Kamis, 25 Oktober 2012

Pancasila Bertentangan dengan Ajaran Islam

1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sila Pertama didalam PANCASILA tentu saja merongrong kewibawaan Alloh swt sebagai satu-satunya Tuhan dan tiada yang lain selain Dia, karna pengertian kata TUHAN didalam Pancasila diambil dari bahasa Jawa Kuno "Tuh-Hyang" yang artinya adala "Tuan dari segala dewa" dan ini tentu saja paham Politeisme yang bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa Alloh swt adalah Sesembahan yang Maha Esa.


"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa." (QS. Al-Ikhlash: 1)



2. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


Islam tidak memanusiakan orang Kafir, perlakuan terhadap orang kafir sangatlah berbeda dengan perlakuan terhadap sesama muslim sendiri. di negara-negara yang menggunakan syariah seringkali orang kafir dijadikan warga kelas tiga yang mendapatkan hak yang tidak sama dengan warga lainnya [Muslim].


Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah: 6).


 “ Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan Allah dan rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar yaitu orang-orang ahli kitab sampai mereka membayar jizyah dalam keadaan tunduk.” [QS. At Taubah : 29].



3.  SILA PERSATUAN INDONESIA


Islam sama sekali tidak mengajarkan untuk bersatu dengan orang-orang Kafir, Quran hanya mengajarkan sesama muslim haruslah bersatu namun tidak dengan kaum kafir lainnya bahkan sebaliknya Islam diajarkan untuk berlaku keras dengan orang-orang kafir dan hidup dalam kewaspadaan terhadap mereka. Islam tidak diajarkan untuk mengambil pemimpin, pelindung maupun penolong dari golongan orang-orang kafir tidak peduli apakah orang kafir itu mampu memimpin kaum muslim ataupun tidak. perbuatan demikian dipandang keberdosaan besar dihadapan Alloh swt. Islam juga tidak mengajarkan muslim untuk menghormati lambang negara, hormat dan tunduk kepada simbol negara meskipun lagu kebangsaan ataupun bendera tanah air


QS. 28. Al-Qashash : 86.

"Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi PENOLONG bagi orang-orang kafir."

QS. 60. Al-Mumtahanah : 13.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan PENOLONGMU kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa." 

QS. 3. Aali 'Imraan : 118.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi TEMAN  KEPERCAYAANMU orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang  disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya."



Siyar A’laam al-Nubala’ (7/144). 
The scholars of the Standing Committee were asked: Is it permissible to stand to show respect to any national anthem or flag? 

They replied: 
It is not permissible for the Muslim to stand out of respect for any national anthem or flag, rather this is a reprehensible innovation which was not known at the time of the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) or at the time of the Rightly-Guided Caliphs (may Allaah be pleased with them), and it is contrary to perfect Tawheed and sincere veneration of Allaah alone. It is also a means that leads to shirk and is an imitation of the kuffaar in their reprehensible customs, and following them in their exaggeration about their presidents and in their ceremonies. The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) forbade imitating them.  
And Allaah is the Source of strength; may Allaah send blessings and peace upon our Prophet Muhammad and his family and companions. End quote. 
Fataawa al-Lajnah al-Daa’imah (1/235).


4.  KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN


Sila Keempat bertentangan dengan ajaran Islam, suatu negara Islam sama sekali tidak mengajarkan untuk dipimpin oleh rakyat apalagi orang kafir, negara Islam mestilah dipimpin langsung oleh kedaulatan Mutlak Alloh swt didalam setiap hukum-hukumnya. Hukum Alloh adalah satu-satunya hukum yang wajib dipakai untuk berbangsa dan bertanah air dan bukan hukum-hukum yang dibuat oleh manusia. Islam juga tidak mengajarkan bertoleransi terhadap umat agama yang lainnya, ataupun memiliki sikap yang bertenggang rasa, Islam akan memerangi kaum kafir sampai mereka takluk kepada Islam dan segera masuk kepada Islam. Islam tidak mengajarkan bermusyawarah terhadap kaum kafir, semua perlakuan terhadap kaum kafir sudah terlandaskan lengkap didalam hukum-hukum yang terdapat didalam quran dan hadist.


"Sesungguhnya Wali (pemimpin) kamu hanyalah Alloh, Rosul-Nya, dan orang-orang yang Beriman..." (QS Al-Maidah (5):55).

“ Apabila telah habis bulan-bulan Haram maka bunuhlah orang-orang musyrik di manapun kalian menjumpai mereka dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah mereka di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat serta menunaikan zakat maka berilah kebebasan kepada mereka (jaminan keamanan). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” {QS. At Taubah : 5].


5.  KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Sila Kelima didalam PANCASILA tidak bersesuaian dengan ajaran didalam Islam, karna Islam tidak mengajarkan persamaan hak dan derajat antara seorang Muslim dengan orang Kafir lainnya, orang kafir hanya dianggap orang yang ditaklukan yang memiliki hak dan kebebasan yang sangat terbatas, orang kafir hanya dianggap warga kelas tiga didalam negara yang menerapkan hukum syariah didalamnya. orang kafir tidak harus diberikan fasilitas kesehatan, pendidikan, berpolitik dsb yang layak sepertihalnya hak dan kebebasan yang dimiliki seorang muslim. kebebasan beribadah dan melakukan hari raya sangat dibatasi oleh pemerintahan syariah dikarnakan Islam tidak mengajarkan untuk memiliki sikap toleransi terhadap agama2 lainnya selain Islam. Setiap orang Kafir yang hidup didalam pemerintahan Islami akan dikenakan Pajak Jizyah yang amat memberatkan. Islam juga tidak mengajarkan persamaan hak antara seorang Istri dengan seorang budak wanita yang dimiliki oleh seorang pria, kedudukan wanita didalam ajaran Islam juga didalam posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan kaum pria. Dari beberapa hal ini bisa kita lihat bahwa landasan negara sangatlah bertentangan dengan point-point penting yang biasa diterapkan didalam negara syariah lainnya.


 “ Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan Allah dan rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar yaitu orang-orang ahli kitab sampai mereka membayar jizyah dalam keadaan tunduk.” [QS. At Taubah : 29].

Jika seorang ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan ‘wa’alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6258 dan Muslim no. 2163)
“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167)

Orang Kafir tidak sederajat dengan umat muslim di negara yang melakukan hukum syariah

http://translate.google.com/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.answering-islam.org/NonMuslims/rights.htm



Kesimpulan

Dari pengamatan ini bisa kita lihat dengan jelas bahwa banyak point2 didalam Pancasila yang sangat bertentangan dengan dasar ajaran Islam, terutama perlakuan diskriminatif terhadap kaum kafir dan wanita.  Islam hanya berlaku adil kepada sesamanya kaum pria bukan pada kaum wanita, Pria sangat dominan didalam Islam, Wanita tidak memiliki hak yang sama didalam hukum Islam sehingga didalam negara Islam wanita banyak sekali menjadi korban pelecehan dan juga korban hukum yang memihak. Islam tidak sesuai dengan landasan negara kita yang pluralistik, pluralisme dianggap sebagai kejahatan dihadapan Alloh swt, menghargai tempat ibadah, hari-hari raya ibadah agama lain tidak mendapatkan pandangan positif didalam Quran dan Hadist.
fatwa Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah dari Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin, 3/29-30, no. 405.
Syaikh rahimahullah ditanya: Apakah diperbolehkan pergi ke tempat pastur (pendeta), lalu kita mengucapkan selamat hari raya dengan tujuan untuk menjaga hubungan atau melakukan kunjungan?
Beliau rahimahullah menjawab:
Tidak diperbolehkan seorang muslim pergi ke tempat seorang pun dari orang-orang kafir, lalu kedatangannya ke sana ingin mengucapkan selamat hari raya, walaupun itu dilakukan dengan tujuan agar terjalin hubungan atau sekedar memberi selamat (salam) padanya. Karena terdapat hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ
“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167)


24 komentar:

  1. AJARAN PANCASILA MENCEGAH LARINYA PULUHAN JUTA YANG AKAN JADI RATUSAN JUTA ORANG ISLAM KELAPARAN YG MINTA MAKAN DAN PERLIDUNGAN TANPA MALU,DI NEGARA-NEGARA ORANG KAFIR AMERIKA,EROPA DAN AUSTRALIA SAMBIL MENINGGALKAN NEGARA RAHMATAN LIL ALAMINNYA.

    BalasHapus
  2. Ya udah. Bentuk negara baru sana. Buat dasar negara baru, undang" baru, lambang negara baru, sama lagu kebangsaan baru. Kalau gak senang sama Pancasila, ga usah jadi orang Indonesia aja. Apa reaksi bapak" bangsa Indonesia yang melihat ini dari atas? Susah payah mereka buat ini, cuma untuk dicerca. Udah, ga usah pake bahasa Indonesia lagi. Cari bahasa baru untuk negara baru kalian. Dan tambahan, kalian mempermalukan para penganut agama Islam di luar sana yang masih waras dan punya toleransi.

    BalasHapus
  3. Salah mengartikan apa yg ada dlm al quran yaa begini nih jd nya....stress

    BalasHapus
  4. Salah mengartikan apa yg ada dlm al quran yaa begini nih jd nya....stress

    BalasHapus
  5. Ini bukan Islam yang Rahmatan Lil Alamin

    BalasHapus
  6. Ini bukan Islam yang Rahmatan Lil Alamin

    BalasHapus
  7. Tapi kenapa ya penulis memakai bhs Indonesia? Dan cari makan disini. Bukankh artinya makan yg didpt dr orang kafir haram? Hipokrit adalah yg haram dari srmua yg diharamkan. Dan irang ini adalh orang yg paling hipokrit, jadi yg paling, paling haram dr yg diharamkn

    BalasHapus
  8. Ah, admin cm paham ayat setengah2. Hasil comot sana sini, klo emang orang kafir ga dpt perlakuan istimewa knp nabi muhammad repot2 islamin orang2 kafir. Nah si admin orang udh islam di kafir2in, anti muhammad si admin

    BalasHapus
  9. Ah, admin cm paham ayat setengah2. Hasil comot sana sini, klo emang orang kafir ga dpt perlakuan istimewa knp nabi muhammad repot2 islamin orang2 kafir. Nah si admin orang udh islam di kafir2in, anti muhammad si admin

    BalasHapus
  10. mantap penomena baru pemecah belah umat dan menghancurkan negara....bahasa propokatif yang tidak logis dan menandakan kebodohan penulis butuh bacaan tafsir yang lebih mendalam...

    BalasHapus
  11. Inilah negeri kita negeri yang tanpa berbintang dari derita dan derita samudra biru :v bocah bocah kecil merintih di dasar lautan lepas nanananan nanananan nanananaaaaaa....

    BalasHapus
  12. Ya inilah hasil belajar contemplasi alias fotocopy. Jadi hslnya TDK maksimal. Krn hny menggunakan otak. Pengertian, pemahaman, yg proportional hny bs d dpt, jk menggunakan nurani n pikiran. Kl hny pikiran, jdnya ya bgt, arogan, dumeh. Tnp merasakan sbg bgn Dr kehidupan alam semesta. Yg saling memberi n menerima. Saling membutuhkn. TDK ada yg paling benar, TDK ada yg plg suci, TDK ada yg plg kuat. Krn hny Allah Swt, krn hny Sang Hyang Wenang, Tuhan Yg Maha Esa, Pencipta alam semesta yg memiliki. Jd kl ada yg berargumentasi sprt tulisan d atas, biarlah dia berperang dg batin n nurani nya sndr. Itulah hidup.

    BalasHapus
  13. Ya inilah hasil belajar contemplasi alias fotocopy. Jadi hslnya TDK maksimal. Krn hny menggunakan otak. Pengertian, pemahaman, yg proportional hny bs d dpt, jk menggunakan nurani n pikiran. Kl hny pikiran, jdnya ya bgt, arogan, dumeh. Tnp merasakan sbg bgn Dr kehidupan alam semesta. Yg saling memberi n menerima. Saling membutuhkn. TDK ada yg paling benar, TDK ada yg plg suci, TDK ada yg plg kuat. Krn hny Allah Swt, krn hny Sang Hyang Wenang, Tuhan Yg Maha Esa, Pencipta alam semesta yg memiliki. Jd kl ada yg berargumentasi sprt tulisan d atas, biarlah dia berperang dg batin n nurani nya sndr. Itulah hidup.

    BalasHapus
  14. Ketuhanan yg Maha Esa, makna Tuhan diambik Dari bahasa Jawa yg artinya Tuan Dari Segala dewa. Tapi dalil alquran nya yg diterjemahkan ke dalam bahasa indonesianya pake kata Tuhan. Dimana konsistensi nya?

    BalasHapus
  15. Ya Tuhan...tunjukkan dan kuatkan kami melihat kebenaran sejati Mu..jangan biarkan perbedaan kami saling membenci apalagi memusnahkan..berikan cahayaMu dihati kami setiap saat untuk saling mengasihi menyayangi tolong menolong salingemberi kebahagiaan bukan menyakiti..

    BalasHapus
  16. Ya Tuhan...tunjukkan dan kuatkan kami melihat kebenaran sejati Mu..jangan biarkan perbedaan kami saling membenci apalagi memusnahkan..berikan cahayaMu dihati kami setiap saat untuk saling mengasihi menyayangi tolong menolong salingemberi kebahagiaan bukan menyakiti..

    BalasHapus
  17. Ya Tuhan...tunjukkan dan kuatkan kami melihat kebenaran sejati Mu..jangan biarkan perbedaan kami saling membenci apalagi memusnahkan..berikan cahayaMu dihati kami setiap saat untuk saling mengasihi menyayangi tolong menolong saling memberi kebahagiaan bukan menyakiti..

    BalasHapus
  18. Ya Tuhan...tunjukkan dan kuatkan kami melihat kebenaran sejati Mu..jangan biarkan perbedaan kami saling membenci apalagi memusnahkan..berikan cahayaMu dihati kami setiap saat untuk saling mengasihi menyayangi tolong menolong saling memberi kebahagiaan bukan menyakiti..

    BalasHapus
  19. Ini adminnya jangan2 adalah musuh islam yg sengaja memperburuk citra islam..naudzubilah,jelek nya kelakuanmu..neraka pasti tempatmu

    BalasHapus
  20. Nampaknya yang menulis ini tak mampu melihat kebenaran sejati ? Kalau Allah mau menjadikan semua muslim sangat mudah bagiNya,tapi tidak demikian apa yang dikehendakiNya.Islam bukan agama fasis yang menerbarkan rasa benci dan permusuhan,

    BalasHapus
  21. Bertanyalah kpd umat non muslim yang hidup berdampingan dengan umat islam. Apakah hidup mereka merasa terancam?

    BalasHapus
  22. Penulis e nonmuslim ki ...kelihtan bgt

    BalasHapus
  23. Ini doktrin yg pernah ane denger waktu ane diajak NII KW9 yang maksa ane hijrah ke islam versi mereka karena islam yg saya anut adalah kafir !!kudu di baiat dulu ? Emang lo siapa ? Apa drajat lo sehingga punya kekuasaan mengkafirkan umat islam lain !! Ane yakin ini orang NII KW9 yg asal ngejeplak bawahan nya safrudin ibrahim yg sekarang jadi pendeta di GBI maaf yah yg nasrani jangan kesinggung .tq

    BalasHapus