Kamis, 12 Juli 2012

Benarkah Derajat Wanita Membaik Setelah Datangnya Islam?

Oleh  Ali Sina
Bertentangan dengan kepercayaan umum kaum Muslim, Islam TIDAK sedikitpun meningkatkan derajat wanita di Arab Saudi. Malah merendahkan. Salah satu bukti terdapat dalam Hadith:

Sahih Bukhari Volume 3, Buku 43, Nomor 648
Narasi Abdullah bin Abbas:
“Saya ingin bertanya kepada Umar tentang kedua wanita diantara para isteri Nabi yang dikatakan Allah : “Jika kedua diantara kalian bertobat kepada Allah …”
Saya mengatakan, “Wahai Ketua !” Siapa kedua wanita di antara isteri Nabi yang disebut Allah sebagai “Jika kedua diantara anda bertobat kepada Allah (66.4)”? Ia menjawab, “Saya heran atas pertanyaan anda, Wahai Ibn Abbas, Tentu mereka adalah Aisha dan Hafsa.”


Lalu Umar meneruskan narasi dan mengatakan :

“Saya dan tetangga saya dari suku Ansari dari Bani Umaiya bin Zaid yang dulunya tinggal di “Awali al Medina” bergantian menemui Nabi Muhamad…
Kami, suku Quraish dulunya memiliki kuasa atas wanita, tetapi setelah tinggal dengan suku Ansar, kami melihat bahwa para wanita-lah yang memiliki kekuasaan atas lelaki. Kemudian wanita kami juga mulai mengikuti contoh wanita Ansari. Suatu kali saya berteriak kepada isteri saya … tetapi isteri saya berbalik menyahut dan saya tidak suka. Isteri saya mengatakan “Mengapa kau tidak suka jika saya menyahutmu ? Demi Allah, para isteri Nabi menyahuti Nabi dan beberapa dari mereka dilarang berbicara padanya sehari semalam.” Apa yang dikatakannya membuat saya takut dan saya mengatakan kepada isteri saya, “Siapapun yang melanggar (perintah), akan kalah …” 


Seperti anda lihat, Umar mengeluh bahwa setelah sampai di Medina, kaum Qurash–yang percaya bahwa lelaki berkuasa terhadap wanita–melihat bahwa wanita Ansari lebih memiliki kekuasaan terhadap kaum lelaki.

Mekah dulu adalah sarang agama. Di pusat agama manapun, fanatisme sering mengalahkan jalur pikir (common sense) dan dimana agama lebih kuat, wanita mengalami diskriminasi. Tidak aneh kalau wanita Mekah sadar derajat mereka lebih rendah ketika melihat hak2 yang dinikmati kaum wanita Yahudi dan Ansari di Medina. Wanita Mekah lalu menuntut persamaan hak. Ini kemudian tidak disukai 2 lelaki tradisionalis (misogynist) di Mekah. Pembicaraan antara kedua tokoh penttng dalam Islam ini jelas menunjukkan ketidaksenangan mereka melihat isteri-isteri mereka menikmati kebebasan.
Kaum Arab tidak biasa mencatatkan sejarah mereka. Tidak banyak diketahui dari gaya hidup budaya pra-Islam mereka. Versi sejarawan muslim adalah bahwa jaman itu adalah jaman jahilyah dan bahwa sebelum datangnya Islam mereka orang ganas yang menguburi hidup bayi2 perempuan. Selain it mereka dikatakan suka berperang. Dikatakan bahwa harga wanita jaman jahiliyah itu lebih rendah dari onta. Datanglah Muhamad yang meningkatkan harga diri wanita-wanita tsb. TETAPI Hadis yang disebutkan diatas menunjukkan fakta bertentangan. Hadis itu menunjukkan bahwa wanita Arab dimanapun, kecuali di Mekah, memiliki lebih banyak hak yang kemudian dicabut oleh Islam. Ini juga menunjukkan bahwa perlakuan rendah terhadap wanita dalam Islam bukan Mandat dari Atas tetapi dari tata cara perlakuan kaum Qurash terhadap kaum wanita mereka. Muhamad yg berasal dari Qurash terbiasa dengan perlakuan terhadap wanita macam itu dan baginya : begitu memang seharusnya. Inilah yang dijadikan dasar perlakuan terhadap wanita dalam agama dan buku suci Muhamad.

Tetapi ada faktor lain yang berperan penting dalam menetapkan nasib muslimah, yaitu pengaruh para isteri Muhamad terhadap Quran. Satu cara Muhamad membungkamkan orang adalah kebiasaanya mengatakan bahwa : itu lho, ALLAH YANG MENURUNKAN WAHYU.

Jangan lupa bahwa Muhamad ketika itu berusia lanjut, dengan harem berjumlah 20 isteri dan gundik. Semua isterinya muda dan cantik, kecuali kedua isteri pertamanya Khadijah dan Saudah, yang dinikahinya ketika ia belum berkuasa. Sekarang ia sudah punya nama dan kuasa. Bukan saja ia mampu menikahi siapa yang ia diinginkannya, bahkan wanita menyediakan dirinya kepada sang Nabi. Tentu ia memilih wanita2 cantik. Namun kuasa politik belum tentu berarti kuasa/stamina fisik. Sang Nabi sadar betul akan jarak usianya dengan para isterinya. Ia sangat iri kalau lelaki lain melirik isteri2nya. Oelh karena itu ia mewanti2 isteri2nya agar tidak selengkuh.

Surah 33.30 :
“Hai istri-istri Nabi, siapa di antara kalian yang terlibat perbuatan tidak pantas, niscaya akan dilipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan hal demikian itu mudah bagi Allah.

[31] Dan siapa di antara kalian (istri-istri Nabi) tetap taat pada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.

Ia sering memperingatkan isteri-isterinya agar tidak menarik perhatian orang lain dengan menutupi tubuh mereka.


[32] Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah sembarang dalam berbicara seperti orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,
[33] dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan bersihkan dan tak bernoda. 

Surah tersebut diatas jelas menunjukkan kekhawatiran seorang lanjut usia akan isteri-isteri mudanya. : mereka perlu dikontrol. Ironisnya, aturan yang khusus dimaksudkan bagi isteri-isteri Nabi menjadi bagian dari Syariah dan diterapkan selama 1400 tahun disemua negara berpenduduk Islam. Nabi Muhamad berkali-kali menekankan pentingnya isteri mematuhi suami. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan isteri-isteri muda Muhamah yang perlu dikontrol ? Mereka kadang malas mengikuti aturan Muhamad, tetapi kalau aturan itu datang dari Allah, mereka tidak berani bantah. Setiap kali Muhamad menghadapi problem rumah tangga, datanglah “Allah” dengan wahyu-wahyuNya.

Surah 66:5
Jika ia menceraikan kalian, Allah akan memberikan padanya isteri-isteri yang lebih baik dari kalian; muslimah yang percaya dan taat kepada Allah, bertobat kepada Allah, mengagungkan Allah, khusuk dalam puasa … baik janda maupun perawan. 


Salah satu bukti bahwa wanita Arab memiliki lebih banyak hak sebelum datangnya Islam adalah bahwa Khadijah, sebelum bertemu Muhamad, adalah wanita sukses yang memiliki usaha sendiri dan mempekerjakan banyak orang termasuk lelaki. Muhamad bahkan salah satu pekerjanya. Nah, mana ada cerita perempuan Islam memiliki bisnis sendiri setelah era Muhamad ?
Bagi Muhamad wanita tidak lebih dari obyek seks. Dilaporkan bahwa ia tidak suka berjabatan tangan dengan wanita, dan memberikan tugas itu kepada pengikutnya. Apa yang begitu seksual dari kegiatan berjabatan tangan ? Mungkin sang Nabi tercabik-cabik antara nafsu seksual dan statusnya sebagai nabi. Sesuatu terjadi dalam benaknya sehingga membuatnya merasa bersalah kalau sampai menyentuh wanita.
Nabi Allah ini juga merasa bahwa derajat intelektualitas wanita jauh dibawah lelaki, bahwa mayoritas penghuni neraka adalah wanita karena mereka tidak tahu terima kasih, bukan terhadap Allah, tetapi terhadap suami mereka. Ini yang dikatakannya :

Sahih Bukhari, Volume 2, Buku 24 Nomor 541
Narasi Abu Said al-Khudri:
Pada Idul Fitri atau Idul Adha, Nabi Muhamad saw keluar dari musolah. Setelah selesai solat ia menyampaikan ceramah dan memerintahkan orang utnuk memberikan zakat. Ia mengatakan “Wahai pengikut, berikanlah zakat” dan ia beralih kepada para wanita “Wahai perempuan, berikanlah zakat. Karena saya melihat mayoritas penduduk Neraka adalah wanita.”


Para wanita bertanya “Wahai Nabi, apa alasannya ?” Ia menjawab “ Wahai Wanita, kalian sering mengutuk dan tidak berterima kasih kepada suami. Saya belum pernah melihat kaum yang begitu rendah dalam tingkat intelektualitas dan agama selain kalian. Wahai wanita, diantara kalian akan menggoda lelaki baik-baik ke jalan tidak benar.”
Sulit dimengerti bagaimana seseorang yang percaya bahwa :
  • wanita bertanggung jawab membawa lelaki ke jalan yang tidak benar dan
  • bahwa mayoritas penduduk Neraka adalah wanita karena mereka tidak berterima kasih kepada suami dan
  • bahwa derajat intelektualitas wanita tidak memadai, sanggup menghormati perempuan. Hadis-hadis macam ini seringkali terulang.
Dalam versi berikut Nabi Muhamad menjelaskan alasannya mengapa wanita dianggap rendah dalam segi intelektualitas.

Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 301
Narasi Abu Said Al-Khudri:
Begitu Rasulullah keluar dari musolah Idul Adha atau Idul Fitri ia mengatakan: “Hai Wanita ! Berikanlah zakat, karena saya meilhat mayoritas penduduk Neraka adalah wanita.”
Mereka bertanya “Mengapa demikian hai Rasulullah ?”
Ia menjawab, “Kalian sering mengutuk dan lebih rendah derajat intelektualitas dan agama. Lelaki baik-baik bahkan kalian bawa ke jalan tidak benar.” Para wanita bertanya, “Hai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan rendah derajat intelektualitas dan agama ?”
Ia balik bertanya “Bukankah kesaksian DUA wanita sama dengan kesaksian SATU lelaki ? Mereka menjawab ya.
Rasulullah kemudian mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendahnya derajat wanita dalam intelektualitas. Bukankah benar bahwa wanita tidak dapat solat ataupun berpuasa kalau sedang datang bulan ?“
Mereka menjawab ya.
Rasulullah mengatakan “Itulah yang dimaksud dengan rendah derajat dalam intelektualitas dan agama.” 


Jadi menurut alasan Nabi Allah, perempuan rendah derajat dalam intelektualitas karena kesaksian dua wanita sederajat dengan kesaksian seseorang lelaki. Saking rendahnya derajat perempuan ini sampai mereka dilarang puasa atau solat kalau lagi datang bulan. Tidak jelas apa yang dimaksudkan Muhamad dengan rendah derajat dalam urusan agama. Mungkin bahwa wanita kurang berkembang secara spiritual. Alasan-alasan inilah–yang memang umum dikalangan Arab– diterapkan Muhamad dalam buku sucinya.
Tetapi lihatlah absurdnya alasan-alasan tersebut diatas. Apa atau siapa yang menentukan kesaksian wanita setengah dari kesaksian lelaki ? Sang Nabi atau tradisi waktu itu ? Bagaimanapun, aturan yang absurd ini bukan bukti kekurangan intelektualitas wanita. Nabi selalu menggunakan alat favoritnya: RASA TAKUT. Allahnya Muhamad bahkan tidak sungkan-sungkan mengirimkan wanita yang tidak patuh kepada suami ke neraka.

Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 161:
Narasi Abdulah bin Abbas:
Saya juga melihat Api Neraka dan belum pernah melihat hal yang lebih mengerikan. Saya melihat bahwa kebanyakan penduduk Neraka adalah wanita.” Orang kemudian bertanya “Wahai Rasulullah, mengapa demikian ?” Rasulullah menjawab “Karena mereka tidak tahu terima kasih.” Apakah mereka tidak berterima kasih kepada Allah ? Rasulullah menjawab “Mereka tidak berterima kasih kepada suami dan kepada tindakan baik suami … Jika lelaki bermurah hati kepada perempuan selama hidupnya dan wanita melihat sesuatu yang tidak memuaskan dalam lelaki, ia akan mengatakan “Saya belum pernah mendapatkan satupun hal baik darimu.” 


Namun tidak ada sepatah kata apapun tentang hukuman yang diterima suami kalau tidak memperlakukan isteri dengan baik. Malah, para suami DIANJURKAN untuk melecehkan isteri mereka lewat perkataan, secara emosi maupun fisik. Ya, inilah tepatnya apa yang dianjurkan Allah:

Surah 4.34:
Lelaki adalah penguasuh wanita karena Allah menciptakan yang satu lebih tinggi derajatnya dari yang lain dan juga karena mereka (kaum lelaki) menggunakan bagian dari harta mereka; wanita baik adalah mereka yang taat, menjaga aurat sebagaimana Allah menjaganya; dan kalau isteri tidak patuh, tegurlah mereka dan tinggalkan mereka sendirian dalam pelaminan dan PUKUL mereka; baru setelah mereka patuh jangan lagi menjauhkan mereka ….” 


Kalau ada diantara anda yang meragukan posisi perempuan dalam Islam, surah tersebut diatas menjelaskannya. Jelas-jelas dikatakan bahwa lelaki adalah pengasuh perempuan, mengambil alih kebebasan dan otonomi mereka, membuat mereka tergantung lelaki. Lelaki adalah boss rumah tangga karena ia pencari nafkah. Ini menunjukkan bahwa wanita tidak mampu atau tidak diperbolehkan bekerja. Wanita hanya pantas tinggal di rumah, beranak, jaga anak dan berterima kasih atas makanan yang didapat dari nafkah suami. Dengan lain kata, wanita tidak lebih dari BUDAK. Tetapi nabi tidak berhenti disini. Ia bahkan memerintahkan lelaki untuk melecehkan isteri mereka, secara fisik dan seksual, seperti binatang. Superioritas lelaki terhadap wanita ini jugadiratifikasi dalam Surah 2:228 yang mengatakan “lelaki adalah satu derajat diatas wanita.”

Versi Hadis lainnya sehubungan dengan derajad wanita:

Sahih Muslim, Buku 004, Nomor 1926
Jabir bin Abdullah melaporkan: Saya bersolat dnegan Rasulullah pada hari Id. … dan kepada sekelompok perempuan yang ditemuinya ia berceramah dan menegur mereka, dan meminta mereka agar memberikan zakat karena kebanyakan dari mereka adalah bahan bakar Neraka. Seorang wanita bertanya “Mengapa demikian Rasulullah ? Ia mengatakan kalian selalu mengomel dan menunjukkan ketidakpuasan terhadap suami. Dan lalu mereka memberikan zakat dengan menyerahkan perhiasan yang mereka kenakan …


Singkatnya, guna meningkatkan pengikut Rasulullah menggunakan taktik menakut-nakuti (scare tactics). Lihatlah bagaiman Allah membandingkan wanita dgn setan.

Sahih Bukhari, Volume 1, Buku 6, Nomor 301
Jabir melaporkan bahwa Muhamad saw melihat seorang wanita dan ia meminta isterinya Zainab yang sedang bekerja, agar mengijinkannya melakukan hubungan seksual dgn Zainab. Muhamad saw kemudian menemui rekan2nya dan mengatakan kepada mereka ; WANITA ITU DATANG DAN PERGI DALAM BENTUK SETAN. Jadi kalau kalian melihat wanita, pergilah kepada isteri kalian. Dengan cara itulah kalian bisa mengusir nafsu yang membakar dalam hati. 


ANDA PATUT BERTANYA : seorang nabi menyukai wanita lain dan melampiaskan nafsu seksualnya ini terhadap isterinya ? Bayangkan bagaimana perasaan seorang isteri kalau tahu bahwa ia hanya digunakan sebagai alat pemuasan nafsu suaminya terhadap wanita lain ?

Ada beberapa surah dalam Quran dan Hadis yang mengejutkan. Yang satu ini, menurut saya, yang paling dahsyat.

Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 54, Nomor 460
Narasi Abu Huraira:
Rasul Allah mengatakan, “Jika seorang suami memanggil isteri ke pelaminan (untuk senggama) dan wanita itu menolak dan mengakibatkan sang suami tidur selagi marah, para malaikat akan mengutuknya sampai keesokan hari.” 


Hadis tersebut diatas mengundang pertanyaan, apakah benar Allah tidak punya kesibukan lain selain mengurusi kenikmatan seksual rasul-rasulnya ? Tidak masuk akal Tuhan membiarkan malaikat-malaikatNya mengutuki wanita yang menolak memuaskan nafsu birahi suami. Hadis macam ini diulangi berkali-kali sehingga membuat saya bertanya jangan-jangan Allah itu memiliki nafsu birahi yang tidak terkontrol dan menikmati melihat pengikutnya bersenggama.

Sahih Muslim, Buku 008, Nomor 3367
“Abu Huraira melaporkan Rasulullah sebagai mengatakan: … jika seorang suami memanggil isteri ke pelaminan, dan isterinya tidak menanggapi, selama suaminya tidak senang dengan perempuan itu, IA yang di surga juga akan tidak senang.” 


D a n
Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62, Nomor 122
Narasi Abu Huraira:
Rasulullah mengatakan, “jika seorang wanita tidur tidak dipelaminan suami, maka para malaikat akan mengirimkannya kutukan kecuali ia kembali ke suaminya.


Mengapa seorang rasul suci begitu sibuk membahas urusan seksual ? Mungkinkah bahwa Rasulullah sudah mencapai usia lanjut ? Mungkin giginya mulai rontok dan nafasnya tidak sedap. Sementara isteri-isterinya berusia muda. Mereka menikmati status First Ladies di Arabia, tetapi enggan menemani Rasulullah di pelaminan. Mungkin kutukan malaikat dan ketidaksenangan Allah adalah cara Rasulullah memaksa isteri-isterinya untuk tidur dengannya.
Saya bukan perempuan tetapi sayapun tersinggung kalau hal tersebut diatas dipaksakan kepada saudara perempuan saya. Berikut ini adalah ayat yang paling merendahkan bagi wanita oleh Rasulullah:

Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 62, Nomor 33
Narasi Usama bin Zaid:
Rasulullah mengatakan “… saya telah meninggalkan lebih banyak sengsara (affliction) terhadap kaum wanita daripada kaum lelaki.”


Sahih Muslim, Buku 008, Nomor 3466
Abu Huraira melaporkan Rasulullah berkata: Perempuan seperti tulang rusuk. Jika kau mencoba meluruskannya, kau akan mematahkannya. Jika kau membiarkannya, kau akan tetap mendapat manfaatnya, tetapi ketidaklurusan akan tetap berada didalam (hati) nya. 


Hadis2 macam ini sering diulangi oleh narator2 lain.
Bagaimana Ummah bisa menghormati wanita jika sang rasul saja merendahkan mereka ? Kalau sang Rasul saja mengejek derajat agama, intelek dan hak perempuan, apa yang bisa diharapkan dari pengikutnya ?
Standar moralitas dan etis Rasulullah bisa dilihat dari contoh dan cerita kehidupannya. Simaklah:

Sahih Bukhari, Volume 4 Buku 55, Nomor 623
Narasi Abu Musa:
Rasulullah mengatakan, “Banyak diantara kalian lelaki mencapai tingkat sempurna, tetapi tidak satupun diantra wanita mencapai tingkat ini kecuali Aisha, isteri Faraoh dan Mariam, puteri Imran. Dan tidak diragukan, superioritas Aisha disbanding dengan wanita lain sesperti membandingkan Tharid dengan hidangan lain (membandingkan daging dengan roti). 


Nilai2 etik dan standad moral Rasulullah bisa disimak dari contoh kelakuan dan cerita tentang hidupnya. Seperti dibawah ini:

Sahih Bukhari, Volume 7, Buku 63, Nomor 182
Narasi Abu Said:
Kami pergi dengan Rasulullah ke sebuah taman bernama Ash-Shaut… Rasul mengatakan, “Duduklah disini,” dan pergilah Rasul kedalam taman tersebut. Seorang wanita dari Bani Jaun menetap di rumah milik Umakima bint An-Num’manm bin Sharahil … Ketika Rasul memasuki rumahnya, ia mengatakan padanya “Relakan dirimu padaku”. Wanita itu menjawab, “Apakah seorang puteri raja bisa memberikan dirinya kepada rakyat biasa ?” Rasul menyentuhnya guna menenangkannya. Wanita itu mengatakan “Saya mencari perlindungan Allah agar jauh darimu”. Rasul mengatakan, “Kamu sudah mendapatkan perlindungan dari Sang Maha Pelindung.”



Lalu Rasul datang kepada kami dan mengatakan “O Abu Usaid! Berikan padanya dua baju putih dan biarkan ia kembali kepada keluarganya.”
Apakah sang Rasul tidak puas dengan wanita yang sudah ia miliki ? Apakah ia harus menggenjot setiap wanita yang ditemuinya ? Kalau ini kelakuan Idi Amin atau milyoner bejat, masih bisa mengerti. Tapi ini NABI ! Utusan Yang Maha Kuasa ! Muhamad ini begitu dirasuki nafsu birahi sampai menuntut wanita harus meng”hadiah”kan diri baginya… Kalau kemauannya ditolak ia membalas dengan kekerasan … tapi kalau ia sadar akan tindakan cabulnya itu dan merasa bersalah, sang Rasul tidak malu-malu memberi sogokan kepada korban. Inikah tabiat orang yang bermental stabil ?
Rasulullah tidak menghormati wanita. Baginya, wanita melambangkan segala sesuatu yang ia benci. Ia menganggap wanita sebagai pembawa sengsara. Kalau ia bermimpi tentang wanita berkulit hitam, ia menginterpretasikannya sebagai tanda datangnya epidemi (penyakit).

Sahih Bukhari, Volume 9, Buku 87, Nomor 163
Narasi ayah Salim:
Rasulullah mengatakan, “Saya melihat dalam mimpi seorang wanita berkulit hitam dengan rambut tidak tersisir keluar dari Medina dan bersinggah di Mahai’a. Saya mengartikannya sebagai ditularkannya epidemi Medina kepada Mahai’a, yaitu Al-Juhfa.” 


Bahkan dalam hal2 religius, Rasulullah menekankan tingkat rendah wanita:
Sahih Bukhari 1.778
Narasi Sahl bin Sa’d:
Mereka yang solat dengan Rasulullah mengikat Izar dileher mereka … dan setelah sujud para wanita diperintahan agar tidak mengangkat kepala sebelum para lelaki kembali pada posisi tegak. 


Berikut ini menetapkan ketergantungan abadi wanita.
Sahih Bukhari 2.194
Narasi Abu Huraira:
Rasulullah mengatakan, “Tidak diijinkan bagi wanita yang percaya Allah dan Hari Kiamat untuk mengadakan perjalanan selama satu hari dan satu malam, kecuali dengan sesama Mukhrim.” 



Marilah kita mengakhiri tulisan tentang status wanita dalam Islam ini dengan kata2 Rasulullah dalam berbagai Hadis:
  • Menemukan wanita baik-baik sama dengan menemukan burung gagak putih diantara seratus burung lainnya.
  • Perkawinan adalah macam perbudakan bagi wanita.
  • Wanita harus sujud kepada suami.
  • Pun jika sang isteri menjilati nanah dari seluruh tubuh suaminya, ia tetap tidak akan sanggup melunasi hutangnya kepada suaminya.

Faithfreedom Indonesia

1 komentar:

  1. Mustahil Kristen bisa menjawab
    pertanyaan setingkat SLTP ini?
    1. Mana pengakuan yesus dalam
    Bibel bahwa dirinya tuhan, dan
    perintah untuk menyembah
    dirinya ?
    2. Mana keterangan dalam Bibel
    tentang Tanggal Lahir yesus dan
    perintah merayakan natal pada
    tanggal 25 Desember ??
    3. Mana perintah yesus untuk
    beribadah hari minggu ?
    4. Kenapa kristen meghallalkan
    berzinah ? apa dasarnya ?
    pemain bokep amerika 100%
    kristen dan tidak dilarang oleh
    agama kristen !
    5. Siapa orang yang pertama kali
    melukis wajah tuhan / yesus ?
    sertakan dalil yang kuat
    6. Apa agama yang di anut yesus
    ketika masih hidup ? kristen atau
    katolik ? sertakan dalil
    7. Mana dalil dalam
    bibel ,''asalkan percaya kepada
    yesus pasti masuk surga'' ? ada
    kata PASTI !!!
    8. Kenapa jumlah ayat bibel
    berbeda-beda, bibel indonesia
    berbeda dengan bibel amerika,
    dan negara lainnya. dan
    perbedaanya sangat jauh !
    9. Sebutkan siapa yang hafal
    bibel di luar kepala, walau 1
    surah saja !
    10. Kenapa agama kristen
    menghalalkan minuman keras ?
    apa dasarnya ?
    11. Kenapa agama kristen selalu
    mengamandemen kitab sucinya
    ''bibel'' ?
    12. Kenapa agama kristen
    meghallalkan makan
    anjing,babi,dan hewan najis
    lainnya ? apa dasarnya ?
    13. Jika yesus benar tuhan, tentu
    sangat diabadikan makam
    aslinya, dimana makam asli
    yesus, sebutkan alasan tentang
    kebenarannya !
    14. Kenapa yesus
    sembahyanag ? siapa yang ia
    sembah ?
    15. Kenapa yesus di baptis ?
    kenapa tuhan di baptis oleh
    manusia ?
    16. Mana dalil bahwa yesus yang
    menciptakan alam semesta
    beserta isinya ?
    17. Mana dalil tentang tuntunan
    sembahyang dengan bernyanyi ?
    18. Jika benar yesus tuhan.
    Kenapa tuhan rela mati demi
    makhluk ciptaanya sendiri ?
    dimaa derajatnya sebagai tuhan ?

    BalasHapus