana awalnya Muhammad belajar tentang dasar2 agama barunya? Masuklah Imrul Qais dan Zayd Ibn Amr dalam hidupnya.
Imrul Qays
Dalam masyarakat Arabia kuno, syair merupakan hal yang sangat
disukai. Penulis syair punya kedudukan tinggi dalam masyarakat, dan
kata2 penyair termashyur dianggap sama pentingnya seperti firman Tuhan.
Di daerah gurun pasir yang tidak nyaman dan tidak punya banyak jenis
hiburan, masyarakat kuno Arab terbiasa merasa damai, tenang, tenteram
dan bahkan juga perasaan dendam dan keinginan berperang melalui kata2
mempesona yang dirangkai oleh penyair2 mereka. Para penyair menyuplai
kebutuhan rohani masyarakat Arab. Ayat2 syair dari tujuh penyair
dicantumkan secara permanen di tembok2 Ka’bah. Ayat2 syair ini dikenal
sebagai Muallakat.
Dalam kamus Islam [7] tertulis bahwa ayat2 syair ini dikenal juga
sebagai Muzahhabat atau syair2 emas, karena huruf2nya ditulis dengan
tinta emas. Para penulis syair2 indah ini adalah: Zuhair, Trafah, Imrul
Qays, Amru ibn Kulsum, al-Haris, Antarah dan Labid.
Dari antara ketujuh penyair ternama ini, yang paling terkenal adalah
Imrul Qays, yang tidak disangkal lagi merupakan ‘raja’ atau ‘legenda’
syair Arab. Dia adalah seorang pangeran, karena ayahnya adalah Raja
sebuah suku Arab. Karena kecintaan dan baktinya terhadap syair, ayahnya
merasa jengkel dan membuangnya dari istana. Setelah itu, dia hidup
seorang diri dengan menggembalakan domba dan terus menulis syair.
Akhirnya dia menjadi pengembara dan hidupnya menjadi nelangsa setelah
sukunya nyaris punah dalam perang antar suku. Dia mengembara ke mana2
dan akhirnya tiba di Konstantinopel. Dikabarkan bahwa dia dihukum mati
oleh penguasa Romawi di Konstantinopel karena dia membuat seorang putri
kerajaan jatuh cinta melalui kasih dan puisinya. Dia wafat di sekitar
tahun 530-540 M, sebelum Muhammad lahir. Syair2nya yang tiada bandingnya
diucapkan oleh banyak orang2 Arab, dan sudah jelas Muhammad hafal
banyak syair2 Imrul Qays yang hebat. Dikatakan bahwa Muhammad sendiri
berkata bahwa Imrul Qays merupakan penyair terbesar Arabia. Tidak
diragukan bahwa Muhammad terpengaruh meniru syair2 Imrul Qays dalam
ayat2 awal Qur’an.
Catatan sejarah Qur’an biasanya menulis Sura al-Alaq (Sura 96)
sebagai wahyu pertama Allah pada Muhammad. Akan tetapi pengamatan
seksama terhadap Qur’an menunjukkan bahwa hal ini tidak benar. Malah
kamus Islam [8] dengan mengutip dari sumber2 Islam menyatakan bahwa
Sura2 pertama (sebelum Sura 96 diwahyukan) adalah:
99 - az-Zalzalah (Gempa) 103 - al-Asr (Masa) 100 - al-Adiyat (Berlari Kencang) 1 - al-Fatiha (Pembuka)
Sura2 ini pendek, punya nilai spiritual dalam, dan mempesona. Coba
lihat contoh dua Sura berikut:Sura 99 (Gempa) 099.001 Apabila bumi
digegarkan dengan gegaran yang sedahsyat-dahsyatnya,099.002 Serta bumi
itu mengeluarkan segala isinya,099.003 Dan berkatalah manusia (dengan
perasaan gerun): Apa yang sudah terjadi kepada bumi?099.004 Pada hari
itu bumi pun menceritakan khabar beritanya:099.005Bahwa Tuhanmu telah
memerintahnya (berlaku demikian).099.006 Pada hari itu manusia akan
keluar berselerak (dari kubur masing-masing) untuk diperlihatkan kepada
mereka (balasan) amal-amal mereka.099.007Maka sesiapa berbuat kebajikan
seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!099.008Dan
sesiapa berbuat kejahatan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam
surat amalnya)!
Sura 103 (Masa) 103.001 Demi Masa!103.002 Sesungguhnya manusia itu
dalam kerugian;103.003 Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal
soleh dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta
berpesan-pesan dengan sabar.
W. St. Calir-Tisdall, pengarang buku terkenal Asal Usul Islam (The
Origin of Islam) [9] membandingkan dua bagian dari Sabaa Mu'allaqat, dan
mendapatkan keserupaan dengan ayat2 Qur’an. Contohnya adalah ayat2
Qur’an berikut:
054.001Telah hampir saat (kedatangan hari kiamat) dan terbelahlah bulan.093.001 Demi waktu Duha.
Tentang Q 54.1 W. St. Clair-Tisdall menulis: [10] ‘Sudah merupakan
kebiasaan jaman itu bagi para pengkhotbah untuk menggantungkan tulisan
mereka di Ka’ba; dan sekarang kita tahu ada tujuh Mu'allaqat yang
ditempel di sana. Kita diberitahu bahwa Fatima, anak perempuan Muhammad,
pada suatu hari berjalan sambil melafalkan 54.1. Pada saat itu dia
berjumpa dengan anak perempuan Imrul Qays yang berkata padanya, “Oh,
ternyata itulah yang dicuri ayahmu dari salah satu syair2 ayahku, dan
menyebutnya sebagai wahyu yang turun padanya dari surga;” dan kisah ini
lalu tersebar diantara orang2 Arab sampai sekarang.’
Hubungan antara syair2 Imrul Qays dan beberapa ayat awal Qur’an
sangatlah jelas. Mengenai hal ini dijabarkan W. St. Clair-Tisdall
elaborates lebih lanjut: [11] “Hubungan antara syair Imra'ul Qays dan
Qur’an begitu jelas sehingga kaum Muslim dapat membayangkan melihat
syair yang sama tercantum dalam Qur’an di surga abadi. Bagaimana Muslim
bisa menjelaskan hal ini? Apakah mereka bisa menyatakan bahwa kata2 itu
diambil dari Qur’an dan masuk ke dalam syair Imrul? Ini tidak mungkin.
Atau bisakah mereka menjawab bahwa penulis syair bukan Imra'ul Qays,
tapi orang lain, yang setelah Qur’an diwahyukan, berani mencurinya dan
memasukkannya ke dalam syair Imra'ul Qays? Ini pun tidak mungkin
dibuktikan!”
Pada kenyataannya, firman Allah yang sama tercantum pula di Muallaqat
dan juga di Diwan dalam syair karangan Labid. Maka jika Muslim
mengatakan bahwa Qur’an adalah firman Allah, apakah ini berarti Allah
mencontek ayat2 Qur’an dari Imrul Qays?
Mari sekarang kita bahas sumbangan Zayd ibn Amr pada penulisan Qur’an.
Zayd bin Amr bin Naufal
Di masa Muhammad, terjadi gerakan agama menentang paganisme. Gerakan
agama ini dipimpin oleh sekelompok pemikir bebas (freethinkers), yang
menolak paganisme, dan memenuhi kebutuhan spiritual mereka dengan
mencari agama lain. Mereka dikenal sebagai kaum Hanifit atau Hanif.
Kamus Islam [12] menulis bahwa makna asli Hanif adalah orang yang
beralih kepercayaan atau orang yang berubah haluan (serupa artinya
dengan murtad). Makna lain dari Hanif adalah:1. Penganut Islam yang
takwa2. Penganut kepercayaan orthodox3. Penganut agama Abraham
W. St. Clair-Tisdall [13] menulis: ‘Kata Hanif, memang aslinya
berarti “kotor” atau “murtad,” dan kata ini digunakan oleh masyarakat
pagan Arab bagi Zaid, karena dia meninggalkan kepercayaan menyembah
dewa2.’
Muhammad kemudian menggunakan kata Hanif, pertama-tama bagi agama
Abraham, lalu bagi umat Islam yang takwa. Karena itu, para Muslim adalah
para Hanif – atau mereka adalah, kalau mau jujur nih, pengikut2 Zayd!
Di tulisan yang sama, W. St. Clair-Tisdal (ibid) menulis lebih
jauh, “Kata itu menyenangkan Muhammad dan digunakan olehnya sebagai kata
bermakna baik.” [14]
Menurut Ibn Ishaq [15] para murtadin (Hanifs) terkenal di Mekah pada
jaman Muhammad adalah: Waraqa b. Naufal: murtad dari Paganisme dan jadi
Kristen Ubaydullah b. Jahsh: murtad dari Paganisme dan jadi Kristen
setelah pergi ke Abyssinia. Istrinya adalah Umm Habiba d. Abu Sufyan
yang nantinya dikawini oleh Muhammad. Uthman b. al-Huwayrith. Dia
nantinya pergi menghadap kaisar Byzantium dan jadi Kristen. Zayd b. Amr
b. Naufal: murtad dari Paganisme dan lalu menyembah Tuhan-nya Abraham.
Waraqa adalah saudara sepupu Khadijah, yang adalah istri pertama
Muhammad. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa dia adalah penganut
Yudaisme sebelum jadi Kristen. Ubaydullah adalah cucu dari Abd
al-Muttalib dan Uthman b. al-Huwayrith ditawari kedudukan tinggi di
pengadilan Byzantium di Syria.
Hanya Zayd b. Amr yang tetap jadi penganut Hanif yang taat. Dia biasa
berkata, “Aku menyembah Tuhan-nya Abraham,”tapi dia menyalahkan
jemaatnya karena memilih jalan hidup yang jahat. [16]
Menurut W. St. Clair-Tisdal [17] Zayd setahun sekali berziarah di
sebuah gua dekat Mekah. Tidak dapat disangkal lagi pengaruhnya terhadap
Muhammad yang juga mengunjungi gua yang sama untuk merasakan ketenangan
dalam kesendirian.
Ibn Ishaq menulis [18] bahwa ketika Zayd b. Amr menghadap Ka’bah dia
biasa berkata ‘Labbaka dalam kebenaran, dalam ibadah, dan dalam
pelayanan.’
Ketika Zayd berdiri dan menghadap Qibla, dia akan berkata (ibid), "Aku berlindung pada tempat Abraham berlindung.”
Zayd juga mengecam persembahan binatang untuk dewa2 dan mengutuk kaum
pagan yang mengubur bayi2 perempuan (ini kukira adalah hal yang sangat
jarang terjadi – karena tidak satu pun penguburan bayi perempuan yang
dinyatakan dalam Qur’an atau dalam ahadis: buku2 ini secara samar
menerangkan tentang praktek ibadah paganisme tanpa menyebut satu pun
kasus penguburan hidup2).
Anak perempuan Abu Bakr yakni Amina suatu kali melihat Zayd bin ‘Amr
yang sangat tua di Ka’bah. Tentang hal ini, Ibn Ishaq menulis:
[19] 'Hisham b. Urwa dari ayahnya dan atas ijin ibunya, Asma d. Abu Bakr
berkata bahwa dia melihat Zayd sewaktu telah sangat tua menyenderkan
punggungnya di Ka’bah dan berkata, ‘O Quraish, demi Dia yang tangannya
memegang jiwa Zayd, tiada seorang pun dari kalian yang mengikuti agama
Abraham selain diriku.’ Lalu katanya: ‘O Tuhan, jika aku tahu bagaimana
kau ingin disembah, maka aku akan menyembahmu dengan cara itu; tapi aku
tidak tahu.’ Maka dia bersujud bertopang tapak tangannya.’
Catatan sejarah tidak menyatakan dengan jelas apa yang terjadi dengan
Zayd b. Amr. Akan tetapi, Ibn Ishaq menulis bahwa ayah Kalifah Umar
yakni al-Khattab (Umar b. al-Khattab adalah keponakan Zayd) dulu biasa
menyakiti Zayd b. Amr dengan hebat dan dia akhirnya dibunuh. Tidak jelas
siapa yang membunuh Zayd. Inilah yang ditulis Ibn Ishaq: [20]“Ketika
al-Khattab (ayah Umar) menyakiti Zayd bin ‘Amr sedemikian rupa sehingga
dia terpaksa melarikan diri ke daerah di atas Mekah dan dia berhenti di
gunung Hira yang menghadap kota. Zayd hanya bisa mengunjungi Mekah
diam2.
Lalu Zayd meninggalkan Mekah untuk mencari agama Abraham – dia pergi
sampai Syria. Lalu Zayd kembali mengunjungi Mekah dan dia dibunuh.”
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, karena Zayd b. Amr
bertekad memeluk kepercayaan Hanifite tanpa kompromi dan mengritik agama
paganisme yang dianut kaum Quraish, maka dia diusir dari Mekah dan
dilarang untuk hidup di sana. Dia diasingkan, diboikot dan ditolak oleh
sebagian besar masyarakat Quraish. Dia harus hidup di dalam gua di
Gunung Hira yang terletak di sebelah utara Mekah. Muhammad yang juga
ditolak masyarakatnya pada saat itu juga sering bertemu dengan Zayd di
gua Hira.
Ibn Ishaq juga menulis bahwa malaikat Jibril sering mengunjungi
Muhammad di gua Hira. Jika kita mengamati keterangan2 di mana Muhammad
mengaku bahwa Jibril seringkali menemuinya dalam bentuk manusia biasa,
dapat diduga bahwa ketika Muhammad sering bertemu Zayd b. Amr untuk
belajar agama Hanif, dia mungkin mengira Zaybe adalah malaikat Jibril.
Ada kemungkinan pula Zayd b. Amr mengajarkan Muhammad membaca (dan
menulis) syair atau ayat2 yang nantinya jadi ayat2 Qur’an!
Ibn Ishaq menulis [21] bahwa Muhammad biasa sembahyang seorang diri
di Hira setiap tahun selama sebulan untuk melakukan 'tahnanuth' yang
merupakan ibadah pagan (dan ini menegaskan sekali lagi akan latar
belakang agama pagan yang dianut Muhammad). Menurut masyarakat Quraish,
'tahnanuth' berarti pengabdian agamawi.
Sahih Bukhari membenarkan bahwa Muhammad bertemu dengan Zayd b. Amr di lembah Gunung Hira.
Muhammad bertemu Zayd b. ‘Amr dan menawarkannya daging yang dipotong bagi berhala2 (Sahih Bukhari, 7.67.407, 5.58.169)
Volume 7, Book 67, Number 407: Dikisahkan oleh 'Abdullah: Rasul Allah
berkata bahwa dia bertemu Zaid bin ‘Amr b. Nufail di tempat dekat
Baldah dan ini terjadi sebelum Rasul Allah menerima wahyu illahi. Rasul
Allah menawarkan masakan daging (yang telah ditawarkan padanya oleh
orang2 pagan) kepada Zaid bin ‘Amr, tapi Zaid menolak memakannya dan
lalu berkata (pada orang2 pagan), “Aku tidak makan apa yang kau sembelih
di atas mezbahmu (Ansabs) dan aku pun tidak makan kecuali bila nama
Allah disebut pada saat penyembelihan.”
Volume 5, Book 58, Number 169: Dikisahkan oleh 'Abdullah bin
'Umar: Sang Nabi bertemu Zaid bin ‘Amr bin Nufail di dasar (lembah)
Baldah sebelum wahyu illahi diterima sang Nabi. Makanan ditawarkan pada
sang Nabi tapi dia menolak memakannya. (Lalu makanan itu ditawarkan
kepada Zaid) yang berkata, “Aku tidak makan apapun yang kau sembelih
dalam nama dewa2 batumu. Aku tidak makan apapun kecuali bila nama Allah
disebut pada saat penyembelihan.” Zaid bin ‘Amr sering mengritik cara
kaum Quraish menyembelih binatang2 mereka, dan biasa berkata, “Allah
telah menciptakan domba dan Dia telah mengirim air baginya dari langit,
dan Dia telah menumbuhkan rumput baginya dari bumi; tapi kau
menyembelihnya dengan nama lain selain nama Allah. Dia biasa berkata
begitu, karena dia menolak cara itu dan menganggapnya sebagai
penghujatan.
Dikisahkan oleh Ibn ‘Umar: Zaid bin ‘Amr bin Nufail pergi ke Sham,
menyatakan agama yang benar untuk diikuti. Dia bertemu ahli agama Yahudi
dan bertanya tentang agamanya. Dia berkata, “Aku ingin memeluk agamamu,
jadi mohon terangkan tentang agamamu padaku.” Orang Yahudi itu berkata,
“Kau tidak akan memeluk agama kami kecuali kau ditimpa kemarahan
Allah.” Zaid berkata, “Aku tidak akan lari kecuali dari kemarahan Allah,
dan aku tidak akan mampu menanggungnya jika aku punya kemampuan untuk
menghindarinya. Dapatkah menjelaskan padaku agama yang lain?” Dia
berkata, “Aku tidak tahu agama lain kecuali agama Hanif.” Zaid bertanya,
“Apakah Hanif itu?” Dia berkata, “Hanif adalah agama (nabi) Abraham
yang bukan Yahudi ataupun Kristen, dan dia dulu menyembah tak lain
selain Allah (saja).” Lalu Zaid pergi dan bertemu dengan ahli agama
Kristen dan menanyakan hal yang sama. Orang Kristen itu berkata, “Kau
tidak akan memeluk agamaku kecuali jika kau dapat kutukan Allah.” Zaid
menjawab, “Aku tidak lari kecuali dari kutukan Allah, dan aku tidak akan
dapat menanggung kutukan Allah dan kemarahannya jika aku mampu
menghindarinya. Sudikah kau mengatakan padaku tentang agama lain?” Dia
menjawab, “Aku tidak tahu agama lain kecuali agama Hanif.” Zaid
bertanya, “Apakah Hanif itu?” Dia menjawab, “Hanif adalah agama (nabi)
Abraham yang bukan Yahudi ataupun Kristen dan dia menyembah tak lain
selain Allah (saja).” Ketika Zaid mendengar penjelasan mereka tentang
(agama) Abraham, dia meninggalkan tempat itu, dan ketika dia ke luar,
dia menaikkan kedua tangannya ke atas dan berkata, “O Allah! Aku
menjadikanMu saksiku bahwa aku mengikuti agama Abraham.”
Dikisahkan oleh Asma bint Abi Bakr: Aku melihat Zaid bin Amr bin
Nufail berdiri dengan punggung bersandar pada Ka’ba dan berkata, “Wahai
masyarakat Quraish! Demi Allah, tidak seorang pun dari kalian yang
mengikuti agama Abraham kecuali diriku.” Dia sering menyelamatkan nyawa
anak2 perempuan kecil: Jika seseorang ingin membunuh anak perempuannya,
dia akan berkata padanya, “Jangan bunuh dia karena aku akan memberinya
makan mewakili dirimu.” Maka dia lalu mengambil anak perempuan itu, dan
anak itu tumbuh sehat, dan dia lalu akan berkata pada ayah anak itu,
“Sekarang jika kau menginginkan anakmu, aku akan memberikannya padamu,
dan jika kau mau, aku akan memberinya makan mewakili dirimu.”
Hadis pertama memberi keterangan tentang agama pagan Muhammad – bahwa
awalnya, dia mungkin memakan daging binatang persembahan bagi berhala2
yang disembah kaum pagan (dan ini membenarkan yang ditulis Hisham ibn
al-Kalbi), tapi Zayd b. Amr dengan tegas menolak makan daging
persembahan bagi para berhala. Muhammad belajar dari Zayd untuk tidak
makan daging persembahan bagi berhala (daging haram). Hadis ke dua
bertentangan dengan hadis pertama (7.67.407) tentang Muhammad memakan
daging haram. Akan tetapi, sedikit pengamatan akan hadis ini menunjukkan
bahwa Muhammad mengikuti pandangan Zayd mengenai daging yang halal, dan
dari Zayd dia mendapatkan gagasan tentang Allah untuk menjadi Tuhan
yang disembahnya. Dengan begitu, tidakkah kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa ide Islam sebenarnya berasal dari Zayd? Dalam biografi
Muhammad yang ditulis oleh Ibn Ishaq [22] kita temukan ayat2 syair yang
ditulis oleh Zayd yang serupa dengan ayat2 Qur’an. Karena itu pula,
dapat dikatakan bahwa setelah kematian Zayd yang tiba2 dan misterius,
Muhammad mengambil mantelnya, filosofinya, syairnya, dan tugas untuk
promosi agama ‘Hanif’. [Untuk melihat contoh ayat2 yang ditulis dalam
puisi Zayd dan perbandingannya dengan ayat2 Qur’an, silakan baca
appendix.]
Ibn Sa’d menulis [23] bahwa ketika Muhammad memulai agama Islamnya,
seorang mualaf berkata pada Muhammad tentang kata2 Zayd ibn Amr dan
Muhammad menjawab, “Aku telah melihat dia di surga menggambar baju2nya.”
Ini membuktikan pengakuan Muhammad akan sumbangan Zayd terhadap konsep
Islam atau Hanifisme.
Tulisan berikut [24] dari ahli sejarah Islam Ibn Sa’d menunjukkan
lebih jauh bahwa Muhammad mendapatkan ide tentang Islam dari Zayb b.
Amr:“Zayb Ibn ‘Amr Ibn Nufayl berkata: aku memeriksa agama Kristen dan
Yudaisme tapi aku tidak suka. Aku pergi ke Syria dan daerah sekitarnya
sampai aku merasa asing terhadap masyarakatku dan aku membenci
penyembahan berhala, Yudaisme, dan Kristen. Dia berkata padaku: Aku
melihat kau mencari agama Ibrahim. Wahai saudaraku orang Mekah! Kau
mencari keyakinan yang tidak lagi dipraktekkan saat ini. Itu adalah
keyakinan moyangmu, Ibrahim, dan itulah iman yang sejati. Dia (Ibrahim)
bukanlah orang Yahudi maupun orang Kristen. Dia biasa melalukan sholat
dan bersujud menghadap rumah ini (Ka’bah) yang terletak di kotamu. Jadi
kembalilah ke kotamu. Dia akan mendirikan kembali keyakinan asli Ibrahim
dan dia adalah orang yang paling dihormati diantara2 makhluk2 ciptaan
Allah.”
Tampak jelas bahwa Zayd sendiri menulis beberapa Sura (mungkin sampai
30 Sura, tapi tidak dalam kronologi yang teratur), termasuk Sura2 yang
mengandung penjelasan tentang agama Hanif Abraham. Beberapa ayatnya
sebagai berikut:
002.135 Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama
Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah:
"Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah
dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik". [Qur'an Arab mengatakan
Haneefan – catatanku sendiri]
003.067 Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang
Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri
(kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan
orang-orang musyrik. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku
sendiri]
003.095Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka
ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang
yang musyrik. Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]
004.125 Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan
kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan –
catatanku sendiri]
006.161 Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku
kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang
lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang
musyrik". [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]
006.079Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar,
dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]
016.120 Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan
teladan lagi patuh kepada Allah dan h anif. Dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), [Qur'an Arab
mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]
010.105 dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama
dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
musyrik. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]
022.031 dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu
dengan Dia. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka
adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan
– catatanku sendiri]
098.005Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan
lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus. [Qur'an Arab mengatakan Haneefan –
catatanku sendiri]
030.030Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, [Qur'an Arab
mengatakan Haneefan – catatanku sendiri]
Seperti yang telah disebut sebelumnya, Zayd ibn Amr sangat menentang
praktek agama pagan yang mengubur hidup2 bayi2 perempuan. Qur’an
menyebut praktek langka yang dilakukan masyarakat Quraish hanya dalam
tiga ayat saja. Inilah ayatnya:
016.058Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan
(kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia
sangat marah.
017.031 Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut
kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga
kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
081.008apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,081.009 karena dosa apakah dia dibunuh,
Sudah jelas bahwa ayat2 di atas berasal dari Zayd b. Amr dan
tampaknya ditulisnya sendiri pula. Setelah Zayd mati, Muhammad
mengakuinya sebagai wahyu Allah padanya.
Contoh2 di atas menunjukkan bahwa Muhammad punya jiplakan kisah2, konsep2 dan gaya Zayd ibn Amr dalam komposisi Qur’an.
===========================================Abul Kasem writes from Sydney. His e-mail address is abul88@hotmail.com
Footnotes for Part 1 [1] Quoted from Milestones of Science by Curt
Suplee, p.70, published by the National Geographic Society, 2000 [2]
Hisham al-Kalbi, Kitab al-Asnam, p.17 [3] Ibid [4] Ibid [5] Noldeke: The
Koran, The Origins of the Koran, p.53 [6] Ibn Sa'd, vol.i,
pp.189-190 [7] Hughe's Dictionary of Islam, p.460 [8] Ibid, p.485 [9]
The Origins of the Koran, pp.235-236 [10] Ibid [11] The Origins of the
Koran, p.236 [12] Hughes Dictionary of Islam, pp.161-162 [13] The
Sources of Islam, The Origins of the Koran, p.289 [14] Ibid [15] Ibn
Ishaq, p.99 [16] ibid, p.287 [17] The Sources of Islam, The Origins of
the Koran, pp.229-230 [18] Ibn Ishaq, pp.99-100 [19] Ibid [20] Ibn
Ishaq, p.102 [21] Ibn Ishaq, p.105 [22] Ibn Ishaq, pp.100-102 [23] Ibn
Sa'd, vol.i, p.185 [24] Ibn Sa'd, vol.i, p.185
Labid
Labid adalah penyair lain yang sangat dikagumi Muhammad. Sekarang
kita lihat secara singkat sumbangan penyair ini dalam penulisan
Qur’an.Labid adalah Anak dari Rabiah ibn Jafar al-Amiri. Kamus Islam
[25] melaporkan bahwa Labid wafat di Kufah di Iraq pada usia 157 tahun.
Seperti telah disebut, Labid adalah satu dari tujuh penyair ulung
Muallaqat. Sejarawan Islam menyatakan Labid memeluk Islam ketika dia
membawa ayat pertama Sura al-Bakara (Sura 2) dicantumkan di dinding
Ka’ba; dan dia lalu tidak jadi mencantumkan puisinya dan lalu memeluk
Islam. Pernyataan ini tentu saja tidak betul karena ayat pertama Sura
al-Bakara hanyalah berbunyi: Alif. Lam. Mim – ini adalah kode pesan yang
Muhammad sendiri tidak tahu artinya dan dia berkata hanya Allah saja
yang mengetahui artinya. Sedangkan ayat yang ditulis Labid berbunyi:
“Ketahuilah bahwa segalanya hanya mementingkan diri sendiri kecuali
Tuhan.” Muhammad menjuluki Labid sebagai penyair sejati. Bahkan jikalau
seandainya orang menganggap Labid jadi Muslim setelah membaca ayat2
Muhammad, maka sungguh lebih jelas lagi bahwa Labid membantu Muhammad
menyusun puisi yang nantinya, disampaikan pada Allah melalui malaikat
Jibril. Ayat2 yang ditulis Labid bagi Muhammad kebanyakan berhubungan
dengan kebaikan, pentingnya perbuatan2 baik, narasi2 tata cara hidup
orang Arab, dll.
Di ahadis (kumpulan hadis2) kita temukan keterangan yang bersangkutan dengan Labid. Ini beberapa contohnya:
Sahih Bukhari, Volume 5, Buku 58, Nomer 181: Dikisahkan oleh Abu
Huraira: Sang Nabi berkata, "Kata2 yang paling benar yang dikatakan
seorang penyair adalah kata2 dari Labid.” Katanya, Memang benar,
semuanga kecuali Allah akan binasa dan Umaiya bin As-Salt hampir jadi
Muslim (tapi dia tidak memeluk Islam).
Sahih Bukhari, Volume 8, Book 76, Number 496: Dikisahkan oleh Abu
Huraira: Sang Nabi berkata, “Ayat puisi paling benar yang diucapkan oleh
seorang penyair adalah: Memang benar! Semuanya, kecuali Allah, akan
binasa.”Hadis ini tentunya mengatakan tentang puisi Labid.
Sahih Muslim, Buku 028, Nomer 5604: Abu Huraira melaporkan bahwa
Rasul Allah berkata: Kata2 yang paling benar yang diucapkan oleh seorang
Arab (di jaman sebelum Islam) dalam puisi adalah ayat dari Labid:
Waspadalah! Di luar Allah semuanya adalah sia2.”
Tampaknya pada awalnya Muhammad ingin jadi penyair terkenal dengan
cara meniru gaya, tata bahasa, susunan syair dari penyair2 di jamannya.
Akan tetapi karena dia buta huruf, maka hal itu susah dilaksanakan
sampai dia bertemu dengan Zayd ibn Amr dan Labid – keduanya adalah
pembimbingnya yang banyak membantunya.
Sebelum perkawinannya dengan Khadijah, tampaknya Muhammad ingin
menjadi penyair. Dia sangat mengagumi penyair2 Imrul Qays dan Labid dan
humanis Zayd b. Amr. Meskipun begitu, setelah menikah dengan Khadijah
dan bertemu dengan orang2 yang dekat dengan Khadijah dan paham akan
agama2 lain di luar paganisme, Muhammad lalu berubah pikiran. Sekarang
dia ingin membuat sistem kepercayaan baru. Sebenarnya dalam Qur’an
tercantum bahwa masyarakat Quraish mengira Muhammad mencoba menjadi
penyair, tapi Allah menegur masyarakat Quraish karena telah salah
menduga.
Ini beberapa contoh ayat tersebut:Q 52:30Bahkan mereka mengatakan:
"Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan
menimpanya".
Masyarakat pagan mengira Muhammad adalah penyair yang suka mimpi yang
bukan2, dan mereka memintanya menunjukkan muzizat sebagai bukti dia
adalah Rasul Tuhan. Q 21:5Bahkan mereka berkata (pula): "(Al Qur'an itu
adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia
sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita
suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus".
Q 36:39 menyatakan bahwa Muhammad tidak bersyair dan Qur’an adalah
kitab yang jelas maknanya:Q 36:39Dan Kami tidak mengajarkan syair
kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an
itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,
Q 37:36, 37[36] dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus
meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" [37]
Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan
rasul-rasul (sebelumnya).
Q 69:41, 42 menyatakan bahwa Qur’an bukanlah kata2 penyair atau
tukang tenungQ 69:41,42[41] dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan seorang
penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. [42] Dan bukan pula
perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran
daripadanya.
Hasan b. Thabit
Hasan b. Thabit penyair yang bekerja resmi bagi Muhammad sendiri.
Hasan b. Thabit menulis Diwan yang adalah kumpulan sajak Arab kuno.
Ketika Muhammad hijrah ke Medina, dia mengangkat Hasan b. Thabit sebagai
penyair pribadinya. Meskipun begitu, Hasan b. Thabit memendam kebencian
dalam terhadap kaum Muslim. Di halaman xxviii dari buku Sirat Rasul
Allah, sang penerjemah yakni Professor Alfred Guillaume menulis, “Hasan
b. Thabit tidak suka dengan bertambahnya jumlah kaum Muslim. Dia
menganggap semua Muslim2 miskin tak punya rumah itu menjengkelkan. Dia
tidak menyediakan rumahnya sebagai tempat tinggal bagi Mujahirin
manapun, dan dia pun tidak bersikap bagai saudara pada mereka semua.
Tampaknya, Hasan b. Thabit adalah penyair bayaran (mirip dengan
wartawan bayaran) yang dibayar Muhammad untuk menyusun puisi yang
diinginkan Muhammad. Hal ini pun dibenarkan dalam Ahadis. Ini
contoh2nya:
Muhammad mengijinkan Hassan b. Thabit membacakan puisi dalam
mesjid:Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 54, Nomer 434: Dikisahkan oleh
Sa'id bin Al-Musaiyab: 'Umar datang ke Mesjid saat Hassan sedang
membacakan sebuah puisi. (‘Umar tidak suka akan hal itu.) Karena itu
Hassan berkata, “Aku biasa membacakan puisi di Mesjid ini juga pada saat
dia (Sang Nabi) berada dan dia lebih baik daripada kamu.” Lalu dia
berpaling pada Abu Huraira dan berkata (padanya), “Aku bertanya padamu
demi Allah, tidakkah kau mendengar Rasul Allah berkata (padaku),
“Jawablah untuk mewakiliku. Wahai Allah! Dukung dia (Hassan) dengan
Rohul Kudus?” Abu Huraira berkata, “Ya.” Hadis ini sudah jelas
menunjukkan Hasan memang biasa menyusun puisi2 bagi Muhammad untuk
dibacakan dalam mesjid. Apakah puisi2 tulisannya sama dengan yang
terdapat dalam Sura2 Qur’an?
Muhammad memerintahkan Hassan sang penyair untuk mengejek kaum
pagan:Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 54, Nomer 435: Dikisahkan oleh
Al Bara:Sang Nabi berkata pada Hassan, “Ejek mereka (kaum pagan) dan
Jibril bersertamu.”Hadis ini jelas menunjukkan bahwa Hasan b. Thabit
memang biasa menyusun puisi sesuai dengan apa yang disukai atau tidak
disukai Muhammad. Hal ini serupa dengan Qur’an yang disusun berdasarkan
wahyu Allah melalui Jibril.
Hassan b. Thabit mengejek masyarakat pagan Quraish, sambil tidak lupa
menyisihkan Muhammad yang berasal masyarakat Quraish:Hadis Sahih
Bukhari, Volume 4, Buku 56, Nomer 731: Dikisahkan oleh 'Aisha: Suatu
saat Hassan bin Thabit meminta izin dari sang Nabi untuk mengejek
(menulis puisi satir untuk menyindir) kaum kafir. Sang Nabi berkata,
“Bagaimana dengan kenyataan bahwa aku pun satu keturunan dengan mereka?”
Hassan menjawab, “Aku akan memisahkanmu dari mereka bagaikan memisahkan
sehelai rambut dari adonan kue.”Dikisahkan oleh ‘Urwa: Aku mulai
menyakiti Hassan di hadapan ‘Aisha, dan ‘Aisha berkata, “Jangan sakiti
dia, karena dia sering membela sang Nabi (dengan puisinya).”
Berikut adalah bukti2 lain bahwa Hasan b. Thabit memang penulis syair
pesanan Muhammad. Muhammad meminta penyairnya untuk mengejek kaum
Yahudi Bani Qurayzah lewat puisinya:Sahih Bukhari, Volume 5, Buku 59,
Nomer 449: Dikisahkan oleh Al-Bara:Sang Nabi berkata pada Hassan,
“Sakiti mereka (dengan puisimu), dan Jibril ada bersertamu
(mendukungmu).” (Dari kelompok penyampai kisah lainnya) Al-Bara bin Azib
berkata, “Di hari (pengepungan) Quraiza, Rasul Allah berkata pada
Hassan bin Thabit, ‘Sakiti mereka (dengan puisimu), dan Jibril ada
bersertamu (mendukungmu).’”Hadis ini jelas menunjukkan bahwa Muhammad
menyuruh Hassan b. Thabit untuk menyusun puisi2 yang sesuai dengan
permintaannya.
Hadis Sahih Muslim, Buku 5, Nomer 2186:Anas melaporkan bahwa ketika
ayat ini diwahyukan: “Kau tidak akan meraih kebenaran sampai kau
memberikan dengan rela apa yang kau cintai,” Abu Talha berkata: Aku
melihat Yang Mulia meminta kami menyerahkan harta milik kami; jadi aku
memintamu jadi saksiku, Rasul Allah, bahwa aku memberikan tanahku yang
dikenal sebagai Bairaha’ demi keperluan Allah. Mendengar itu Rasul Allah
(semoga damai menyertainya) berkata: Berikan itu kepada sanak
keluargamu. Maka dia memberikannya kepada Hassan b. Thabit dan Ubayy b.
Ka’b. Hadis di atas menunjukkan bagaimana Muhammad membayar Hassan b.
Thabit dalam menyusun ayat2 Qur’an (melalui puisinya dan dibantu Jibril)
bagi Muhammad.
Setelah Hassan b. Thabit buta, dia banyak menghabiskan waktu di rumah
Aisha. Aisha mengaguminya karena Hassan sering menulis syair
penyangkalan atas nama Muhammad.
Hadis Sahih Muslim, Buku 031, Nomer 6077:Masruq melaporkan: Aku
mengunjungi ‘A’isha ketika Hassan sedang duduk di sana dan melafalkan
ayat2 dari kumpulan tulisan: Dia (A’isha) suci dan bijaksana. Tidak ada
yang salah pada dirinya dan dia bangun pagi tanpa makan daging yang
tidak bersih. 'A'isha berkata: Tapi tidak demikian denganmu. Masruq
berkata: kukatakan padanya: Mengapa kau mengizinkannya mengunjungimu,
padahal Allah telah berkata: “Dan siapa di antara mereka yang mengambil
bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab
yang besar.” (Q 24:11)? Mendengar itu dia (A’isha) berkata: Azab apa
lagi yang lebih besar dibandingkan keadaannya sekarang yang buta? Dia
dulu sering menulis satir sebagai bantahan yang mewakili Rasul
Allah. Hadis di atas menjelaskan bagaimana dulu Hassan b. Thabit
menyelamatkan muka Muhammad dan Qur’an-nya!
Berikut adalah Hadis lain dari kumpulan Hadis Sahih Muslim yang
menyatakan bahwa puisi2 Hassan b. Thabit ditulis dengan bantuan kekuatan
illahi (Ruh-ul-Quddus) dan serupa dengan beberapa ayat2 Qur’an!
Hadis Sahih Muslim, Buku 031, Nomer 6081:'A'isha melaporkan bahwa
Rasul Allah berkata: Buatlah satir (puisi yang mengejek) para (kafirun
diantara masyarakat) Quraish, karena satir lebih menyakitkan mereka
daripada sakit tertusuk anak panah. Karena itu dia (Sang Nabi Suci)
mengirim (seseorang) kepada Ibn Rawiha dan memintanya untuk menulis
satir melawan mereka, dan dia pun menyusun satir, tapi dia (Sang Nabi
Suci) tidak suka syairnya. Dia lalu mengirim (seseorang) kepada Ka’b b.
Malik (untuk melakukan hal yang sama, tapi Sang Nabi Suci juga tidak
suka syairnya). Dia lalu mengirim seseorang kepada Hassan b. Thabit.
Sewaktu utusan itu datang, Hassan berkata: Sekarang kau telah meminta
singa ini yang menghajar (musuh2nya) dengan ekornya. Dia lalu
menjulurkan lidahnya dan menggerakannya dan berkata: Demi Dia yang telah
mengutusmu dengan Kebenaran, aku akan mencabik-cabik mereka dengan
lidahku bagaikan kulit yang sobek. Mendengar itu Rasul Allah berkata:
Jangan terburu-buru; (biarkan) Abu Bakr yang tahu betul akan masyarakat
Quraish menjelaskan padamu kekhususan garis keturunanku, karena aku
berasal dari keturunan yang sama dengan mereka. Hassan lalu datang
padanya (Abu Bakr) dan setelah melakukan penelaahan (tentang garis
keturunan Sang Nabi Suci) dia kembali menghadap padanya (Sang Nabi Suci)
dan berkata: Rasul Allah, dia (Abu Bakr) telah menjelaskan kekhususan
garis keturunanmu (dan masyarakat Quraish) demi Dia yang telah mengirimu
dengan Kebenaran, aku akan memisahkan namamu dari mereka bagaikan
rambut dipisahkan ke luar dari tepung. 'A'isha berkata: Aku mendengar
Rasul Allah berkata pada Hassan: Memang benar Ruh-ul- Qudus akan terus
menolongmu selama kau membela demi Allah dan RasulNya. Dan ‘A’isha
berkata: Aku mendengar Rasul Allah berkata:Hassan menulis satir
menentang mereka dan satir tersebut memuaskan kaum Muslim dan membuat
gundah kaum non-Muslim.
Inilah syairnya:Kalian menulis satir mengejek Muhammad, tapi aku
membalas atas namanya,Dan ada hadiah dari Allah untuk itu.Kalian menulis
satir mengejek Muhammad yang suci, yang benar,Sang Rasul Allah, yang
sifatnya penuh kebenaran.Maka ayahku dan ayahnya dan
kehormatankuSemuanya membela kehormatan Muhammad;Biarlah aku kehilangan
putriku tercinta, jika aku tidak melihatnya lagi,Menyingkirkan debu dari
dua dinding Kada’,Mereka menarik tali kekang, maju ke depan;Di bahu
mereka tampak tombak2 haus (darah musuh);Kuda2 kami berkeringat – para
wanita kami menyekanya dengan mantel2 mereka.Jika kau tidak mencegah
kami, kami tentu telah melakukan ‘Umroh,Dan setelah itu terjadi
Kemenangan, dan kegelapan tersingkir.Tapi tunggulah pertempuran di hari
Allah meninggikan mereka yang dikasihiNya. Dan Allah berkata: Aku telah
mengirim seorang utusan yang menyampaikan Kebenaran yang jelas;Dan Allah
berkata: Aku telah mempersiapkan sepasukan tentara – mereka adalah kaum
Ansar yang tugasnya adalah berperang (melawan musuh), Di sana setiap
hari datang dari Ma’add penindasan, atau perkelahian atau
ejekan;Siapapun dari antara kalian yang menulis satir mengejek Sang
Rasul, atau yang memujinya dan menolongnya, semuanya sama saja,Dan
Jibril, Sang Rasul Allah ada diantara kami, dan Rohul Kudus yang tiada
tandingannya.
Muhammad menghadiahi Hassan sang penulis upahan dengan seorang gadis
muda yang cantik bernama Sirin. Sirin dan Marriyah Kibtia adalah hadiah2
dari Gubernur Alexandria bernama Muyaqis bagi Muhammad. Muhammad
mengambil Marriyah, yang tercantik dari antara kedua gadis tersebut,
sebagai gundiknya dan menyerahkan Sirin kepada Hassan b. Thabit yang
menggunakannya sebagai budak seksnya. Ibn Ishaq menulis bahwa Sirin dan
Marriyah adalah kakak adik.[26]
Salman, sang orang Persia
Salman adalah orang yang berasal dari daerah Isfahan, Persia, yang
awalnya taat mengikuti agama Zoroastria. Dia kemudian meninggalkan agama
asalnya dan memeluk Kristen. Setelah itu dia dijual sebagai budak
kepada seorang Yahudi dari suku Bani Qurazya di Medinah. Ketika Muhammad
tiba di Medinah, Salman bertemu dengannya. Kurang lebih tiga tahun
kemudian, dengan bantuan orang2 Muslim, dia berhasil membeli
kemerdekaannya dari majikannya dan lalu memeluk Islam dan jadi pengikut
setia Muhammad. Sewaktu perang Ahzab (Perang Parit), dialah yang
pertama-tama mengajukan usul untuk menggali parit. Dia sangat
berpengetahuan dengan buku2 agama Zoroastria dari Persia, dan juga buku2
Yunani dan Yahudi. Ali berkata tentang dirinya (dalam buku The Reliance
of the Traveller, hal.1093):“Dia adalah orang dari kami dan bagi kami,
gudang pengetahuan illahi, dan hubungannya denganmu bagaikan Luqman yang
bijaksana, yang telah mempelajari pengetahuan awal dan akhir, membaca
kitab suci pertama dan terakhir: lautan yang sangat luas.” [27]
Sudah jelas bahwa Muhammad dengan cerdik menggunakan bakat Salman
yang luar biasa untuk menyusun banyak ayat2 Qur’an yang berhubungan
dengan kisah2 sejarah kuno Mesir, Yunani, Romawi, dan Persia. Dari
Salman yang dulunya beragama Zoroastria inilah Muhammad jadi tahu banyak
detail ajaran dan ibadah agama Zoroastria dan memasukkannya ke dalam
Qur’annya. Penjabaran Surga dan Neraka milik Muhammad sangatlah mirip
dengan Surga dan Neraka Zoroastria. Karena itulah, ayat2 Qur’an yang
berhubungan dengan hukuman Neraka dan hadiah Surga sudah jelas hasil
sumbangan Salman si orang Persia. Hal menarik lain yang patut
diperhatikan adalah Salman punya hubungan erat dengan keluarga Muhammad.
Aisha melaporkan bahwa Muhammad sering menghabiskan waktu berjam-jam
bersama Salman – diskusi tentang berbagai masalah agama, sedemikian
lamanya, sehingga Aisha mengira Salman akan menghabiskan malam hari
bersama Muhammad.
Mereka yang membaca Qur’an secara seksama, akan banyak kali kaget
mengetahui penjabaran detail Muhammad tentang Surga dan Neraka. Begitu
banyak ayat2 Qur’an yang terus-menerus membahas masalah ini, misalnya
hadiah sensual Surga bagi para Muslim; hukuman sadis, keji bagi para
kafirun. Kebanyakan dari ayat2 ini sudah jelas diilhami Salman dan
kemudian ditulis ulang dalam Qur’an atas perintah Muhammad sebagai
firman Allah. Di bawah ini adalah contoh ayat2 tersebut. Untuk menghemat
tempat, kutipan hanya menunjukkan pesan utama ayat. Silakan periksa
Qur’an sendiri untuk membaca ayat2 selengkapnya.
Surga menurut Qur’an
Jika Muslim menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang
dilarang Allah, maka Allah akan hapus dosa2 Muslim dan memasukkan Muslim
ke surga....4:31Muslim akan hidup enak dan tinggal selamanya di Surga
... 7:42Di Surga tidak ada dendam, semua akan memuja Allah karena
memberi petunjuk pada mereka... 7:43Penghuni Surga akan bertanya tentang
kesengsaraan yang dialami penghuni Neraka... 7:44Allah menjanjikan
Surga (dengan tempat2 yang bagus di taman Adn) kepada Muslim dan
Muslimah mukmin…. 9:72Taman2 abadi And, dengan sungai mengalir di
bawahnya, dihiasi gelang emas, pakaian hijau, sutera halus; dipan2
indah...18:31Di Surga terdapat dua kebun anggur yang dikelilingi pohon2
kurma dan terdapat sebuah ladang2 jagung di antaranya...18:32Di Surga
tiada kata2 yang sia2 melainkan ucapan salam, rezeki di pagi dan petang
hari…. 19:62-63Siapapun tidak akan mengetahui kenikmatan dan kebahagiaan
yang Allah sediakan di Surga bagi para Muslim... 32:17Muslim akan
berada di taman And abadi; mereka akan dihiasi dengan gelang2 emas,
mutiara, dan baju sutera... 35:33Bagi budak2 Allah yang takwa, Allah
akan menyediakan (di Surga) buah2an, kemuliaan, takhta kebesaran, duduk2
berhadapan, mengedarkan gelas berisi khamar dari sungai yang mengalir,
minuman khamar yang putih bersih dan sedap, tidak mabuk, bidadari
jelita... 37:41-50Di Surga terdapat segala macam buas dan
keamanan...44:55Tiada kematian di Surga bagi Muslim mukmin kecuali
kematian di dunia...44:56Jihadis yang mati syahid akan berda di Surga...
47:6Allah menawarkan Surga bagi Muslim takwa... 50:31Di dekat pohon
Lote terdapat Surga... 53:15Mereka yang berada di dekat Allah berada di
Surga kenikmatan…. 56:11-12Luas kebun di Surga sama dengan luas langit
dan bumi …. 57:21 Jika Muslim bertobat maka Allah akan menghapus
kesalahan dan mengirim mereka ke Surga di mana terdapat sungai mengalir;
para Muslim akan bercahaya di hadapan dan sebelah kanan
mereka...66:8Allah akan menghadiahi Muslim mukmin Surga dan pakaian
sutra...76:12Muslim mukmin akan duduk bertelekan di atas dipan, tiada
sengatan panas matahari dan dingin bulan...76:13Penghuni Surga akan
menikmati minuman anggur bercampur Zaanzabil (jahe?)… 76:17Air mancur di
Surga disebut Salsabil...76:18Penghuni Surga dikelilingi pelayan anak2
laki muda yang tak pernah tua yang tampak bagaikan mutiara yang
bertaburan...76:19Di Surga terdapat berbagai kenikmatan ... 76:20Sutra
hijau halus dengan gelang perak dan minuman anggur yang bersih ...76:21
Neraka Menurut Qur’an
Penyembah saingan Allah akan dipisahkan dari pengikut2nya dan akan
dimasukkan ke Neraka...2:166Allah memasukkan rasa takut di hati kafir;
mereka akan jadi penghuni Neraka...3:151Neraka Jahanam adalah tempat
yang paling buruk ...3:162Penghuni Neraka akan dihina; tiada penolong
bagi mereka...3:192Neraka Jahanam penuh api yang menyala-nyala…4:55Kafir
akan dibakar di Neraka, kulit mereka akan hangus, tapi diganti dengan
kulit baru yang kemudian dibakar hangus lagi...4:56Kafir akan minum air
mendidih di Neraka...6:70Setiap penghuni Neraka baru akan menyalahkan
kakek moyang mereka yang mengakibatkan mereka masuk Neraka; siksaan
Neraka berlipat ganda bagi mereka yang menyesatkan orang
lain...7:38Allah telah membuat banyak jin dan manusia sebagai penghuni
Neraka; mereka lebih buruk daripada binatang ternak...7:179 Kafir akan
dibakar di Neraka...14:29Ada tujuh pintu gerbang Neraka, dan tiap2 pintu
ditetapkan untuk golongan tertentu... 15:44Neraka adalah penjara bagi
kafir...17:8Barang siapa menghendaki kemewahan duniawi, maka Allah
berikan padanya; tapi lalu Allah akan memasukkan mereka ke
Neraka...17:18Kafir akan diseret mukanya ke dalam Neraka dalam keadaan
buta, bisu, dan pekak di Hari Kiamat; Allah akan menambah lagi nyala api
Neraka Jahanam...17:97Neraka Jahanam adalah tempat tinggal orang2
kafir...18:102Kafir akan diseret mukanya ke dalam Neraka...25:34Zaqqum
adalah pohon berbuah pahit bagi kafir di Neraka... 37:62Zaqqum tumbuh
dari dasar Neraka... 37:64Para kafir akan dikumpulkan untuk dimasukkan
ke Neraka; pintu2 akan dibuka, penjaga2 akan ditanyai tentang rasul2
yang telah dikirim... 39:71Firaun dan pengikutnya akan dimasukkan ke
dalam api Neraka di pagi dan petang hari...40:46Penghuni Neraka memohon
pada penjaga Neraka agar hukuman mereka diperingan sedikitnya sehari
saja...40:49Penjaga Neraka menegur penghuni Neraka karena tidak taat
pada Rasul2 yang dikirim bagi mereka di dunia... 40:50Allah akan menegur
orang2 Kristen di Neraka: Manakah berhala2 yang kau imani dulu itu?...
40:73Para kafir akan bertanya pada Malik, sang penjaga Neraka, untuk
membunuh mereka dengan ijin Allah; tapi Malik menjawab bahwa mereka akan
tetap diam di Neraka selamanya... 43:77Allah bertanya apakah Neraka
sudah penuh atau belum; Neraka minta tambahan penghuni
Neraka...50:30Kafir akan diberi hidangan air mendidih dan dibakar dalam
Neraka...56:93, 94Satu2nya makanan Neraka adalah darah dan nanah...
69:36Untuk dapat ke luar dari Neraka, para pendosa menawarkan anak2,
istri, saudara2 mereka… semuanya yang ada di bumi; tapi tawaran ini
tidak diterima Allah, dan gejolak api Neraka akan mengelupas kulit
kepala mereka...70:11-16Jin2 kafir dan penyembah berhala adalah bahan
bakar Neraka...72:15Api Neraka mengubah warna kulit...74:27-29Bagi para
kafir, Allah telah menyediakan rantai, belenggu, dan Neraka yang
menyala-nyala…76:4Tiada kesejukan dan minuman di Neraka…. 78:24
Untuk mempersingkat, aku tidak menyertakan kisah2 sejarah dalam
Qur’an yang tidak diragukan lagi memang didengar Muhammad dari Salman.
Mohon luangkan waktu untuk membaca hal ini dalam Qur’an dan kau tentunya
akan menemukan bahwa kisah2 itu jelas dikarang manusia belaka dan bukan
ditulis Allah.
Bahira
Bahira adalah pendeta Kristen Nestoria yang hidup di Sham (Syria).
Nama Kristennya adalah Sergius atau Georgius. Kabarnya dia diusir dari
biara Syrian karena melakukan sesuatu pelanggaran. Untuk menebus
kesalahannya, dia melakukan missi agama ke Arabia. Di Mekah dia bertemu
Muhammad dan menjadi akrab dengannya dan tinggal bersamanya. Dia sering
berbicara dengan Muhammad dan tentunya juga menyampaikan berbagai
keterangan tentang agama Kristen. Banyak ayat2 Qur’an yang berkaitan
dengan agama Kristen dan ini tentunya berasal dari Bahira sang pendeta.
Muhammad hanya menulis ulang keterangan itu dengan bantuan para juru
tulis dan pengumpul ayat Qur’an-nya.
Tampaknya ayat2 Qur’an dari Mazmur yang ditulis Daud sebenarnya
merupakan sumbangan dari Bahira. Inilah ayat2 tersebut:Q
4:163Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami
telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan
Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub
dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan
Zabur kepada Daud.
Q 17:55Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di
bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas
sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud.
Q 21:105Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami
tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku
yang saleh.
Bahkan Kamus Islam (hal. 698) menyatakan bahwa Q 21:105 merupakan kutipan langsung dari Mazmur 37:29
Ini beberapa contoh lain ayat2 yang disumbang oleh Bahira:Bahkan
ketika Muhammad membenarkan kitab2 mereka, para Yahudi dan Kristen tetap
saja menolak Muhammad… Q 2:101Kaum Yahudi dan Kristen bertengkar satu
sama lain meskipun mereka mempelajari buku yang sama; Allah akan
mengadili mereka...2:113Tuhan Islam, Yahudi dan Kristen adalah Tuhan
yang sama, jadi jangan berdebat tentang hal ini…. 2:139Kaum Yahudi dan
Kristen diajak untuk percaya pada Kitab Allah untuk menetapkan hukum
diantara mereka...3:23Beberapa Yahudi dan Kristen mengubah kitab suci
mereka dan mengatakanya sebagai firman Allah... 3:78Beberapa Yahudi dan
Kristen percaya pada jibt dan thagut yang merupakan kekuatan
jahat...4:51Orang2 Kristen lupa akan peringatan Allah sehingga Allah
mengutuk mereka dengan kebencian dan permusuhan diantara
mereka...5:14Sebagian orang Kristen menjalankan Taurta, Injil, dan Al
Qur’an secara benar, tapi kebanyakan tidak...5:66Pengikut Isa adalah
Muslim dan agama mereka adalah Islam…. 5:111Muhammad belajar dari orang2
Yahudi dan Kristen; Qur’an berisi pesan2 dari buku2 Yahudi dan
Kristen...10:94-95Beberapa orang2 Yahudi dan Kristen sebenarnya adalah
Muslim dan mereka percaya pada Qur’an... 28:53Berdebatlah dengan cara
yang baik dengan Ahli Kitab; para Muslim percaya bahwa Qur’an adalah
seperti buku suci lainnya yang dikirim Allah; Tuhan orang2 Muslim,
Yahudi, dan Kristen adalah Tuhan yang sama... 29:46Allah memberikan
Injil pada Isa dan menganugerahkan santun dan kasih sayang pada para
pengikutnya; Allah tidak mewajibkan mereka melakukan rahbaniyyah...57:27
Tidak ada keterangan jelas mengapa Bahira dikeluarkan dari gereja
Syria. Apakah itu mungkin karena pandangan Kristennya dianggap sebagai
hujatan di gereja Nestoria? Apakah karena dia melakukan tindakan
kriminal? Tiada yang tahu pasti. Yang jelas, Muhammad dapat segudang
ilmu tentang agama Kristen (yang bid’ah atau yang diakui) dari pendeta
Kristen ini yang kemudian memberi masukan ke dalam Qur’an.
Adalah menarik untuk diperhatikan bahwa Qur’an menjelaskan bahwa
Muhammad sendiri sebenarnya diajar oleh seorang asing tapi Allah mencoba
menyangkal hal ini dengan menyatakan bahwa bahasa Muhammad dan bahasa
orang asing itu berbeda! Hal ini jelas salah karena pada kenyataannya
Muhammad sendiri pergi ke Sham (Syria), lalu bertemu Bahira dan Muhammad
tidak menemui kesukaran bercakap-cakap dengannya. Inilah ayat yang
menunjukkan Muhammad diajar oleh seorang asing:Q 16:103Dan sesungguhnya
Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur'an itu
diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa
orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa
Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang.
Jabr
Kamus Islam [28] menyatakan bahwa Jabr adalah seorang dari
Ahlu-l-Kitab (Ahli Kitab) dan sangat berpengetahuan tentang Taurat dan
Injil. Muhammad dulu sering mendengarkan dia membaca Taurat dan Injil
sewaktu melalui rumahnya. Muhammad tentunya telah belajar dari Jabr
tentang tradisi Kristen dan Yahudi sehingga hal itu tercantum pula dalam
Qur’an-nya. Besar kemungkinan bahwa ayat2 tentang Daud dan Salomo
disusun oleh Jabr. Beberapa ayat tersebut adalah sebagai berikut (hanya
pesan utama yang ditulis di sini; silakan periksa Qur’an untuk membaca
ayat lengkapnya):Daud membunuh Jalut...2:251Allah memberi Daud kitab
Zabur...4:163Allah itu membeda-bedakan; dia melebihkan sebagian nabi
dari yang lain; dia memberi Zabur pada Daud... 17:55Allah menyaksikan
keputusan Daud dan Sulaiman... 21:78Allah memberi Sulaiman pengetahuan;
Allah membuat gunung2 dan burung untuk bertasbih bersama Daud...
21:79Allah mengajar Daud membuat baju besi... 21:80Sebelum Qur'an, Allah
memberi Zabur pada Daud...21:105Allah memberi ilmu pada Daud dan
Sulaiman... 27:15Ayah Sulaiman adalah Daud. Sulaiman adalah pewaris
takhta Daud; Sulaiman mengerti bahasa burung, binatang2 dan tanaman2...
27:16Sulaiman berkuasa atas jin2, para jin dan burung2 ikut berperang
dalam tentara Sulaiman... 27:17Allah membuat gunung2 tunduk di bawah
perintah Daud; mengajarkan Daud untuk membuat senjata dari besi...
34:10-11Allah membuat gunung2 tunduk di bawah perintah Daud, burung2
melayani Daud, dan Allah memberinya hikmah dan kebijaksanaan...
38:18-20Allah mengampuni dosa2 Daud...38:25Allah membuat Daud jadi
khalifah (penguasa) bumi dan memberinya kekuasaan menerapkan keputusan
adil berdasarkan hukum Allah ... 38:26
Ibn Qumta
Ibn Qumta adalah budak Kristen yang hidup di Mekah. Muhammad belajar
tentang Injil Kristen yang menyimpang (seperti Injil tentang Masa Kanak2
Yesus dan Injil Barnabas) dari dia. Seluruh Sura Maryam dan kelahiran
Yesus Kristus (atau Isa) di Sura 19 kemungkinan besar ditulis oleh budak
Kristen ini. Dengan mengutip Wakidi, Alphonso Mingana, dalam tulisannya
yang berjudul The Transmission of the Koran menulis: [29]Sejarawan yang
lebih kuno yakni Wakidi menyatakan bahwa 'Abdallah b. Sa'd b. Abi Sarh
dan budak Kristen bernama ibn Qumta berperan dalam penulisan Qur’an. Dan
ibn Abi Sarh kembali dan berkata pada masyarakat Quraish: “Ternyata
hanya budak Kristen saja yang mengajar dia (Muhammad); aku dulu biasa
menulis baginya dan mengubah tulisan sebagaimana kehendakku.”
Perlu diketahui bahwa Abdallah b. Sa'd b Abi Sarh adalah juru tulis
kepercayaan Muhammad. Ketika Muhammad hijrah ke Medina, Abdallah
mengikutinya. Pada saat Muhammad kesurupan, dia akan mengimlakan pada
Abdallah kalimat2 yang harus ditulis. Ketika Abdallah memberi saran
untuk mengubah kalimat2 tersebut, Muhammad dengan cepat setuju.
Contohnya bisa dilihat di Q 23:12-14.[12] Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. [13]
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). [14] Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Ketika Abdallah memberi saran untuk mengubah ayat terakhir, Muhammad
dengan cepat setuju dengannya. Ini mengakibatkan Abdallah curiga pada
pengakuan Muhammad menerima wahyu dari Allah. Abdallah lalu murtad dan
meninggalkan Medina untuk kembali ke Mekah. Di Mekah dia mengumumkan
bahwa dia sendiri juga bisa dengan mudah menulis ayat2 Qur’an dengan
inspirasi dari Allah.
Mendengar hal itu, Muhammad sangat murka dan minta pertolongan Allah.
Dengan sigapnya Allah menurunkan Q 6:93 yang mengutuk siapapun yang
berani mengaku dapat inspirasi dari Allah. Ini ayatnya:Q 6:93Dan
siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap
Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak
ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan
menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya
sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang lalim (berada) dalam
tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu
dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu
selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
Ketika akhirnya Muhammad berhasil menaklukkan Mekah, dia mengincar 8
orang Mekah (atau 10 orang, yakni 6 pria dan 4 wanita menurut Ibn Sa’d
[30]) untuk dibunuh meskipun mereka mencoba berlindung di Ka’bah.
Abdallah adalah satu dari orang2 yang diincar Muhammad.
Bahkan Sahih Bukhari juga mengakui bahwa orang Kristen menulis
sebagian dari Qur’an. Penulis Kristen ini sudah jelas adalah ibn Qumta.
Ini hadisnya tentang orang Kristen yang lalu memluk Islam dan menulis
wahyu Muhammad; lalu balik lagi memeluk Kristen dan menuduh Muhammad
tidak tahu apa2 dan dialah sebenarnya yang menulis Qur’an bagi Muhammad;
ketika orang ini mati tubuhnya berulang kali ditolak kubur…Hadis Sahih
Bukhari, Volume 4, Buku 56, Nomer 814: Dikisahkan oleh Anas:Ada seorang
Kristen yang memeluk Islam dan membaca Sura Al-Baqara dan Al-Imran, dan
dia dulu biasa menulis wahyu bagi Muhammad. Setelah itu dia kembali ke
agama Kristen dan dia sering berkata: “Muhammad tidak tahu apa2, tapi
akulah yang menuliskan wahyu baginya.” Lalu Allah menyebabkannya mati,
dan orang2 lalu menguburnya, tapi di pagi hari mereka melihat bahwa bumi
telah melempar tubuhnya ke luar liang kubur. Mereka berkata, “Ini jelas
perbuatan Muhammad dan pengikutnya. Mereka menggali kubur orang ini dan
mengambil jenazahnya ke luar karena orang ini telah melarikan diri dari
mereka.” Lalu mereka menggali kubur yang dalam baginya, tapi di pagi
hari mereka lagi2 melihat bumi telah melemparkan jenazah itu ke luar
liang kubur. Mereka berkata, “Ini adalah perbuatan Muhammad dan
pengikutnya. Mereka menggali kubur orang ini dan melempar jenazahnya ke
luar karena orang ini telah melarikan diri dari mereka.” Mereka lalu
menggali kubur sedalam yang mereka bisa lakukan, tapi di pagi hari
mereka lagi2 melihat bumi telah melemparkan jenazah ke luar liang kubur.
Karenanya mereka percaya apa yang terjadi pada orang itu tidak mungkin
dilakukan manusia biasa dan mereka harus membiarkan jenazahnya di atas
tanah.
Abul Kasem writes from Sydney. His e-mail address
is abul88@hotmail.comFootnotes for Part 2[25] Hughes Dictionary of
Islam, p.282 [26] Ibn Ishaq, p.652 [27] The Reliance of the Traveller,
p.1093 [28] Hughes Dictionary of Islam, p.223 [29] Alphonso Mingana, The
Transmission of the Koran, The Origins of The Koran, p.103 [30] Ibn
Sa'd vol. ii, p.165
Kaum Shabiin (The Sabeans)
W. St. Clair-Tisdall [31] menulis bahwa kaum Shabiin tinggal di
Syria. Mereka adalah pengikut Seth dan Idris. Kaum Shabiin puasa 30 hari
dari malam hari sampai matahari terbit, merayakan Ied dan sembahyang
bagi yang meninggal tanpa melakukan posisi menyembah. Muhammad menjiplak
aturan puasa mereka dan hanya mengubah waktu puasa menjadi dari
matahari terbit sampai matahari terbenam. Muhammad juga menjiplak
perayaan Ied dan sembahyang bagi yang meninggal, sama persis seperti
yang dilakukan kaum Shabiin. Jadi aturan puasa yang dinyatakan dalam Q
2:183-187 dicontek dari kitab suci umat Shabiin. Malah sebenarnya Qur’an
sendiri mengakui bahwa aturan puasa Islam dicontek dari aturan
kepercayaan lain, tapi malu menyebut kitab aslinya. Inilah isi Q 2:183
yang menyatakan bahwa aturan puasa Islam sama dengan aturan kepercayaan
lain (yang tentu saja adalah kepercayaan umat Shabiin):Q 2:183Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Kaum Shabiin memiliki buku yang berjudul ‘Halaman2 Seth’ (‘Pages of
Seth’). Mereka melakukan sholat tujuh kali sehari, dan saat melakukan
lima sholat persis sama dengan jam2 lima sholat Islam yang dipilih
Muhammad. Kaum Shabiin juga berkiblat ke Ka’bah. Sudah jelas pula bahwa
Muhammad belajar tentang kitab suci Shabiin dari Bahira sang pendeta dan
juga Salman sang orang Persia; karena baik Bahira maupun Salman telah
tinggal lama di Syria dan tahu betul akan sumber2, tatacara ibadah dan
doktrin agama umat Shabiin. Muhammad dengan mudahnya menjiplak semua ini
ke dalam Qur’an sembari mengakuinya sebagai firman Allah.
Tentang umat Shabiin, Kamus Islam [32] menyatakan bahwa mereka
menyembah bintang2 secara sembunyi2 tapi di depan umum mereka mengaku
sebagai umat Kristen. Sumber lain menyatakan bahwa Shabiin adalah agama
dari Shabiin, putra Seth yang merupakan anak Adam. Sumber yang lain
menyatakan bahwa Shabiin adalah agama nabi Nuh. Arah qiblat sembahyang
mereka adalah ke Selatan yang merupakan arah angin bertiup.
Tampak jelas bahwa setelah mempelajari agama kaum Shabiin, Muhammad
kagum berat dengan aturan agama tersebut sehingga menerapkannya dalam
aturan agama Islam. Dia menganggap kaum Shabiin sebagai umat sejati
Allah. Malah Kamus Islam [33] menyatakan bahwa kaum Arab dulu menyebut
Muhammad dengan panggilan Shabiin – karena dia murtad dari agama kaum
pagan Quraish. Hal ini disebut Qur’an tiga kali dalam ayat2 berikut:Q
2:62Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh,
mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Q 5:69Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin
dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Q 22:17Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi,
orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan
orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada
hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.
Perhatikan bahwa ayat2 di atas menyebut pula tentang umat Yahudi, Nasrani (Kristen) dan Majusi (kaum Zoroastria).
Khadijah, Waraqa dan Ubaydallah
Dalam Sirah (biografi) Muhammad tidak ditulis apakah agama asli
Khadijah, istri pertama Muhammad. Akan tetapi, tidak sulit menduga bahwa
awalnya Khadijah adalah 100% pagan. Ada kemungkinan bahwa dia sangat
dipengaruhi oleh saudara sepupunya yang bernama Waraqa yang adalah
seorang Yahudi, yang lalu memeluk agama Kristen. Waraqa menjadi Kristen
taat dan dinyatakan bahwa dia menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Arab.
Pengetahuannya yang sangat luas tentang agama Kristen dan Yudaisme
mengakibatkan pengaruh besar pada Khadijah dan Muhammad. Bisa dimengerti
bahwa Khadijah pun adalah pengikut ajaran Kristen, meskipun tidak
dinyatakan secara luas. Tidak ada satu pun keterangan dari literatur
mana pun bahwa Khadijah pernah sembahyang bagi dewa2 atau ikut upacara
agama pagan. Sebaliknya, tertulis bahwa Muhammad memang beragama pagan
saat dia menikah dengan Khadijah. Selama 25 tahun, Khadijah adalah
sumber uang dan penasehat Muhammad. Tampaknya pengaruh Khadijah membuat
Muhammad pindah agama dari agama pagan ke Kristen. Waraqa dan Khadijah
seringkali berdiskusi tentang perihal agama Kristen dan Yudaisme dengan
Muhammad dan ini membuat Muhammad meninjau ulang secara dalam agama
pagan yang dianutnya sejak lahir.
Dari Sahih Bukhari juga dinyatakan bahwa Waraqa dulu sering
membacakan Injil dalam bahasa Arab. Ini menguatkan keterangan bahwa
terjemahan Injil dalam bahasa Arab memang tersedia di jaman
Muhammad. Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 55, Number 605:Dikisahkan
oleh Aisha:Sang Nabi kembali menemui Khadija ketika jantungnya
berdebar-debar. Dia (Khadija) membawanya menemui Waraqa bin Naufal yang
adalah penganut Kristen dan sering membacakan Injil dalam bahasa Arab.
Waraqa bertanya (pada sang Nabi), “Apakah yang kau lihat?” Ketika dia
memberitahunya, Waraqa berkata, “Ini tentunya malaikat yang sama yang
dikirim Allah menemui nabi Musa. Jika aku masih hidup saat kau menerima
firman Illahi, maka aku akan sangat mendukungmu.”
Waraqa tidak hanya membacakan Injil bahasa Arab, tapi dia juga
menerjemahkan Injil dalam bahasa Arab. Sahih Bukhari menegaskan akan hal
itu:Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 478:Dikisahkan oleh
Aisha:... ... .." Khadija lalu membawanya menemui Waraqa bin Naufil,
yang adalah putra paman Khadija. Waraqa telah beralih agama memeluk
Kristen di jaman sebelum Islam dan biasa menulis bahasa Arab dan menulis
Injil dalam bahasa Arab sebanyak yang Allah inginkan dia menulis….
Waraqa juga mahir membaca dan menulis dalam bahasa Ibrani! Sahih
Bukhari menegaskan hal ini: (hanya bagian yang relevan saja yang dikutip
di sini)Hadis Sahih Bukhari, Volume 1, Book 1, Number 3:Dikisahkan oleh
Aisha:….. Khadija lalu membawanya menemui saudara sepupunya Waraqa bin
Naufal bin Asad bin 'Abdul 'Uzza, yang di jaman sebelum Islam telah
memeluk agama Kristen dan biasa menulis dengan bahasa Ibrani. Dia juga
menulis Injil dalam bahasa Ibrani sebanyak yang Allah inginkan dia
menulis…
Keterangan2 di atas, terutama Hadis Bukhari, menjelaskan tanpa ragu
lagi bahwa memang Waraqa, dan juga Khadijah merupakan penyumbang utama
penyusunan ayat2 Qur’an – terutama ayat2 yang berhubungan dengan agama
Kristen dan Yudaisme.
Setelah itu muncul pula Ubaydallah, yang adalah cucu dari Abd
al-Muttalib dan saudara sepupu Muhammad. Setelah Ubaydallah menjadi
seorang Hanif, tentu saja Muhammad belajar banyak materi2 agama
Hanifisme darinya. Ahli sejarah Muslim menyatakan bahwa Ubaydallah
nantinya memeluk agama Islam ciptaan Muhammad dan lalu pergi ke
Ethiopia, tapi di sana dia meninggalkan Islam dan memeluk agama Kristen
dan mati sebagai orang Kristen. Jadi penyumbang lain tentang agama2
Kristen dan Hanif dalam Qur’an tentu saja tidak lain adalah Ubaydallah.
Setelah Waraqa, Khadijah dan Ubaydallah mati, Muhammad dengan mudah
menyadur semua yang dipelajarinya dari ketiga orang tersebut dan
memasukkannya ke dalam Qur’an.
Juga perlu disebut dua orang lain yang juga penyumbang utama
penulisan Qur’an. Kedua orang itu adalah Abdullah b. Salam dan
Mukhayariq. Menurut Ibn Ishaq [34], Abdullah b. Salam adalah orang
Yahudi dari suku Bani Quaynuqa yang lalu memeluk Islam ketika Muhammad
tiba di Medina. Mukhayariq adalah Rabbi Yahudi dari suku Bani Thalaba
dan dia pun lalu memeluk Islam. Abdulllah b. Salam sangat menguasai
Taurat dan tidak disangkal lagi memang penyumbang utama ayat2 Qur’an
tentang kaum Yahudi, terutama hukum agama Yudaisme.
Yang berikut adalah daftar singkat materi2 Qur’an yang dicontek
Muhammad dari agama2 Kristen, Yahudi, Armenia, Hindu, dan Majusi
(Zoroastria):Tayammum (4:43): dicontek dari kitab Yahudi
TalmudMenghembuskan nyawa pada burung (2:260, 3:49, 5:110): dicontek
dari buku2 Kristen Koptik. Houris, Azazil (44:54): dicontek dari orang2
asing yang berkunjung ke Mekah. Harut dan Marut (2:102): dari buku2
Armenia – Harut dan Marut adalah dewa2 angin dan hujan.Singgasana Allah
di atas air (11:7): dari budaya kaum YahudiMalik, sang penguasa
Neraka (43:77): dari budaya kaum Yahudi7 Surga (2:29, 41:12): dicontek
dari kitab suci Sanskrit milik umat HinduMaryam melahirkan di bawah
pohon (19:23): dicontek dari Injil Kanak2, yang merupakan Injil apokripa
(tidak diakui) KristenBayi Isa bicara (3:46, 19:30-31, 19:33): dicontek
dari Injil Kanak2. Penjelasan tentang Surga dan Neraka (banyak ayatnya –
lihat bagian Salman, orang Persia): dicontek dari Majusi (Zoroastria)
dan HinduIsa tidak dibunuh, Allah mengangkat Isa (3:55, 4:157-158):
dicontek dari Injil BarnabasKisah Yusuf (Sura 12): dicontek dari
Midrash, kitab orang YahudiKisah Solomon dan Sheba (21:78-82, 27:17-19,
27:22-23): dicontek dari Haggada, kitab orang YahudiQur’an yang asli
disimpan di Surga (43:4, 85:21-22): Kitab Talmud menyatakan terdapat loh
batu tulis di SurgaMalaikat maut – Azrail atau Azasil, sang Malaku'l
Maut (6:61, 7:37, 32:11): dicontek dari kitab2 suci agama Yudaisme dan
Majusi (Zoroastria)
Qur’an sendiri menyatakan terang2an bahwa orang2 pagan Mekah telah
mengetahui bahwa Muhammad mencontek berbagai sumber untuk menulis
Qur’an, terutama dari kitab2 suci agama Yudaisme. Inilah sebabnya Allah
lalu menegur kaum pagan yang menyebut Muhamamd sebagai tukang contek.
Hal ini dijelaskan di ayat berikut:Q 28:48Maka tatkala datang kepada
mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata: "Mengapakah tidak
diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa
dahulu?". Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang
diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata: "Musa dan
Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu". Dan mereka (juga)
berkata: "Sesungguhnya Kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu'.
Contoh2 lain plagiarisme dalam Qur’an yang dilakukan Muhammad dapat dilihat dalam buku2 yang tercantum dalam daftar pustaka.
Tetangga Muhammad adalah An-Nadr b. al-Harith. Orang ini sering
menulis ayat2 yang serupa seperti yang terdapat dalam Qur’an. Dia adalah
sumber cerita yang hebat, terutama dongeng2 kuno. Jika Muhammad
mengumpulkan orang2 untuk mendengar ceritanya, an-Nadr lalu akan
membujuk penonton Muhammad untuk mendengarkan cerita2nya yang lebih baik
daripada milik Muhammad. Karena hebatnya kepandaian an-Nadr dalam
menyampaikan cerita, maka penonton Muhammad bepergian. Hal ini membuat
Muhammad sangat benci pada an-Nadr. Dia nantinya membalas dendam pada
an-Nadr di Badr dengan memancung kepalanya.
Berikut adalah ayat2 Qur’an yang mengisahkan bahwa masyarakat pagan
Mekah sangat tahu bahwa Muhammad menyampaikan cerita2 yang sudah mereka
dengar sebelumnya. Muhammad tidak menyampaikan cerita2 baru sama sekali –
dia hanya mengulangnya saja apa yang didengarnya dari berbagai sumber
dan menyampaikannya sebagai firman Allah padanya. Kaum pagan menganggap
Qur’an penuh dongeng2 kuno… 8:31Kaum pagan mengatakan bahwa wahyu2 pada
Muhammad tidak lebih adalah dongeng2 kuno… 16:24Banyak orang pagan yang
telah mendengar kisah kebangkitan dari dongeng2 kuno… 23:83Kaum pagan
mengatakan bahwa Qur’an adalah kumpulan dongeng2 kuno yang telah mereka
dengar sebelumnya… 25:5Kaum pagan berkata bahwa Qur’an adalah dongeng2
kuno... 27:68Kaum pagan mengatakan bahwa Qur’an ternyata tidak lebih
daripada dongeng2 kuno belaka... 46:17Kaum pagan menyebut wahyu2
Muhammad sebagai dongeng2 kuno... 68:15
Ubayy b. Ka'b
Ubay b. Ka'b adalah sekretaris pribadi Muhammad dan dia merupakan
seorang dari enam kolektor (pengumpul) Qur’an. Lima kolektor Qur’an
lainnya, menurut ibn Sa’d [35] adalah:Muadh ibn JabalAbu al-DardaZayd
ibn ThabitSa'd ibn UbaydAbu Zayd
Ubayy b. Ka'b juga dikenal dengan nama Abu Mundhir. Dia menyatakan
sumpah Aqba kedua bersama kaum Ansar dari Medina dan merupakan salah
satu orang2 Arab Medina yang memeluk Islam. Dia adalah pembantu dan
penyelamat Muhammad utama di saat2 sukar. Tatkala Muhammad lupa ayat2
Qur’an atau butuh keterangan tentang ayat2 tertentu, maka dia akan minta
tolong Ubayy. Ketergantungan Muhammad pada Ubayy jelas menunjukkan
bahwa Ubayy adalah penulis hal yang diimlakan Muhammad, dan Ubayy
menulis hal apapun yang diinginkannya dengan persetujuan Muhammad.
Karena Ubayy tinggal di Medina yang dihuni banyak suku Yahudi, maka dia
punya banyak pengetahuan tentang buku2 dan hukum Yahudi. Tampaknya dia
menulis banyak Sura2 Medina yang berhubungan dengan sistem hukum Islam.
Sura2 Medina ini tidak puitis seperti Sura2 Mekah. Hal ini karena Ubayy
b. Ka'b bukanlah penyair, tapi lebih merupakan ahli politik dan juru
tulis. Malah dia pun menulis versi Qur’annya sendiri yang disimpannya
baik2. Di jaman Kalifah Usman, Usman memerintahkan agar semua versi2
Qur’an yang berbeda dengan versi Qur’an milik Hafsa dibakar. Ubayy b.
Ka'b dan ibn Masud menolak menyerahkan Mushaf (Qur’an yang ditulis di
atas daun) mereka dan memilih menyembunyikannya diam2.
Kita bisa menyimpulkan bahwa banyak Sura2 Medina sebenarnya ditulis sendiri oleh Ubayy b. Ka'b dengan persetujuan Muhammad.
Meskipun Muhammad menyatakan bahwa malaikat Jibrillah yang membawa
semua ayat2 Qur’an kepadanya, tapi Muhammad hanya melihat Jibril dua
kali saja. Hal ini dinyatakan dalam Hadis Bukhari. Hadis Bukhari, Volume
6, Buku 60, Nomer 378:Dikisahkan oleh Masruq:Aku berkata pada Aisha,
“Wahai Ibu! Apakah Nabi Muhammad pernah melihat Allah?” Aisha berkata,
“Perkataanmu membuat rambutku berdiri merinding! Ketahuilah jika ada
orang yang mengatakan ketiga hal ini padamu, maka orang itu pembohong:
Siapapun yang mengatakan padamu bahwa Muhammad pernah melihat Allah, dia
adalah pembohong.” Lalu Aisha mengutip ayat ini:‘Dia tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala
penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.’
(6.103) ‘Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir’
(42.51)Aisha melanjutkan sambil berkata, “Dan siapapun yang mengatakan
padamu bahwa Nabi tahu apa yang akan terjadi besok hari, maka orang itu
adalah pembohong.” Dia lalu melafalkan:‘Dan tiada seorang pun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.’
(31.34)Dia menambahkan: “Dan siapapun yang mengatakan dia menyembunyikan
(beberapa perintah Allah), maka orang itu adalah pembohong.”Lalu dia
melafalkan: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari
Tuhanmu. (5.67) 'Aisha menambahkan, “Tapi sang Nabi melihat Jibril dalam
bentuk aslinya dua kali.”
Tentu saja hadis di atas membingungkan dan berlawanan dengan apa yang
tertulis dalam ahadis (kumpulan hadis2) bahwa Muhammad mengatakan
Jibril mengunjunginya berkali-kali dalam bentuk manusia biasa (yang
paling terkenal adalah keterangan Jibril menyaru sebagai Dhiya al-Kalbi,
Muslim ganteng di Medina). Karena itu pula, dengan sendirinya tidak ada
pula yang mencegah Muhammad mengatakan bahwa semua penulis Qur’an
termasuk Ubayy b. Ka’ba sebenarnya adalah Jibril yang sedang menyaru
dalam bentuk manusia.
Aisha
Bibi Aisha adalah istri kesayangan Muhammad. Muhammad mengawini Aisha
ketika Aisha masih anak2 berusia enam tahun dan berhubungan seks
dengannya ketika Aisha berusia sembilan tahun. Usia muda, keceriaan,
kelembutan, kelakuan, dan semangat kanak2 Aisha merupakan bahan2 yang
mempengaruhi otak Muhammad ketika dia terpesona akan diri Aisha yang
begitu polos dan mudah dibohongi. Sebagai pengantin kanak2, Aisha
tergantung total pada kedewasaan Muhammad. Sama seperti anak2 di
usianya, Aisha percaya saja apapun yang dikatakan Muhammad padanya
tentang wahyu2 illahi. Muhammad mengatakan bahwa dia sering dapat wahyu
dari Allah hanya ketika dia tidur bersama Aisha. Mengapa Jibril enggan
mengunjungi Muhammad ketika dia bermalam bersama istri2nya yang lain di
haremnya? Ini adalah pertanyaan yang hanya dijawab segelintir sejarawan
Islam. Jawaban yang benar adalah: Kecuali Aisha, istri2 Muhammad yang
lain sudah tumbuh dewasa dan telah mengalami berbagai kejadian berat,
pahit dan tipu daya kehidupan secara umum. Bahkan beberapa dari istri2
tersebut sudah punya anak2 yang telah tumbuh dewasa. Tidak mudah bagi
Muhammad untuk meyakinkan para wanita dewasa ini tentang komunikasinya
dengan Allah melalui Jibril. Para wanita dewasa ini tidak gampang
percaya dengan cerita2 karangan Muhammad. Meskipun mereka dipaksa hidup
dalam haremnya, tetapi mereka dalam hati tidak bisa memaksakan diri
percaya segala pengakuan2 sinting Muhammad. Karena itulah maka Aisha
yang masih polos dan gampang dikibuli jadi sumber wahyu Illahi
Muhammad! Muhammad hanyalah bermain-main dengan angan2 anak kecil belaka
yang cenderung percaya segala cerita konyol tentang hantu dan jin,
sinterklas, kuda2 bersayap, setan2, monster, dan segala tokoh dongeng
lainnya. Hadis2 Bukhari berikut jelas menunjukkan bahwa Allah
berkomunikasi dengan Muhammad hanya ketika dia tidur bersama Aisha.
Muhammad sering dapat wahyu illahi hanya jikalau dia berada di
ranjang Aisha... 3.47.755Hadis Sahih Bukhari Volume 3, Book 47, Number
755:Dikisahkan oleh 'Urwa dari 'Aisha: Istri2 Rasul Allah terbagi dalam
dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari of 'Aisha, Hafsa, Safiyya dan
Sauda; sedangkan kelompok lainnya terdiri dari Um Salam dan istri2 lain
Rasul Allah. Para Muslim mengetahui bahwa Rasul Allah mencintai ‘Aisha,
jadi jika salah seorang dari para Muslim punya hadiah dan ingin
memberikannya kepada Rasul Allah, dia akan menunggunya sampai Rasul
Allah mengunjungi rumah ‘Aisha dan dia lalu akan memberi hadiah pada
Rasul Allah di rumah ‘Aisha. Kelompok Um Salama membicarakan hal ini
bersama dan mengambil keputusan bahwa Um Salama harus meminta Rasul
Allah mengatakan pada orang2 untuk mengirim hadiah2 mereka padanya di
rumah istri2 yang mana saja. Um Salama menyampaikan pada Allah apa yang
telah mereka katakan, tapi dia Rasul Allah diam saja. Maka mereka (para
istri) bertanya pada Um Salama tentang hal itu. Dia berkata, “Dia (Rasul
Allah) tidak berkata apapun padaku.” Mereka meminta dia untuk bicara
padanya sekali lagi. Dia pun bicara sekali lagi padanya ketika bertemu
Rasul Allah di hari gilirannya, tapi Rasul Allah tidak menjawab. Maka
mereka pun bertanya padanya, dan dijawabnya bahwa Rasul Allah tidak
mengatakan apapun. Mereka berkata padanya, “Bicara padanya sampai dia
memberimu jawaban.” Ketika tiba giliran dikunjungi, dia pun bicara lagi
padanya. Rasul Allah lalu berkata padanya, “Jangan menyakiti diriku
mengenai ‘Aisha, karena wahyu illahi tidak turun padaku di ranjang
manapun kecuali di ranjang ‘Aisha.” Mendengar hal itu Um Salama berkata,
“Aku memohon ampun pada Allah karena menyakitimu.” Setelah itu kelompok
Um Salama memanggil Fatima, anak perempuan Rasul Allah dan mengirim dia
kepada Rasul Allah untuk berkata padanya, “Istri2mu meminta diri mereka
dan anak perempuan Abu Bakr diperlakukan secara sama.” Lalu Fatima
menyampaikan pesan ini padanya. Sang Nabi berkata, “Wahai anak
perempuanku! Tidakkah kau mencintai orang yang kucintai?” Dia mengiyakan
dan kembali pada mereka dan menyampaikan apa yang terjadi. Mereka
meminta dia pergi lagi menghadapnya tapi dia tidak mau. Maka mereka
mengirim Zainab bint Jahsh yang pergi menghadapnya dan menggunakan kata2
kasar berkata, “Istri2mu meminta kau memperlakukan mereka dan anak
perempuan Ibn Abu Quhafa sama rata.” Setelah itu dia berkata keras dan
mencaci maki ‘Aisha di hadapan mukanya, dan Rasul Allah melihat pada
‘Aisha apakah dia akan membalas. ‘Aisha mulai menjawab Zainab sampai dia
diam. Sang Nabi kemudian melihat pada ‘Aisha dan berkata, “Dia memang
benar2 anak perempuan Abu Bakr.”
Wahyu illahi datang pada Muhammad hanya jika dia tidur bersama
Aisha...5.57.119Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 57, Number
119: Dikisahkan oleh ayah Hisham: Orang2 seringkali mengirim hadiah2
kepada sang Nabi di hari giliran ‘Aisha. ‘Aisha berkata, “Rekan2ku
(yakni istri2 lain sang Nabi) berkumpul di rumah Um Salama dan berkata,
“Wahai Um Salama! Demi Allah, orang2 memilih memberikan hadiah2 di hari
giliran ‘Aisha dan kamipun juga senang dengan barang2 hadiah itu seperti
juga ‘Aisha. Kau haru memberitahu Rasul Allah untuk menyuruh orang2
mengirim hadiah2 mereka padanya di mana saja dia berada atau pada saat
dia menggiliri siapa saja.” Um Salama mengatakan hal itu pada sang Nabi
tapi dia memalingkan diri darinya, dan ketika sang Nabi menggilirnya (Um
Salama), dia mengulang hal yang sama, dan sang Nabi berkata, “Wahai Um
Salama! Jangan ganggu aku dengan menyakiti ‘Aisha, karena demi Allah,
wahyu illahi tidak pernah turun padaku ketika aku berada di bawah
selimut wanita manapun diantara kalian kecuali dia.”
Aisha tidak melihat Jibril ketika Muhammad memperkenalkan Jibril
padanya…4.54.440Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 54, Number
440:Dikisahkan oleh Abu Salama: 'Aisha berkata bahwa sang Nabi berkata
padanya, “Wahai ‘Aisha, ini adalah Jibril dan dia menyampaikan salam
padamu.” ‘Aisha berkata, “Salam padanya, dan pengampunan dan berkat
Allah baginya, “ dan kepada sang Nabi dia berkata, “Kau melihat apa yang
aku tidak lihat.”
Muhammad berkata pada ‘Aisha bahwa Jibril menyampaikan salam
baginya... 8.74.270Hadis Sahih Bukhari, Volume 8, Book 74, Number
270: Dikisahkan oleh 'Aisha: bahwa sang Nabi berkata padanya, "Jibril
mengirim Salam padamu.” Dia menjawab, “Wa 'alaihi-s-Salam Wa
Rahmatu-l-lah." (Damai dan pengampunan Allah bagimu).
Ahadis di atas jelas menyampaikan betapa cerdiknya Muhammad
menggunakan pikiran anak kecil yang polos dan mudah ditipu untuk
membuktikan wahyu illahinya. Bahkan Muhammad sendiri menyusun ayat2
Qur’an pada saat sedang berbaring bersama ‘Aisha. Ini hadisnya.
Muhammad melafalkan ayat2 Qur’an sambil berbaring di paha Aisha yang
lagi datang bulan…1.6.296Hadis Sahih Bukhari, Volume 8, Book 74, Number
270: Dikisahkan oleh 'Aisha: Sang Nabi sering berbaring di atas pahaku
dan melafalkan ayat2 Qur’an pada saat aku sedang datang bulan.
Bahkan penulis Qur’an bagi Muhammad yakni Zayd b. Thabit mengakui pula bahwa beberapa ayat2 Qur’an dipalsukan. Ini hadisnya.
Beberapa ayat2 Qur’an telah dipalsukan (Q 33:23)… 5.59.379Hadis Sahih
Bukhari, Volume 5, Book 59, Number 379:Dikisahkan oleh Zaid bin
Thabit:Ketika kami menulis Qur’an, aku kehilangan satu dari ayat2 Sura
al-Ahzab yang biasa kudengar Rasul Allah melafalkannya. Maka kami lalu
mencari ayat tersebut dan menemukannya pada Khuzaima bin Thabit
Al-Ansari. Ayatnya berbunyi: Diantara orang2 mukmin ada orang yang
menepati yang yang telah mereka janjikan pada Allah (yakni mereka mati
terbunuh di jalan Allah), dan beberapa lainnya masih menunggu” (33:23).
Maka kami pun menulis ayat ini di tempatnya dalam Qur’an.
Hadis di atas mengatakan pada kita bahwa beberapa ayat2 Qur’an
ditulis oleh orang2 yang bukan penulis resmi Qur’an yang ditunjuk
Muhammad. Perlu diketahui bahwa Khuzaima b. Thabit al-Ansari yang
disebut di hadis di atas bukanlah juru tulis Qur’an resmi yang dipilih
Muhammad.
Dalam Hadis Muslim dinyatakan sebagai berikut:
Muhammad sering melafalkan Qur’an sambil menyender di pangkuan Aisha
yang sedang datang bulan… 3. 0591Hadis Sahih Muslim, buku 003,
nomer0591: ‘Aisha melaporkan: Rasul Allah (semoga damai menyertainya)
lalu menyender di pahaku ketika aku sedang datang bulan, dan melafalkan
Qur’an.
Jikalau catatan2 hadis di atas belum juga meyakinkan bahwa Aisha
memang punya peranan penting dalam penulisan Qur’an, maka hadis Muslim
berikut mengisahkan bahwa Aisha memang merubah ayat2 Qur’an. Hadis ini
menerangkan bahwa setelah Muhammad mati, Qur’an dikumpulkan oleh Aisha
seorang diri. Lalu Aisha mengimlakan pada juru tulisnya sebuah ayat
Qur’an dengan mengaku bahwa begitulah cara Muhamad melafalkan ayat
tersebut (Q 2:238). Inilah hadisnya:
Hadis Sahih Muslim, buku 4, nomer, 1316:Abu Yunus, seorang budak
‘Aisha yang dimerdekakan berkata:‘Aisha memerintahkanku untuk menulis
ulang Qur’an baginya dan berkata: Jika kau sampai pada ayat ini:
“Peliharalah segala salat dan salat wusthaa.” (2:238), beritahu aku;
maka ketika aku mencapai ayat itu, aku pun memberitahunya dan dia
mengimlakan padaku sebagai berikut: Peliharalah segala salat dan salat
wusthaa dan shalat asr, dan berdirilah dengan khusyuk pada Allah. ‘Aisha
berkata: Begitulah yang kudengar dari Rasul Allah (semoga damai
menyertainya).
Dari Sahih Bukhari juga terdapat keterangan bahwa dua Sura utama
yakni Sura al-Bakara (Sura 2) dan Sura an-Nisa (Sura 4) ditulis di
hadapan Aisha. Dia juga menyatakan bahwa ayat pertama adalah tentang
Surga dan Neraka – dan ini bertolak belakang dengan pengertian banyak
sejarawan Islam yang mengira hal Surga dan Neraka adalah ayat2 pertama
Sura al-Alaq (Sura 96). Hadis ini juga memberitahu bahwa ada beberapa
versi Qur’an, dan Aisha punya versinya sendiri yang berbeda dengan
versi2 lain. Apakah hal ini karena Aisha sendiri telah menambah atau
menghapus ayat2 dari versi Qur’annya? Berikut adalah hadisnya.
Betapa pintarnya cara wahyu diubah agar sesuai dengan tujuan2
tertentu… 6.61.515Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Book 61, Number
515:Dikisahkan oleh Yusuf bin Mahk:Ketika aku sedang berada bersama
Aisha, ibu para umat, seorang dari Irak datang dan bertanya, “Cadar
jenis apakah yang terbaik?” ‘Aisha berkata, “Semoga Allah bermurah hati
padamu! Apakah masalahnya?” Dia berkata, “Wahai ibu para umat! Tunjukkan
kumpulan Qur’anmu,” Dia bertanya, “Buat apa?” Dia berkata, “Agar dapat
mengumpulkan dan mengatur Qur’an sesuai dengan milikmu, karena orang2
melafalkan Qur’an dengan Sura2nya tanpa urutan yang benar.” ‘Aisha
berkata, “Memangnya apa masalahnya bagian mana yang kau baca terlebih
dahulu? (Ketahuilah) bahwa yang pertama-tama diwahyukan adalah Sura dari
Al-Mufassal, dan itu adalah tentang Surga dan Neraka. Ketika orang2
memeluk Islam, ayat2 tentang hal haram dan haram diwahyukan. Jikalau
yang pertama-tama diwahyukan adalah: ‘Jangan minum minuman beralkohol’
maka orang2 akan berkata, ‘Kami tidak akan mau berhenti minum minuman
beralkohol,’ dan jika diwahyukan ‘Jangan melakukan zinah’, maka mereka
akan berkata ‘Kami tidak akan mau berhenti berzinah.’ Ketika aku masih
anak2 dan suka bermain, ayat ini diwahyukan di Mekah pada Muhammad:
‘Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan
kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.’ (54.46) Sura Al-Baqara (Sapi)
dan Sura An-Nisa (Wanita2) diwahyukan ketika aku berada bersamanya.”
Lalu ‘Aisha mengambil kumpulan Qur’an bagi orang itu dan membacakan
padanya ayat2 Sura (dengan urutan yang benar).
Muhammad b. Abdullah
Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad sendirilah yang mengarang ayat2
Qur’an tertentu. Meskipun begitu, karena dia buta huruf (seperti yang
disebutkan dalam Qur’an) maka dia harus memperkerjakan beberapa juru
tulis untuk menulis apa yang dikarangnya dalam benaknya. Jika membaca
Qur’an dengan seksama, maka jelas tampak dalam ayat2 tertentu bahwa
Muhammad sendirilah yang bicara dan bukannya Allah – melalui tukang
posnya si Jibril. Ini contoh ayat2nya:Q 6:104Sesungguhnya telah datang
dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka Barang siapa melihat
(kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang
siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali
kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (mu).Kata2
‘aku sekali-kali bukanlah pemeliharamu’ sudah jelas adalah kata2
Muhammad.
Q 6:114Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal
Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan
terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka,
mereka mengetahui bahwa Al Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan
sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang
ragu-ragu.Kata2 ‘Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah’
sangat jelas merupakan kata2 Muhammad.
Juga perlu diperhatikan bahwa penerjemah Qur’an dalam bahasa Inggris
Yusuf Ali dengan sengaja menambahkan kata ‘Katakan’ (Inggris: ‘Say’)
pada ayat Q 6:114. Dalam Qur’an asli berbahasa Arab, tidak ada kata
‘Katakan’ (Arab: ‘Kul’). Ini terjemahan dari Pickthal dan Shakir, dua
penerjemah Qur’an lainnya:PICKTHAL: Shall I seek other than Allah for
judge, when He it is Who hath revealed unto you (this) Scripture, fully
explained? Those unto whom We gave the Scripture (aforetime) know that
it is revealed from thy Lord in truth. So be not thou (O Muhammad) of
the waverers. Terjemahan:Apakah aku harus mencari yang lain selain Allah
sebagai hakim, manakala Dialah yang telah mewahyukan padamu Kitab
(ini), dengan jelas? Mereka yang Kami beri Kitab (sebelumnya) mengetahui
bahwa Kitab itu dinyatakan dari Tuhanmu yang sebenarnya. Maka janganlah
kau (wahai, Muhammad) termasuk dalam orang2 yang ragu.
SHAKIR: Shall I then seek a judge other than Allah? And He it is Who
has revealed to you the Book (which is) made plain; and those whom We
have given the Book know that it is revealed by your Lord with truth,
therefore you should not be of the disputers. Terjemahan:Apakah aku
harus mencari hakim lain selain Allah? Dan Dialah yang menyatakan padamu
Buku (yang) jelas; dan kepada mereka yang Kami berikan Buku mengetahui
bahwa Buku ini diberikan oleh Tuhanmu yang sebenarnya, karena itu
janganlah kau menjadi bagian dari orang2 yang meragukannya.
Dan ini versi Arabnya:114. Afaghayra Allahi abtaghee hakaman wahuwa
allathee anzala ilaykumu alkitaba mufassalan waallatheena ataynahumu
alkitaba yaAAlamoona annahu munazzalun min rabbika bialhaqqi fala
takoonanna mina almumtareena
Q 19:9He said: "So (it will be) thy Lord saith, 'that is easy for Me:
I did indeed create thee before, when thou hadst been
nothing!"terjemahan:Dia berkata: “Maka (demikianlah) Tuhanmu berkata ,
‘Mudah bagiKu: Aku sesungguhnya menciptakan kamu, ketika kau masih belum
ada sama sekali.”
Versi Indonesia:Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal
itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu
sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali".Di sini
malaikat (atau Muhammad?) yang bicara, dan bukannya Allah.
Q 19:64Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah
Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa
yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan
tidaklah Tuhanmu lupa Ini yang bicara adalah Jibril (atau Muhammad?) dan
bukannya Allah.
Q 37:164, 165, 166[164] Tiada seorang pun di antara kami (malaikat)
melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, [165] dan sesungguhnya Kami
benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). [166] Dan
sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).Ini yang bicara
adalah Jibril (atau Muhammad?) dan bukannya Allah.
Q 51:50Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya
aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.Ini yang
bicara adalah malaikat (atau Muhammad?) dan bukannya Allah.
Q 53:2kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru,Muhammad tidak keliru: bukankah ini pengakuan Muhammad sendiri?
Q 70:40, 41[40]Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat
terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguhnya Kami
benar-benar Maha Kuasa.[41] Untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang
lebih baik dari mereka, dan kami sekali-kali tidak dapat
dikalahkan.Bukankah jelas bahwa Muhammad sendiri yang berkata di sini?
Q 86:17Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri
tangguhlah mereka itu barang sebentar.Bukankah jelas bahwa Muhammad
sendiri yang berkata di sini?
Ayat2 terpenting Qur’an, yakni Sura al-Fatiha (Sura 1) sudah jelas
adalah karangan Muhammad atau penyair lain. Mari baca Sura ini dengan
seksama:1:1 In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful. 1:2
Praise be to Allah, the Cherish er and Sustainer of the worlds; 1:3 Most
Gracious, Most Merciful; 1:4 Master of the Day of Judgment. 1:5 Thee do
we worship, and Thine aid we seek. 1:6 Show us the straight way, 1:7
The way of those on whom Thou hast bestowed Thy Grace, those whose
(portion) is not wrath, and who go not astray.
versi Qur’an Indonesia: [1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. [2] Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam, [3] Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, [4] Yang menguasai hari
pembalasan. [5] Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan [6] Tunjukilah kami jalan yang
lurus, [7] (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.
Perhatikan baik2 bahwa tidak ada kata ‘Katakan’ (Arab: ‘Kul’) dalam
awal ayat ini. Jadi, siapa dong yang sembahyang pada Allah dalam Sura
ini? Apakah Allah meminta diriNya sendiri untuk sembahyang
padaNya? Sungguh konyol! Kebingungan ini akan seketika lenyap pada saat
kita mengetahui bahwa Muhammad sendirilah yang meminta umatnya untuk
berdoa pada Allah. Berdasarkan urutan (kronologi) turunnya wahyu, Sura
ini merupakan satu dari lima Sura (dan Sura Fatiha ini adalah urutan
Sura ke lima, atau ke enam, menurut beberapa ahli Islam) Qur’an. Sura
ini turun pada saat Muhammad mulai berkhotbah tentang Hanifisme (Islam)
dan dia menyusun ayat ini (beberapa sumber mengatakan dia menconteknya
dari liturgi Yudaisme) bagi pengikutnya yang hanya sedikit jumlahnya
saat itu.
Jika butuh bukti untuk menunjukkan bahwa memang Muhammad sendiri yang
menulis Qur’an, maka Ummul Qur’an (Sura Fatiha) yang berjumlah tujuh
ayat itu merupakan bukti yang paling jelas.
Lalu bagaimana sikap Muhammad jika orang2 ingin tahu bagaimana wahyu
Allah datang padanya? Hadis Muslim berikut mengisahkan dengan jelas
bahwa Umar dulu sering menyelimuti Muhammad dan Muhammad lalu tidur,
mendengkur bagaikan seekor unta. Beberapa orang jadi ingin tahu dan
mengintip melalui celah dan inilah yang mereka lihat:
Sewaktu wahyu turun, Umar menyelimuti Muhammad dengan selembar kain
dan Muhammad mendengkur bagaikan unta…7.2654Hadis Sahih Muslim, buku 7,
nomer 2654:Ya'la b. Umayya melaporkan atas ijin ayahnya (Allah berkenan
pada mereka) bahwa seseorang datang menemui Rasul Allah (semoga damai
menyertainya) pada saat dia berada di Ji’rana dan dia (orang itu) sedang
mengenakan mantel yang diberi parfum, dan dia (pencerita) berkata: Ada
bekas kuning di mantel itu. Dia berkata (pada sang Nabi Suci): Apakah
yang kau ingin aku perbuat selama melakukan Umroh? (Pada saat inilah)
wahyu turun pada Rasul Allah (semoga damai menyertainya) dan sedang
diselimuti sebuah kain, dan Ya’la berkata: Saat itu aku melihat wahyu
datang pada Rasul Allah (semoga damai menyertainya). Dia (Hadrat ‘Umar)
berkata: Apakah kau akan senang jika melihat Rasul Allah (semoga damai
menyertainya) menerima wahyu. ‘Umar mengangkat ujung selimut dan aku
melihat padanya dan dia mengorok. Dia (pencerita) berkata: Tadinya
kukira itu adalah suara unta. Ketika dia (Rasul) sadar dia berkata:
Siapakah yang bertanya tentang Umra? Ketika orang yang bertanya datang,
sang Nabi Suci (semoga damai menyertainya) berkata: Cucilah noda kuning,
atau dia berkata: cucilah noda parfum dan tanggalkan kain itu dan
lakukan Umroh sama seperti kau melakukan ibadah Haji. Begitulah cara
Allah bicara pada Muhammad – melalui lenguhan suara unta!
Orang buta memperbaiki Qur’an dan Allah!
Yang terakhir, sebagai bukti final Muhammad
memperbaiki/menambah/menghilangkan isi ayat sesuai dengan tuntutan
keadaan dan/atau permintaan orang lain, inilah contoh dari Ibn Umm
Maktum, seorang buta di Mekah. Dia meminta Muhammad memperbaiki sebuah
ayat untuk mengijinkan orang buta tidak usah melakukan Jihad. Orang buta
ini sering mendengar khotbah Muhammad dan ingin berbicara dengannya
tentang masalah tertentu dalam Islam. Awalnya Muhammad tidak
mengindahkannya, tapi lalu dia menyesal karena tidak peduli terhadap
orang buta ini. Maka Allah menegur Muhammad dalam Sura al-Abasa (Sura
80, yang urutan (kronologi) diturunkan adalah 24) yang berarti ‘Dia
Berkerut Muka’. Ibn Umm Maktum akhirnya memeluk Islam dan jadi sahabat
karib Muhammad. Ketika Muhammad menyatakan keunggulan para Muslim yang
melakukan Jihad atau perang suci, orang buta ini ragu2 untuk ikut perang
dan ingin dapat pengecualian. Sewaktu menulis Q 4:95, Muhammad lupa
tentang orang buta ini. Maka Ibn Umm Maktum mengingatkannya akan hal
itu. Sesuai permintaan, Muhammad dengan gesitnya mengubah ayat
tersebut.
Berikut adalah dua hadis Bukhari yang menerangkan bahwa Ibn Umm Maktum mengubah pikiran Allah!
4:95 Muhammad memanggil Zayd untuk menuliskan
wahyunya...6.60.117 Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Buku 60, Nomerr
117: Dikisahkan Al-Bara: Ketika ayat: "Tidaklah sama antara mukmin yang
duduk (di rumahnya)” (4:95) dinyatakan, Rasul Allah memanggil Zaid untuk
menuliskannya. Pada saat yang sama Ibn Umm Maktum datang dan mengeluh
tentang kebutaannya, maka Allah mewahyukan: “Kecuali mereka yang tidak
sanggup (oleh karena luka atau buta atau lemah…”) (4:95).
Ini hadis serupa lainnya:Muhammad dengan cepat mengubah sebuah ayat
sesuai dengan permintaan orang buta tentang melakukan Jihad (4:95)...
6.61.512Hadis Sahih Bukhari, Volume 6, Buku 61, Nomer 512: Dikisahkan
oleh Al-Bara: Diwahyukan sebagai berikut: "Tidaklah sama antara mukmin
yang duduk (di rumahnya) dan mereka yang berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwanya” (4.95) Sang Nabi berkata, "Panggil Zaid menghadapku
dan suruh dia membawa papan tulis, tinta dan tulang skapula (atau tulang
skapula dan tempta tinta).” Lalu dia berkata, “Tulislah: "Tidaklah sama
antara mukmin yang duduk..”, dan pada saat itu 'Amr bin Um Maktum yang
buta datang dan duduk di belakang sang Nabi. Dia berkata, “Wahai Rasul
Allah! Apakah perintahmu bagiku (yang berhubungan dengan ayat tersebut)
sebagai orang buta?” Maka, ayat itu pun diganti menjadi: “Tidaklah sama
antara mukmin yang duduk (di rumahnya) kecuali mereka yang tidak sanggup
(oleh karena luka atau buta atau lemah, dll”) dan mereka yang berjihad
di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.” (4.95)
Berikut adalah hadis serupa dari Sahih Muslim:Hadis Sahih Muslim,
buku 20, nomer 4676Telah dikisahkan dengan ijin dari Abu Ishaq bahwa dia
mendengar Bara’ bicara tentang ayat Qur’an: “Tidak sama kedudukan
antara mereka yang duduk (di rumah) diantara para mukmin dan mereka yang
pergi berjihad di jalan Allah.” (4:95). (Dia berkata bahwa) sang Rasul
Allah (semoga damai menyertainya) memerintahkan Zaid (untuk menulis ayat
ini). Dia membawa tulang bahu (unta) yang menulis ayat itu di atasnya.
Putra Umm Maktum mengeluh tentang kebutaannya pada Rasul Allah (semoga
damai menyertainya). (Mendengar itu) wahyu berikut dinyatakan: “Dari
antara kaum mukmin yang duduk (di rumah) tanpa masalah apapun (sakit,
tidak mampu, cacat)” (4:95). Kisah ini disampaikan melalui dua rantai
penyampai kisah lainnya.
Kesimpulan
Al-Qur’an bukanlah firman Allah yang Maha Kuasa. Allah, jika dia
benar2 ada, tentunya sibuk dengan urusan lain yang lebih penting. Dia
tidak punya waktu menulis kitab suci yang sangat tak beraturan,
membingungkan, banyak salah sebagai bimbingan bagi manusia. Beberapa
orang yang penuh ambisi dan suka memanfaatkan keadaan, dengan nama Allah
dan juga bimbingan Muhammad, berusaha menyusun Qur’an dengan cara
menyesuaikan, menambalsulam, dan terang2an mencontek kitab suci dan
doktrin2 agama lain yang tidak diakui kebenarannya pada saat itu. Hal
ini mereka lalukan untuk mencapai ambisi politik mereka di Jazirah
Arabia, dan lalu menyebar dengan paksa ke berbagai negara2 damai
sekitarnya. Qur’an adalah buah karya orang2 licik – yang bertujuan
menipu orang2 bodoh di dunia – sebagai usaha jelas untuk memaksakan
pandangan bahwa Arab lebih unggul. Semua Muslim harus belajar bahasa
Arab untuk bisa membaca Qur’an dan melakukan sholat, memakai nama Arab
dan menerima budaya Islam (yang tidak lain adalah budaya Arab Badui).
Imperialisme Arab terselubung ini tampak jelas dalam Qur’an. Semua
negara2 Islam membuktikan kebenaran pernyataan tertulisku ini. Jikalau
orang tahu dengan jelas proses penulisan Qur’an yang dirahasiakan itu,
maka imperialisme Arab terselubung itu akan jadi tampak nyata sekali
sebagai tujuan utama Qur’an.
------------Catatan kaki bagian III[31] W.St. Clair Tisdal, The
Sources of Islam, The Origins of the Koran, hal. 236-237[32] Hughes
Dictionary of Islam, hal. 551[33] Ibid[34] Ibn Ishaq, hal. 239[35] Ibn
Sa’d, vol. I, hal. 457